Anda di halaman 1dari 18

INVESTASI KELAPA SAWIT

2009

INVESTASI K ELAPA SAWIT


NAN MENARIK
Investasi pengembangan kebun kelapa sawit sangat menarik, karena perusahaan penampung tandan buah segar sawit sudah ada, lahan milik masyarakat sudah tersedia sebanyak 1.000 Ha. Secara teknis kelapa sawit cocok dibudidayakan, demikian juga kelembagaan pendukung berupa
i 4

koperasi sudah dibentuk, hambatan yang paling berarti saat ini adalah dana pembangunan kebun, yang dapat membantu masyarakat talon pengusaha kelapa sawit dapat mengelola usahanya, dana masyarakat sangat terbatas, sehingga perlu kepedulian perbankan, pengusaha, pemerintah, atau lembaga keuangan lain, siapa berminat?

Profit Investasi 1

INVESTASI KELAPA SAWIT 2009

RANGKUMAN PROFIL KELAPA SAWIT

Aspek
Pasar

Deskripsi
100% Produk Tandan Buah Segar (TBS) ditampung oleh perusahaan sawit PT Condong Garut Harga TBS disesuaikan dengan harga CPO di pulau jaws dan rendemen sawit, dengan formula yang disepakati oleh kedua belahpihak.

Lokasi

Luas lahan tahap pertama 1000 Ha,tahap 111000 Ha, tahap 1111.000 Ha keseluruhannya telah diukur dan diidentifikasi, tersebar di Kecamatan: Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan Cibalong Bungbulang Cisompet Mekarmukti Cikelet

I nvestasi Alokasi Pendapatan

45.233.500,- per Ha Tahun ke 4 mulai produksi, tahun ke 9 s.d 14 puncak produksi, replanting tahun ke 29 30% pengelolaan lahan 40% pembayaran pokok dan bunga (mass angsuran) 30% pendapatan petani

Lama kredit Asumsi tingkat bunga Pendapatan Bersih Petani

Jangka waktu kredit 7 tahun Grace periode 4 tahun 10 % pads mass grace period 15 % setelah berproduksi 9 Proyek kemitraan komoditi kelapa sawit ini memberikan keuntungan kepada petani rata-rata Rp.9.307.040,-/tahun/ha atau Rp. 775.587,-/bulan/ha pada masa angsuran pinjaman. 9 Setelahpinjaman tunas keuntungan petani menjadi rata-rata sebesar Rp. 33.520.000,/tahun/Ha atau Rp.2.793.333,-/bulan/Ha

Profit Investosi

INVESTASI KELAPA SAWIT

2009

GA MB ARA N BIS NIS Investasi perkebunan kelapa sawit di Pulau Jawa memang relatif belum begitu dikenal masyarakat, Kelapa Sawit terlanjur dikenal oleh masyarakat sebagai komoditas yang banyak dikembangkan pada perkebunan di Sumatera, Kalimantan, da n M al ay s ia . Di pu lau Ja wa Saw it ka l ah po p ul e r dibandingkan dengan perkebunan teh dan karet, walaupun sesungguhnya pasar terbesar berbagai produk perkebunan ada di Pulau Jawa. Potensi pengembangan kelapa Sawit di Kabupaten Garut, tidak lepas dari adanya perusahaan PT Condong yang telah lama beroperasii mengelola kebun kelapa sawit seluas 3.500 Ha di wilayah Garut Selatan. Kapasitas pabrik kelapa sawit PT Condong saat ini sedang mengalami kekurangan bahan baku, sehingga membutuhkan pasokan kelapa sawit dari masyarakat, di sisi lain masyarakat juga berkeinginan untuk membangun perkebunan kelapa sawit di lahan miliknya. Perintisan perkebunan kelapa sawit di lahan milik masyarakat berlokasi di sekitar Pabrik Kelapa Sawit PT Condong, terutama di Kecamatan Cibalong clan Mekarmukti Bungbulang. Selama ini tahapan awal suclah dilakukan oleh PT Condong sebagai perusahaan pengolah tandan bush segar, dengan pengukuran lahan calon kebun, verifikasi peserta calon petani kebun, dan uji tanah untuk mengetahui jenis tanah clan kesesuaiannya dengan persyaratan lahan kelapa sawit. PT Condong juga telah memfasilitasi terbentuknya koperasi masyarakat yang secara legal formal akan mengatur hubungan antara PT Condong dengan petani. Koperasi ini yang kemudian akan menjadi wakil petani, clan melakukan pengangkutan TBS dari kebun ke lokasi pabrik Berta mengelola/mengkoordinasikan penagihan pembayaran TBS dari PT Condong kepada masyarakat. Inisiasi pengembangan kebun sawit di lahan masyarakat yang dilakukan PT Condong sesungguhnya tidak sepenuhnya berorientasi pada kepentingan masyarakat, karena pada dasarnya PT Condong juga diuntungkan, selama ini kapasitas pabrik yang dimiliki PT Condong sebanyak 20 ton TBS per jam belum secara maksimal terpakai (masih sebagian idle), produksi PT Condong sedang mengalami penurunan produksi akibat banyak pohon sawit tua yang perlu diremajakan. Dengan penambahan lahan sawit di lahan masyarakat

