Anda di halaman 1dari 33

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Dalam praktek sehari-hari anxietas sering dikenal dengan istilah perasaan cemas, perasaan

bingung, was-was, bimbang dan sebagainya, dimana istilah tersebut lebih merujuk pada kondisi normal. Sedangkan gangguan anxietas merujuk pada kondisi patologik. Anxietas sendiri dapat sebagai gejala saja yang terdapat pada gangguan psikiatrik, dapat sebagai sindroma pada neurosis cemas dan dapat juga sebagai kondisi normal. Anxietas normal sebenarnya sesuatu hal yang sehat, karena merupakan tanda bahaya tentang keadaan jiwa dan tubuh manusia supaya dapat mempertahankan diri dan anxietas juga dapat bersifat konstruktif, misalnya seorang pelajar yang akan menghadapi ujian, merasa cemas, maka ia akan belajar secara giat supaya kecemasannya dapat berkurang. Sensasi anxietas / cemas sering dialami oleh hampir semua manusia. Perasaan tersebut ditandai oleh rasa ketakutan yang difus, tidak menyenangkan, seringkali disertai oleh gejala otonomik, seperti nyeri kepala, berkeringat, palpitasi, gelisah, dan sebagainya. Kumpulan gejala tertentu yang ditemui selama kecemasan cenderung bervariasi, pada setiap orang tidak sama. Gangguan kecemasan merupakan salah satu penyakit yang paling tersering didalam ilmu kejiwaan. Banyak pasien dengan gangguan kecemasan ini mengalami gejala fisik dan biasanya mereka akan segera mencari dokter untuk mendapatkan pertolongan. Disamping dari begitu banyaknya prevalensi kejadian gangguan kecemasan ini, banyak yang tidak mengetahui bahwa mereka mempunyai gangguan kecemasan. Cemas pada umumnya terjadi sebagai reaksi sementara terhadap stress dalam kehidupan sehari-hari. Bila cemas menjadi begitu besar atau sering seperti yang disebabkan oleh tekanan ekonomi yang berkepanjangan, penyakit kronik dan serius atau permasalahan keluarga maka akan berlangsung lama; kecemasan yang berkepanjangan sering menjadi patologis. Ia menghasilkan serombongan gejala-gejala hiperaktivitas otonom yang mengenai sistem muskuloskeletal, kardiovaskuler, gastrointestinal dan bahkan genitourinarius. Respon kecemasan yang berkepanjangan ini sering diberi istilah gangguan kecemasan, dan ini merupakan penyakit. Dari aspek klinik kecemasan dapat dijumpai pada orang yang menderita stress normal; pada orang yang menderita sakit fisik berat, lama dan kronik; pada orang dengan gangguan psikiatri berat (skizofrenia, gangguan bipoler dan depresi); dan pada segolongan penyakit yang berdiri sendiri yang dinamakan gangguan kecemasan. Anxietas dapat bersifat akut atau kronik. Pada anxietas akut serangan datang mendadak dan cepat menghilang. Anxietas kronik biasanya berlalu untuk jangka waktu lama walaupun tidak seintensif anxietas akut, pengalaman penderitaan dari gejala cemas ini oleh pasien biasanya dirasakan cukup gawat untuk mempengaruhi prestasi kerjanya. Bila dilihat dan segi jumlah, maka orang yang menderita anxietas kronik jauh lebih banyak daripada anxietas akut.

BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1. DEFINISI Anxietas adalah perasaan yang difus, yang sangat tidak menyenangkan, agak tidak menentu dan kabur tentang sesuatu yang akan terjadi. Perasaan ini biasanya disertai dengan reaksi badaniah yang khas dan yang akan datang berulang bagi seseorang. Perasaan ini dapat berupa rasa kosong di perut, dada sesak, jantung berdebar, keringat berlebihan, sakit kepala atau rasa mau kencing atau buang air besar. Perasaan ini disertai dengan rasa ingin bergerak dan gelisah. ( Harold I. LIEF) Anenvous condition of unrest ( Leland E. HINSIE dan Robert S CAMBELL) Anxietas adalah perasaan tidak senang yang khas yang disebabkan oleh dugaan akan bahaya atau frustrasi yang mengancam yang akan membahayakan rasa aman, keseimbangan, atau kehidupan seseorang individu atau kelompok biososialnya. ( J.J GROEN) 2.2. EPIDEMIOLOGI Jenis Kelamin wanita 2-3 kali lebih sering terkena dari pada laki-laki, walaupun kurangnya diagnosis gangguan panik pada laki-laki mungkin berperan dalam distribusi yang tidak sama tersebut. Perbedaan antara kelompok Hispanik, kulit putih non-Hispanik, dan kulit hitam adalah sangat kecil. Faktor sosial satu-satunya yang dikenali berperan dalam perkembangan gangguan panik adalah riwayat perceraian atau perpisahan yang belum lama. Gangguan paling sering berkembang pada dewasa muda - usia rata-rata timbulnya adalah kirakira 25 tahun, tetapi baik gangguan panik maupun agorafobia dapat berkembang pada setiap usia. Sebagai contohnya. gangguan panik telah dilaporkan terjadi pada anak-anak dan remaja. dan kemungkinan kurang diagnosis pada mereka. Survei terkini di Amerika (1996) melaporkan bahwa 15 - 33% pasien yang datang berobat ke dokter non psikiater merupakan pasien dengan gangguan mental. Dari jumlah tersebut minimal sepertiganya menderita gangguan kecemasan. Di Indonesia penelitian yang dilakukan di Puskesmas Kecamatan Tambora Jakarta Barat tahun 1984 menunjukkan bahwa di puskesmas jumlah gangguan kesehatan jiwa yang sering muncul sebagai gangguan fisik adalah 28,73% untuk dewasa dan 34,39% untuk anak. 2.3. ETIOLOGI Faktor Biologis Faktor biologik yang berperan pada gangguan ini adalah neurotransmitter. Ada tiga neurotransmitter utama yang berperan pada gangguan ini yaitu, norepinefrin, serotonin, dan gamma amino butiric acid atau GABA. Namun neurotransmitter yang memegang peranan utama pada gangguan cemas adalah serotonin, sedangkan norepinefrin terutama berperan pada gangguan panik. Dugaan akan peranan norepinefrin pada gangguan cemas didasarkan percobaan pada hewan primata yang menunjukkan respon kecemasan pada perangsangan locus sereleus yang
2

ditunjukan pada pemberian obat-obatan yang meningkatkan kadar norepinefrin dapat menimbulkan tanda-tanda kecemasan, sedangkan obat-obatan menurunkan kadar norepinefrin akan menyebabkan depresi. Peranan Gamma Amino Butiric Acid pada gangguan ini berbeda dengan norepinefrin. Norepinefrin bersifat merangsang timbulnya kecemasan, sedangkan Gamma Amino Butiric Acidatau GABA bersifat menghambat terjadinya kecemasan ini. Pengaruh dari neutronstransmitter ini pada gangguan kecemasan didapatkan dari peranan benzodiazepin pada gangguan tersebut. Benzodiazepin dan GABA membentuk GABA Benzodiazepin complex yang akan menurunkan anxietas atau kecemasan. Satu penelitian tomografi emisi positron (PET; positron emission tomography) melaporkan suatu penurunan kecepatan metabolik di ganglia basalis dan substansia alba pada pasien gangguan cemas menyeluruh dibandingkan kontrol normal. Satu penelitian menemukan bahwa hubungan genetika mungkin terjadi antara gangguan cemas menyeluruh dan gangguan depresif berat pada wanita. Penelitian lain menemukan adanya komponen yang terpisah tetapi sulit untuk ditentukan pada gangguan cemas menyeluruh. Kira-kira 25 persen sanak saudara derajat pertama dari pasien dengan gangguan cemas menyeluruh umum juga terkena gangguan. Sanak saudara laki-laki lebih sering menderita suatu gangguan penggunaan alkohol. Beberapa laporan penelitian pada anak kembar menyatakan suatu angka kesesuaian 50 persen pada kembar monozigotik dan 15 persen pada kembar dizigotik. Faktor Psikososial Dua bidang pikiran utama tentang faktor psikososial yang menyebabkan perkembangan gangguan cemas menyeluruh adalah bidang kognitif perilaku dan bidang psikoanalitik. Bidang kognitif perilaku menghipotesiskan bahwa pasien dengan gangguan cemas menyeluruh berespon secara tidak tepat dan tidak akurat terhadap bahaya yang dihadapi, ketidakteraturan tersebut disebabkan oleh perhatian selektif terhadap perincian negatif didalam lingkungan oleh distorsi pemrosesan informasi, dan oleh pandangan yang terlalu negatif tentang kemampuan seseorang untuk mengatasinya. Bidang psikoanalitik menghipotesiskan bahwa kecemasan adalah suatu gejala konflik bawah sadar yang tidak terpecahkan. Suatu hierarki kecemasan adalah berhubungan dengan berbagai tingkat perkembangan. Pada tingkat yang paling primitif, kecemasan mungkin berhubungan dengan ketakutan akan penghancuran atau fusi dengan orang lain. Pada tingkat perkembangan yang lebih matur, kecemasan adalah berhubungan dengan perpisahan dari objek yang dicintai. Kecemasan kastrasi adalah berhubungan dengan fase oedipal dari perkembangan dan dianggap merupakan satu tingkat tertinggi dari kecemasan. PEMBAGIAN KECEMASAN MENURUT SUMBER SEBABNYA Menurut Binder dan Kielholz dan Galderen kecemasan itu dapat dibagi menurut sumber sebabnya sebagai berikut : 1. Kecemasan Hati Nurani (concience-induced anxiety) Disini kecemasan timbul karena individu mempunyai kesadaran akan moralitas. Kecemasan disinipun melindungi individu terhadap perbuatan-perbuatan yang bersifat amoral. 2. Kecemasan neurotik Disini kecemasan berasal dari dalam tubuh, dan tidak berhasil dihilangkan oleh individu,
3

