Anda di halaman 1dari 20

POWER QUALITY Power quality atau kualitas daya listrik adalah tingkat kualitas dari jaringan listrik dan

tingkat efisiensi dari penggunaan energi.

Power Quality memiliki 3 komponen utama, antara lain:

Kontinyuitas, Tingkat dari sejauh mana pengguna listrik dapat menerima listrik sepanjang waktu. (bebas dari gangguan)

Level Tegangan, bagaimana sebuah tegangan sistem dapat dijaga dalam tingkat yang diinginkan.

Efficiency, pengoptimalisasian dari konsumsi energi.

I.

Batasan-Batasan mengenai power quality 1. Frekuensi Frekuensi standar dari sumber listrik adalah 50 1% Hz. IEC 60196 (6/17/2009) 2. Tegangan Tegangan standar untuk kelistrikan AC 220 V adalah 220 V (+5% / -10%) IEC 60038-25 (1983-01) + Amd (1994-09) + Amd 2 (1997-0) 3. Power Faktor Batasan power faktor sebesar 85% Keppres 104 2003 TDL 2004 4. Ketidakseimbangan Dalam system 3 fasa, ketidakseimbangan diukur dari komponen tegangan atau arus urutan negative (pada system PLN komponen tegangan urutan negative dibatasi maksimum 2% dari komponen urutan positif). 5. Harmonisa Sistem tegangan nominal 20 kV dan di bawahnya (TR=220 V), THD maksimum 5%. Sistem 66 kV ke atas, THD maksimum 3%

II. Masalah-Masalah yang berkaitan dengan Power Quality 1. Transient 2. Voltage Fluctuation a. Short-duration variation b. Long-duration variation 3. Unbalance Voltage 4. Waveform distortion 5. Power Frequency variation 6. Distorsi Harmonisa

1.

Transient Merupakan perubahan sesaat yang tidak diinginkan dari suplai tegangan atau arus beban. Transien dapat muncul dalam dua kondisi yakni :
1. 2.

Diferensial mode : antara live konduktor : phasa- phasa,phasa-netral Common mode : antara live konduktor dengan earth.

Penyebab terjadinya transient : 1. Impulsive transient merupakan gejala transien yang disebabkan oleh petir. 2. Oscillatory Transient 3. Merupakan gejala transient yang disebabkan oleh perubahan yang terjadi secara tiba-tiba dari tegangan, arus atau keduanya dalam keadaan steady state dengan polaritas positif dan negatif.

Penanggulangan Tegangan transien dapat dialamatkan pada alat TVSS (Transient Voltage Surge Suppressor) dan melalui penambahan filter untuk aplikasi khusus

2.

Voltage Fluctuation Fluktuasi tegangan merupakan rentang perubahan teganga maksimum dan minimum. Akibat jika tegangan yang disuplai ke peralatan melebihi tegangan nominal, maka akan timbul arus yang melebihi nominalnya. Sehingga memperburuk operasi peralatan dan memperpendek life time peralatan. Jika tegangan yang disuplai ke peralatan kurang dari tegangan nominal, maka menyebabkan operasi peralatan yang buruk dan dapat menyebabkan peralatan tidak dapat beroperasi. (toleransi tegangan lebih pada sisi beban-beban listrik adalah 10%)

Penyebab
Ketidakmampuan sistem sumber untuk menangani beban-beban motor yang menggunakan belitan dan induksi elektromagnetis. Jika motor menarik beban, Beban akan bersifat induktif dan butuh supplai VAR dari PLN, namun jika tak terpenuhi maka tegangan akan drop kemudian tegangan akan naik lagi ketika beban motor berkurang atau lepas.

a.

Short-duration variation Variasi yang terjadi meliputi 3 macam : a. Interruption, ( V< 0,1 pu ) b. Sag ( Dip), ( V= 0,1 s/d 0,9 pu ) c. Swell, ( V=1,1 s/d [1,8;1,4;1,2] pu )

Berdasarkan lamanya kejadian dibagi : a. Instantaneus, (0,01 second s/d 0,6 second) b. Momentary, (0,6 second s/d 3 second) c. Temporary, (3 second s/d 1 min)

1.

