Anda di halaman 1dari 28

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Kekerasan tumpul adalah sejenis kekerasan yang bersifat mekanik yang disebabkan oleh benda tumpul. Benda tumpul yang dimaksudkan adalah benda-benda yang tidak bermata tajam, mempunyai konsistensi yang keras atau kenyal, dan mempunyai permukaan yang halus atau kasar. Di Amerika Serikat, trauma dada merupakan kira-kira 25% dari semua trauma penyebab kematian. Secara keseluruhan, angka mortalitas dengan trauma dada sekitar 10%. Trauma dada penyebab 25% kematian akibat trauma di Amerika Serikat. Banyak kematian tersebut seharusnya dapat dicegah dengan diagnosis dan pengobatan yang cepat. Diantara pasien-pasien yang ditransfer ke ruang operasi dalam 24 jam pertama, insiden dari trauma tumpul dada dilaporkan telah meningkat sebesar 62,5%. Penelitian Canadian selama 5 tahun yang diakui oleh unit trauma, 96,3% mendukung terjadinya trauma tumpul, sisanya 3,7% trauma penetrasi. Penyebab trauma tumpul berhubungan dengan kecelakaan lalu lintas (70%), bunuh diri (10%), jatuh (8%), pembunuhan (7%), dan lain-lain (5%). Insidens trauma dada sebesar 46%, dan angka mortalitasnya sebesar 15,7% dengan trauma dada dan 12,8% tanpa trauma dada. Akibat dari trauma tumpul dada sering menyebabkan trauma pada dinding toraks dan paru, seperti patah tulang iga, flail chest, kontusio paru, pneumotoraks, pneumotoraks terbuka, tension pneumotoraks, hemotoraks, hemotoraks massif, dan cedera pada trakea dan bronkus. Selain itu, dapat juga menyebabkan trauma pada jantung dan aorta seperti tamponade jantung, kontusio miokard dan trauma tumpul jantung. Trauma tumpul jantung menimbulkan gejala yang bervariasi dari memar pada miokard yang asimptomatik, ruptur jantung, sampai terjadinya kematian. 20% penyebab kematian pada kecelakaan kenderaan bermotor adalah karena trauma tumpul jantung. Angka kejadian trauma tumpul jantung pada semua pasien trauma toraks adalah sebanyak 20%, walaupun begitu pada pasien dengan trauma toraks yang fatal ataupun trauma multipel, angka kejadian trauma tumpul jantung setinggi 76%.

1.2 Rumusan Masalah 1.2.1: Bagaimanakah aspek medikolegal pada kasus trauma tumpul? 1.2.2: Bagaimanakah gambaran temuan forensic pada kasus trauma tumpul, yaitu dari pemeriksaan luar dan juga pemeriksaan dalam (otopsi)?

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Luka 2.1.1 Definisi Luka Luka adalah suatu keadaan ketidaksinambungan, kerusakan atau hilangnya hubungan antar jaringan tubuh seperti jaringan lunak, jaringan otot, jaringan pembuluh darah, jaringan saraf dan tulang. Luka juga didefinisikan sebagai rusaknya jaringan tubuh yang disebabkan oleh suatu trauma. 2.1.2 Pembagian Luka Berdasarkan sifat dan penyebabnya, trauma dapat dibedakan menjadi : a. Trauma mekanik Trauma akibat kekerasan tumpul (luka lecet, luka memar, luka robek dan patah tulang) b. Trauma akibat kekerasan benda tajam (luka tusuk, luka iris, luka bacok) Trauma akibat kekerasan senjata api (luka tembak masuk, luka tembak keluar) Trauma fisik Suhu (suhu panas, suhu dingin) Arus listrik (AC/DC) Petir Tekanan udara tinggi/rendah Radiasi akustik c. Trauma kimiawi : trauma akibat korosifitas zat kimia (asam kuat/basa kuat) 2.1.3 Penentuan kwalifikasi luka Penentuan kwalifikasi luka pada dasarnya untuk memenuhi keinginan undangundang dalam hal ini K.U.H.P pasal 351 ayat 1 dan ayat 2, pasal 352 ayat 1, pasal 352 ayat 2, pasal 354 ayat 1 dan pasal 360 ayat 1 dan ayat 2. Dengan demikian penyidik akan mengenal tiga kwalifikasi luka yaitu: 2.1.3.1 Luka yang tidak mengakibatkan penyakit atau halangan dalam melakukan pekerjaan atau jabatan 2.1.3.2 Luka yang mengakibatkan penyakit atau halangan dalam melakukan pekerjaan atau jabatan untuk sementara waktu (hari/minggu/bulan) 2.1.3.3 Luka yang dimaksudkan dalam K.U.H.P pasal 90 yaitu:
3

Penyakit atau luka yang tak dapat diharapkan akan sembuh dengan sempurna atau yang dapat mendatangkan bahaya maut Senantiasa tidak cakap mengerjakan pekerjaan jabatan atau pekerjaan pencaharian Tidak dapat lagi memakai salah satu panca indera Mendapat cacat besar Lumpuh (kelumpuhan) Akal (tenaga paham) tidak sempurna lebih lama dari empat minggu Gugur atau matinya kandungan seorang perempuan

2.2 Luka tumpul Luka yang terjadi akibat kekerasan benda tumpul dapat berupa memar (kontusio,hematom), luka lecet (ekskoriasi, abrasi), dan luka terbuka/robek (vulnus laseratum). Patah tulang juga dapat terjadi bila kekerasan tumpul yang terjadi sangat hebat. 2.2.1 Memar Pada luka memar yang mengalami kerusakan adalah jaringan subkutan sehingga pembuluh-pembuluh darah kapiler rusak dan pecah sehingga darah meresap ke jaringan sekitarnya. Disini permukaan kulit tidak selalu mengalami kerusakan. Letak, bentuk dan luas luka memar dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti besarnya kekerasan, jenis benda penyebab, kondisi dan jenis jaringan, usia, jenis kelamin, corak dan warna kulit, kerapuhan pembuluh darah, penyakit (hipertensi, penyakit kardiovaskuler, diathesis hemoragik). Luka memar harus dapat dibedakan dengan lebam mayat, perbedaannya adalah sebagai berikut: Lokasi luka memar disembarang tempat, sedangkan lebam mayat pada bagian tubuh yang terendah Luka memar disertai dengan pembengkakan dan tanda-tanda intravital Bila ditekan atau diiris warna luka memar tidak menghilang, pada lebam mayat warna menghilang dan jika diiris keluar darah.
4