Profit Investasi 3

INVESTASI KELAPA SAWIT 1

2009

mulai 1.000 Ha sampai dengan 3.000 Ha, maka produksi TBS secara kumulatif akan meningkat sehingga diharapkan kapasitas proses di pabrik sawit sebanyak 20 ton per jam dapat tercapai, kondisi ini akan sangat menguntungkan bagi perusahaan dalam hal optimalisasi aset pabrik dan efisiensi penggunaan sumber daya perusahaan, selain itu masyarakat juga diuntungkan karena adanya jaminan pasar untuk produk sawit mereka. Selama ini masyarakat pemilik lahan sudah menunjukkan ketertarikannya dalam hat pembangunan kebun sawit, hanya saja mereka dihadapkan pada kesulitan pendanaan, dan saat ini PT Condong mengupayakan kredit pembangunan kebun, melalui kredit revitalisasi perkebunan kepada salah satu Bank yang mempunyai kantor cabang di Kabupaten Garut. Ada beberapa hat penting terkait dengan bisnis ini, yang perlu diperhatikan agar pelaksanaan investasi berjalan dengan baik, dan memberikan manfaat yang saling menguntungkan antara masyarakat, perusahaan, lembaga keuangan/perbankan yang tertarik berinvestasi di bisnis ini:

Pengelolaan SDM
Inti dari bisnis ini dalam perspektif SDM adalah pengelolaan para petani, dengan demikian maka sangat bahwa penting untuk menyadari kompetensi produkSDM peningkatan

petani dalam pengelolaan kebun, meni ngk atk an mudah dalam mental tivitas, mental ulet dan tidak menyerah. yang menentukan Aspek paling merupakan dominan

keberhasilan

usaha ini. Pola pengelolaan SDM yang ideal dengan proses yang jujur dan transparan sedini mungkin akan membantu setiap orang berkontribusi positif terhadap program.

Pengelolaan Teknis Budidaya dan Prosesing


Pengelolaan dan teknis budidaya berkaitan dengan standar pengelolaan kebun, penanggulangan hama penyakit, peningkatan mutu, dan nilai tambah baik untuk main product (produk utama) maupun untuk produk ikutan. Dalam konteks manajemen operasi untuk budidaya dan prosesing dapat dikembangkan pola manajemen just in time, dan total quality management

Profit Investasi 4

INVESTASI KELAPA SAWIT 2009

Pengelolalaan Kelembagaan dan Hubungan Kerja Kelembagaan petani dalam bentuk koperasi, di satu sisi sangat penting tetapi sering juga menjadi masalah ketika pengurus tidak profesional clan transparan, atau ketika MoU dibuat memberatkan petani, dengan demikian kelembagaan perlu didesain dan dikembangkan agar memenuhi unsur keterwakilan, profesionalime, transparansi keuangan, serta MoU yang adil antara koperasi clan perusahaan.