Interruption (interupsi) Interupsi terjadi ketika tegangan pasokan atau mengarah menurun saat ini menjadi kurang dari 0,1 Pu untuk jangka waktu tidak melebihi satu menit. Interupsi diukur dengan durasi besar tegangan kurang dari 10% dari nominal. Durasi gangguan akibat kesalahan pada system ditentukan oleh waktu pengoperasian pelindung perangkat

Penyebab Interupsi ditimbulkan dari kesalahan sistem tenaga, kegagalan

peralatan, dan malfungsi kontrol, sambaran petir, putusnya sekring panel utama, dll.

2. Sag Merupakan penurunan tegangan menjadi 0,1 sampai dengan 0,9 Pu dalam tegangan rms atau arus pada frekuensi daya dari 0,5 siklus untuk beberapa saat.

Penyebab Diakibatkan oleh penyalaan beban-beban yang memerlukan supply arus dalam kuantitas yang besar. Selain switching beban-beban besar, adanya petir yang dihubungsikatkan dengan arrester dapat pula menyebabkan penurunan tegangan.

3. Swell Peningkatan tegangan rms antara 1,1 sampai dengan 1,8 Pu atau arus pada frekuensi daya untuk jangka waktu dari 0,5 siklus untuk beberapa saat.

Penyebab Salah satu penyebab voltage swell adalah dimatikannya bebanbeban berat.

b. Long-duration variation Variasi ini meliputi: a. Interruption, sustained, ( > 1 min; 0,0 pu ) b. Under voltage ( > 1 min; 0,8 s/d 0,9 pu ) c. Over voltage ( > 1 min; 1,1 s/d 1,2 pu )

a. Sustained Interruption Akibat panjang dari interruption pertama.

b. Under voltage ( > 1 min; 0,8 s/d 0,9 pu ) Merupakan penurunan tegangan rms kurang dari 90% pada frekuensi daya. Istilah yang sering dipakai adalah brownout. Hal ini dapat menyebabkan peralatan listrik atau elektronik menjadi rusak.

Penyebab Beban listrik yang berlebihan sehingga pasokan listrik berkurang atau adanya beban pada saat beban puncak misal malam hari.

c. Over voltage ( > 1 min; 1,1 s/d 1,2 pu ) Merupakan peningkatan teganggan rms lebih besar dari 110% pada frekuensi daya untuk selama lebih dari satu menit. Hal ini dapat menyebabkan komputer atau peralatan elektronik menjadi panas dan cepat rusak.

Penyebab Akibat dari pelepasan beban yang terpasang dari suatu system tenaga yang overload, dan adanya brownouts (reduksi tegangan), atau bisa disebabkan oleh pengukuran yang tidak layak (dari regulator dan kapasitor).

3.

Unbalance Voltage Ketidakseimbangan tegangan terjadi apabila tegangan tiap fasa mempunyai besar dan sudut yang tidak standar, sehingga teganga antar fasa mempunyai besar dan sudut tegangan yang tidak sama. Ketidakseimbanagan tegangan akan menyebabkan timbulnya peningkatan temperature, konsumsi kWh dan penurunan kemampuan operasi.

4.

Waveform distortion Merupakan penyimpangan kondisi normal dari gelombang sinus ideal.

Macam bentuk waveform distortion : a. Harmonisa Merupakan tegangan atau arus sinusoidal yang mempunyai frekuensi berlipat dari frekuensi sistem yang telah ditentukan sebelumnya. (standar frekuensi di Indonesia 50 Hz).

b. DC Offset Merupakan kehadiran tegangan dc atau arus dc dalam system tenaga listrik ac.

Penyebab Terjadi sebagai akibat dari gangguan geomagnetic atau efek dari penyearah setengan gelombang.

c. Inter harmonic Tegangan atau arus yang mempunyai frekuensi berlipat bukan dari frekuensi system sumber. Muncul sebagai frekuensu diskrit. Penyebab Sumber utama dari distorsi gelombang frekuensi interharmonic adalah konverter statis, cycloconverters, motor induksi dan perangkat arcing.

d. Noise Gelombang listrik terganggu sehingga bentuk gelombangnya tidak bersih tetapi seperti berambut. Gangguan ini dapat menyebabkan error pada harddisk ,dan kerusakan pada hardware komputer. Penyebab Karena gangguan frekuensi radio, petir, Neutral-Grounding pada instalasi listrik jelek, atau bisa juga sisebabkan oleh peralatan listrik atau elektronik yang menghasilkan frekuensi yang tinggi Penanggulangan Masalah noise dapat dihindari dengan meninjau wiring dan menggunakan penghantar kelistrikan. yang direkomendasikan oleh standar

e. Notching Merupakan gangguan tegangan secara periodic yang disabkan oleh operasi dari perangakat daya elektronik (converter 3 fasa).