sehingga kecemasan bersembunyi dalam gangguan lain seperti pada fobia, reaksi obsesif kompulsif, reaksi konversi dan pada gangguan psikofisiologik. Dalam psikiatri terdapat freefloating anxiety dan bound anxiety. Free-floating anxiety merupakan kecemasan yang tidak terdapat pada salah satu gagasan melainkan mengembara kian kemari. Sedangkan dalam bound anxiety kecemasan terikat pada gagasan seperti pada fobia dan obsesi. Free floating anxiety merupakan inti dan gejala penting menentukan pada kecemasan neurotik. 3. Kecemasan psikotik Kecemasan disini bukanlah merupakan gejala inti atau yang menentukan. Melainkan sebagai gejala biasa, yang kadang-kadang merupakan penjelmaan dari segala depresi dan agitasi. Kecemasan dapat juga dirasakan begitu hebat sehingga penderita tidak dapat berbuat apa-apa selain diam saja. Biasanya kecemasan ini disertai dengan waham-waham, halusinasi dan perbuatan-perbuatan yang destruktif. 4. Kecemasan sosial Kecemasan sosial ini akan dirasakan individu, kalau ia takut atau pendapat umum atau pendapat lingkungannya mengenai perbuatannya dikenal : a.Kecemasan memperlihatkan diri di depan umum. b.Cemas kalau-kalau kehilangan kontrol atas dirinya. c.Cemas kalau-kalau memperlihatkan ketidakmampuannya. REAKSI TERHADAP KECEMASAN Dalam menghadapi kecemasan orang dapat mengadakan reaksi seperti : a.Dengan menggunakan mekanisme pembelaan, yang dapat dilihat pada reaksi fobik, obsesif. b.Dengan menggunakan mekanisme konversi : 1) Jika akut dapat menjurus ke arah konversi (histeria)

reaksi

2) Jika menahun tanpa menimbulkan perubahan apa-apa pada organ, dapat menimbulkan gejala-gejala hipokondriasis atau organ neurosa. Keadaan menahun ini dapat juga menimbulkan perubahan-perubahan pada organ, sehingga kecemasan menghilang dari permukaaan dan diganti dengan keluhan-keluhan pada organ yang mengalami perubahan tadi. Hal ini dapat dilihat pada pasien dengan gangguan psikofisiologik. 2.4. PATOFISIOLOGI

Pada kecemasan terjadi mekanisme sebagaimana terjadi pada stres. Terjadi pengaktifan sistem saraf simpatis dan aktivasi hipotalamus-hipofisis-adrenal. Bila sebagian besar daerah sistem saraf simpatis melepaskan impuls pada saat yang bersamaan, maka dengan berbagai cara, keadaan ini akan meningkatkan kemampuan tubuh untuk melakukan aktivitas otot yang besar, di antaranya dengan cara : 1. Peningkatan tekanan arteri. 2. Peningkatan aliran darah untuk mengaktifkan otot-otot bersamaan dengan penurunan aliran darah ke organ-organ, seperti traktus gastrointestinalis dan ginjal, yang tidak diperlukan untuk aktivitas motorik cepat. 3. Peningkatan kecepatan metabolisme sel di seluruh tubuh. 4. Peningkatan konsentrasi glukosa darah.
4

5. 6. 7. 8.

Peningkatan proses glikolisis di hati dan otot. Peningkatan kekuatan otot. Peningkatan aktivitas mental. Peningkatan kecepatan koagulasi darah.

Seluruh efek diatas menyebabkan orang tersebut dapat melaksanakan aktivitas fisik yang jauh lebih besar dari pada bila tidak ada efek tersebut. Keadaan ini sering disebut sebagai respons stres simpatis. Sistem simpatis terutama teraktivasi dengan kuat pada berbagai keadaan emosi,termasuk di dalamnya kecemasan dan stres. Jika stres menyebabkan keseimbangan terganggu, maka tubuh kita akan serangkaian tindakan (respons stres) untuk membantu tubuh mendapatkan keseimbangan. Perjuangan untuk mempertahankan keseimbangan ini disebut sebagai adaptasi umum. Ini adalah cara tubuh bereaksi terhadap stres dan untuk membawa sistemtubuh ke keadaan yang seimbang. melalui kembali sindrom kembali

Tahapan salah satu responnya disebut fase alarm, yang dicirikan oleh aktivasi langsung dari sistem saraf dan kelenjar adrenal. Berikutnya fase resistensi, yang ditandai dengan aktivasi hipotalamus-hipofisis-adrenal (HPA) axis. HPA axis adalah sistem terkoordinasi dari tiga jaringan endokrin yang mengelola respon kita terhadap stres. HPA adalah bagian utama dari sistem neuroendokrin yang mengendalikan reaksi terhadap stres dan memiliki fungsi penting dalam mengatur berbagai proses tubuh seperti pencernaan, sistem kekebalan tubuh dan penggunaan energi. Spesies dari manusia ke organisme yang paling kuno berbagi komponen dari sumbu HPA. Ini adalah mekanisme untuk satu set interaksi di antara kelenjar, hormon dan bagian-bagian tengah otak yang menengahi sindrom adaptasi umum. Sedikit kenaikan kortisol memiliki beberapa efek positif termasuk semburan energi untuk alasan bertahan hidup, peningkatan fungsi memori, semburan lebih rendah meningkatkan kekebalan dan kepekaan terhadap rasa sakit. Masalah terjadi ketika kita meminta tubuh kita bereaksi terlalu sering atau dengan perlawanan yang berlebihan - baik dari yang dapat mengakibatkan meningkatnya kadar kortisol. Ketika stres diulangi, atau konstan, kadar kortisol meningkat dan tetap tinggi - menyebabkan fase ketiga dari sindrom adaptasi umum yang tepat disebut sebagai overload. Pada tahap overload, sistem tubuh mulai memecah dan risiko penyakit kronis meningkat secara signifikan. Diketahui bahwa orang-orang normal tingkat kortisol dalam aliran darah puncaknya terjadi pada pagi hari dan berkurang seiring berjalannya hari itu. Sekresi kortisol bervariasi antar individu. Satu orang dapat mengeluarkan kortisol lebih tinggi daripada yang lain dalam situasi yang sama. Penelitian juga menunjukkan bahwa orang-orang yang mengeluarkan tingkat kortisol lebih tinggi sebagai respons terhadap stres juga cenderung makan lebih banyak makanan, dan makanan yang lebih tinggi karbohidrat daripada orang yang kurang mengeluarkan kortisol. Neurotransmitter Tiga neurotransmitter utama yang berhubungan dengan dasar dari penelitian binatang dan
5

respon kepada penanganan obat adalah norepinephrine (MODA), serotonin, dan -asam amino butirat (GABA). Sebagian besar informasi dasar neuroscience tentang eksperimen binatang membentuk paradigma tingkah laku dan agen psikoaktif. Satu diantaranya adalah eksperimen untuk mempelajari test konflik, di mana binatang secara simultan menghadiahi stimuli yang positif (e.g., makanan) dan negatif (e.g., goncangan elektrik). Obat-obatan Anxiolytic (e.g., benzodiazepines) cenderung untuk memberikan fasilitas adaptasi pada binatang terhadap situasi ini, sedangkan obat-obatan lain (e.g., amfitamin) lebih lanjut mengganggu respon tingkah laku binatang.