Umur luka memar secara kasar dapat diperkirakan melalui perubahan warnanya. Pada saat timbul memar berwarna merah, kemudian berubah menjadi ungu atau hitam, setelah 4 sampai 5 hari akan berwarna hijau yang kemudian akan berubah menjadi kuning dalam 7 hari sampai 10 hari dan akhirnya menghilang dalam 14 sampai 15 hari. Perubahan warna tersebut dimulai dari tepid an waktunya dapat bervariasi tergantung derajat dan berbagai faktor yang mempengaruhinya. 2.2.2 Luka lecet Luka lecet adalah suatu kerusakan yang mengenai lapisan atas dari epidermis akibat kekerasan dengen benda yang mempunyai permukaan kasar, sehingga epidermis menjadi tipis, sebagian atau seluruh lapisannya hilang. Ciri-ciri luka lecet yaitu sebagian atau seluruh epitel hilang, kemudian permukaan tertutup oleh eksudasi yang akan mongering (crusta), timbul reaksi radang berupa penimbunan sel-sel PMN, dan biasanya tidak meninggalkan jaringan parut. Berdasarkan mekanismenya, luka lecet dapat diklasifikasikan sebagai: 1. luka lecet gores (scratch), diakibatkan oleh benda runcing yang menggeser lapisan permukaan kulit di depannya dan menyebabkan lapisan tersebut terangkat sehingga dapat menunjukkan arah kekerasan yang terjadi. 2. luka lecet serut (graze) adalah variasi dari luka lecet gores yang daerah persentuhannya dengan permukaan kulit lebih lebar. Arah kekerasan ditentukan dengan melihat letak tumpukan epitel. 3. luka lecet tekan (impression, impact abrasion) disebabkan oleh penjejakan benda tumpul pada kulit. Karena kulit adalah jaringan yang lentur, maka bentuk luka lecet tekan belum tentu sama dengan bentuk permukaan benda tumpul tersebut tetapi masih memungkinkan identifikasi benda penyebab yang mempunyai bentuk yang khas misalnya kisi-kisi radiator mobil, jejas gigitan, dsb. 4. luka lecet geser (friction abrasion) disebabkan oleh tekanan linier pada kulit disertai gerakan bergeser, misalnya pada kasus gantung atau jerat serta pada korban pecut. Luka lecet geser yang terjadi semasa hidup mungkin sulit dibedakan dari luka lecet geser yang terjadi segera pasca mati. Luka lecet dapat terjadi ante mortem atau post mortem. Tabel berikut menunjukkan perbedaan luka lecet intravital dan postmortem
5

Ante Mortem 1. Coklat Kemerahan 2. Terdapat sisa-sisa epitel 3. Tanda intravital (+) 4. Sembarang tempat

Post Mortem 1. Kekuningan 2. Epidermis terpisah sempurna dari dermis 3. Tanda intravital (-) 4. Pada daerah yang ada penonjolan tulang

Perkiraan umur luka lecet dapat diperkirakan secara makroskopis maupun mikroskopis yaitu pada hari ke 1 sampai dengan ke tiga berwarna coklat kemerahan karena eksudasi darah dan cairan limfe. Dua atau tiga hari kemudian pelan-pelan bertambah suram dan lebih gelap. Setelah 1 sampai 2 minggu mulai terjadi pembentukan epidermis baru. Dalam beberapa minggu akan timbul penyembuhan luka lengkap. 2.2.3 Luka robek Luka robek merupakan luka terbuka akibat trauma benda tumpul yang menyebabkan kulit teregang ke satu arah dan bila batas elastisitas kulit terlampaui, maka akan terjadi robekan pada kulit. Pada luka robek seluruh tebal kulit mengalami kerusakan dan juga jaringan bawah kulit, sehingga epidermis terkoyak, folikel rambut, kelenjar keringat dan sebacea juga mengalami kerusakan. Luka robek memiliki ciri bentuk luka yang umumnya tidak beraturan, tepi atau dinding tidak rata, tampak jembatan jaringan antara kedua tepi luka, bentuk dasar luka tidak beraturan sering tampak lecet atau luka memar di sisi luka. Pada penyembuhan luka robek biasanya meninggalkan jaringan parut. 2.2.4 Patah Tulang Patah atau retaknya tulang pada kekerasan benda tumpul mudah dibedakan dengan patah atau retaknya tulang pada kekerasan benda tajam atau senjata api. Apabila kepala dipukul dengan benda tumpul, sering dijumpai patah tulang dimana bagian-bagian yang patah tersebut tertekan ke dalam (fraktur kompresi). Pada kasus kecelakaan lalulintas, seringkali tubuh korban terlempar dan jatuh dengan kepala menyentuh jalan, maka lebih sering akan dijumpai patah tulang dengan garis patah yang linier. Dengan demikian dapat dibedakan berdasarkan kelainan yang terjadi pada tengkorak, yaitu apakah benda
6