Dukungan infrastruktur pemerintah daerah Dukungan pemerintah sangat diperlukan terutama dalam pembangunan infrastruktur jalan yang membuat mobilisasi input dan output produksi berjalan lancar dan efisien.

Hasil produksi yang dijual adalah Tandan Buah Segar (TBS) sawit, untuk menjamin kualitas maka TBS yang dipanen harus dikirim ke pabrik pada hari yang sama dengan hari pengambilan TBS dari kebun kelapa sawit, karena penundaan pengiriman akan berakibat sangat besar pada penurunan kualitas minyak sawit yang dihasilkan. Dengan demikian diperlukan armada pengangkutan yang tiap hari siap, serta koordinasi jadwal panen diantara petani sehingga proses pengangkutan dapat berjalan secara efektif dan efesien. Produksi sawit per hektar merupakan lintasan kritis sehingga perlu diantisipasi, dalam arti proses pemeliharaan harus betul agar produksi per hektar sesuai dengan standar, untuk menghindari produksi di bawah standar maka pemerintah daerah/dinas perkebunan, juga tenaga ahli dari PT Condong telah melakukan identifikasi lahan masyarakat yang akan ditanami sawit dan terindikasi telah layak. Lintasan kritis berikutnya adalah harga dan rendemen, juga telah dapat diantisipasi dengan pembentukan koperasi para petani yang akan membuat MoU dengan PT Condong, dalam hal ini pemerintah daerah melakukan mediasi dan pemantauan agar hubungan petani dan PT Condo ng lebih fair, ada pun lintasan kritis

Profit Investasi

INVESTASI KELAPA SAWIT 2009

berikutnya adalah penampungan tentu saja sudah otomatis disediakan oleh PT Condong berapa pun tingkat produksi TBS yang dihasilkan oleh para petani. Untuk menekan biaya proses produksi dan biaya tataniaga, pemerintah akan berupaya memperbaiki dan membangun infrastruktur di sekitar lahan masyarakat sehingga nilai tambah perkebunan akan semakin besar untuk masyarakat. Bisnis ini sangat prospektif untuk lembaga keuangan dan perbankan, karena berbagai lintasan kritis sudah dapat diantisipasi oleh pemerintah, PT Condong dan partisipasi masyarakat. Investor perseorangan juga potensial membeli lahan di daerah Garut Selatan yang kurang produktif, dan mengolahnya menjadi kebun sawit. Namun demikian tentu saja yang paling mendukung pemberdayaan adalah keberpihakan perbankan, saatnya mencoba pola pembiayaan agrobisnis yang akan memberikan benefit bagi banyak orang, dan tentu saja menjadi corporate value bagi perbankan yang bersedia mengelola resiko pembiayaan.

LOKASI RENCANA KEBUN KELAPA SAWIT

Rencana Lokasi kebun kelapa sawit milik masyarakat terletak di Desa Mekarmukti, Desa Simpang, Desa Maroko, Kecamatan Cibalong dan Desa Mekarmukti, Desa Cijayana, Kecamatan Mekarmukti, dan Desa Margalaksana Kecamatan Bungbulang (tergabung dalam blok Kec. Mekarmukti) serta Desa Cikondang Kec Cisompet dan Desa Cikadu, Cikarang, Ciawitali Kecamatan Cikelet Kabupaten Garut. Lokasi tersebut cukup ideal menjadi perkebunan sawit dengan dengan keadaan lahan sebagai berikut:

Indikator

Keadaan

Jenis Tanah Ketinggian dari muka laut Topografi / Kemiringan tanah

Podsolik merah kuning

200-400 m dpi. Landai sampai berbukit

Profit Investasi 6

INVESTASI KELAPA SAWIT

2009

Lahan tersebut sesuai dengan habitat sawit, terlebih lahan terletak tidak
jauh dari lokasi pabrik kelapa sawit milik PT Condong, dalam kondisi normal dari kebun ke pabrik dapat ditempuh dalam waktu sekitar 1 jam perjalanan. Kondisi sosial ekonomi masyarakat di daerah Kecamatan Cibalong, Cisompet, Cikelet, Mekarmukti dan Bungbulang sebagian besar adalah petani huma yang hanya mengandalkan bercocok tanam pada musim penghujan, sementara pada musim kemarau hanyalah mengandalkan hasil dari beberapa tanaman yang masih memiliki sedikit nilai ekonomi seperti pisang, petal, mangga secara musiman. Lahan-lahan tidur yang tidak tergarap karena tidak tersedia modal/dana masih cukup luas, sehingga dalam hal ini sangat mengharapkan uluran tangan investor untuk dapat memberikan kesempatan bermitra dalam bentuk pasar (penerimaan hasil komoditi), fasilitas pendanaan, mengusahakan komoditi dan supervise Berta bimbingan teknis secara profesional. Dalam hat ini masyarakat mengajukan kemitraan kepada PT. Condong Garut.
PERSIAPAN LAHAN CALON PETANI Tahun Tanam 2010

Lokasi
Kecamatan Cibalong Ds. Mekarmukti Ds. Simpang Ds. Maroko Kecamatan Mekarmukti Ds. Mekarmukti,DsCijayana. Ds. Margalaksana Jumlah

Luasan Lahan (Ha)


450 305 20 225 1.000

Seluruh lahan yang dikemukakan dalam tabel telah diukur dan dipetakan, dengan demikian tidak ada manipulasi luas lahan yang dapat mengganggu proses berikutnya. Diharapkan setelah tahap pertama selesai akan diikuti oleh pemilik lahan di sekitarnya sehingga kebun sawit dapat berada dalam satu hamparan yang memudahkan dalam proses pemeliharaan, pemanenan, dan tatalaksana produksi secara umum.

Profit Investasi

INVESTASI KELAPA SAWIT 2009

GAMBARAN PASAR
PRODUK Produk utama dari perkebunan kelapa sawit milik masyarakat adalah Tandan Buah Segar (TBS). TBS merupakan bahan baku pembuatan CPO, ada pun produk lain yang memungkinkan adalah pengolahan sisa tandan untuk keperluan pakan ternak ruminansia (kambing, sapi dan kerbau) tetapi kurang lazim dijual sebagai barangyang mempunyai nilai ekonomi. Volume produksi per hektar lahan perkebunan sawit akan sangat menentukan pendapatan, karena itu titik kritis usaha ini adalah produktivitas dan harga TBS, sedangkan faktor-faktor lain seperti pemasaran dan distribusi relatif tidak ada masalah. PERMINTAAN TBS
Trend permintaan TBS secara internasional menunjukkan peningkatan

cukup signifikan terutama ketika Amerika Serikat yang sebelumnya sangat menghindari produk minyak sawit karena dianggap kurang balk bagi kesehatan, mulai merubah cara pandangnya setelah berbagai teknologi pengolahan minyak berkembang semakin maju dan dapat mereduksi dampak negatif penggunaan minyak kelapa sawit. Dalam konteks Indonesia, permintaan TBS juga menunjukkan tren yang semakin tinggi, karena sawit keperluan ternyata semakin minyak penggunaan samping untuk

menunjukkan.beragam kepentingan, di konsumsi dan berkecenderungan juga dipakai sebagai sumber bahan baku energi alternatif pada masa yang akan datang. Permintaan TBS di Kabupaten Garut sesungguhnya cukup besar, selama ini sekedar untuk memenuhi kebutuhan PT Condong saja tidak ada, padahal kapasitas pabrik yang dimiliki PT Condong sebesar 20 ton per jam saat ini masih sangat belum terpakai, dari pengamatan produksi terpakai hanya pada kisaran setengah dari kapasitas pabrik. Dalam penelitian lapangan tampak bahwa pengembangan perkebunan masih memungkinkan sampai dengan seluas 7.000 Ha dengan asumsi 3500 Ha milik PT Condong dan