Norepinefrin Gejala kronis pasien dengan gangguan cemas, seperti serangan panik, kesulitan untuk tidur, mengejutkan, dan autonomic hyperarousal, adalah karakteristik noradrenergik yang meningkat. Teori umum tentang peran dari norepinefrin dalam ketidakteraturan dimana dipengaruhi pasien, mungkin mempunyai satu sistem noradrenergik yang buruk pengaturannya sehingga terjadi ledakan sekali-kali dari aktivitas ini. Badan sel dari sistem noradrenergik terutama dilokalisir pada tempat ceruleus di rostral pons, dan fungsinya memproyeksikan aksonakson pada korteks cerebral, sistem limbik, brainstem, dan medula spinalis. Eksperimen dalam kardinal/primata telah mendemonstrasikan stimulasi itu sehingga dari tempat ceruleus menghasilkan suatu respon ketakutan dalam binatang dan ablasi pada area yang sama, menghalangi atau seluruhnya menghalangi kemampuan dari binatang untuk membentuk suatu respon ketakutan. Penelitian pada manusia telah ditemukan bahwa dalam pasien dengan gangguan panik, receptor adrenergic agonists (e.g., isoproterenol [Isuprel]) dan sel peka terhadap rangsangan 2-adrenergic antagonis (e.g., yohimbine [Yocon]) bisa membuat serangan panik bertambah parah.Sebaliknya, clonidine (Catapres), sel yang peka terhadap rangsangan agonis, mengurangi gejala pada beberapa situasi eksperimental dan dapat mengobati. Sebuah temuan lain adalah pasien dengan gangguan cemas, gangguan terutama panik, telah menyebabkan cerebrospinal mengalir (CSF) atau terpresentasi dalam urin dalam bentuk noradrenergic metabolite 3-methoxy-4-hydroxyphenylglycol (MHPG). Hypothalamic-Pituitary-Adrenal Axis Bukti tetap yang menunjukan bahwa banyak peningkatan sintesa dan pelepasan dari kortisol dapat membuat dampak psikologis. Kortisol berfungsi untuk mengerahkan dan untuk mengisi penyimpanan energi serta meningkatkan kewaspadaan, memfokuskan perhatian, dan formasi memori, pertumbuhan dan sistem reproduksi, dan respon kekebalan tubuh (imun). Pengeluaran cortisol berlebihan dapat mempunyai efek kurang baik yang serius, mencakup hipertensi, osteoporosis, immunosuppresi, resistansi hormon insulin, dislipidemia, diskoagulasi, dan pada akhirnya, aterosklerosis dan penyakit kardiovaskuler. Perubahan pada hypothalamicpituitary-adrenal (HPA) fungsi poros masih sedang dipelajari dalam kaitannya dengan PTSD. Pada pasien dengan gangguan panik, adrenocorticoid hormon (ACTH) mempengaruhi pada corticotropin-releasing factor (CRF) masih sedang dipelajari dalam beberapa penelitian. Corticotropin-Releasing Hormone (CRH) Salah satu dari penengah terpenting respon tekanan, CRH mengkoordinir perubahan tingkah laku dan fisiologis adaptif yang terjadi selama tekanan psikis. Hypothalamic tingkat
6

CRH meningkat dengan tekanan, menghasilkan aktivasi dari poros HPA dan pelepasan dari kortisol ditingkatkan serta dehydroepiandrosterone (DHEA). CRH juga menghalangi berbagai neurovegetatif berfungsi, seperti masukan makanan, aktivitas seksual, dan program endokrin untuk pertumbuhan serta reproduksi. Serotonin Identifikasi dari banyak jenis reseptor serotonin telah menstimulasi pencarian dari peran serotonin pada patogenesis gangguan cemas. Tipe berbeda dari hasil tekanan akut dalam peningkatan 5-hydroxytryptamine (5-HT) terjadi di korteks prefrontal, nukleus accumbens, amigdala, dan hipothalamus lateral. Keterikatan pada hubungan ini pada awalnya termotivasi oleh observasi dimana serotonergik antidepresan mempunyai efek terapeutik pada beberapa gangguan cemas, sebagai contoh : clomipramine (Anafranil) pada OCD. Efektivitas dari buspirone (BuSpar), suatu serotonin 5-HT1A reseptor agonis, dalam penanganan dari gangguan cemas juga menyarankan kemungkinan dari satu asosiasi antara serotonin dan kecemasan. Badan sel dari sebagian besar neuron serotonergik adalah terletak di raphe nuclei di rostral brainstem dan memproyeksikan ke korteks cerebral, sistem limbik (terutama, amygdala dan hippocampus), dan hipotalamus. GABA Sebuah peran dari GABA pada gangguan cemas adalah sebagian besar didukung oleh keefektifan dari benzodiazepine, yang meningkatkan aktivitas dari GABA pada reseptor GABA tipe A (GABA-A), dalam penanganan dari beberapa bentuk gangguan cemas. Walaupun benzodiazepine potensi-rendah adalah paling efektif untuk gejala gangguan cemas pada umumnya, potensi-tinggi benzodiazepine, seperti alprazolam (Xanax), dan clonazepam adalah efektif dalam penanganan dari gangguan panik. Penelitian pada primata telah ditemukan bahwa susunan saraf otonom memperlihatkan gejala gangguan cemas yang diinduksi ketika satu benzodiazepine invers agonist, asam -carboline-3-carboxylic (BCCE) dikelola. BCCE juga dapat menyebabkan kecemasan. Antagonis benzodiazepin, flumazenil (Romazicon), menyebabkan serangan panik yang sering pada pasien dengan gangguan panik. Data ini telah memimpin peneliti untuk memberikan hipotesa bahwa beberapa pasien dengan gangguan cemas mempunyai fungsi abnormal dari reseptor GABA-A mereka, walaupun hubungan ini sudah tidak diperlihatkan secara langsung. Aplysia Sebuah tipe neurotransmitter untuk gangguan cemas menjadi dasar penelitian dari Aplysia California, oleh Eric Kandel, M.D, pemenang Penghargaan Nobel. Aplysia adalah suatu keong laut yang bereaksi pada bahaya dengan cara berpindah, penarikan ke dalam kulit/kerangnya, dan penurunan perilaku makanannya. Perilaku ini mungkin menjadi secara sederhana dikondisikan, sedemikian rupa sehingga keong memberikan reaksi terhadap satu stimulus netral seolah-olah adalah satu stimulus berbahaya. Keong dapat juga dibuat peka oleh shock random, sedemikian rupa sehingga hal itu memperlihatkan suatu reaksi dan tidak adanya bahaya nyata. Secara paralel sebelumnya telah digambarkan pengaruh antara keadaan klasik dan manusia dengan kecemasan dan fobia. Yang secara sederhana Aplysia dikondisikan sebagai adanya perubahan yang terukur pada presinaptik, menghasilkan pelepasan dan peningkatan sejumlah neurotransmitter. Walaupun keong laut adalah satu binatang sederhana, pekerjaan ini memperlihatkan satu pendekatan
7

eksperimental kepada neurokimiawi kompleks memproses potensi yang terlibat dalam gangguan cemas pada manusia.
2.5.