5.

Power Frequency variation Variasi frekuensi atau yang disebut dengan ketidakstabilan frekuensi merupakan penyimpangan frekuensi system tenaga dari nilai frekuensi nominalnya.

Penyebab Efek dari harmonisa. Frekuensi gelombang sinus murni yang seharusnya menghasilkan frekuensi 50 Hz karena efek harmonisa dapat berubah-ubah menjadi lebih rendah maupun lebih tinggi

6.

Distorsi Harmonisa Harmonisa adalah gejala yang timbul akibat dioperasikannya beban listrik dalam keadaan non linear dimana terbentuk gelombang pada frekuensifrekuensi tinggi yang merupakan kelipatan dari frekuensi normalnya. Yang dapat mengganggu system jaringan listrik sehingga bentuk gelombang tegangan dan arus bukan gelombang sinus ideal melainkan menjadi cacat akibat distorsi harmonisa. a. Harmonisa tegangan Harmonisa tegangan merupakan gelombang distorsi yang merusak bentuk gelombang sinusoidal tegangan, sehingga bentuk gelombang tegangan menjadi buruk (tidak sinusoidal murni). Harmonisa tegangan dapat menyebabkan terjadinya pemanasan dan kualitas operasi yang buruk pada kinerja peralatan.harmonisa tegangan dipengaruhioleh harmonisa arus yang dihasilkan oleh beban/peralatan listrik.

b. Harmonisa arus Harmonisa arus merupakan gelombang distorsi yang merusak bentuk gelombang sinusoidal arus, sehingga bentuk gelombang arus menjadi tidak sinusoidal murni. Penyebab utama timbulnya harmonisa adalah peralatan yang bersifat non-linear, seperti computer, peralatan elektronik, robotics (system kontrol), ballast lampu elektronik, variable speed drives, frequency inverters, UPS (Uninterruptable Power Supply), DC drives, battery charges. Harmonisa arus ini akan menyebabkan kerugian pada operasi peralatan seperti overheating, operasi peralatan yang tidak reliable, netral overloading, penurunan lifetime peralatan dan peningkatan konsumsi kWh (Arus).

Penyebab Sumber-sumber harmonisa yang utama : a. Penyearah Ada tiga jenis penyearah : 1. Penyearah tak terkendali (dengan diode) 2. Penyearah terkendali (dengan thyristor) 3. Penyearah PWM (dengan transistor) Penyearah pertama dan kedua menyebabkan harmonisa dalam jumlah besar. Penyearah dengan thyristor selain menghasilkan harmonisa juga memiliki faktor daya yang rendah. Penyearah pertama, khususnya dari jenis satu fasa adalah penyumbang harmonisa terbesar dari sektor perumahan dan perkantoran. Semua peralatan elektronik, yang meliputi televisi, sistem AV, printer, scanner, UPS dan battery charger, komputer, monitor, oven microwave, lampu fluorescent dengan ballast elektronik, dll menggunakan penyearah jenis ini pada seksi front-end-nya. b. Lampu Hemat Energi (LHE) LHE adalah lampu fluorescent yang dioperasikan pada frekuensi tinggi (~10-200kHz). Frekuensi tinggi ini didapat dari inverter kecil dalam ballast elektronik. Inverter ini disuplai dari suatu penyearah yang tidak lain adalah penyearah dari jenis pertama sebagaimana telah disinggung di atas. Pada tabel 1 diperlihatkan kandungan harmonisa LHE komersial yang ada di pasaran (Newton, PL, 20W).

Kandungan harmonisa arus lampu PL Newton Irms (A) 0,13 I1 (A) 0,08 I3 (A) 0,06 I5 (A) 0,03 I7 (A) 0,02

Kandungan harmonisa yang diperlihatkan (orde 3, 5 dan 7) relatif sangat besar. Kandungan harmonisa tersebut memberikan kontribusi yang besar terhadap arus efektif (rms).

