Anda di halaman 1dari 15

Nilai Pengkaderan 1.

Spritualitas yaitu setiap jenjang pengkaderan senantiasa mengikutsertakan penguatan aspek ketuhanan sehingga akan tercipta kader yang memiliki kualitas keagamaan yang baik. 2. Humanitas yaitu kader dapat menyadari dan memahami etika pergaulan dan menjunjung tinggi nilai moral yang ada dalam lingkungannya. 3. Intelektualitas yaitu aspek dalam pembentukan mental kader yang mampu bersikap kritis, rasional, logis dan objektif dalam menyikapi fenomena yang terjadi pada lingkungan sekitarnya. 4. Kepemimpinan, terdiri dari beberapa unsur : a) Tanggung jawab, kader dalam menjalankan aktivitas kesehariannya dilandasi rasa penuh tanggung jawab akan hak dan kewajibannya. b) Loyalitas, kader memiliki rasa pengabdian yang tinggi dan rasa kepemilikan terhadap lembaga kemahasiswaan. c) Profesionalisme, kader memiliki jiwa profesional serta dapat mengembangkan sikap profesional baik kegiatan-kegiatan organisasi maupun dalam kehidupan sehari-hari, d) Integritas, kader mampu mengaktualisasikan dan menyelaraskan antara pemikirannya dengan sikap kesehariannya. e) Kemandirian, kader dapat mengembangkan sikap yang mandiri, tidak tergantung pada pihak tertentu, sehingga tetap terjaga idealisme dan independensinya. f) Kemahasiswaan, kader dapat memahami identitas dan nilai-nilai kemahasiswaan secara integral dan holistik. Sadar akan tanggung jawab, peran dan fungsi, serta hak dan kewajibannya sebagai mahasiswa. g) Kelembagaan, pengkaderan memberikan pemahaman mengenai urgensi lembaga kemahasiswaan pada umumnya dan KEMA FK-Unhas pada khususnya.

Materi II Identitas Mahasiswa *maaf ini langusng copas , soalnya sy juga bingung kontennya Mahasiswa memang menjadi komunitas yang unik, dimana dalam catatan sejarah perubahan selalu menjadi garda terdepan dan motor penggerak perubahan. Keinginan yang kuat dalam menyongsong masa depan dan keterbukaannya melihat beragam sisi kehidupan, mendorong mahasiswa bangkit dari tiap keterpurukan. Dengan kombinasi luar biasa yang dimilikinya, mahasiswa mampu tampil di depan memegang kendali sebuah peradaban. Berbagai perubahan besar dalam persimpangan sejarah negeri ini, senantiasa menempatkan mahasiswa dalam posisi terdepan. Misalnya, sebagai generator penggerak demokrasi, bahkan gerakan yang dibangun mahasiswa disebut sebagai pilar demokrasi yang kelima. Namun hanya sedikit rakyat Indonesia yang dapat merasakan dan punya kesempatan untuk memperoleh pendidikan hingga ke jenjang ini karena sistem perekonomian di Indonesia yang kapitalis serta biaya pendidikan yang begitu mahal sehingga kemiskinan menjadi bagian hidup rakyat. Dan pada akhirnya kesejahteraan dan pemerataan pendidikan menjadi hal klasik yang jarang dan mungkin mustahil untuk terjadi dalam hegemoni kekuasaan negeri saat ini. Tak elak, mahasiswa kadang menjadi kaum elitis yang melupakan esensi sebuah identitas yang disandangnya. Identitas yang seharusnya menjadikan mahasiswa berpikir kritis dalam setiap tindakan, serta tidak hanya disibukkan dengan hedonisme semu yang mengantarkannya ke jurang kapitalis baru. Oleh sebab itu seharusnya mahasiswa mampu dan cerdas dalam mengkritisi segala aspek yang ada disekitarnya. Sebagai agent of change, mahasiswa seharusnya menjadi motor keberpihakan sesungguhnya kepada kaum tertindas. Bukan malah menambah jumlah penindas di dunia ini. Ada peran-peran yang harus dilakukan sebagai konsekuensi logis dan konsekuensi otomatis dari identitas mahasiswa itu sendiri, diantaranya yang pertama peran moral mahasiswa dalam kehidupannya sebagai kaum intelektual muda. Jika hari ini aktifitas mahasiswa berorientasi pada hedonisme (hura-hura) maka berarti telah menyimpang. Jika

hari ini mahasiswa lebih suka mengisi waktu dengan agenda-agenda personal seperti pacaran, nongkrong di Mal tanpa ingin tahu tentang keadaan sosialnya, jika pada hari ini mahasiswa lebih mementingkan individu dengan segala kepentingannya tanpa memperhatikan sekelilingnya (realitas objektif) maka mahasiswa semacam ini adalah potret generasi yang hilang yaitu generasi yang terlena dan lupa akan tanggung jawabnya sebagai seorang mahasiswa. Yang kedua peran sosial, dimana mahasiswa dalam hal ini harus menumbuhkan jiwajiwa sosial yang dalam (solidaritas sosial). Solidaritas yang tidak dibatasi oleh sekat-sekat kelompok, namun solidaritas sosial yang universal secara menyeluruh serta dapat melepaskan keangkuhan. Dalam peran ini hakekatnya mahasiswa tidak membiarkan begitu saja penindasan yang terjadi disekelilingnya, penindasan yang dilakukan kaum pemangku puncak kuasa untuk meruntuhkan eksistensi kaum marginal yang sampai-sampai rela mengembik untuk mempertahankan eksistensi diri. Yang ketiga peran politik, mahasiswa hakekatnya mampu menciptakan