tumpul yang menghampiri kepala, atau kepala yang mendekati benda tumpul. Pada dada biasanya menyebabkan patah tulang costae, tulang sternum atau tulang scapula clavicula. 2.3 Tanda Kematian 2.3.1 Lebam mayat (Livor Mortis) Lebam mayat terjadi karena adanya pengumpulan darah dalam pembuluhpembuluh darah kecil, kapiler dan venula, pada bagian tubuh terendah akibat adanya gaya gravitasi. Lebam mayat tidak terjadi pada tempat yang mendapat tekanan. Lebam mayat biasanya muncul dalam waktu 30 menit setelah kematian somatis. Intensitas maksimal akan dicapai dalam 8-12 jam post-mortal sehingga tidak akan mengalami perubahan apabila ditekan. Hal ini bisa menjadi penanda apakah mayat tersebut telah diubah posisinya atau tidak. Warna lebam mayat biasanya merah-ungu (livide), namun bisa berbeda pada keadaan tertentu. Lebam mayat harus dibedakan dengan resapan darah akibat trauma (ekstravasasi darah) dimana warna merah darah pada trauma menempati ruangan tertentu dalam jaringan dan tidak akan hilang bila irisan jaringan disiram air. 2.3.2 Kaku mayat Kaku mayat adalah kekakuan pada seluruh otot yang terjadi setelah periode relaksasi primer. Kaku mayat terjadi bila cadangan glikogen dalam otot habis maka energi tidak terbentuk dan aktin-miosin akan menggumpal sehingga otot menjadi kaku. Dalam keadaan kontraksi otot normal, glikogen yang disimpan dalam otot diubah menjadi asam laktat dan energi. Energi ini akan digunakan kembali untuk mensintesis ATP. ATP penting untuk menjaga kemampuan kontraksi dan kelenturan otot sehingga otot tidak menjadi kaku. Pada kematian somatis sudah tidak terjadi proses metabolisme sel yang akan menghasilkan ATP sehingga kadar ATP menjadi sangat berkurang dan akibatnya sifat kelenturan dan kemampuan kontraksi otot menjadi hilang sehingga muncul kaku mayat (rigor mortis). Kaku mayat mulai muncul 2 jam setelah mati klinis dengan arah kemunculan sentripetal (dari luar ke dalam) dan menjadi lengkap setelah 12 jam, dipertahankan selama 12 jam kemudian menghilang sesuai urutan terbentuknya yaitu dari otot-otot wajah, leher, dada, perut dan tungkai. Cadangan ATP pada setiap otot berbeda, sehingga munculnya kaku mayat (rigor mortis) akan berbeda dan biasanya lebih cepat
7

pada jaringan otot yang serabut ototnya lebih sedikit. Peranan ATP tersebut juga dapat menjelaskan munculnya kaku mayat yang lebih cepat pada kematian karena infeksi, konvulsi kelelahan, keadaan suhu keliling yang tinggi, dan keadaan gizi yang jelek. Jika terjadi pada ekstremitas, kekakuannya menyerupai papan, sehingga dibutuhkan tenaga untuk dapat melawan kekakuan tersebut. Adanya kejanggalan dari postur pada mayat, dimana kaku mayat telah terbentuk dengan posisi sewaktu mayat ditemukan dapat menjadi petunjuk bahwa tubuh korban telah dipindahkan setelah mati. Dalam mengidentifikasi terjadinya kaku mayat, perlu dibedakan dengan beberapa hal yaitu:
Cadaveric Spasmus, yaitu kekakuan otot yang terjadi pada saat kematian dan

menetap sesudah kematian akibat hilangnya ATP lokal saat mati karena kelelahan atau emosi yang hebat sesaat sebelum mati.
Heat stiffening, yaitu kekakuan otot akibat koagulasi protein karena panas

sehingga serabut otot memendek dan terjadi fleksi sendi. Misalnya pada mayat yang tersimpan dalam ruangan dengan pemanas ruangan dalam waktu yang lama.
Cold stiffening, yaitu kekakuan tubuh akibat lingkungan yang dingin sehingga

terjadi pembekuan cairan tubuh dan pemadatan jaringan lemak subkutan sampai otot

2.3.3 Pembusukan (decomposition, putrefaction) Pembusukan jenazah terjadi akibat proses degradasi jaringan karena autolisis dan kerja bakteri. Mulai muncul 24 jam postmortem, berupa warna kehijauan dimulai dari daerah sekum menyebar ke seluruh dinding perut dan berbau busuk karena terbentuk gas seperti HCN, H2S dan lain-lain. Pembuluh darah bawah kulit akan melebar, hijau kehitaman, kemudian kulit ari terkelupas/menggelembung, lama-lama gas menyebabkan pembengkakan tubuh menyeluruh, terutama pada jaringan longgar. Akibat proses pembusukan rambut mudah dicabut, wajah membengkak, bola mata melotot, kelopak mata membengkak dan lidah terjulur. Pembusukan lebih mudah terjadi pada udara terbuka, suhu lingkungan yang hangat/panas dan kelembaban tinggi. Bila penyebab kematiannya adalah penyakit infeksi maka pembusukan berlangsung lebih cepat. Kira-

kira 36-48 jam jam pascamati akan dijumpai larva lalat. Identifikasi spesies lalat melalui pengukuran panjang larva dapat memperkirakan saat kematian 2.4 Trauma Tumpul Dada Kekerasan tumpul pada dada dapat berakibat patah tulang iga, tulang sternum, dan tulang scapula clavikula. Selain itu, dapat menyebabkan traumanya organ jantung, paru dan pericardium. 2.4.1 Patah Tulang Iga Patah tulang iga sering terjadi pada trauma tumpul pada dada. Iga kempat sampai sepuluh merupakan daerah yang sering mengalami patah. 50% pasien yang mengalami trauma tumpul pada jantung juga terdapat patah tulang iga. Patah pada iga 8 sampai 12 patut dicurigai adanya trauma pada organ abdomen. Organ abdomen yang paling sering trauma adalah hati dan limpa. Pasien dengan patah tulang iga sebelah kanan (iga 8 dan di bawah), 19% - 56% mengalami trauma hati, sedangkan sibelah kiri 22%-28% mengalami trauma limpa. Patah tulang iga bagian bawah juga dapat disertai adanya trauma pada diafragma. 8% pasien yang dibawa ke rumah sakit setelah tabrakan kenderaan bermotor dengan kecepatan tinggi, terjatuh dengan ketinggian lebih dari 4,5 meter, atau terlempar setelah ditabrak sejauh lebih dari 3 meter memiliki gambaran trauma pada aorta dalam pemeriksaan toraks angiografi CT. Patah tulang iga sebanyak 3 atau lebih berbanding lurus dengan meningkatnya resiko trauma organ dalam dan meningkatkan angka mortalitas. 2.4.2 Trauma Jantung Trauma tumpul pada dada, 20 % dapat menyebabkan trauma pada organ jantung. Manifestasi klinis bervariasi antara memar pada otot jantung yang bersifat asimtomatik, robekan jantung, dan kematian. Mekanisme kejadian dapat berupa impak langsung pada precordial, trauma remuk dari kompresi antara sternum dan tulang belakang, deselerasi atau torsi yang menyebabkan robekan pada titik fiksasi, dan trauma akibat ledakan.