Metode perhitungan yang dipakai untuk mengetahui kandungan harmonisa: 1. Crest factor Suatu pengukuran nilai puncak dari gelombang dibandingkan dengan nilai RMS

Gelombang sinus sempurna untuk arus dan tegangan mempunyai CF

2. Faktor harmonisa / persentase Total Harmonic Distortion (% THD) Individual Harmonic Distortion (IHD) adalah rasio antara nilai RMS dari harmonisa individual dan nilai RMS dari fundamental. Sedangkan Total Harmonic Distortion (THD) adalah rasio antara nilai RMS dari komponen harmonisa dan nilai RMS dari fundamental.

THD Tegangan

THD Arus

Vh ; Ih = komponen harmonisa V1 ; I1 = komponen fundamental

3. K-Factor K-factor=1 mengidentifikasikan suatu beban linier.

Dampak yang umum dari gangguan harmonisa : 1. Pada transformator berupa susut listrik bertambah, daya mampu menurun dan umur ekonomis menurun. 2. Pada motor listrik berupa pemanasan berlebih, adanya tambahan stress termal, terjadi pulsasi pada putaran dan umur ekonomis menurun. 3. Pada Capacitor Bank berupa terjadinya resonansi (seri dan paralel)

harmonisa dengan Capacitor Bank sehingga dapat menyebabkan beban lebih dan gagal bekerja, distorsi tegangan menambah rugi dielektrik, menambah stress termal pada isolasi dan mengurangi umur ekonomis. 4. Pada penghantar jaringan berupa susut listrik bertambah, kenaikan jatuh tegangan, stress dielektrik meningkat dan mengurangi umur ekonomis. 5. Pada alat ukur berupa terjadinya kesalahan pengukuran pada kWH meter Elektromekanis. 6. Pada sistem tenaga berupa arus netral naik (harmonisa orde kelipatan ke 3), tegangan sentuh peralatan bertambah sehingga membahayakan bagi operator.

Antisipasi Harmonisa : 1. Identifikasi jenis beban Dengan mengetahui peralatan (jenis beban) yang dipakai oleh konsumen, maka dapat diperkirakan masalah harmonisa ada di instalasi konsumen. 2. Pemeriksaan transformator Untuk transformator yang memasok beban non linier apakah ada kenaikan temperaturnya tidak normal. Apabila arus netralnya lebih besar maka dapat diperkirakan adanya harmonisa dan kemungkinan turunnya kinerja transformator. 3. Pemeriksaan tegangan netral-tanah Dengan melakukan pengukuran tegangan netral-tanah pada keadaan berbeban, dapat diketahui terjadinya arus lebih pada kawat netral (untuk system bintang 4 kawat). Apabila tegangan yang terukur

lebih besar dari 2 volt, maka terdapat indikasi adanya masalah harmonisa pada beban inti.

Langkah-langkah mengatasi harmonisa 1. Memperbesar kawat netral Apabila muncul masalah harmonisa, maka akan membutuhkan kawat netral yang berukuran lebih besar dari ukuran standarnya. Hal ini akan akan mengurangi kenaikan temperature sehingga overheating akibat harmonisa dapat dihindari. 2. Menurunkan kemampuan transformator Salah satu cara mengatasi harmonisa pada transformator adalah mengurangi pembebanannya (derating transformer). Dapat dilakukan dengan metode yang memanfaatkan data hasil pengukuran yaitu dengan Faktor derating dari transformator (Transformer Hrmonic Derating Factor atau THDF)

3. Memasang kapasitor untuk jaringan yang berhamonisa 4. Memasang filter harmonik

Daftar Pustaka

http://jasalistrik.wordpress.com/2010/09/24/power-quality-bagian-i/ http://dunia-listrik.blogspot.com/2010/03/kualitas-daya-listrik-power-quality.html http://problemlistrik.blogspot.com/ http://www.tridinamika.co.id http://lanoswww.epfl.ch/studinfo/courses/cours_supra/smes/PQgloss.htm

POWER QUALITY

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Rangkaian Listrik Yang dibimbing oleh Bapak Ir Budi Eko Prasetyo, M.MT

Disusun Oleh :
Nama Kelas NIM : IZAAT AULIA : D3 / 1A : 1031120096

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK POLITEKNIK NEGERI MALANG MALANG 2011

Anda mungkin juga menyukai