kesinambungan politik yang dinamis dan berdasar pada keadaan objektif (rakyat) dalam menjalankan kehidupannya sebagai bagian dari rakyat. Pasca reformasi tahun 1998, peran politik mahasiswa sebagai kaum terpelajar dinamis yang penuh kreatifitas seakan bergejolak kembali saat sebelumnya terbelenggu oleh pemerintahan yang otoriter dimana membatasi ruang gerak demokrasi. Dalam peran ini kadang mahasiswa dibutakan oleh hal-hal duniawi (uang) ataupun suatu ideologi sempit yang dapat membutakan mata sehingga bertindak secara subjektif dalam menjalankan segala kepentingannya. Ketiga peran ini seharusnya sinergis berpadu dengan peran akademik mahasiswa sebagai bagian dari ruang pembelajaran kaum intelektual muda. Dimana kadang realitas sekarang menjadi dilema, dalam artian banyak mahasiswa yang hobinya kuliah namun tak mau tahu tentang segala hal berkenaan dengan kehidupan sosial politiknya, sehingga banyak anggapan berilmu untuk dirinya sendiri (Percuma!!).

Materi III Peran dan Fungsi Mahasiswa Mahasiswa Sebagai Iron Stock Mahasiswa dapat menjadi Iron Stock, yaitu mahasiswa diharapkan menjadi manusiamanusia tangguh yang memiliki kemampuan dan akhlak mulia yang nantinya dapat menggantikan generasi-generasi sebelumnya. Intinya mahasiswa itu merupakan aset, cadangan, harapan bangsa untuk masa depan. Tak dapat dipungkiri bahwa seluruh organisasi yang ada akan bersifat mengalir, yaitu ditandai dengan pergantian kekuasaan dari golongan tua ke golongan muda, oleh karena itu kaderisasi harus dilakukan terusmenerus. Dunia kampus dan kemahasiswaannya merupakan momentum kaderisasi yang sangat sayang bila tidak dimanfaatkan bagi mereka yang memiliki kesempatan. Lalu kok Iron Stock bukan Gold Stock ? Mungkin seperti sifat besi , kalau gak pernah dipake pasti akan berkarat tapi jika ditempa akan semakin baik. Mahasiswa Sebagai Guardian of Value Mahasiswa sebagai Guardian of Value berarti mahasiswa berperan sebagai penjaga nilai-nilai di masyarakat. Lalu sekarang pertanyaannya adalah, Nilai seperti apa yang harus dijaga ??. Sedikit sudah jelas, bahwa nilai yang harus dijaga adalah sesuatu yang bersifat benar mutlak, dan tidak ada keraguan lagi di dalamnya. Nilai itu jelaslah bukan hasil dari pragmatisme, nilai itu haruslah bersumber dari suatu dzat yang Maha Benar dan Maha Mengetahui. Selain nilai yang di atas, masih ada satu nilai lagi yang memenuhi kriteria sebagai nilai yang wajib dijaga oleh mahasiswa, nilai tersebut adalah nilai-nilai dari kebenaran ilmiah. Walaupun memang kebenaran ilmiah tersebut merupakan representasi dari kebesaran dan keeksisan Allah, sebagai dzat yang Maha Mengetahui. Kita sebagai mahasiswa harus mampu mencari berbagai kebenaran berlandaskan watak ilmiah yang bersumber dari ilmu-ilmu yang kita dapatkan dan selanjutnya harus kita terapkan dan jaga di masyarakat. Mahasiswa Sebagai Agent of Change Mahasiswa sebagai Agent of Change,,, hmm.. Artinya adalah mahasiswa sebagai agen dari suatu perubahan. Lalu kini masalah kembali muncul, Kenapa harus ada perubahan ???. Untuk menjawab pertanyaan itu mari kita pandang kondisi bangsa saat ini. Menurut saya kondisi bangsa saat ini jauh sekali dari kondisi ideal, dimana banyak sekali penyakitpenyakit masyarakat yang menghinggapi hati bangsa ini, mulai dari pejabat-pejabat atas hingga bawah, dan tentunya tertular pula kepada banyak rakyatnya. Sudah seharusnyalah kita melakukan terhadap hal ini. Lalu alasan selanjutnya mengapa kita harus melakukan perubahan adalah karena perubahan itu sendiri merupakan harga mutlak dan pasti akan terjadi walaupun kita diam. Bila kita diam secara tidak sadar kita telah berkontribusi dalam melakukan perubahan, namun tentunya perubahan yang terjadi akan berbeda dengan ideologi yang kita anut dan kita anggap benar. Perubahan merupakan sebuah perintah yang diberikan oleh Allah swt. Berdasarkan Quran surat Ar-Rad : 11, dimana dijelaskan bahwa suatu kaum harus mau berubah bila mereka menginginkan sesuatu keadaan yang lebih baik.