Memar pada otot jantung dapat terjadi pada trauma tumpul pada dada (misalnya kecelakaan lalu-lintas). Hal ini mungkin berhubungan dengan pneumotoraks, patah tulang sternum, patah tulang iga, memar paru ataupun hemotoraks. Luka memar pada jantung dapat menyebabkan kematian akibat daripada detak jantung yang tidak beraturan (aritmia). Memar jantung tidak menimbulkan gejala yang spesifik dan seringkali terjadi bersamaan dengan memar pada paru dan patah tulang sternum. Ruptur aorta juga sering terjadi pada trauma tumpul pada dada. Aorta adalah arteri terbesar dalam tubuh, yang bertanggungjawab terhadap pengiriman oksigen darah ke seluruh jaringan tubuh. Ruptur aorta sering menyebabkan kematian, diperkirakan sebagai penyebab kedua tersering kematian pada pasien dengan trauma dada. Lokasi ruptur sering di bagian proksimal arteri subklavia kiri dekat ligamentum arteriosum. Kecurigaan adanya ruptur aorta dari foto toraks bila didapatkan mediastinum yang melebar, patah tulang iga pertama dan kedua, trake terdorong ke kanan, gambaran aorta kabur, dan penekanan bronkus utama kiri. Tamponade jantung juga sering terjadi pada penderita dengan trauma dada yang berat. Memar pada otot jantung tanpa disertai ruptur dapat menjadi penyebab tamponade jantung. Patut dicurigai seseorang mengalami trauma jantung bila terdapat : trauma tumpul di daerah anterior, patah tulang sternum, trauma tembua/tajam pada area prekordial. Data pada otopsi menunjukkan kejadian kontusio (memar) pada otot jantung adalah sebanyak 60%-100% pada kasus trauma tumpul pada jantung. Kejadian robekan pada bilik-bilik jantung, ventrikel kanan (19%-32%), atrium kanan (10%-15%), ventrikel kiri (5%-44%), atrium kiri (1%-7%).

10

BAB III LAPORAN KASUS 3.1 DESKRIPSI Jenazah seorang laki-laki, dengan inisial ARE, berumur lima puluh lima tahun, kebangsaan Australia dikirim oleh polisi Polsek Densel ke Instalasi Kedokteran Forensik Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar pada tanggal 23 Juli 2011 pukul 00.15 WITA. Telah dilakukan pemeriksaan luar pada tanggal 23 Juli 2011 pada pukul 00.30 WITA, dan pemeriksaan dalam pada tanggal 26 Juli 2011 pada pukul 09.20 WITA dengan hasil : 3.2 PEMERIKSAAN
11

PEMERIKSAAN LUAR
1. Label : Label dari kepolisian tidak ada 2. Pembungkus jenazah:

Sprei berwarna putih ukuran 175 cm x 172 cm. Kain tenun berwarna biru keunguan ukuran 202 cm x 180 cm.
3. Benda di samping jenazah: Tidak ada. 4. Pakaian:

Celana

pendek

berwarna

hitam,

bergaris

oranye,

dengan

merek

NEOWAVE, bahan polyester, ukuran M. Celana dalam berwarna hitam dan putih, dengan merek BONDS, bahan katun, ukuran M
5. Perhiasan: Jenazah tidak menggunakan perhiasan

6. Tanda Kematian:

Lebam mayat pada tubuh bagian belakang, warna merah keunguan, hilang Kaku mayat : belum terbentuk Tanda pembusukan : tidak ada Rambut kepala warna coklat kekuningan, beruban, tumbuh lebat, ikal, panjang

pada penekanan

Pemeriksaan Rambut: rata- rata 3,8 cm. Alis warna coklat, lebat. Bulu mata berwarna coklat, lebat, lurus Kumis dicukur Jenggot dicukur
8. Pemeriksaan Kepala: Bentuk kepala lonjong

9. Pemeriksaan Mata:

Kedua mata tertutup Selaput bening mata kanan dan kiri jernih Teleng mata kanan dan kiri sama besar berukuran 0,5 cm Tirai mata kanan dan kiri abu-abu Selaput bola mata kanan dan kiri putih
12

Selaput kelopak mata warna pucat


10. Pemeriksaan Hidung : bentuk mancung, dari lubang hidung keluar darah

11. Pemeriksaan Mulut dan Rongga Mulut: Mulut terbuka selebar satu koma lima sentimeter Lidah tidak tergigit dan tidak terjulur Dari rongga mulut keluar darah Gigi geligi : Pada rahang atas kanan: gigi geraham belakang nomor 1 dan 3 tidak ada Pada rahang atas kiri: gigi geraham depan nomor 2 tidak ada, gigi geraham belakang nomor 2 dan 3 tidak ada Pada rahang bawah kanan: gigi geraham depan nomor 2 tidak ada, gigi geraham belakang nomor 3 tidak ada Pada rahang bawah kiri: gigi geraham belakang nomor 1 dan 3 tidak ada 12. Pemeriksaan Telinga:

Bentuk oval Dari lubang telinga kanan keluar darah dan dari lubang telinga kiri tidak

keluar apa-apa 13. Alat Kelamin: Jenis kelamin laki-laki Zakar disunat Dari saluran kelamin tidak keluar apa-apa Dari lubang pelepasan tidak keluar apa-apa

14. Lubang Pelepasan: 15. Identifikasi Umum: Jenazah laki-laki, kebangsaan Australia, warna kulit putih, gizi cukup, umur kurang lebih 55 tahun, berat badan 78 kilogram, panjang badan 184 cm, zakar disunat 16. Identifikasi Khusus :

