Anda di halaman 1dari 6

Memasuki habitat bawah air yang memang bukan habitat manusia tentu sangat berbahaya bila dilakukan tanpa

pengetahuan yang cukup mengenai adaptasi tubuh manusia saat berada di bawah air. Pengertian tentang cara kerja tubuh yang normal dapat membantu untuk memahami pengaruh-pengaruh penyelaman terhadap manusia. Untuk itu marilah kita mempelajari Adaptasi Fisiologi Tubuh di Dalam Air guna meminimalisasi hal-hal yang tidak diinginkan dalam melakukan kegiatan penyelaman. ORGAN PERNAFASAN Bernafas itu perlu sekali supaya dapat mensuplai Oksigen (O2) ke semua jaringan tubuh dan untuk mengeluarkan Karbon Dioksida (CO2) yang dihasilkan oleh darah melalui paru-paru. Udara masuk ke paru-paru melalui sistem berupa pipa yang makin menyempit (Bronchi dan Bronchioles) yang bercabang di kedua belah paru-paru dari saluran udara utama (Trachea). Pipa ini berakhir di gelembung-gelembung paru-paru (Alveoli) yang merupakan kantong udara terakhir dimana oksigen dan karbon dioksida dipindahkan dari tempat dimana darah mengalir. Ada lebih dari 300 juta kantong serupa didalam paru-paru manusia. Ruang udara ini dipelihara dalam keadaan terbuka oleh bahan kimia semacam deterjen yang dapat menetralkan kecenderungan Alveoli untuk mengempis. Permukaan bagian luar paruparu ditutup oleh selaput (Pleura) yang licin dan selaput serupa membatasi permukaan bagian dari dinding dada. Kedua selaput tersebut terletak dekat sekali dan hanya dipisahkan oleh lapisan cairan yang tipis, karenanya dapat dipisahkan dan terdapat suatu rongga di antara selaput-selaput itu yangdiberi nama ruang antar rongga selaput dada (Intra Pleural Space). Sewaktu menarik napas (inspirasi), dinding dada secara aktif tertarik keluar oleh pengerutan dinding dada dan sekat rongga dada (Diafragma) tertarik ke bawah. Berkurangnya tekanan di dalam menyebabkan udara mengalir ke paru-paru. Dengan upaya yang maksimal pengurangan ini dapat mencapai 60-100 mm Hg di bawah tekanan atmosfir. Hembusan napas

keluar (ekspirasi) disebabkan karena mengkerutnya paru-paru dan dinding yang mengikuti pengembangan. Tekanan yangmeningkat di dalam dada memaksa gas-gas keluar dari paruparu. Ini terutama terjadi tanpa upaya otot tetapi dapat dibantu oleh hembusan napas yang kuat. Pengukuran fungsi pernapasan ada banyak dan bermacam-macam, tetapi hanya beberapa hal yang penting saja yang ada hubungannya dengan penyelaman yang akan diterangkan. a. Kapasitas Total Paru-paru (Total Lung Capacity / TLC) Merupakan jumlah volume gas yang dapat ditampung oleh kedua paru-paru bila terisi penuh. Ini biasanya kurang lebih 5 liter. b. Kapasitas Vital (Vital Capacity / VC) Merupakan volume gas maksimal yang dapat dihembuskan keluar setelah dihirup secara maksimal. Ini biasanya kurang lebih 4-5 liter. Kadang-kadang juga disebut DayaTampung Vital yang dipaksa c. Volume Sisa (Residual Volume / RV) Adalah jumlah gas yang tertinggal dalam paru-paru setelah dihembuskan secara maksimal. Ini biasanya kurang lebih 1,5 liter, dan dapat dihitung sebagai berikut : TLC VC = RV. Perhatian, bahwa RV adalah kurang lebih 25 % dari TLC. d. Tidal Volume / TV Merupakan volume gas yang bergerak masuk dan keluar dari paru-paru selagi suatu putaran pernapasan sedang istirahat secara normal. Biasanya kurang lebih 0,5 liter. e. Volume Pernapasan Permenit (Respiratory Minute Volume / RMV) Merupakan jumlah gas yang bergerak masuk dan keluar dari paru-paru dalam satu menit, yaitu TV x frekwensi pernapasan = RMV. Ini biasanya kurang lebih 6 liter permenit dalam keadaan istirahat (5 x 12), tetapi dapat melebihi 100 liter dengan latihan berat.

f. Kapasitas Vital Sewaktu (Time Vital Capacity / TVC)

Merupakan bagian dari Vital Capacity / VC, yang dapat dihembuskan dalam waktu tertentu (biasanya satu detik). Ini sering disebut Volume Ekspirasi yang dipaksakan (Forced Expiratory Volume / FEV 1).Pada orang dewasa yang sehat ini harus melebihi 75 % dari FVC tetapi biasanya berkurang pada penyakit-penyakit seperti Asma, Bronchitis,Emphysema dan lain-lain, dimana gerakan udara melalui saluran-saluran udara menjadi lemah karena penyempitan saluran udara atau kekenyalan dari paru-paru yang berkurang disebabkan oleh pengerasan, goresan dan lain-lain. Hal ini membantu untuk menghindari mereka yang akan menjadi cenderung terkena penyakit Pulmonary Barothauma (Burst Lung).Parameterparameter mekanis ini penting untuk memahami fisiologi pernapasan,karena secara relatif akan dapat memungkinkan ramalan tentang :