Materi IV Sejarah Pergerakan Mahasiswa 1908 Boedi Oetomo, merupakan wadah perjuangan yang pertama kali memiliki struktur pengorganisasian modern. Didirikan di Jakarta, 20 Mei 1908 oleh pemuda-pelajar-mahasiswa dari lembaga pendidikan STOVIA . Selain budi Utomo muncul pula organisasi lainnya yang menambah jumlah haluan dan cita-cita bangsa Indonesia saat itu seperti Perhimunan Indonesia , Indische Partij , Serikat Islam , Muhammadiyah 1928 Dari kebangkitan kaum terpelajar, mahasiswa, intelektual, dan aktivis pemuda itulah, munculnya generasi baru pemuda Indonesia yang memunculkan Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Isi Sumpah Pemuda sesuai EYD :
Pertama , Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia. Kedua , Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia. Ketiga , Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

1945 Saat Jepang di bom oleh amerika , Salah satu golongan pemuda mendengarkan kabar tersebut melalu radio . Dan akhirnya terjadi kasus gerakan kelompok bawah tanah yang antara lain dipimpin oleh Chairul Saleh dan Soekarni saat itu, yang terpaksa menculik dan mendesak Soekarno dan Hatta agar secepatnya memproklamirkan kemerdekaan, peristiwa ini dikenal kemudian dengan peristiwa Rengasdengklok ( 16 Agustus 1945 ). Dan Akhirnya Indonesia menproklamirkan kemerdekaanya pada pukul 10 Tgl 17 Agustus 1945. 1966 Pada tahun 1965 dan 1966, pemuda dan mahasiswa Indonesia banyak terlibat dalam perjuangan yang ikut mendirikan Orde Baru di mana tahun tersebut adalah akhir dari Orde Lama Soekarno . Gerakan ini dikenal dengan istilah Angkatan '66, yang menjadi awal kebangkitan gerakan mahasiswa secara nasional, sementara sebelumnya gerakan-gerakan mahasiswa masih bersifat kedaerahan. 1974 Realitas berbeda yang dihadapi antara gerakan mahasiswa 1966 dan 1974, adalah bahwa jika generasi 1966 memiliki hubungan yang erat dengan kekuatan militer, untuk generasi 1974 yang dialami adalah konfrontasi dengan militer. Salah satu peristiwa besar tahun itu adalah demonstrasi memprotes PM Jepang Kakuei Tanaka yang datang ke Indonesia dan peristiwa Malari pada 15 Januari 1974 yang melibatkan Hariman Siregar , Mahasiswa Kedokteran UI 1977-1978 Setelah peristiwa Malari, hingga tahun 1975 dan 1976, berita tentang aksi protes mahasiswa nyaris sepi. Mahasiswa disibukkan dengan berbagai kegiatan kampus disamping kuliah sebagain kegiatan rutin, dihiasi dengan aktivitas kerja sosial, Kuliah Kerja Nyata (KKN), Dies Natalis, acara penerimaan mahasiswa baru, dan wisuda sarjana. Meskipun disana-sini aksi protes kecil tetap ada. Era NKK/BKK Setelah gerakan mahasiswa 1978, praktis tidak ada gerakan besar yang dilakukan mahasiswa selama beberapa tahun akibat diberlakukannya konsep Normalisasi Kehidupan Kampus/Badan Koordinasi Kemahasiswaan (NKK/BKK) oleh pemerintah secara paksa.

1990 Memasuki awal tahun 1990-an, di bawah Mendikbud Fuad Hasan kebijakan NKK/BKK dicabut dan sebagai gantinya keluar Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan (PUOK). Melalui PUOK ini ditetapkan bahwa organisasi kemahasiswaan intra kampus yang diakui adalah Senat Mahasiswa Perguruan Tinggi (SMPT), yang didalamnya terdiri dari Senat Mahasiswa Fakultas (SMF) dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). 1998 Gerakan 1998 menuntut reformasi dan dihapuskannya "KKN" (korupsi, kolusi dan nepotisme) pada 1997-1998, lewat pendudukan gedung DPR/MPR oleh ribuan mahasiswa, akhirnya memaksa Presiden Soeharto melepaskan jabatannya. Berbagai tindakan represif yang menewaskan aktivis mahasiswa dilakukan pemerintah untuk meredam gerakan ini di antaranya: Peristiwa Cimanggis,Peristiwa Gejayan, Tragedi Trisakti, Tragedi Semanggi I dan II , Tragedi Lampung. Gerakan ini terus berlanjut hingga pemilu 1999.