Tato pada dada kanan berbentuk bintang, 7,5 cm dari garis pertengahan depan, Tato pada dada kanan berbentuk bintang, 6,5 cm dari garis pertengahan depan,

11,5 cm dari puncak bahu, ukuran 3,5 cm x 3,5 cm 14,5 cm dari puncak bahu, ukuran 3,5 cm x 3,5 cm
13

Tato pada dada kanan berbentuk bintang, 11,5 cm dari garis pertengahan Tato pada dada kanan berbentuk bintang, 6,5 cm dari garis pertengahan depan, Tato pada dada kanan berbentuk bintang, 8,5 cm dari garis pertengahan depan, Tato pada dada kiri berbentuk setangkai bunga mawar dengan tulisan Jacob, Jaringan parut pada lengan kanan atas sisi luar, 19 cm dari puncak bahu,

depan, 14,5 cm dari puncak bahu, ukuran 3,5 cm x 3,5 cm 16,5 cm dari puncak bahu, ukuran 2,5 cm x 2,5 cm 19,5 cm dari puncak bahu, ukuran 3,5 cm x 3,5 cm Clara, Rianna, 10 cm dari garis pertengahan depan, 16 cm dari puncak bahu ukuran 12,5 cm x 0,5 cm, warna putih 17. Luka-luka :
1)-------------------------------------------------------------------------------------------------

Luka memar tepat pada kelopak atas mata kanan, 4 cm dari garis pertengahan depan, 1 cm dari alis mata, ukuran 3 cm x 1,8 cm, warna biru keunguan
2)-------------------------------------------------------------------------------------------------

Luka memar pada kelopak atas mata kiri, 4 cm dari garis pertengahan depan, 1 cm dari alis mata, ukuran 3 cm x 1,8 cm, warna biru keunguan
3)-------------------------------------------------------------------------------------------------

Luka-luka lecet pada punggung samping kanan, 13 cm dari garis pertengahan belakang, 33 cm dari puncak bahu, meliputi daerah seluas 35 cm x 24,5 cm, ukuran terbesar 20 cm x 6 cm, ukuran terkecil 0,1 cm x 0,1 cm
4)-------------------------------------------------------------------------------------------------

Luka-luka lecet pada punggung samping bagian kanan, 20 cm dari garis pertengahan belakang, 8,5 cm dari puncak bahu, meliputi daerah seluas 32 cm x 8,5 cm, ukuran terbesar 18,5 cm x 8,5 cm, ukuran terkecil 0,2 cm x 0,1 cm
5)-------------------------------------------------------------------------------------------------

Luka-luka lecet pada lengan atas kanan sisi luar, 8 cm dari puncak bahu, meliputi daerah seluas 29,5 cm x 11 cm, ukuran terbesar 12 cm x 4 cm, ukuran terkecil 0,1 cm x 0,1 cm
6)-------------------------------------------------------------------------------------------------

Luka lecet tepat pada siku kanan, ukuran 5,5 cm x 6,5 cm


14

7)-------------------------------------------------------------------------------------------------

Luka lecet pada lengan bawah kanan bagian belakang, 3 cm dari siku, ukuran 6,5 cm x 3 cm
8)-------------------------------------------------------------------------------------------------

Luka-luka lecet pada lengan bawah kanan bagian belakang, 10 cm dari siku, meliputi daerah seluas 8 cm x 8 cm, ukuran terbesar 5 cm x 1 cm, ukuran terkecil 0,1 cm x 0,1 cm
9)-------------------------------------------------------------------------------------------------

Luka memar pada lengan bawah kanan sisi dalam, 13 cm dari pergelangan tangan, warna keunguan, ukuran 3,5 cm x 0,5 cm
10)-----------------------------------------------------------------------------------------------

Luka memar pada punggung tangan kiri, 7 cm dari pergelangan tangan, warna keunguan, ukuran 6 cm x 3,5 cm
11)-----------------------------------------------------------------------------------------------

Luka-luka lecet pada punggung tangan kiri, 5 cm dari pergelangan tangan, meliputi daerah seluas 7 cm x 2,5 cm, ukuran terbesar 0,5 cm x 0,5 cm, ukuran terkecil 0,1 cm x 0,1 cm
12)-----------------------------------------------------------------------------------------------

Luka-luka lecet pada lengan bawah kiri bagian belakang, 3,5 cm dari pergelangan tangan, meliputi daerah seluas 5 cm x 2,5 cm, ukuran terbesar 1 cm x 0,5 cm, ukuran terkecil 0,2 cm x 0,2 cm
13)-----------------------------------------------------------------------------------------------

Luka memar berbentuk garis menyerupai huruf Y, 8 cm dari puncak bahu, dengan panjang sisi luar 8 cm, sisi dalam 9 cm, jarak masing-masing garis 1,5 cm
14)-----------------------------------------------------------------------------------------------

Luka memar pada punggung jari telunjuk tangan kiri, warna keunguan, ukuran 3 cm x 2,5 cm
15)-----------------------------------------------------------------------------------------------

Luka memar pada punggung jari tengah tangan kiri, warna keunguan, ukuran 3 cm x 2,5 cm

15

16)-----------------------------------------------------------------------------------------------

Luka memar pada punggung jari manis tangan kiri, warna keunguan, ukuran 7 cm x 1 cm
17)-----------------------------------------------------------------------------------------------

Luka memar pada punggung jari kelingking tangan kiri, warna keunguan, ukuran 2,5 cm x 2,5 cm
18)-----------------------------------------------------------------------------------------------

Luka lecet tepat pada lutut, ukuran 1,5 cm x 2 cm 18. Patah Tulang: Tidak teraba patah tulang

PEMERIKSAAN DALAM SEBELUM ALAT-ALAT DIANGKAT 1. Leher :