Profit Investasi 8

INVESTASI KELAPA SAWIT 12009

secara perlahan-lahan sebagian kebutuhan lainnya dapat disuplai dari produksi TBS para petani. HARGA TBS Harga TBS sangat ditentukan oleh harga CPO, dalam hat ini sebagai rujukan adalah kantor pemasaran bersama CPO di Pulau Jawa, PT condong menetapkan kebijakan harga TBS dengan mempetimbangkan hat berikut: Harga CPO di pulau Jawa pada saat pengiriman TBS dari koperasi ke Pa brik Rendeman TBS, yang menggambarkan prosentase antara CPO yang dihasilkan dari TBS yang diproses dalam mesin Harga TBS di tingkat petani dipotong untuk biaya transportasi yang dilakukan oleh koper asi petani, dalam hal ini diproy eksikan biaya pengiriman TBS berkisar 10% dari harga TBS. Petani dalam hal ini tidak dirugikan karena harga ditentukan tidak berdasarkan atas pertimbangan perusahaan penerima tetapi mengikuti harga CPO yang dapat memberikan kepastian keadilan harga, demikian halnya pengecekan rendemen dapat dilakukan secara bersama-sama, karena rendemen merupakan salah satu point penting yang akan sangat berpengaruh pada penghasilan petani. Berdasarkan hasil perhitungan, asumsi harga TBS di Kabupaten Garut adalah sebagai berikut:

Tahun 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026

Harga/Kg 1.300 1.378 1.461 1.548 1.641 1.740 1.844 1.965 2.072 2.196 2.328 2.468 2.618

Tahun 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036 2038 2039

Harga/Kg 2.773 2.939 3.116 3.302 3.501 3.711 3.933 4.169 4.419 4.685 5.264 5.579

Profit Investasi 9

INVESTASI KELAPA SAWIT 12009

DISTRIBUSI Distribusi produk TBS melalui koperasi petani, dalam hal ini koperasi bertugas mengumpulkan TBS dari dari petani dan mengirimkan TBS dari petani ke pabrik kelapa sawit. Selanjutnya pabrik kelapa sawit menentukan menghitung harga dengan melihat harga CPO dan rendemen dan memberikan pembayaran kepada petani melaui koperasi, dengan ilustrasi berikut:

HARGA TBS

Biaya distribusi ditetapkan sebesar 10% dari harga TBS, biaya tersebut digunakan untuk keperluan maintenance kendaraan dan operasionalisasi koperasi secara umum. Untuk itu maka transparansi pada pengurusan koperasi akan sangat menentukan kepercayaan petani.

_______________________ Profit Investasi

10

INVESTASI KELAPA SAWIT

2009

GAMBARAN TEKNIS

HABITAT SAWIT

1. Secara alami kelapa sawit hanya dapat tumbuh di daerah tropis. Tanaman ini dapat juga tumbuh di tempat berawa (swamps), di sepanjang bantaran sungai dan di tempat basah. 3. Didalam hutan hujan tropis, tanaman ini tidak dapat tumbuh karena terlalu lembab dan ticlak mendapat sinar matahari karena ternaungi kanopi tumbuhan yang lebih ti nggi. 4. Sinar matahari harus langsung mengenai daun kelapa sawit. Lama penyinaran matahari rata-rata 5-7 jam perhari. 6. Angin tidak mempengaruhi pertumbuhan karena bentuk daun yang sedemikian rupa sehingga tidak mudah dirusak angin. 7. Benih kelapa sawit mengalami dormansi (keadaan sementara tanaman) yang cukup panjang. 8. Diperlukan aerasi yang baik dan temperatur yang tinggi untuk memutuskan masa dormansi agar bibit dapat berkecambah. 9. Pada proses perkecambahan diperlukan kelembaban 60-80% dengan temperatur 35A2C. 10. Curah hujan tahunan antara 1.500-4.000 mm, optimal 2.000-3.000 mm/tahun.