Reformasi Bisa tafsirkan sendiri kejadian sekarang ^^

Materi V Urgensi Berlembaga Materi ini sendiri sebenarnya terganutng pengalaman pribadi. Menurut beberapa refernsi sendiri , ada beberapa hal yang menyebabkan kita harus berlembaga yakni : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Menambah Pengalaman Melatih diri dalam memecahakan suatu masalah Melatih diri mengatur waktu Sebagai ajang sosialisasi Mempertajam sifat kepemimpinan dll (Hal yg bisa meningkatkan kualitas diri)

Materi VI Kepribadian Individu (kyknya yang ini materinya) Selama ini kita mengenal orang dari kepribadian mereka. Ada orang yang mudah bersahabat, pendiam, keras, pemarah, pendendam, penyabar, santai, perfeksionis (menuntuk kesempurnaan), penggembira, optimis, pesimis, dan masih banyak istilah lain yang menggambarkan diri seseorang. Kalau diamati sekilas, kelihatannya akan cukup sulit untuk bisa mempelajari dan memahami kepribadian seseorang. Bila kita renungkan lebih dalam, akan kita ketahui bahwa kepribadian itu mempunyai suatu pola. Pola yang akan terlihat sangat sulit dimengerti bagi orang yang tidak mengerti cara membacanya, tetapi bagi bagi mereka yang telah belajar dan mengerti cara membaca pola ini, mereka juga dapat membaca orang lain. Beberapa tipe kepribadian secara umum dapat kita golongkan : 1. Tipe Kepribadian Koleris Orang koleris dikenal sebagai orang yang keras, tegas, dan sangat menuntut. Mereka memiliki energi besar untuk melakukan hal-hal sulit, memiliki dorongan dan keyakinan yang kuat akan kemampuan diri mereka. Mereka pantang menyerah, tidak ada yang namanya kegagalan dalam kamus mereka. Bila mereka gagal, meraka akan terus mencoba dan mencoba lagi. Dan siapa pun yang berusaha menghalangi niatnya untuk mencapai tujuan akan dianggap sebagai musuhnya. Orang koleris percaya bahwa dirinya dilahirkan menjadi pemimpin dan selalu tampil di depan menjadi pemimpin kelompok dalam kegiatan. Mereka adalah orang yang suka dan sangat tertantang untuk melaksanakan suatu tugas besar, suka mendapat peran penting dan memegang wewenang. Mereka juga berfikir dengan cepat, cepat dalam mengambil keputusan, tidak biasa diam, selalu saja mencari suatu pekerjaan atau kegiatan, mampu mengerjakan beberapa tugas sekaligus dengan hasil yang sama baiknya.. Orang koleris sangat dinamis dan aktif serta sangat membutuhkan perubahan. Mereka mempunyai kebutuhan mendasar barupa tantangan, pilihan, dan pengendalian. Mereka akan sangat termotivasi untuk melakukan sesuatu bila ketiga komponen ini terpenuhi. Mereka selau berorientasi pada target yang harus dicapai, mementingkan hasil akhir, tidak suka pada orang yang kerjanya lamban. Kemampuan alami orang koleris membuat mereka mampu menyelesaikan sendiri hampir semua masalah, sehingga mereka jarang membutuhkan orang lain. Orang koleris juga jarang menangis, jarang memberikan perhatian yang hangat, dan menunjukkan rasa sayang dan perhatiannya dalam bentuk memberi atau menghasilkan sesuatu bagi orang yang mereka cintai. Orang koleris selain memiliki keinginan yang sangat kuat, juga cenderung sangat yakin pada kemampuan diri mereka sendiri serta sangat mandiri. Mereka tidak suka diperintah oleh orang lain, tetapi suka memberikan perintah. Tidak suka orang yang plin-plan, banyak bicara, tetapi tidak produktif.