Jaringan di bawah kulit leher tidak ditemukan kelainan

Jaringan otot leher samping kiri setinggi tulang selangka ditemukan memar sepuluh sentimeter dari garis pertengahan depan dengan ukuran sepuluh sentimeter kali dua sentimeter 2. Dada : Lemak dinding dada berwarna kuning, tebal dua sentimeter Sekat rongga badan kanan dan kiri sama tinggi, setinggi sela iga kelima Pada otot dada samping kanan bawah setinggi sela iga keenam, dua belas sentimeter dari garis pertengahan depan ditemukan memar dengan ukuran tujuh sentimeter kali tiga sentimeter Pada otot dada samping kiri setinggi sela iga ketiga, lima sentimeter dari garis pertengahan depan ditemukan memar dengan ukuran tujuh sentimeter kali tiga sentimeter

16

Kandung jantung tampak lima jari di antara kedua tepi paru-paru. Pada dinding belakang samping kiri bawah terdapat robekan sepanjang delapan sentimeter. Di dalam kandung jantung terdapat darah dan gumpalan darah sebanyak lima ratus mililiter Dalam rongga dada kanan terdapat darah dan gumpalan darah sebanyak dua puluh mililiter Dalam rongga dada kiri terdapat darah dan gumpalan darah sebanyak seratus mililiter
Pembuluh nadi subklavia tampak robek

Iga kanan bagian belakang nomor satu sampai delapan patah dikelilingi resapan darah dengan ukuran dua puluh enam sentimeter kali tujuh sentimeter Iga ke dua kanan bagian depan sebelas sentimeter dari garis pertengahan depan patah dikelilingi resapan darah ukuran tiga sentimeter kali dua sentimeter Iga ke tiga sampai empat kiri belakang sebelas sentimeter dari garis pertengahan depan patah dikelilingi resapan darah dengan ukuran tiga sentimeter kali empat sentimeter Iga ke tiga kiri bagian depan dua belas sentimeter dari garis pertengahan depan patah dikelilingi resapan darah dengan ukuran lima sentimeter kali enam sentimeter Iga ke enam kiri bagian depan, tiga belas sentimeter dari garis pertengahan depan patah dikelilingi resapan darah dengan ukuran empat sentimeter kali lima sentimeter 3. Perut : Lemak dinding perut berwarna kuning tebal tiga sentimeter Tirai usus menutupi sebagian besar permukaan usus bagian atas Selaput dinding perut berwarna abu-abu permukaan licin dan mengkilat

17

Dalam rongga perut ditemukan darah dan gumpalan darah sebanyak

sepuluh mililiter

SETELAH ALAT-ALAT DIANGKAT ALAT-ALAT DALAM LEHER : 1. Lidah :

Lidah berwarna coklat pucat dengan permukaan kasar, pada irisan

berwarna coklat pucat 2. Kelenjar gondok :

Terdiri dari dua baga berwarna coklat pucat, pada perabaan kenyal, pada

irisan berwarna coklat kemerahan, gambaran kelenjar jelas, berat empat puluh gram 3. Tulang rawan lidah : Utuh 4. Tulang rawan gondok 5. Tulang rawan cincin 6. Kerongkongan :

: Utuh : Utuh

Selaput lendir berwarna putih kecoklatan licin, berisi lendir berwarna

coklat berbuih terdapat pelebaran pembuluh darah 7. Batang Tenggorok : Selaput lendir warna coklat kemerahan, licin, berisi lendir berwarna coklat

muda terdapat pelebaran pembuluh darah Terdapat pembesaran kelenjar getah bening pada masing-masing tepi

tenggorok dan pada percabangan pipa udara

18

Di dalam saluran tenggorokan sampai percabangan ke pipa udara terdapat

darah dan buih

ALAT-ALAT DALAM RONGGA DADA : 1. Paru-paru : Kanan :Terdiri dari tiga baga, warna coklat pucat, pada perabaan seperti spon kenyal. Pada sela antar baga bawah dan atas terdapat robekan sepanjang lima sentimeter dikelilingi resapan darah dengan ukuran delapan sentimeter kali tujuh sentimeter, terdapat robekan pada baga bawah bagian belakang sepanjang satu koma lima sentimeter dikelilingi resapan darah dengan ukuran delapan sentimeter kali tiga sentimeter, terdapat resapan darah pada paru kanan baga bawah bagian belakang dan basal dengan ukuran terbesar empat sentimeter kali tiga sentimeter dan ukuran terkecil satu sentimeter kali satu sentimeter, pada irisan paru berwarna merah kecoklatan dan terdapat bercakbercak kemerahan, berat lapan ratus gram Kiri :Terdiri dari dua baga, warna coklat pucat, pada perabaan seperti spon kenyal. Terdapat bercak perdarahan pada baga bawah dengan ukuran empat sentimeter kali tiga sentimeter, pada irisan paru berwarna merah kecoklatan, pada penekanan keluar darah dan buih, berat tujuh ratus gram 2. Jantung

Besar jantung satu kali genggaman tangan kanan jenazah Pada dinding bagian belakang samping kanan terdapat bintik dan bercak perdarahan

Tampak robekan pada serambi kanan bagian belakang dengan panjang empat sentimeter
19

Warna coklat kekuningan mengandung banyak lemak


Lingkar katup antara serambi kanan dan bilik kanan dua belas sentimeter. Otot bilik jantung kanan berwarna coklat, tebal otot nol koma tujuh

sentimeter

Lingkar katup pembuluh nadi paru-paru tujuh sentimeter Lingkar katup antara serambi kiri dan bilik kiri sebelas sentimeter Otot bilik jantung kiri berwarna coklat, tebal satu koma lima sentimeter Lingkar katup pembuluh batang nadi tujuh sentimeter Pembuluh nadi jantung kanan terdapat bercak berwarna kekuningan, pada

perabaan tebal. Lima sentimeter dari percabangan terdapat penebalan dengan menyisakan lumen lebih dari tujuh puluh persen.