MEDIA TANAM 1. Tanah yang baik untuk budidaya kelapa sawit harus mengandung banyak lempung, beraerasi baik dan subur. 3. 4. Tanah harus berdrainase baik, permukaan air tanah cukup dalam, solum cukup dalam, ticlak berbatu. Tanah Latosol, Ultisol dan Aluvial yang meliputi tanah gambut, dataran pantai dan muara sungai dapat dijadikan perkebunan kelapa sawit. 5. Tanah memiliki derajat keasaman (pH) antara 4-6.
Profil Investasi

11

INVESTASI KELAPA SAWIT 2009 Ketinggian tempat yang ideal bagi pertumbuhan tanaman kelapa sawit anta ra 1-400 m dpl. 2. Topografi data r clan berombak sampai bergelombang. 3. Kelerengan ideal berkisarantaraOsampai 25%. TEKNIS BUDIDAYA Teknis budidaya dari mulai pembangunan kebun, pengolahan lahan sampai dengan pemeliharaan dan pengendalian hama dan penyakit, dibantu secara intensif oleh PT Condong, perusahaan yang berpengalaman puluhan tahun dalam budidaya kelapa sawit di Garut, dengan demikian secara teknis budidaya relatif tidak ada masalah. PRODUKTIVITAS Produksi sawit dimulai pada tahun ke 4 dan terus berproduksi sampai pohon sawit berusia 25 tahun, puncak produksi per Ha tercapai pada usia 9 sampai 14 tahun, dimana mencapai produksi 20 ton per Ha dan secara perlahan-lahan mengalami penurunan sampai tahun ke 29. Pada tahun ke 29 produksi sudah tidak layak untuk dipertahankan sehingga perlu peremajaan kebun. Dengan kata lain mass produktif kebun berada pada rentang 4 sampai 29 tahun Produksi BTS per Ha Tahun 4 sampai 25
25 20 15 10 5 0
I

1.

ton

4 5 6 7 8 9 10111213141516171819202122232425

Estimasi produksi per hektar mengacu pada produksi aktual kebun sawit per hektar yang dikelola oleh perkebunan PT Condong, dengan demikian secara teknis relatif tidak akan terlalu berbeda dengan produktivitas TBS di lahan masyarakat.

Profit Investasi 12

INVESTASI KELAPA SAWIT 2009

HUBUNGAN KELEMBAGAAN
Mekanisme hubungan antar pihak dalam rencana pengembangan kelapa sawit, melibatkan pemerintah, perbankan, petani, koperasi, dan PTCondong sebagai mitra petani yang menampung hasil panen, ilustrasi hubungan kelembagaan adalah sebagai berikut:
PEMKAB GARUT

Rekomendasi

Mediasi, validasi, data, pemantauan, pengawasan

Program pembinaan,

PERBANKAN/

Perbaikan Infrasruktur

INVESTOR

IF

i Petani

PT CONDONG SEBAGAI PABRIK PENAMPUNG

Petani

Petani

Pemerintah Pemerintah mediasi PT Condong untuk mendapatkan legalitas, dan dukungan dalam proyek ini, selain itu melakukan validasi daftar nominatif, melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap halhal teknis maupun MoU antara koperasi dan PT Condong. Pemerintah juga mengalokasikan program pembinaan dan perbaikan infrastuktur pada tahap perkembangan kebun sehingga petani dapat ditingkatan produktivitasnya. Profit Investasi 13

Petani Menyediakan dengan pinjaman, prosedur dengan dengan kemampuan,

lahan

sesuai dan

kebutuhan

Mengajukan melaksanakan

penanaman sampai pemanenan persyarakat sesuai teknis

budidaya sawit.

INVESTASI KELAPA SAWIT 2009

Pemerintah Pemerintah mediasi PT Condong untuk mendapatkan legalitas, dan dukungan dalam prouek ini, selain itu melakukan validasi daftar nominatif, melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap halhal teknis maupun MoU antara koperasi dan PT Condong. Pemerintah juga mengalokasikan program pembinaan dan perbaikan infrastuktur pada tahap perkembangan kebun sehingga petani dapat ditingkatan produktivitasnya. PT Condong Melakukan pembinaan teknis dari mulai pembangunan kebun sampai dengan panen, melaksanakan MoU untuk menampung seluruh TBS dari koperasi dengan formula h a r g a s e s u a i d e n g a n k e s e p a k a ta n y a n g d ib ua t an ta ra PT Con don g d an Ko per asi serta pihak pemerintah sebagai pihak yang mengetahui dan memantau pelaksanaan MoU.