GAMBARAN KLINIS

Serangan panik adalah periode kecemasan atau ketakutan yang kuat dan relative singkat dan disertai gejala somatik. Suatu serangan panik secara tiba-tiba akan menyebabkan minimal 4 dari gejala-gejala somatik berikut: 1. Palpitasi 2. Berkeringat 3. Gemetar 4. Sesak napas 5. Perasaan tercekik 6. Nyeri dada atau perasaan tidak nyaman 7. Mual dan gangguan perut 8. Pusing, bergoyang. melayang. atau pingsan 9. Derealisasi atau depersonalisasi 10. Ketakutan kehilangan kendali atau menjadi gila 11. Rasa takut mati 12. Parastesi atau mati rasa 13. Menggigil atau perasaan panas. Serangan panik pertama seringkali sama sekali spontan, walaupun serangan panik kadangkadang terjadi setelah luapan kegembiraan, kelelahan fisik, aktivitas seksual, atau trauma emosional sedang. DSM-IV menekankan bahwa sekurangnya serangan pertama harus tidak diperkirakan (tidak memiliki tanda) untuk memenuhi criteria diagnostik untuk gangguan panic. Serangan sering dimulai dengan periode gejala yang meningkat dengan cepat selama 10 menit.Gejala mental utama adalah ketakutan yang kuat dan suatu perasaan ancaman kematian dan kiamat. Pasien biasanya tidak mampu untuk menyebutkan sumber ketakutannya. Pasien mungkin merasa kebingungan dan mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian. Tanda fisik adalah takikardia. palpitasi, sesak nafas, dan berkeringat. Gejala Penyerta Gejala depresif seringkali ditemukan pada serangan panik dan agoraphobia, dan pada beberapa pasien suatu gangguan depresif ditemukan bersama-sama dengan gangguan panik.
8

Penelitian telah menemukan bahwa resiko bunuh diri selama hidup pada orang dengan gangguan panik adalah lebih tinggi dibandingkan pada orang tanpa gangguan mental. KRITERIA DIAGNOSIS Kriteria diagnostic untuk Gangguan Panik Tabel dari DSM-IV, Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, ed 4. Suatu periode tertentu adanya rasa takut atau tidak nyaman, di mana empat (atau lebih) gejala berikut ini terjadi secara tiba-tiba dan mencapai puncaknya dalam 10 menit: 1) Palpitasi, jantung berdebar kuat, atau kecepatan jantung bertambah cepat. 2) Berkeringat. 3) Gemetar atau berguncang 4) Rasa nafas sesak atau tertahan 5) Perasaan tercekik 6) Nyeri dada atau perasaan tidak nyaman 7) Mual atau gangguan perut 8) Perasaan pusing, bergoyang, melayang, atau pingsang. 9) Derealisasi (perasaan tidak realitas) atau depersonalisasi (bukan merasa diri sendiri). 10) Ketakutan kehilangan kendali atau menjadi gila 11) Rasa takut mati. 12) Parestesia (mati rasa atau sensasi geli) 13) Menggigil atau perasaan panas. Menurut PPDGJ-III gangguan panik baru ditegakkan sebagai diagnosis utama bila tidak ditemukan adanya gangguan anxietas fobik. Untuk diagnosis pasti, harus ditemukan adanya beberapa kali serangan anxietas berat dalam masa kira-kira satu bulan : 1. Pada keadaan-keadaan dimana sebenarnya secara objektif tidak ada bahaya. 2. Tidak terbatas pada situasi yang telah diketahui atau yang dapat diduga sebelumnya (unpredictable situation) 3. Dengan keadaan yang relatif dari gejala-gejala anxietas pada periode diantara seranganserangan panik (meskipun demikian umumnya dapat terjadi juga anxietas antipsikotik yaitu anxietas yang terjadi setelah membayangkan sesuatu yang mengkhawatirkan akan terjadi.
9

2.6.

KLASIFIKASI

F 40 GANGGUAN ANXIETAS FOBIK a. F 40.0 AGORAFOBIA PEDOMAN DIAGNOSTIK. Semua kriteria ini hrs dipenuhi utk : a. Gejala psikologis/otonomik yg timbul hrs mrpk manifestasi primer dr anxietas & bkn mrpk gejala lain yg sekunder seperti waham atau pikiran obsesif.

b. Anxietas yg timbul hrs terutama terjadi dlm sekurang2nya dua dari situasi berikut : Banyak orang Tempat-tempat umum Bepergian keluar rumah Bepergian sendiri

c. Menghindari situasi fobik hrs/sdh mrpk gambaran yg menonjol

b. F 40.1 FOBIA SOSIAL 1. Mulai sejak usia remaja 2. Rasa takut diperhatikan oleh orla dlm kel yg relatif kecil 3. Menjurus pd perhindaran thd situasi sosial yg relatif kecil 4. Menjurus pd penghindaran thd situasi sosial 5. Lelaki sama dgn wanita 6. Gambarannya dpt sgt jelas mis. makan di tempat umum, berbicaradidepan umum, menghadapi jenis kelamin lain, hampir semua situasi di luar keluarga 7. Biasanya disertai dgn harga diri yg rendah dan takut kritik 8. Dpt tercetus sbg : malu (muka merah), tangan gemetar, mual, ingin buang air kecil & gejala demikian dpt berkembang menjadi serangan panic

10

PEDOMAN DIAGNOSTIK Semua kriteria dibwh ini hrs dipenuhi utk : Gejala2 psikologis, perilaku /otonomik hrs mrpk manifestasi primer dari anxietas dan bukan sekundari gejala lain spt waham / pikiran obsesif Anxietas hrs hanya terbatas / menonjol pada situasi sosial tertentu saja Penghindaran dari situasi fobik hrs mrpk gambaran yang menonjol

DIAGNOSIS BANDING Gangguan depresif & agorafobia sering sulit dibedakan dgn fobia sosial. Hendaknya diutamakan Dx agorafobia, depresi jgn ditegakkan kecuali ditemukan sindrom depresif yg lengkap & jelas

c. F 40.2 FOBIA KHAS (TERISOLASI) Fobia yg terbatas pd situasi yg sgt spesifik seperti bila : Berdekatan dgn binatang tertentu Tempat tinggi Petir Kegelapan Naik pesawat Buang hajat ditempat umum Makan makanan tertentu Dokter gigi Takut melihat darah/luka Takut berhubungan dgn penyakit tertentu

Biasanya timpul pd masa kanak2/dewasa muda ; dpt menetap puluhan tahun bila tdk diobati

PEDOMAN DIAGNOSTIK
11

Semua kriteria yg dibawah ini utk DX : a. Gejala psikologis atau otonomik hrs mrpk manifestasi primer dari anxietas, dan bkn sekunder dari gejala2 lain seperti waham atau pikiran obsesif b. Anxietas hrs terbatas ps adanya objek situasi fobik tertentu c. Situasi fobik tsb sedapat mungkin dihindarinya Termasuk : Akrofobia Fobia binatang Klaustrofobia Fobia ujian Fobia sederhana DIAGNOSA BANDING Gangguan hipokhondrik F 45.2 Gangguan waham F 22.0 F 40.8 gangguan fobik lainnya F 40.9 Gangguan fobik YTT, termasuk fobia YTT, keadaan Fobik YTT F 41 GANGGUAN ANXIETAS LAINNYA Gejala Utama : manifestasi klinik Dapat disertai : Gejala depresif Gejala obsesif Beberapa unsur anxietas fobik Bersifat sekunder, ringan

a. F 41.0 GANGGUAN PANIK (Anxietas Paroksimal Episodik) Gambaran esensial : Serangan anxietas berat (panik) yg berulang Tdk terbatas pada adanya situasi tertentu / suatu rangkaian kejadian Tidak terduga Gejala yg biasa dijumpai, onsit mendadak : Palpitasi
12

Nyeri dada Perasaan tercekik Pusing kepala Rasa menjadi gila Perasaan tidak riil (depersonalisasi/derealisasi) Rasa takut mati Kehilangan kendali

PEDOMAN DIAGNOSTIK Untuk Dx bbrp serangan anxietas berat diserta gejala otonomik hrs terjadi dlm periode kira2 1 bln tdk berbahaya : a. Pada keadaan2 yg sebenarnya scr objektiv tdk ada bahaya b. Tdk terbatas hanya pada situasi yang telah diketahui atau yang dapat diduga sebelumnya c. Dengan keadaan yang relatif bebas dari gejala anxietas dalam periode antara serangan2 panik (meskipun lazim terjadi anxietasantisipatorik) Termasuk : - serangan panik DIAGNOSIS BANDING Gangguan panik sbg bagian fobik Sekunder dari gangguan depresif, terutama pada lelaki b. F 41.1 GANGGUAN ANXIETAS MENYELURUH Gambaran esensial : Anxietas yg menyeluruh & menetap Tidak terbatas hanya pd setiap keadaan lingkungan yg tertentu saja (misalnya sifat mengambang atau free floating) Gejala yang sering dijumpai : Keluhan tegang yg berkepanjangan Gemetaran Ketegangan otot
13

- keadaan panik

Berkeringat Kepala terasa ringan Palpitasi Pusing kepala Keluhan epigastrik Ketakutan dirinya/ anggota kel lain akan celaka/sakit Khawatir & firasat lain

Pedoman Diagnostik Hrs menunjukkan gejala primer anxietas hampir setiap hari selama bbrp minggu bulan GEJALA-GEJALA : a. Kecemasan ttg masa depan (khawatir akan nasib buruk, perasaan gelisah seperti diujung tanduk, sulit berkonsentrasi) b. Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tdk dpt santai) c. Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, tahikardi, keluhan epigastorik, pusing kepala, mulut kering, dsb) Diagnostik Banding : Episode depresif (F 32) Gangguan panik (F 41.0) Gangguan obsesif-kompulsif (F 42)