Orang koleris memang tekadang kurang bijaksana. Dalam bertindak, Mereka sering kali bisa menjadi sangat marah terhadap hal-hal kecil atau tindakan yang mereka anggap bodoh. Dan kalau sudah marah, mereka bisa sangat kasar dalam berbicara (sarkatis). Mereka dapat menghancurkan Anda hanya dengan menggunakan kata-katanya. Mereka juga mudah memaafkan orang lain, mudah melupakan kemarahannya walau pun mereka penuh temperamen dan mudah marah. 2. Tipe Kepribadian Sanguin Orang sanguin dikenal sangat ramah dan sangat suka berbicara kepada siapa saja dengan topik apa saja. Mereka penuh inspirasi, sangat aktif, dapat mempengaruhi orang lain untuk percaya pada apa yang dikatakan, bisa menjadi motivator yang menyenangkan, dan sikapnya cenderung optimis. Orang sanguin juga mudah dipengaruhi, cenderung menjadi pengikut, dan mau melakukan apa saja untuk menyenangkan hati orang lain. Mereka pintar membuat kesan, mempunyai banyak kawan, mengenal banyak orang penting, menyukai kehidupan sosial, mempunyai rasa humor yang tinggi, mempunyai antuasisme dan sikap ekspresif. Hal ini membuat mereka disukai oleh setiap orang yang mereka ajak bicara. Orang sanguin sangat suka menjadi pusat perhatian, sangat menyukai pujian, dan perhatian, mempunyai impian-impian besar, kreatif dalam merencanakan sesuatu. Tapi mereka kurang terdorong untuk mewujudkan impian dan rencananya, sering tidak disiplin dan pelupa. Meraka sangat takut kehilangan popularitas atau kehilangan kawan. Mereka akan membuat rumah menjadi tempat tinggal yang sangat menyenangkan, tidak suka pekerjaan yang rutin dan monoton, menyukai kegiatan yang bersifat spontan, tidak keberatan menjadi sukarelawan, kreatif dan inovatif serta selalu memikirkan kegiatan baru yang menyenangkan dan pintar mendorong serta memotivasi orang lain untuk turut bekerja. Orang sanguin dapat bersahabat dengan siapa saja, sangat perduli dengan orang lain, tidak memiliki beban, selalu terlihat gembira dan bahagia serta sangat menyenangkan untuk dijadikan kawan. Orang sanguin sering tidak disiplin, tidak menepati janji, sulit bertahan dalam suatu proyek yang rumit dan memakan waktu lama, selalu tidak puas pada jalur karir yang dipilih, dan terlalu menikmati perubahan. Mereka mengalami kesulitan untuk mendengarkan orang lain, selau bercerita dengan penuh semangat dan lupa memberi kesempatan orang lain berbicara, sangat impulsif dalam pola perilakunya. Karena mereka sangat rileks, tanpa beban. Mereka mempunyai kecenderungan untuk membesar-besarkan sesuatu, kurang bisa menyimpan rahasia, cenderung bertindak sebelum berfikir, dan terkadang kurang tegas sehingga sering diperalat oleh orang lain. 3. Tipe Kepribadian Phlegmatis Orang phlegmatis adalah tipe orang yang paling menyenangkan untuk dijadikan kawan. Orang phlegmatis adalah orang yang manis, tidak mendesak, tidak suka memerintah. Mereka mempunyai sifat pemalu, tidak suka menonjolkan diri, menyukai keramaian, sopan dan mempunyai aturan yang baik dalam pergaulan, tidak suka dengan konflik dan pertentangan,

senang memberi dukungan dan setuju dengan pendapat orang lain, sangat tertutup dan menjadi pendengar yang baik dan tidak mudah tersinggung. Mereka hanya bisa mengerjakan satu hal dalam satu waktu tertentu, tidak bisa mengerjakan banyak hal secara bersamaan, senang pekerjaan yang bersifat monoton dan berulang. Orang phlegmatis baik dalam menyimpan rahasia, baik dalam menerima perintah, sulit untuk berkata tidak , memiliki sifat menyerah, suka menyenangkan orang lain, tidak tegas, mudah dibujuk untuk melakukan hal yang tidak disenanginya. Mereka tidak menyukai kejutan, bersifat sentimental, mempunyai kebutuhan mendasar berupa penghargaan dan penerimaan, tidak banyak menuntut, apa adanya, tenang dan bahagia dalam hidupnya. Sifatnya rendah hati, sabar, simpatik, teratur, efisien, dan sangat praktis. Dan mereka selalu mencari solusi yang paling sederhana dari setiap masalah yang dihadapi, selalu bersikap konservatif (berhati-hati), tapi kadang bisa menjadi penakut, dan selalu ingin mengetahui hasilnya sebelum mereka memulainya. Orang phlegmatis bisa sangat plin-plan, tidak senang membuat kesalahan, tipe penonton, kurang aktif, kurang berinisiatif, suka berada di belakang layar, tidak senang menjadi pusat perhatian, cenderung mencari selamat, takut mendapat malu, kurang bersemangat, kurang motivasi. Mereka lebih suka diam dan menunggu untuk mengerjakan sesuatu. Bila mereka tidak diberi penghargaan dan pengarahan, maka mereka akan menjadi frustasi dan menyerah, tidak mau mengerjakan apa-apa lagi. Sebaliknya, bila mereka mendapatkan pengarahan dan bimbingan, mereka akan mau mengerjakan lebih banyak daripada yang diharapkan. 4. Tipe Kepribadian Melankolis Orang melankolis adalah orang yang serius dan tertutup, namun cerdas dan sangat kritis dalam berpikir. Mereka mengerjakan suatu hal lebih tekun, memahami sesuatu setahap demi setahap, menjalani sebagian hidupnyu dengan sangat serius. Mereka mampu menganalisis suatu keadaan dengan jauh lebih baik, memiliki kemampuan luar biasa dalam melihat di balik layar, tingkat ketelitian dan ketajaman analisisnya tinggi. Mereka mengi kuti perencanaan dan mengikutinya dengan sangat hati-hati. Orang melankolis sangat hati-hati, teliti, suka curiga, tidak senang membuat kesalahan, senang dengan detail, menyukai data, fakta, angka-angka dan grafik. Mereka taat mengikuti instruksi dengan seksama, tidak suka mendesak, tidak perlu menjadi pemimpin, senang berada di sekeliling orang yang ramah dan terbuka. Orang melankolis senang menjadi benar bukan karena mereka merasa lebih baik daripada orang lain, tetapi mereka hanya ingin menjadi benar, dan hasil kerjanya harus benar dan baik. Mereka sangat konsisten, tidak pernah salah dalam menyampaikan detail suatu cerita, cenderung conformist (orang yang suka mengikuti apa yang dilakukan oleh banyak orang), dan selalu ingin meningkatkan kinerjanya. Orang melankolis mempunyai perasaan yang sangat halus, tidak mau menyinggung perasaan orang lain, menyimpan kemarahan dan dendam mereka untuk waktu yang sangat lama. Mereka selalu berorientasi pada jadwal, menentukan standar yang sangat tinggi, bersifat perfeksionis, sangat terorganisir dan tertib.