Resiko Barotrauma paru-paru sewaktu naik, Kecepatan dimana penyediaan udara tekan akan terpakai habis, Kedalaman maksimal untuk penggunaan pipa udara (snorkel) yang aman, Terjadinya kelelahan napas dikarenakan alat-alat pernapasan dari peralatan selam yang kurang lengkap dan kurang berdaya-guna,

Terjadinya kekurangan oksigen (Hypoxia) yang dikarenakan ventilasi paru-paru yang tak cukup, Alveoli paru-paru / kantong udara merupakan kantong kecil dan tipis yang melekat erat dengan lapisan pembuluh darah halus (kapiler) yang membawa darah yang bebas oksigen (deoxygenated) dari jantung. Molekul oksigen dapat disaring melalui dinding pembuluh darah tersebut untuk masuk ke aliran darah. Sama halnya dengan karbondioksida yang dilepaskan dari darah ke dalam kantong udara untuk dikeluarkan melalui pernapasan, menentukan jumlah oksigen yang masuk ke dalam darah dan jumlah karbondioksida yang dikeluarkan dari darah. Darah dari jantung kanan melewati arteri-arteri yang memisahkan ke dalam jaringan pembuluh-pembuluh darah halus (capilair) yang melingkupi Alveolus. Jaringan ini menyebarkan darah ke sekeliling daerah yang luas dan memungkinkan terjadinya pertukaran gas antara Alveolus dan darah. Gas buang cenderung untuk berdifusi dari daerah dengan tekanan partial tinggi ke daerah lain dimana tekanan partialnya lebih rendah yaitu dikarenakan selisih tekanan (Pressure Gradient). Selisih tekanan oksigen dari Alveoli ke aliran darah dan sebaliknya selisih tekanan karbondioksida dari saluran darah ke Alveoli menentukan pertukaran gas-gas tersebut di dalam paru-paru. Keseimbangan terjadi dengan masuknya oksigen ke aliran darah dari paru-

paru dan dengan dikeluarkannya karbondioksida dari aliran darah masuk ke paru-paru. Selisih tekanan yang sama terdapat pada tingkatan jaringan darah, dimana CO2 dilepas oleh jaringan masuk ke aliran darah dan O2 berdifusi ke dalam jaringan-jaringan. Ini terjadi pada setiap pernapasan dan pertukaran peredaran darah. Pertukaran gas terjadi karena difusi, dan ini ditentukan sampai tingkat tertentu di udara oleh berat jenis gas yang bersangkutan. Di Alveoli paru-paru, O2 berdifusi lebih cepat daripada CO2 karena berat jenisnya lebih rendah. Difusi gas dalam jaringan tubuh sangat dipengaruhi oleh daya larutnya di dalam cairan-cairan jaringan dan darah, dan oleh karena CO2 kurang lebih 24 kali lebih mudah larut dalam darah dibanding O2, maka keseluruhan kecepatan difusi CO2 melebihi kecepatan O2 sekitar 20 kali lipat. Difusi gas dipengaruhi oleh beberapafaktor antara lain :

Kelainan pada dinding Alveoli (Alveolar Walls). Peredaran pembuluh darah halus (Capillair) yang tak sempurna dapat mengurangi suplai darah ke Alveoli.

Mengecilnya Alveoli yang dapatmengurangi daerah pemindahan gas.

Salah satu dari semua itu dapat menyebabkan kurangnya O2dalam darah atau berkurangnya pengeluaran CO2dari darah. Jadi Hypoxia (kekurangan O2) atau Hipercapnia (kelebihan CO2) dapat terjadi.Untuk mempertahankan kadar oksigen dan karbondioksida, volume pernapasan semenit (adanya ventilasi dari paru-paru) harus seimbang dengan pemakaian oksigen dan kecepatannya menghasilkan karbon dioksida. Pernapasan diatur oleh pusat pernapasan terutama dalam hal terjadinya perubahan kadar karbondioksida darah, tapi juga sedikit dipengaruhi oleh sensor di dalam aortadan arteri katorisyang mengamati perubahan-perubahan kadar oksigen di dalam darah. Hal ini menerangkan mengapa ketidaksadaran dapat terjadi bila melakukan hyperventilasisebelum penyelaman tahan napas. Pusat pernapasan tidak dirangsang oleh karbondioksida, yang telah berkurang oleh

hyperventilasidan gagal untuk bereaksi dengan baik terhadap bahaya berkurangnya kadar oksigen selama penyelaman dan sewaktu naik ke permukaan.