Petani Menyediakan dengan kemampuan, pinjaman, prosedur dengan dengan

lahan

sesuai dan

kebutuhan

Mengajukan melaksanakan sampai penanaman sesuai teknis

pemanenan persyarakat budidaya sawit.

Koperasi Petani Menampung seluruh hasil TBS petani untuk pabrik, petani rendemen dikirimkan kepada mengatasnamakan memantau di pabrik,

untuk

mengkoordinasikan pembayaran dan pelunasan h u t a n g k e p a d a investor/perbankan.

Perbankan/investor Perbankan/investor yang mendanai program, idealnya PT Condong bertindak sebagai penjamin sehingga proses menjadi lebih mudah, dalam hal ini diperlukan keberanian investor untuk mengelola risiko investasi dengan dukungan pemerintah berupa daftar nominatif peserta program pengembangan sawit dan program-program pembinaan yang diharapkan dapat mereduksi resiko kegagalan program ini.

AL1S1S INVESTASI ANALISA BIAYA - DEFINISI Yang dimaksud biaya proyek petani disini meliputi biaya: Profil Investasi

14

INVESTASI KELAPA SAWIT 2009 Penentuan harga satuan untuk setiap jenis aktiva pada tahun dasar tahun 2009 bersumber dari harga nil perusahaan mitra tentang satuan biaya kebun petani program kemitraan, harga upah menggunakan UMR (Upah minimum Regional) dengan asumsi setiap tahun mengalami kenaikan sebesar Rp.50.000,- kecuali harga satuan pupuk menggunakan harga pupuk subsidi karena kebunnya adalah kebun rakyat. Dalam menanggulangi perubahan harga per tahun dan untuk mengkonversi biaya dari harga konstan menjadi harga kini digunakan tingkat inflasi dalam negeri hasil proyeksi tahun 2009 dengan tingkat inflasi 6% per tahun s/d I (satu) siklus produksi, termasuk asumsi harga TBS (tandan bush segar) Periode analisa kelayakan proyek digunakan masa manfaat 25 tahun dengan masa tenggang 4 (empat) tahun dengan tahun dasar 2010. Rencana Pemasaran Hasil TBS sebanyak 100% dipasarkan kepada perusahaan mitra. Tingkat harga jual produksi TBS petani setiap kilogramnya selama periode analisa bersumber dari hasil perkiraan yang diproyeksikan atas dasar harga saat ini dengan tingkat inflasi 6%. Dan hasil perhitungan investasi modal pembangunan dengan tingkat bunga selama masa pembangunan sebesar 10%/tahun, Masa angsuran kredit (9 th) dengan tingkat bunga sebesar 15%/th (Masa Menghasilkan) dapat diiihat penghasilan petani sesuai arus kas. Penjualan TBS dari petani peserta kepada PT, CONDONG GARUT dilaksanakan melalui Koperasi, Koperasi berperan dalam mengangkut hasil panen TBS dari kebun plasma ke pabrik PKS Pasir Gambir, dengan menerima ongkos angkut sebesar 10%dari harga jual TBS

BlAYA PEMBANGUNAN KEBUN

Sedangkan perhitungan berdasarkan analisa biaya Real untuk th 2009 oleh perusahaan mitra Program Petani sesuai ketentuan pemerintah tentang Revitalisasi perkebunan adalah sebagai berikut sebagai berikut:
TAHAP RUPIAH

0 14.305.500,9.532.960, 9.982.590,11.412.450,45.233.500,-

Tote I

Profit Investasi 15

INVESTASI KELAPA SAWIT 2009

KOMPONEN KREDIT 1 . Pembangunan Kebun

BIAYA

2. Sertifikasi Lahan 3. Admin clan Notaris 4. Manajemen Fee 5% 5. Bungs Bank TOTAL

32,702.8001.200000,1.000.000,1.721.200,8,609.50045.233.500,-

Total biaya yang direncanakan sebesar Rp. 45.233500,-/Ha berupa pinjaman dan lembaga penyandang dana/ Bank kepada petani peserta.