Mereka sangat analitis tapi sering buruk dalam melakukan sintesis, jarang salah dan selalu melakukan pemeriksaan ulang, sangat sensitif, sangat idealis, ingin mnjadi yang terbaik, mencari yang terbaik, berusaha mendapatkan yang terbaik. Orang melankolis sangat kuat memegang prinsip dan keyakinannya, tekun dalam mengejar cita-cita yang ingin mereka capai, rela berkorban, bekerja tak kenal lelah untuk menghasilkan suatu pekerjaan yang baik, lebih mementingkan tugas daripada diri mereka sendiri, dan juga sangat rapi. Orang melankolis sangat terpusat pada diri mereka sendiri, kurang memiliki fleksibilitas dalam membangun suatu hubungan interpersonal yang hangat. Mereka sering sekali murung, cenderung melihat hal-hal yang salah daripada hal-hal yang benar, sering keliru membaca orang, sikap mereka cenderung kaku, suka berteori, tidak suka bersosialisasi, suka melindungi dirinya sendiri, dan sangat segan mencoba hal-hal baru. Sangat sulit bagi oang melankolis untuk melakukan konsultasi atau terapi bagi persoalan pribadinya, dan tidak mudah untuk memaafkan orang yang pernah melakukan kesalahan pada mereka. Dari uraian di atas, kita akan bisa sedikit membaca diri kita sendiri sebagai sarana untuk perbaikan diri, menentukan sikap dalam bersosialisasi dengan orang lain, dan mencoba mengenali kepribadian seseorang yang ada di sekitar kita.

Materi VII Komunikasi Efektif Kegiatan komunikasi pada prinsipnya adalah aktivitas pertukaran ide atau gagasan. Secara sederhana, kegiatan komunikasi dipahami sebagai kegiatan penyampaian dan penerimaan pesan atau ide dari satu pihak ke pihak lain, dengan tujuan untuk mencapai kesamaan pandangan atas ide yang dipertukarkan tersebut. Elemen-elemen yang terdapat dalam komunikasi adalah: - Komunikator : orang yang menyampaikan pesan - Pesan - Media - Komunikan - Umpan Balik : ide atau informasi yang disampaikan : sarana komunikasi : audience, pihak yang menerima pesan : respon dari komunikan terhadap pesan yang diterimanya

Fungsi Komunikasi - Membangun Konsep Diri (Establishing Self-Concept) - Eksistensi Diri (Self Existence) - Kelangsungan Hidup (Live Continuity) - Memperoleh Kebahagiaan (Obtaining Happiness) - Terhindar dari Tekanan dan Ketegangan (Free from Pressure and Stress) Proses mencapai kesepakatan (Sharing of meaning), lazimnya berlangsung secara bertahap. Karena itu, lebih awal kita perlu memperhatikan 5 (lima) sasaran pokok dalam proses komunikasi, yaitu: 1. Membuat pendengar mendengarkan apa yang kita katakan (atau melihat apa yang kita tunjukkan kepada mereka) 2. Membuat pendengar memahami apa yang mereka dengar atau lihat 3. Membuat pendengar menyetujui apa yang telah mereka dengar (atau tidak menyetujui apa yang kita katakan, tetapi dengan pemahaman yang benar) 4. Membuat pendengar mengambil tindakan yang sesuai dengan maksud kita dan maksud kita bisa mereka terima 5. Memperoleh umpan balik dari pendengar

Materi VIII Manajemen Waktu Mengelola waktu belajar bukan berarti kehilangan waktu luang untuk bersenangsenang. Bukan pula berarti bahwa waktu dalam 24 jam per hari harus dihabiskan untuk belajar. Justru sebaliknya. Prinsip utama dari pengelolaan waktu secara efektif adalah pembagian waktu yang efektif untuk kegiatan-kegiatan yang meliputi: waktu untuk belajar, waktu untuk bekerja dan kegiatan sosial maupun waktu bagi diri sendiri untuk bersantai. Bagaimanapun waktu untuk bersantai diperlukan oleh seorang mahasiswa selain waktu untuk belajar. Sebagian waktu untuk bersantai tersebut diperlukan untuk mengembalikan energi yang sudah terpakai untukbelajar dan bekerja. Baik belajar maupun bekerja membutuhkan energi yang tidak sedikit, terutama untuk berkonsentrasi dalam mengerjakan sesuatu. Energi yang terpakai untuk berkonsentrasi ini harus diganti. Jika tidak, maka sangat mungkin sekali seseorang mengalami perasaan tertekan atau stres. Kiat utama untuk mengelola waktu belajar adalah kombinasi dari fleksibilitas dan disiplin. Seringkali jadwal belajar telah disusun, namun kemudian ada kegiatan mendadak yang harus Anda ikuti (misalnya: ada keluarga yang membutuhkan pertolongan Anda). Anda diharapkan tetap berdisiplin namun sekaligus fleksibel untuk mengganti waktu yang hilang tersebut dengan mencari waktu lain Lima tips sederhana dalam manajemen waktu : 1. Buatlah daftar dan tentukan prioritas sasaran mingguan 2. Buatlah daftar to do harian, dan tentukan prioritas 3. Curahlan perhatian utama pada prioritas A 4. Tangani setiap tugas sekali 5. Terus menerus bertanya, Bagaimana cara terbaik menggunakan waktu saya sekarang? dan KERJAKAN!