PEREDARAN DARAH

Peredaran atau suplai darah diberikan pada jaringan-jaringan tubuh, darah beroksigen dari paru-paru danmengalirkan sisa berupa CO2 ke paru-paru untuk dikeluarkan. Sistem ini terdiri dari suatu pompa sentral (jantung) dimana darah vena yang tidak mengandung O2dipompakan ke paru-paru. Darah dibawa dari jantung ke jaringan melalui suatu saluran. Seperti pipa yang disebut arteri. Arteri ini akan bercabang-cabang dan menjadi lebih kecil (arteriol), kemudian di jaringan dan paru-paru akan menjadi pembuluh-pembuluh yang halus (kapiler). Pertukaran di paru-paru dan jaringan terjadi melalui kapiler ini. Kapilerkapiler meninggalkan jaringan membawa darah yang tanpa O2dan masuk ke pembuluhpembuluh darah kecil yang akan bergabung membentuk pembuluh darah balik yang lebih besar yang disebut dengan Vena. Vena-vena membawa darah kembali ke jantung. Istilah pada sirkulasi darah di paru-paru berbeda dengan jaringan lain, karena disini arteri paru-paru membawa darah yang tanpa O2, sedangkan vena paru-paru membawa darah yang mengandung O2dari paru-paru menuju ke jantung.Diagram skematis berikut ini menjelaskan hal-hal yang perlu tentang peredaran darah.Diagram tersebut secara skematis menunjukkan bagaimana darah mengalir dari seluruh jaringan tubuh lewat serambi kanan, melalui pembuluh nadi (arteri), Pulmonalis ke paru-paru. Darah ini dating dari pembuluh balik (vena) tubuh dan mengambil O2dari paru-paru dan melepaskan CO2. Darah yang kaya O2 ini dipompakan ke seluruh tubuh melalui vena pulmonalis, serambi kiri, bilik kiri serta arteri.Arteri membawa darah pada tekanan tertentu dan memiliki dinding-dinding otot yang tebal.Dinding vena cenderrung menipis dan tidakelastis karena tekanan darah di dalamnya rendah. Dinding-dinding kapiler terdiri dari hanya satu lapisan tunggal dari sel-sel untuk mempermudah difusi gas. Jantung itu sendiri merupakan satu unit yang terbagi dalam dua bilik (vertical) dan dua serambi (atrium). Katup-katup (valves) menjaga agar darah tidak mengalir ke dalam atrium bila ventrikel mengkerut. Setiap sisi jantung bebas daripada yang lainnya, tetapi masing-masing mengkerut secara bersamaan pada setiap putaran. Kecepatan mengkerut jantung atau denyut nadi berbeda pada setiap orang, tetapi rata-rata kecepatan normal adalah : 3/4 istirahat : 60-80 denyut permenit 3/4 bekerja : 80-150 denyut permenit

Pada umumnya di dalam tubuh terdapat kurang lebih 6 liter darah yang terdiri dari cairan-cairan serum, zat pembeku darah (plasma), sel-sel darah merah yang mengandung O2 dan CO2 serta sel-sel darah putih yang berguna untuk melawan infeksi. Volume darah

biasanya konstan selama hidup, tetapi kecepatan peredaran sangat berbeda tergantung kebutuhan O2 oleh jaringan. Oleh karena itu pada waktu bekerjadenyut nadi atau denyut jantung meningkat agar dapat mensuplai lebih banyak darah dan dengan demikian lebih banyak CO2 yang dapat dikeluarkan dari jaringan-jaringan. Pengisian jantung juga mengikat sebelum setiap siklus dengan demikian meningkatkan pengadaan darah. Jantung mampu memompa kurang lebih 4-5 liter darah per menit pada waktu istirahat, dan bisa mencapai 20 liter pada waktu latihan. Tekanan dan volume darah harus tetap berada pada batas tertentu agar jaringan-jaringan tidak kekurangan oksigen, atau untuk mencegah pecahnya arteri. Tekanan darah tergantung pada kecepatan dan kekuatan pengerutan jantung dan juga pada daya tahan arteri terhadap aliran darah. Faktorfaktor ini ada di bawah pengawasan susunan syaraf yang pada gilirannya dipengaruhi oleh alat-alat tubuh yang peka terhadap tekanan. Tekanan darah saat istirahat normal adalah 120140 mm Hg sewaktu jantung mengkerut (sistolik). Bila tekanan darah turun,peredaran darah ke jaringan tidak cukup hingga menyebabkan kekurangan oksigen. Ada beberapa sebab dimana hal itu terjadi, seperti kalau kita berdiri terlalu lama yang menyebabkan darah berkelompok di kaki hingga aliran darah yang kembali ke jantung menjadi lemah dan mengakibatkan turunnya tekanan darah. Pendarahan yang terlalu banyak akan mengurangi volume darah, dengan demikian dapat menurunkan tekanan darah. Penurunan sirkulasi darah yang hebat disebut shock. Bila shock ini tidak segera diatasi dapat mengakibatkan kematian karena kekurangan suplai darah membawa oksigen ke jaringan yang sangat diperlukan seperti otak. Shock sering diatasi dengan jalan memberikan cairan cairan melalui pembuluh darah (intra vena) untuk meningkatkan volume darah dan menaikkan tekanan darah.

Sumber: http://odcunsyiah.blogspot.com/2013/03/adaptasi-fisiologi-tubuh-di-dalamair_7.html

Anda mungkin juga menyukai