Termasuk : Neurosis anxietas Reaksi anxietas Keadaan anxietas

c. F 41.2 GANGGUAN CAMPURAN ANXIETAS & DEPRESIF Terdapat gejala anxietas dan depresi yg masing2 tdk menunjukkan rangkaian gejala
14

yg cukup berat utk menegakkan diagnosa tersendiri. Bbrp gejala otonomik harus ditemukan : Tremor Palpitasi Mulut kering Sakit perut (mulas), dsb

Diagnosa Banding : Gangguan penyesuaian F 43.2 Depresi anxietas menetap (dstimia) F 34.1

Termasuk : depresi anxietas (ringan atau tak menetap) d. F 41.3 GANGGUAN ANXIETAS CAMPURAN LAINNYA Gangguan yg memenuhi kriteria gangguan anxietas menyeluruh (F 41.1) dan yg menunjukkan ciri2 yg menonjol dari gangguan lain dlm F 40-F 49 F 41.8 GANGGUAN ANXIETAS LAINNYA TDT Termasuk : histeria anxietas F 41.9 GANGGUAN ANXIETAS YTT Termasuk : anxietas YTT

F 42 GANGGUAN OBSESIF-KOMPULSIF Ciri utama : pikiran obsesif atau tindakan kompulsif yg berulang Pikiran obsesional : gagasan, bayangan/impuls yg timbul dlm pikiran individu scr berulang2 dlm bentuk yang sama tidak dikehendaki Tindakan kompulsif : perilaku yg stereotipik, diulang berkali2 tidak bermanfaat Gangguan obsesif-kompulsif sering disertai gangguan depresif dan sebaliknya Pedoman Diagnostik Dx, gejala2 obsesional atau tindakan kompulsif atau kedua2nya harus ada hampir setiap
15

hari selama sedikitnya dua minggu berturut2, merupakan sumber distres atau gangguan aktivitas Ciri2 gejala obsesional : Hrs dikenal/disadari sbg pikiran/impuls dari diri individu sendiri Setidaknya ada satu pikiran atau tindakan yg masih tidak berhasil dilawan, meskipun ada lainnya yg tidak lagi dilawan oleh penderita Pikiran utk melaksanakan tindakan tsb diatas bukan mrpk hal yg memberi kepuasan atau kesenangan (sekedar perasaan lega dari ketegangan/anxietas tidak tanggap sbg kesenangan seperti dimaksud diatas) Pikiran, bayangan atau impuls tsb hrs mrpk pengulangan yg tdk menyenangkan

Termasuk : Neurosis anankastik Neurosis obsesional Neurosis obsesif-kompulsif

Diagnosis banding Gangguan depresif primer Sikzofrenia Sindrom teurette

F 42.0 PREDOMINAN PIKIRAN OBSESIONAL ATAU PENGULANGAN Dapat berupa gagasan, bayangan mental atau dorongan utk berbuat distres F 42.1 PREDOMINAN TINDAKAN KOMPULSIF (OBSESSION RITUAL) Tindakan kompulsif berkaitan dgn kebersihan Memeriksa berulang utk meyakinkan bahwa situasi yang dianggapnya berpotensi nahaya tidak dibiarkan terjadi, atau masalah kerapian dan keteraturan. Merupakan ikhtiar simbolik atau sia-sia untuk menghindari bahaya tersebut Menyita banyak waktu ketidak mampuan mengambil keputusan dan keterlambatan yang mencolok Jarang disertai oleh depresi dibandingkan dengan pikiran obsesional, lebih responsif terhadap terapi tingkah laku

16

F 42.2 CAMPURAN TINDAKAN DAN PIKIRAN OBSESIONAL Pasien obsesif-kompulsif memperlihatkan unsur pikiran yg obsesional maupun tindakan yang kompulsif Keduanya (obsesif & kompulsif) hrs seimbang sama2 menonjol

F 43 CAMPURAN THD STRES BERAT & GANGGUAN PENYESUAIAN Diidentifikasikan atas dasar : Simtomatologi dan perjalanan penyakit Faktor pencetus : Stres kehidupan yang luar biasa stres akut Perubahan penting dalam kehidupan situasi tidak enak gangguan penyesuaian

Terdapat pada semua kelompok umur F 43.0 REAKSI STRES AKUT Gangguan sementara yg cukup parah bbrp jam/hari Stressor berupa pengalaman traumatik luar biasa ancaman keamanan/integritas fisik individu sendiri atau orang2 yg dicintai mis : Bencana alam Kecelakaan Peperangan Serangan tindakan kriminal Perubahan luar biasa yang mendadak serius t/n

Penting : kerentanan individual & kemampuan menyesuaikan diri seseorang Pedoman Diagnostik : 1. Gambaran gejala campuran yg biasanya berubah2 Depresif Keadaan terpaku/bengong Anxietas Kemarahan
17

Kekecewaan Overaktif Penarikan diri

b. Kasus2 yg dpt dialihkan dari lingkup stresornya gejala2nya dpt menghilang dgn cepat (bbrp jam). Bila stres berkelanjutan/tak dapat dialihkan gejala mereda seletah 1-3 hari Termasuk : Reaksi krisis akut Kelelahan bertempur Keadaan krisis shock psikis

F 43.1 GANGGUAN STRES PASCA TRAUMA Timbul sbg akibat/respons yg berkepanjangan & atau tertunda thd kejadian atau situasi yg menimbulkan stres Faktor predisposisi yaitu ciri kepribadian (misalnya kompulsif astenik) dpt menurunkan kadar ambang Gejala khas : episode2 bayangan kejadian traumatik terulang kembali (flash backs) atau mimpi, terjadi perasaan beku dan penumpukan emosi, menjauhi orla, tdk responsif thd lingkungannya, anhedomamenghindari aktivitas2/situasi yg berkaitan menghindari ingatan traumatik, bisa mendadak ketakutan, panik atau agresif Terjadi bangkitan otonomik berlebihan dgn kenekatan yg berlebih, mudah kaget, tertegun, insomnia. Bisa dsertai anxietas & depresi, dan ide bunuh diri Onset bbrp minggu bulan = 6 bulan Perjalanan berfluktuasi Pedoman Diagnostik Timbulnya dlm waktu 6 bln, disebabkan oleh suatu peristiwa traumatik yg luar biasa berat Onset > 6 bln dgn manifest klinis khas seperti yg telah disebutkan

Termasuk : Neurosis Traumatik F 43.2 GANGGUAN PENYESUAIAN Keadaan stres yg subjektif & gangguan emosional yg biasanya menganggu kinerja dan
18

fungsi sosial Timbul pd periode adaptasi t/n suatu perubahan dlm hidup yg bermakna / kehidupan penuh stress Predisposisi/kerentanan individual berperan dlm resiko terjadinya gangguan kepribadian

Pedoman Diagnostik DX tergantung pd suatu evaluasi yg teliti t/n hubungan antara : 1. Bentuk, isis, keparahan gejala 2. Riwayat & kepribadian sebelumnya 3. Kejadian / situasi penuh stres/krisis kehidupan Termasuk : Culture Shock, reaksi berkabung, hopitalisasi pada anak Tak termasuk : gangguan anxietas perpisahan masa kanak Jika kriteria gangguan penyesuaian telah dipenuhi, maka bentuk klinis/peri domain dapat ditentukan dengan menggunakan karakter ke 5:

F43.20 Reaksi depresif singkat : bersifat sementara dgn jangka waktu < 1 bulan F43.21 Reaksi depresif berkepanjangan : depresi ringan sbg respon t/n stress berkepanjangan denghan jangka waktu <2 tahun F43.22 Reaksi campuran Anxietas dan depresif : gejala anxietas & depresif keduanya menonjol, tapi tdk melebihi F41.2/F41.3 F43.23 dgn predominan gangguan emosi lainnya : gejala-gejala adl anxietas, depresi, kekhawatiran. Ketegangan, amarah. Kategori ini juga hrs dipakai untuk reaksi pada anakanak dgn prilaku regresif, ngompol atau menghisap jempol F43.24 dgn predominan gangguan tingkah laku. Gangguan utama : tingkah laku, Raksi duka cita remaja prilaku agresif/disosial F43.25 dgn gangguan campuran emosi dan tingkah laku. Gejala emosional dan tingkah laku merupakan ciri menonjol F43.28 dgn gejala predominan lainnya YDT F43.8 Reaksi Terhadap Stress Berat Lainnya F43.9 Reaksi Terhadap Stress Berat YTT