Materi IX Dasar-Dasar Filsafat

Kata falsafah atau filsafat dalam bahasa berasal dari bahasa Arab , yang

Indonesia merupakan kata juga diambil

serapan yang Yunani;

dari bahasa

philosophia. Dalam bahasa ini, kata ini merupakan kata majemuk dan berasal dari kata-kata (philia = persahabatan, cinta dsb.) dan (sophia = "kebijaksanaan"). Sehingga arti harafiahnya adalah seorang pencinta kebijaksanaan. Menurut KBBI sendiri filsafat n 1 pengetahuan dan penyelidikan dng akal budi mengenai hakikat segala yg ada, sebab, asal, dan hukumnya; 2 teori yg mendasari alam pikiran atau suatu kegiatan; 3 ilmu yg berintikan logika, estetika, metafisika, dan epistemologi; 4 falsafah KAJIAN TEMATIK FILSAFAT 1. Ontologi/metafisika : bidang filsafat yg mempelajari sgla sesuatu baik yg tmpak scra fisik(fenomena) atau sesuatu yg berada di balik realitas (noumena). Dlm filsafat sesuatu itu dikenal dgn ada (things). Dalam bidang ini trmasuk jg filsafat ketuhanan,filsafat alam dan filsafat manusia.

2. Epistemologi : bidang filsafat yng mempelajari bgmn manusia mengetahui sesuatu atau ada trsebut. Bbrapa bidang yg trmasuk kedalam epistemologi adalah filsafat ilmu,metodologi dn logika.

3. Aksiologi : bdang filsafat yg mmpelajari tntg nilai2. Mis. Sejauh manakah nilai-nilai yg trkandung dalam pengetahuan trsbt. Bgian dri aksiologi adalah estetika dan etika

Materi XIII Peran dan Tanggung Jawab Mahasiswa Kedokteran -hampir sm dengan materi Peran dan Tanggung Jawab Mahasiswa PLUS : Peran mahasiswa, khususnya mahasiswa kedokteran bukan hanya sekadar pengenyam pendidikan di perguruan tinggi. Mahasiswa Kedokteran dipersiapkan untuk berkontribusi kepada masyarakat sebagai agent of health, agent of social, agent of change & agent of control. Tanggung jawab yang besar berada di pundak mahasiswa kedokteran.

Materi XIV Keselarasan Akademik dan Organisasi *dicopy dari blog seseorang, lumayan bagus sebagai bahan pengalaman Aktivis mahasiswa banyak yang sekadar jago manajemen organisasi tapi minim kapasitas intelektual, dan sebaliknya banyak intelektual yang menasbihkan diri sebagai intelektual bebas merasa lebih nyaman bertengger dalam puncak-puncak intelektual yang tak membumi dan elitis. Janganlah kalian seperti itu, karena sesungguhnya sebaik-baik kaum adalah kaum yang tengah-tengah (Rasulullah SAW). Artinya, sebagai mahasiswa kita pun harus bijak menempatkan diri. Tentunya didasari niatan yang baik dan benar dalam mengikuti organisasi. Jangan sampai kalian mengikuti organisasi hanya untuk eksis (mendapat pengakuan dari teman-teman lainnya), cari jodoh, nampang, mencari keuntungan materi atau pelarian dari aktifitas kuliah yang membosankan. Karena apabila diawali oleh niat yang tidak tulus dan kurang baik, maka biasanya hasilnya pun akan kurang baik dan tidak optimal. Misalnya seorang aktifis organisasi memiliki IP kurang dari 3,00 kemudian dia beralasan Saya adalah seorang aktifis, jadi maklum IP saya dibawah 3. Hanya orang-orang yang bermental lemah saja yang mau mengatakan hal itu demi menghilangkan rasa malu. Nauzubillahi min zalik. Karena sesungguhnya Inti organisasi adalah koordinasi, inti koordinasi adalah komunikasi, komunikasi akan memperbanyak relasi dan relasi akan mempermudah jalan prestasi. Oleh karena itu, pandai-pandailah mencari teman karena lingkungan adalah tantangan paling utama dalam meraih prestasi. Tentunya pilihlah organisasi yang baik, organisasi yang bisa mengantarkan kita menjadi orang-orang yang memiliki kecerdasan emosional, intelektual, dan spiritual yang tinggi serta memiliki kecerdasan sholeh secara personal maupun sholeh secara sosial. Dengan mengikuti organisasi, mahasiswa akan terpaksa belajar mengatur waktunya dengan baik. Karena pembelajaran yang terjadi di perguruan tinggi adalah belajar orang dewasa (andragodi) dimana tiap individu bertanggungjawab atas dirinya sendiri. Mulai dari belajar mengatur waktu, belajar mandiri dan belajar beradaptasi dengan lingkungan serta sistem dan metode yang sama sekali baru dibandingkan waktu sekolah dahulu. Maka sebagai mahasiswa kita harus belajar untuk berorganisasi dengan baik. Lewat organisasi kita belajar mengasah kemampuan kita dalam bersosialisasi dan berkomunikasi dengan orang banyak, sehingga kita akan terbiasa menghadapi permasalahan dengan banyak karakter orang, terbiasa berpikir kreatif, kritis, objektif dan aktif mengembangkan diri ke arah yang lebih baik. Dalam organisasi biasanya akan banyak kerjasama-kerjasama lintas kampus bahkan daerah, salah satu contohnya adalah studi banding dengan universitas lain. Dengan demikian akses untuk berhubungan dengan orang lain pun akan bertambah berlipat-lipat. Seorang mahasiswa atau mahasiswi yang kuliah saja, tidak bisa dijamin segera bisa merampungkan studinya. Tidak sedikit mahasiswa yang molor masa studinya hanya karena malas atau jenuh dan suka keluyuran yang tidak jelas manfaatnya. Begitu pula sebaliknya, tidak sedikit mahasiswa yang berkecimpung dalam organisasi malah bisa cepat lulus karena bisa membagi waktu dan tidak membiarkan waktu yang dilalui terbuang percuma tanpa diisi dengan kegiatan yang berarti. Banyak pula diantara mereka justru semakin bersemangat dan tekun dalam belajar karena banyak orang yang mendorong mereka dan memotivasi untuk lebih maju dan menghargai waktu. Dan biasanya akan timbul suatu titik jenuh dalam kehidupan kita. Maka untuk mengatasi kejenuhan itu kala datangnya, dapat dilakukan dengan beralih focus atau kegiatan. Bagi mereka yang aktif di organisasi tentunya kejenuhan itu akan