Pembuluh nadi jantung kiri tiga sentimeter dari percabangan terdapat

penebalan dengan menyisakan lumen lebih dari lima puluh persen


Sekat jantung berwarna coklat kehitaman Berat jantung tiga ratus gram

ALAT-ALAT DALAM RONGGA PERUT : 1. Hati : Warna coklat pucat, permukaan licin, tepi tajam,, pada perabaan kenyal, pada irisan berwarna coklat, gambaran hati jelas, berat satu ribu tujuh ratus lima puluh gram 2. Kandung empedu

Saluran empedu tidak tersumbat, kandung empedu berisi cairan berwarna

coklat kehijauan, selaput lendir seperti beludru


20

3. Limpa

: Warna ungu pucat, permukaan keriput, pada perabaan kenyal, pada irisan

berwarna merah keunguan, pada kerokan jaringan limpa terikut, berat seratus dua puluh lima gram 4. Lambung

: Berisi cairan berwarna coklat, selaput lendir berwarna putih abu-abu

dengan bercak kemerahan, licin dan berlipat-lipat 5. Kelenjar Liur Perut

Warna coklat muda, permukaan berbaga-baga, pada perabaan kenyal, pada

irisan berwarna coklat muda, gambaran kelenjar jelas, berat seratus gram, 6. Usus halus 7. Usus besar

: Warna merah muda, permukaan licin : Warna kuning kecoklatan, permukaan licin Terdapat memar pada bagian bawah :

8. Kelenjar anak ginjal

Kelenjar anak ginjal kanan bentuk trapezium, warna kuning, terdapat

bercak perdarahan

Kelenjar anak ginjal kiri bentuk seperti bulan sabit, warna kuning : Lemak ginjal kanan tebal, sampai ginjal mudah dilepas, warna merah

9. Ginjal

pucat, permukaan berbenjol-benjol, pada perabaan kenyal, pada irisan gambar ginjal jelas, pada piala ginjal kosong, terdapat memar pada ginjal kanan bagian atas dan sekitar hilus, berat seratus lima puluh gram
21

Lemak ginjal kiri tebal, sampai ginjal mudah dilepas, warna merah pucat,

permukaan berbenjol-benjol, pada perabaan kenyal, pada irisan gambar ginjal jelas, pada piala ginjal kosong, terdapat resapan darah pada bagian bawah dengan ukuran dua kali tiga sentimeter, berat seratus lima puluh gram 10. Saluran Kemih

Saluran kemih kanan dan kiri tidak tersumbat :

11. Kandung Kemih

Kandung kemih berisi cairan kuning jernih sebanyak lima puluh mililiter,

selaput lendir berwarna abu-abu licin mengkilat 12. Prostat : terdiri dari dua baga, warna putih ukuran lima sentimeter kali tiga sentimeter

PEMERIKSAAN KEPALA 1. Kulit kepala bagian dalam:

Pada hampir seluruh kulit kepala bagian dalam ditemukan memar

2. Tulang tengkorak :

Patah tulang dari pelipis kanan sampai puncak kepala dengan panjang

delapan sentimeter

Patah tulang pelipis kiri, puncak kepala sampai kepala bagian belakang

kanan

Pada dasar tengkorak tampak patah tulang dari pelipis kanan, tulang

karang kanan melalui sela tursika ke depan sampai ke dinding bagian atas tulang bola mata kiri sepanjang dua belas sentimeter

Tampak patah tulang karang kanan sampai lubang oval kanan dengan

panjang delapan sentimeter


22

Patah tulang dari pelipis kiri, tulang karang kiri sampai ke sela tursika

dengan panjang sembilan sentimeter Tampak tiga patahan pada dinding bagian atas tulang bola mata kiri

masing-masing ukuran panjang tiga sentimeter, dua sentimeter dan tiga sentimeter

Patah tulang bagian atas tulang bola mata kanan sampai pertengahan

tulang dahi dengan panjang tiga sentimeter

Patah tulang dinding bagian atas tulang bola mata kanan sisi dalam sampai

ke pertengahan tulang dahi dengan panjang satu sentimeter

Terdapat resapan darah pada tulang bola mata kanan dan kiri

3. Selaput keras :

Selaput keras otak utuh

4. Selaput lunak otak :

Terdapat perdarahan di bawah selaput lunak otak bagian pelipis kiri

sampai puncak kepala kiri dengan ukuran dua belas sentimeter kali tujuh sentimeter

Terdapat perdarahan di bawah selaput lunak otak bagian pelipis kanan

sampai puncak kepala dan tulang kepala bagian belakang dengan ukuran dua belas sentimeter kali tiga belas sentimeter 5. Otak besar :

Terdapat memar otak pada baga pelipis kiri dengan ukuran dua sentimeter kali satu koma lima sentimeter

Terdapat memar otak pada baga pelipis kanan dengan ukuran tiga sentimeter kali satu sentimeter

Terdapat robekan pada baga pelipis kanan bagian basal dengan ukuran dua sentimeter kali dua sentimeter
23

Pada irisan tampak bintik-bintik perdarahan pada materi putih otak

6. Otak kecil : Terdapat perdarahan di bawah selaput lunak otak kecil pada perbatasan

baga kanan dan kiri bagian atas dengan ukuran tiga sentimeter kali dua sentimeter

Pada irisan tampak bintik-bintik perdarahan pada materi putih otak

7. Batang otak :

Tidak ada kelainan

8. Bilik otak :

Berisi darah

9. Berat otak seluruhnya seribu lima ratus dua puluh lima gram

24

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 PROSEDUR MEDIKOLEGAL Visum et Repertum (VeR) adalah keterangan yang dibuat oleh dokter atas permintaan penyidik yang berwenang mengenai hasil pemeriksaan medik terhadap manusia, baik hidup atau mati ataupun bagian atau diduga bagian dari tubuh manusia, berdasarkan keilmuannya dan di bawah sumpah, untuk kepentingan pengadilan. Penggunaan keterangan ahli atau dalam hal ini visum et repertum, adalah hanya untuk keperluan peradilan. Dengan demikian, berkas keterangan ahli ini hanya boleh diserahkan kepada penyidik (instansi) yang memintanya. Permintaan keterangan ahli oleh penyidik harus dilakukan secara tertulis, dan hal ini secara tegas diatur dalam KUHAP pasal 133 ayat (2) terutama untuk korban mati. Pasal 133 ayat (2) : Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan secara tertulis, yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas untuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat. Pada korban ini sudah dicantumkan surat permintaan visum dengan nomor polisi B garis miring nol delapan garis miring tujuh romawi garis miring dua ribu sebelas garis miring Polsek Densel. Surat permintaan visum repertum hanya boleh dibuat oleh pihak yang diberi wewenang sesuai dengan KUHP dan dalam hal ini pihak penyidik. VeR merupakan suatu laporan tertulis dari dokter yang telah disumpah tentang apa yang dilihat dan ditemukan pada barang bukti yang diperiksanya serta memuat pula kesimpulan dari pemeriksaan tersebut guna kepentingan peradilan. 4.2 IDENTIFIKASI Identifikasi forensik merupakan upaya yang dilakukan dengan tujuan membantu penyidik untuk menentukan identitas seseorang. Prinsip identifikasi adalah membandingkan data ante mortem yaitu data dari orang tersebut sebelum meninggal dengan data post mortem yaitu data yang diperoleh dalam pemeriksaan jenazah. Pada kasus di atas didapatkan bahwa jenazah adalah laki-laki dan usia kurang lebih lima puluh lima tahun. Dikatakan berjenis kelamin laki-laki dilihat dari pemeriksaan luar dan pemeriksaan dalam atau otopsi.