19

GANGGUAN PANIK [Panic Disorder] Istilah panik berasal dari kata Pan, dewa Yunani yang setengah hantu, tinggal dipegunungan dan hutan, dan perilakunya sangat sulit diduga. Di tahun 1895 deskripsi gangguan panik pertama kali dikemukakan oleh Sigmund Freud dalam kasus agorafobia. Serangan panik merupakan ketakutan akan timbulnya serangan serta diyakini akan segera terjadi. Individu yang mengalami serangan panik berusaha untuk melarikan diri dari keadaan yang tidak pernah diprediksi. Gangguan panik adalah ditandai dengan terjadinya serangan panik yang spontan dan tidak diperkirakan. Serangan panik adalah periode kecemasan atau ketakutan yang kuat dan relative singkat (biasanya kurang dari satu tahun), yang disertai oleh gejala somatik tertentu seperti palpitasi dan takipnea. Frekuensi pasien dengan gangguan panik mengalami serangan panik adalah bervariasi dari serangan multiple dalam satu hari sampai hanya beberapa serangan selama setahun. Di Amerika Serikat, sebagian besar peneliti dibidang gangguan panik percaya bahwa agoraphobia hampir selalu berkembang sebagai suatu komplikasi pada pasien yang memiliki gangguan panik. Serangan panik sering dimulai pada masa remaja akhir atau dewasa awal, namun tidak semua orang yang mengalami serangan panik akan mengembangkan gangguan panik. Banyak orang hanya memiliki satu serangan dan tidak pernah lagi. Terjadi pada wanita lebih sering daripada laki-laki. Ada dua kriteria gangguan panik : gangguan panik tanpa agorafobia dan gangguan panik dengan agorofobia kedua gangguan panik ini harus ada serangan panik. GAMBARAN KLINIS Serangan panik pertama seringkali spontan, tanpa tanda mau serangan panik, walaupun serangan panik kadang-kadang terjadi setelah luapan kegembiraan, kelelahan fisik, aktivitas seksual atau trauma emosional. Klinisi harus berusaha untuk mengetahui tiap kebiasaan atau situasi yang sering mendahului serangan panik. Serangan sering dimulai dengan periode gejala yang meningkat dengan cepat selama 10 menit. Gejala mental utama adalah ketakutan yang kuat, suatu perasaan ancaman kematian dan kiamat. Pasien biasanya tidak mampu menyebutkan sumber ketakutannya. Pasien mungkin merasa kebingungan dan mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian. Tanda fisik adalah takikardia, palpitasi, sesak nafas dan berkeringat. Pasien seringkali mencoba untuk mencari bantuan. Serangan biasanya berlangsung 20 sampai 30 menit. Agorafobia : pasien dengan agorafobia akan menghindari situasi dimana ia akan sulit mendapatkan bantuan. Pasien mungkin memaksa bahwa mereka harus ditemani setiap kali mereka keluar rumah. GEJALA PENYERTA Gejala depresi seringkali ditemukan pada serangan panik dan agorafobia, pada beberapa pasien suatu gangguan depresi ditemukan bersama-sama dengan gangguan panik. Penelitian telah menemukan bahwa resiko bunuh diri selama hidup pada orang dengan gangguan panik adalah lebih tinggi dibandingkan pada orang tanpa gangguan mental.
20

DIAGNOSA BANDING Penyakit kardiovaskuler : anemia, hipertensi, infark iniokardium, dsb. Penyakit pulmonum : asma, hiperventilasi, emboli paru-paru. Penyakit neurologis : penyakit serebrovaskular, epilepsi, inigrain, tumor, dsb. Penyakit endokrin : diabetes, hipertroidisme, hipoglikemi, sindroma pramestruasi, gangguan menopause, dsb. lntoksikasi obat, putus obat. Kondisi lain : anafilaksis, gangguan elektrolit, keracunan logam berat, uremia dsb TERAPI. Konseling: ajari pasien untuk diam ditempat sampai serangan panik berlalu, konsentrasikan diri untuk mengatasi anxietas bukan pada gejala fisik, rileks, latihan pernafasan. Identifikasikan rasa takut selama serangan. Diskusikan cara menghadapi rasa takut. Medikasi : banyak pasien tertolong melalui konseling dan tidak membutuhkan medikasi. Bila serangan sering dan berat, atau secara bermakna dalam keadaan depresi beri antidepresan (imipramin 25 mg malam hari, dosis bisa sampai 100-150 mg malam selama 2 minggu ). Bila serangan jarang dan terbatas beri anti anxietas, jangka pendek (lorazepam 0,5 1 mg 3 dd 1 atau alprazolam 0,25 1 mg 3 dd 1) hindari pemberian jangka panjang dan pemberian medikasi yang tidak perlu. GANGGUAN FOBIK FOBIA adalah suatu ketakutan yang tidak rasional yang menyebabkan penghindaran yang disadari terhadap obyek, aktivitas, atau situasi yang ditakuti. Fobia adalah ketakutan yang berlebihan yang disebabkan oleh benda, binatang ataupun peristiwa tertentu. sifatnya biasanya tidak rasional, dan timbul akibat peristiwa traumatik yang pernah dialami individu. Fobia juga merupakan penolakan berdasar ketakutan terhadap benda atau situasi yang dihadapi, yang sebetulnya tidak berbahaya dan penderita mengakui bahwa ketakutan itu tidak ada dasarnya. Fobia simpel: sumber binatang, ketinggian, tempat tertutup, darah. Yang menderita banyak wanita, dimulai semenjak kecil. Agorafobia: kata yunani, agpra = tempat berkumpul, pasar. Sekelompok ketakutan yang berpusat pada tempat-tempat publik: takut berbelanja, takut kerumunan, takut bepergian. Banyak yang minta pertolongan. Banyak wanita yang menderita ini dimulai pada masa remaja dan permulaan dewasa. Simtom: ketegangan, pusing, kompulsi, merenung, depresi, ketakutan menjadi gila. 90% dari suatu sampel: takut tempat tinggi, tempat tertutup, elevator. Fobia dibedakan menjadi dua jenis,yaitu: a. Fobia Spesifik Sebuah fobia spesifik adalah rasa takut, intens irasional dari sesuatu yang sedikit atau tidak menimbulkan bahaya yang sebenarnya. Beberapa fobia spesifik lebih umum dipusatkan di
21

tempat-tempat tertutup, ketinggian, eskalator, terowongan, jalan raya mengemudi, air, terbang, anjing, dan cedera yang melibatkan darah. fobia seperti ini tidak hanya sangat takut, mereka ketakutan irasional terhadap suatu hal tertentu.Ketakutan berlebih yang disebabkan oleh benda, atau peristiwa traumatik tertentu, misalnya: ketakutan terhadap kucing (ailurfobia), ketakutan terhadap ketinggian (acrofobia), ketakutan terhadap tempat tertutup (agorafobia), fobia terhadap kancing baju, dsb. b. Fobia Sosial Fobia sosial, juga disebut gangguan kecemasan sosial, didiagnosa ketika orang-orang menjadi sangat cemas dan terlalu sadar diri dalam situasi sosial sehari-hari. Orang dengan fobia sosial memiliki ketakutan yang kuat, gigih, dan kronis sedang diawasi dan dinilai oleh orang lain dan melakukan hal-hal yang akan mempermalukan mereka. Mereka bisa khawatir selama berharihari atau berminggu-minggu sebelum situasi yang ditakuti. Ketakutan berlebih pada kerumunan atau tempat umum. ketakutan ini disebabkan akibat adanya pengalaman yang traumatik bagi individu pada saat ada dalam kerumunan atau tempat umum. misalnya dipermalukan didepan umum, ataupun suatu kejadian yang mengancam dirinya pada saat diluar rumah. TERAPI Konseling dan medikasi: dorong pasien untuk dapat mengatur pernafasan, membuat daftar situasi yang ditakuti atau dihindari, diskusikan cara-cara menghadapi rasa takut tersebut. Dengan konseling banyak pasien tidak membutuhkan medikasi. Bila ada depresi bisa diberi antidepresan lmipramin 50 150 mg/ hari. Bila ada anxietas beri antianxietas dalam waktu singkat, karena bisa menimbulkan ketergantungan. Beta bloker dapat mengurangi gejala fisik. Konsultasi spesialistik bila rasa takut menetap. GANGGUAN OBSESIF-KOMPULSIF Prevalensi seumur hidup gangguan obsesif-kompulsif pada populasi umum diperkirakan adalah 2-3 persen. Waktu tidak diobati, OCD dapat mengganggu semua aspek kehidupan. Anakanak bisa menderita OCD juga . OBSESIF adalah pikiran, perasaan, ide yang berulang, tidak bisa dihilangkan dan tidak dikehendaki. KOMPULSIF adalah tingkah-laku yang berulang, tidak bisa dihilangkan dan tidak dikehendaki. Perilaku ini merupakan ritual pembebasan dari dosa pada orang tersebut. dengan mencuci tangan ia berharap bisa membersihkan dari dosa yang telah ia perbuat. obsesif kompulsif ini biasanya cenderung pada perilaku bersih-bersih. Perilaku seperti ini sebenarnya banyak terjadi pada lingkungan kita tetapi, kita kadang malah menganggap perilaku ini wajar. Dewasa muda, mengikuti kejadian yang penuh stres: kehamilan, kelahiran, konflik keluarga, kesulitan dalam pekerjaan, keadaan depresi. Penderita obsesif-kompulsif sering menderita depresi. Ada 5 bentuk obsesi: 1. Kebimbangan yang obsesif: pikiran bahwa suatu tugas yang telah selesai tidak secara baik (75% dari pasien).
22