dapat dilalui dengan mudah, bahkan tidak terasa karena mereka selalu bertemu dengan halhal baru di tiap harinya. Ada saja teman yang menginspirasi dan membuat mereka bersemangat kembali. Pertanyaannya adalah, apakah cukup mahasiswa dikenalkan hanya pada satu dimensi kehidupan perkuliahan, yaitu dimensi akademik. Apa tanggungjawab sosial, intelektual, dan politik mahasiswa bisa didapatkan dari pahamnya ia akan dimensi akademik? Apakah sensitivitas sosial dapat diasah dari diktat-diktat akademik? Apakah loyalitas pada almamater, kekeluargaan dengan kakak kelas, kehangatan sosial dengan dosen dan segenap civitas akademika kampus lain dapat terbangun dari doktrin-doktrin akademik? Apakah adaptasi dan rasa memiliki almamater dapat diindoktrinasikan secara akademik? Bagi saya, tidak mungkin. Jadi tidak bijaksana jika organisasi dijadikan kambing hitam karena telah menghambat studi mahasiswa.Bukankah mestinya mahasiswa sebagai aktivis dalam arti luas dapat membumi dan memancarkan sisi intelektualitasnya untuk semua, tak hanya berguna untuk komunitasnya saja. Dan melalui organisasi itulah kita berkarya dan berbagi agar lebih berguna bagi kehidupan dan memecahkan problem sosialseperti yang tertuang dalam tri dharma perguruan tinggi di bidang pengabdian masyarakat. Oleh sebab itu, tanamkanlah dalam diri kita bahwa organisasi akan membawa kita ke arah perbaikan sikap dan keterampilan, bukan menjadi salah satu faktor kegagalan studi seseorang. Takut nilai IP jeblok dan studi terganggu bukanlah alasan untuk tidak berorganisasi. Karena seyogyanya hidup kita tak dapat terlepas dari organisasi. Secara tak sadar pun kita telah menjadi sebuah bagian dari organisasi terkecil, yaitu Keluarga. Jadikan organisasi sebagai sarana kita untuk berkreatif dan menyumbangkan ide dan pemikiran kita karena ide tidak akan terlaksana jika tidak ada yang menampung aspirasi dari ide tersebut. Dengan pemikiran tersebut, bukan hal yang sulit lagi bagi kita, sebagai mahasiswa untuk mengembangkan diri agar dapat berprestasi baik dalam akademik maupun organisasi. Atau dalam perenungan yang lebih dalam lagi, Selama hidup kita di kampus ini, kita akan menghargai waktu yang diberikan oleh Tuhan tersebut dengan karya apa?

Materi XV Ke-KEMA-an Lembaga Yudikatif / Legislatif (lupa yang mana) : BPM , Lembaga Eksekutif : BEM (Struktur BEM bagaimana?) . Ada badan Khusus : MYRC , TBM dan SINOVIA Intinya segala hal yang berhubungan dengan keluarga Mahasiswa FKUH sesuai dengan AD/ART yang ada

Anda mungkin juga menyukai