ANGSURAN POKOK DAN PEMBAYARAN BUNGA KEWAJIBAN PETANI Kewajiban petani berupa cicilan bunga dan angsuran pokok, dibayarkan mulai tahun ke 4, pembayaran dilaksanakan setelah panen.

ANGSURAN HUTANG POKOK DAN PEMBAYARAN BUNGA PETANI PESERTA PER HEKTAR
TAHUN KE 4. 5. 6 7. 8. 9. 10. 11. 12. BUNGA ANGSURAN POKOK

500
1.000 1.000 3.000 8.979,91 7.724,38 6.158,65 4.498,99 2.739.71

0
0 5.258,45 6.967,44 8370,22 10.438,16 11.064,45 11.72832 18.264.93

BIAYA PRODUKSI Asumsi tidak menggunakan tenaga kerja sendiri. Untuk menopang kehidupan petani plasma sehari-hari selain mengharap keuntungan dari berkebun savvit, petani dapat menjadi tenaga kerja dan menerima upah.

Profit Investasi 16

INVESTASI KELAPA SAWIT

2009

PENDAPATAN PETANI/Ha
Umur Sawit Produksi TBS Kg/Ha/Tahun 5.000,00 8.000,00 12.000.00 15.000,00 17.000,00 20.000,00 20.000,00 20.000,00 20.000,00 20.000,00 20.000,00 18.000,00 18.000,00 18.000,00 18.000,00 17000,00 17.000,00 15.000,00 15.000,00 14.000,00 14.000,00 12.000,00 12.000,00 7.000,00 5.000,00 385.000,00 14.807,69 Pendapatan per Ha. (Rp) 6.500.000 11.024.000 17.528.160 23.224.812 27.900.741 34.793.865 36.881.497 3 d. 094.38 7 41.440.050 43.926.453 46.562.040 44.420.186 47.085.397 49.910.521 52.905.153 52.963.936 56.141.772 52.509.069 55.659.613 55.065.911 58.369.866 53.033.192 56.215.184 39.725.396 27.897.160 1.039.726.507

Harga/Kg (Rp) 1.300 1.378 1.461 1.548 1.641 1.740 1.844 1.965 2.072 2.196 2.328 2.468 2.618 2.773 2.939 3.116 3.302 3.501 3.711 3.933 4.169 4.419 4.685 5.264 5.579

4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 28 29 JUMLAH RATA-RATA

Profit Investasi 17

INVESTASI KELAPA SAWIT 2009

KEUNTUNGAN PETANI Proyek kemitraan komoditi kelapa sawit ini memberikan keuntungan kepada petani rata-rata Rp. 9.307.040,-/tahun atau Rp.

775.587,-/bulan pads mass angsuran pinjaman.


Setelah pinjaman lunas keuntungan petani menjadi rata-rata sebesar Rp. 33.520.000,-

/tahun atau Rp.2.793.333,-/bulan angka


ini cukup layak untuk kehidupan petani, terlebih sesungguhnya petani masih mendapatkan keuntungan dari upah tenaga kerja. Dengan pendapatan yang memadai dimungkinkan petani melakukan akumulasi modal yang dapat digunakan untuk melakukan diversifikasi usaha. Selain keuntungan langsung yang diperoleh para petani, mereka juga mendapatkan manfaat peningkatan nilai aset, karena lahan yang telah ditanami sawit mempunyai nilai aset yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan lahan kurang produktif. Manfaat lainnya adalah peningkatan pertumbuhan ekonomi wilayah yang dapat memacu penyerapan tenaga kerja dan tumbuhnya usahausaha baru yang dapat membantu mengurangi pengangguran terbuka dan pengangguran tertutup di perdesaan.

Profil Investasi 18

Anda mungkin juga menyukai