2. Pikiran yang obsesif: pikiran berantai yang tidak ada akhirnya. Biasanya fokus pada kejadian yang akan datang (34% dari pasien). 3. Impuls yang obsesif; dorongan untuk melakukan suatu perbuatan (17%). 4. Ketakutan yang obsesi kecemasan untuk kehilangan kontrol dan melakukan sesuatu yang memalukan (26%) 5. Bayangan obsesif: bayangan terus menerus mengenai sesuatu yang dilihat (7%). Kompulsi (2 macam). 1. Dorongan kompulsif yang memaksa suatu perbuatan: melihat pintu berkali-kali (61%). 2. Kompulsi mengontrol: mengontrol dorongan kompulsi (tidak menuruti dorongan tersebut): mengontrol dorongan inses dengan berkali-kali menghitung sampai 10. DIAGNOSIS BANDING Kondisi fisik - Gangguan neurologis (epilepsi lobul temporalis, komplikasi trauma, dsb) Kondisi psikiatrik - Skizofrenia, gangguan kepribadian obsesif-kompulsif, fobia, gangguan depresif. TERAPI Konseling dan medikasi : mengenali, menghadapi, menantang pikiran yang berulang dapat mengurangi gejala obsesd, yang pada akhirnya mengurangi perilaku kompulsif. Latihan pernafasan. Bicarakan apa yang akan dilakukan pasien untuk mengatasi situasi, kenali dari perkuat hal yang berhasil mengatasi situasi. Bila diperlukan bisa diberi Klomipramin 100 - 150 mg, atau golongan Selected Serotonin Reuptake Inhibitors. Konsultasi spesialistik bila kondisi tidak berkurang atau menetap.

GANGGUAN STRES PASCA-TRAUMA Posttraumatic Stress Disorder (PTSD) Gangguan stres-pasca trauma terdiri dari: - pengalaman kembali trauma melalui mimpi dan pikiran, penghindaran yang persisten oleh penderita terhadap trauma dan penumpulan responsivitas pada penderita tersebut, kesadaran berlebihan dan persisten. Gejala penyerta yang sering dan gangguan stres pasca-trauma adalah depresi, kecemasan dan kesulitan kognitif(contoh pemusatan perhatian yang buruk) Prevalensi seumur hidup gangguan stres pasca-trauma diperkirakan I sampai 3 persen populasi umum, 5 sampai 15 persen mengalami bentuk gangguan yang subklinis. Walaupun gangguan stres pasca-trauma dapat terjadi pada setiap usia, namun gangguan paling menonjol
23

pada usia dewasa muda. PTSD merupakan kecemasan akibat peristiwa traumatik yang biasanya dialami oleh veteran perang atau orang-orang yang mengalami bencana alam . PTSD bisanya muncul beberapa tahun setelah kejadian dan biasanya diawali dengan ASD, jika lebih dari 6 bulan maka orang tersebut dapat mengembangkan PTSD. Akibat kejadian traumatik atau bencana yang tingkatnya sangat buruk: perkosaan, peperangan, bencana alam, ancaman yang serius terhadap orang yang sangat dicintai, melihat orang lain disakiti atau dibunuh. Akan berakibat tidak dapat konsentrasi, mengingat, tidak dapat santai, impulsif, mudah terkejut, gangguan tidur, cemas, depresi, mati rasa; hal-hal yang menyenangkan tidak menarik lagi, ada perasaan asing terhadap orang-lain dan yang lampau. Kalau trauma dialami bersama orang lain, dan yang lain mati: ada rasa bersalah, sering terjadi mimpi buruk atau gangguan tidur. Gangguan pasca trauma dapat akut, kronis atau lambat, trauma akibat orang, perang, serangan fisik atau penganiayaan berlangsung lebih lama daripada trauma setelah bencana alam. Simtom memburuk jika dihadapkan kepada situasi yang mirip. Dapat terjadi pada anak dan orang dewasa. Simtom pada anak: mimpi tentang monster atau perubahan tingkah laku: ramai pendiam. Riwayat psikopatologi pada keluarga memegang peranan psikoterapi. Dapat melalui terapi kelompok. Dengan cara ini penderita mendapatkan support dari teman-temannya. PEDOMAN DIAGNOSTIK STRES PASCATRAUMA A. Telah terpapar dengan peristiwa traumatik, didapati: o mengalami, menyaksikan, dihadapkan dengan peristiwa yang berupa ancaman kematian, atau kematian yang sesungguhanya atau cedera yang serius,atau ancaman integritas fisik diri sendiri atau orang lain
o

respon berupa rasa takut yang kuat, rasa tidak berdaya

B. Keadan traumatik secara menetap dialami kembali dalam satu atau lebih cara berikut:
o o o o

rekoleksi yang menderitakan, rekuren dan mengganggu tentang kejadian Mimpi menakutkan yang berulang tentang kejadian berkelakuan atau merasa seakan-akan kejadian traumatik terjadi kembali penderitaan psikologis yang kuat saat terpapar dengan tanda internal atau eksternal yang menyimbolkan atau menyerupai suatu aspek kejadian traumatik reaktivitas psikologis saat terpapar dengan tanda internal atau eksternal yang menyimbolkan atau menyerupai aspek kejadian traumatik

C. Penghindaran stimulus yang persisten yang berhubungan dengan trauma D. Gejala menetap, adanya peningkatan kesadaran , seperti dua atau lebih berikut: kesulitan tidur, irritabilitas, sulit konsentrasi, kewaspadaan berlebihan, respon kejut yang berlebihan.
24

E. Lama gangguan gejala B,C,D adalah lebih dari satu bulan. F. Gangguan menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lain. Pengobatan Perawatan utama bagi orang-orang dengan PTSD adalah psikoterapi (sering disebut terapi bicara), obat-obatan, atau keduanya. Setiap orang berbeda, sehingga pengobatan yang bekerja untuk satu orang mungkin tidak bekerja bagi orang lain.

REAKSI STRES AKUT Suatu gangguan sementara yang cukup parah yang terjadi pada seseorang tanpa adanya gangguan jiwa lain yang nyata, sebagai respons terhadap stres fisik maupun mental yang luar biasa dan biasanya menghilang dalam beberapa jam atau hari. Stresornya dapat berupa pengalaman traumatik yang luar biasa . Kerentanan individu dan kemampuan menyesuaikan diri memegang peranan dalam terjadinya dan keparahannya suatu reaksi stres akut. Harus ada kaitan waktu yang langsung dan jelas antara terjadinya pengalaman stresor luar biasa dengan onset dan gejala. Onset biasanya setelah beberapa menit atau bahkan segera setelah kejadian. Selain itu ditemukan (a) terdapat gambaran gejala campuran yang biasanya berubah-ubah; selain gejala permulaan berupa keadaan terpaku , semua gejala berikut mungkin tampak: depresif, anxietas, kemarahan, kekecewaan, overaktif dan penarikan diri, akan tetapi tidak satupun dan jenis gejala tersebut yang mendominasi gambaran klinisnya untuk waktu lama. (b) pada kasus-kasus yang dapat dialihkan dan stresomya, gejala-gejalanya dapat menghilang dengan cepat (dalam beberapa jam); dalam hal dimana stres tidak dapat dialihkan, gejala-gejala biasanya baru mulai mereda setelah 24 - 48 jam dan biasanya menghilang setelah 3 hari.