25

4.3 TANATOLOGI DAN PERKIRAAN SAAT KEMATIAN Tanda-tanda pasti kematian, yaitu lebam mayat (livor mortis), kaku mayat (rigor mortis), penurunan suhu tubuh (algor mortis), pembusukan (decomposition, putrefaction ), adiposera atau lilin mayat, dan mummifikasi. Pada korban ditemukan lebam mayat yang berwarna merah keunguan pada tubuh bagian belakang yang hilang dengan penekanan. Dari tanda lebam mayat pada korban dapat diketahui bahwa waktu kematian korban adalah kurang dari 8-12 jam sebelum pemeriksaan dilakukan. Pada korban kaku mayat belum terbentuk. Ini menunjukkan bahwa korban meninggal dalam waktu kurang dari 2 jam sebelum pemeriksaan dilakukan. Demikian juga dari pemeriksaan tanda-tanda pembusukan pada tubuh korban, tidak ditemukannya tanda-tanda pembusukan pada korban sehingga dapat diketahui bahwa waktu kematian korban adalah kurang dari 24 jam sebelum pemeriksaan dilakukan.

4.4 LUKA INTRAVITAL ATAU LUKA POSTMORTEM Pada korban ditemukan bahwa pada luka lecet dan luka memar berwarna kemerahan. Ini menunjukkan bahwa korban mempunyai lukaluka tersebut sebelum mati (luka intravital). 4.5 PERKIRAAN SEBAB KEMATIAN Trauma dapat menimbulkan berbagai akibat pada tubuh. Akibat yang timbul oleh trauma dapat terlihat pada kulit namun juga bisa terdapat di dalam tubuh. Akibat trauma yang dapat dilihat pada kulit misalnya akibat kekerasan benda tumpul berupa luka memar, luka lecet, dan luka robek. Pada bagian dalam tubuh dapat terjadi perdarahan, patah tulang,atau kelainan-kelainan pada paru dan jantung, bahkan dapat terjadi kegagalan organ yang multipel. Penyebab kematian adalah hal-hal yang menyebabkan orang tersebut mati, misalnya trauma pada kepala, luka tusuk pada perut, keracunan pestisida, infark miokard, penyakit keganasan dan sebagainya. Jadi secara sederhana dapat dikatakan penyebab kematian adalah segala macam jejas (injury) dan penyakit yang mengakibatkan gangguan fisiologis tubuh. Pada pemeriksaan luar yang dilakukan ditemukan banyak luka lecet dan luka memar yang menyebar di seluruh tubuh korban dan tidak teraba atau tidak tampak adanya patah tulang. Lukaluka lecet dan memar tersebut disebabkan oleh kekerasan tumpul..
26

Pada pemeriksaan dalam terhadap korban ini ditemukan banyak patah tulang, pada tulang tengkorak dan tulang iga. Terdapat juga robekan dan perdarahan pada kandung jantung, robekan pada serambi kanan jantung, robekan pada paru-paru, perdarahan pada rongga dada kanan dan kiri, robekan dan memar otak serta perdarahan otak yang disebabkan oleh kekerasan tumpul. Sebab kematian adalah robekan jantung yang menimbulkan perdarahan sebanyak 500 mililiter. Melihat ciri-ciri dari luka-luka yang terdapat pada korban di atas, luka-luka tersebut termasuk luka intravital yang berdasarkan lokasinya tidak mengarah pada kasus pembunuhan dengan derajat luka berat (derajat luka ketiga), yaitu menimbulkan bahaya maut/kematian. Korban dengan luka berat dapat diasosiasikan dengan pasal 351 (2), 353 (2), 354 (1), 355 (1) KUHP tergantung pada niat dan ada atau tidaknya rencana.

27

BAB V KESIMPULAN Berdasarkan pembandingan antara tinjuan pustaka dan contoh kasus yang didapat maka korban yang bernama ARE, jenis kelamin laki-laki, umur lima puluh lima tahun kebangsaan Australia dikirim polisi Denpasar Selatan ke Instalasi Kedokteran Forensik Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar dengan keterangan bahwa korban ditemukan mati setelah terjatuh dari lantai 3 sebuah hotel pada hari Sabtu tanggal 23 Juli 2011 di Hotel Senia Sanur. Pada jenazah ditemukan luka-luka dan patah tulang iga dan tengkorak yang disebabkan oleh kekerasaan tumpul. Hampir seluruh luka-luka dan patah tulang tersebut tersebut adalah luka intravital. Sebab mati adalah kekerasan tumpul pada dada yang merobek jantung. Pada kasus diatas, luka-luka yang dialami oleh korban termasuk luka memar, lecet, dan luka robek pada jantng. Diantara luka-luka tersebut, luka robek pada jantung diperkirakan merupakan penyebab kematian pada pasien melalui mekanisme perdarahan dan gangguan pernafasan. Oleh karena itu disimpulkan sebab kematian korban adalah trauma dada yang disebabkan oleh kekerasan tumpul yang menyebabkan perdarahan.

28

Anda mungkin juga menyukai