GANGGUAN CEMAS MENYELURUH (Generalized Anxiety Disorder) Penyakit Kecemasan Menyeluruh merupakan kecemasan dan kekhawatiran yang berlebihan akan sejumlah aktivitas atau peristiwa, yang berlangsung hampir setiap hari, selama 6 bulan atau lebih. Gambaran esensial dan gangguan ini adalah adanya anxietas yang menyeluruh dan menetap (bertahan lama), Gejala yang dominan sangat bervariasi, tetapi keluhan tegang yang berkepanjangan, gemetaran, ketegangan otot, berkeringat, kepala terasa ringan, palpitasi, pusing kepala dan keluhan epigastnik adalah keluhankeluhan yang lazim dijumpai. Ketakutan bahwa dirinya atau anggota keluarganya akan menderita sakit atau akan mengalami kecelakaan dalam waktu dekat, merupakan keluhan yang seringkali diungkapkan. Kecemasan dan kekhawatiran ini sangat berlebihan sehingga sulit dikendalikan.
25

Mereka tidak dapat santai, mudah terkejut, dan mengalami kesulitan berkonsentrasi. Seringkali mereka sulit tidur atau tidur. gejala fisik yang sering menyertai kegelisahan meliputi kelelahan, sakit kepala, ketegangan otot, nyeri otot, kesulitan menelan, gemetar, gugup, lekas marah, berkeringat, mual, ringan, harus pergi ke kamar mandi sering, merasa kehabisan napas, dan hot flashes. Selain itu, penderita mengalami 3 atau lebih dari gejala-gejala berikut:
Gelisah Mudah lelah

Sulit berkonsentrasi
Mudah tersinggung Ketegangan otot Gangguan tidur

Penyakit ini sering terjadi, sekitar 3-5% orang dewasa pernah mengalaminya 2 kali lebih sering terjadi pada wanita. Seringkali berawal pada masa kanak-kanak atau remaja. Keadaan ini berfluktuasi, semakin memburuk ketika mengalami stres dan menetap selama bertahun-tahun. Tanda-tanda; kecemasan kronis terus menerus rnencakup situasi hidup (cemas akan terjadi kecelakaan, kesulitan finansial). Ada keluhan somatik: berpeluh, merasa panas, jantung berdetak keras, perut tidak enak, diare, sering buang air kecil, dingin, tangan basah, mulut kering, tenggorokan terasa tersumbat, sesak nafas, hiperaktivitas sistem saraf otonomik. Merasa ada gangguan otot: ketegangan atau rasa sakit pada otot terutama pada leher dan bahu, pelupuk mata berkedip terus, bcrgetar, mudah lelah, tidak mampu untuk santai, mudah terkejut, gelisah, sering berkeluh. Cemas akan terjadinya bahaya, cemas kehilangan kontrol, cemas akan mendapatkan.serangan jantung, cemas akan mati. Sering penderita tidak sabar, mudah marah, tidak dapat tidur, tidak dapat konsentrasi. Penderita harus menujukkan anxietas sebagai gejala primer yang berlangsung hampir setiap hari untuk beberapa minggu sampai beberapa bulan, yang tidak terbatas atau hanya menonjol pada keadaan situasi khusus tertentu saja ( sifatnya free floating atau mengambang). Gejala - gejala tersebut biasanya mencakup unsur-unsur berikut: a) Kecemasan ( khawatir akan nasib buruk, merasa seperti diujung tanduk, sulit konsentrasi, dsb.); b) Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai); c) Overaktivitas otonomik ( kepala terasa ringan, berkeringat, jantung berdebar-debar, sesak napas, keluhan lambung, pusing kepala, mulut kering, dsb.).

26

Pada anak-anak sering terlihat adanya kebutuhan berlebihan untuk ditenangkan (reassurance) serta keluhan-keluhan somatik berulang yang menojol. TERAPI Seperti gangguan kecemasan lainnya, GAD bisa diobati. terapi kognitif-perilaku efektif bagi banyak orang, membantu mereka untuk mengidentifikasi, memahami, dan memodifikasi pemikiran yang salah dan pola perilaku. Hal ini memungkinkan orang dengan GAD belajar untuk mengendalikan khawatir mereka.. Konseling dan medikasi: informasikan bahwa stres dan rasa khawatir keduanya mempunyai efek fisik dan mental. Mempelajari keterampilan untuk mengurangi dampak stres merupakan pertolongan yang paling efektif. Mengenali, menghadapi dan menantang kekhawatiran yang berlebihan dapat mengurangi gejala anxietas. Kenali kekhawatiran yang berlebihan atau pikiran yang pesimistik. Latihan fisik yang teratur sering menolong. Medikasi merupakan terapi sekunder, tapi dapat digunakan jika dengan konseling gejala menetap. Medikasi anxietas : misal Diazepam 5 mg malam hari, tidak lebih dari 2 minggu, Beta bloker dapat membantu mengobati gejala fisik, antidepresan bila ada depresi. Konsultasi spesialistik bila anxietas berat dan berlangsung lebih dan 3 bulan. Untuk mengatasinya biasanya diberikan obat anti-cemas (misalnya benzodiazepin); tetapi karena pemberian jangka panjang bisa menyebabkan ketergantungan fisik, maka dosisnya harus dikurangi secara perlahan, tidak dihentikan secara tiba-tiba. Buspiron merupakan obat lainnya yang juga efektif untuk mengatasi kecemasan menyeluruh. Pemakaian obat ini tampaknya tidak menyebabkan ketergantungan fisik. Tetapi efeknya baru tampak setelah 2 minggu atau lebih, sedangkan efek benzodiazepin akan tampak beberapa menit setelah pemberian obat.

GANGGUAN CAMPURAN ANXIETAS DAN DEPRESI Kategori campuran ini harus digunakan bilamana terdapat gejala anxietas maupun depresi, di mana masing-masing tidak menunjukkan rangkaian gejala yang cukup berat untuk menegakkan diaognosis tersendiri. Terapi Obat tidak akan menyembuhkan gangguan kecemasan, tetapi bisa tetap di bawah kontrol. Obat utama yang digunakan untuk gangguan kecemasan adalah antidepresan, obat anti-kecemasan, dan-beta blockers untuk mengendalikan beberapa gejala fisik. Dengan perawatan yang tepat, banyak orang dengan gangguan kecemasan dapat memimpin normal, memenuhi hidup. Antidepressants/ Antidepresan Antidepresan dikembangkan untuk mengobati depresi tetapi juga efektif untuk gangguan kecemasan. Meskipun pengobatan ini mulai mengubah kimia otak setelah dosis pertama, efek
27

penuh mereka memerlukan serangkaian perubahan terjadi, biasanya sekitar 4 sampai 6 minggu sebelum gejala mulai pudar. Hal ini penting untuk melanjutkan pengambilan obat ini cukup lama untuk membiarkan mereka bekerja. SSRI Beberapa antidepresan terbaru Reuptake disebut inhibitor serotonin selektif, atau SSRI. SSRI mengubah tingkat serotonin neurotransmitter di otak, yang, seperti neurotransmiter lain, membantu sel-sel otak berkomunikasi dengan satu sama lain. Fluoxetine (Prozac ), sertraline (Zoloft ), escitalopram ( Lexapro), paroxetine (Paxil ), dan citalopram (Celexa ) adalah beberapa dari SSRIs umumnya diresepkan untuk gangguan panik, OCD, PTSD, dan fobia sosial. SSRI juga digunakan untuk mengobati gangguan panik ketika itu terjadi dalam kombinasi dengan OCD, fobia sosial, atau depresi. Venlafaxine (Effexor ), obat yang berhubungan erat dengan SSRI, digunakan untuk mengobati GAD. Obat-obat ini dimulai dengan dosis rendah dan secara bertahap meningkat sampai mereka memiliki efek yang menguntungkan. SSRI memiliki efek samping lebih sedikit dibandingkan antidepresan lebih tua, tetapi mereka kadang-kadang menghasilkan sedikit mual atau kegugupan ketika orang pertama mulai membawa mereka. Beberapa orang juga mengalami disfungsi seksual dengan SSRI, yang mungkin dibantu oleh menyesuaikan dosis atau beralih ke SSRI yang lain. Tricyclics Tricyclics lebih tua dari SSRIs dan kerja serta SSRI untuk gangguan kecemasan selain OCD. Mereka juga dimulai dengan dosis rendah yang berangsur-angsur meningkat. Mereka kadangkadang menyebabkan pusing, mengantuk, mulut kering, dan berat badan, yang biasanya dapat diperbaiki dengan mengubah dosis atau beralih ke obat trisiklik lain. Tricyclics termasuk imipramine (Tofranil ), yang diresepkan untuk gangguan panik dan GAD, dan clomipramine (Anafranil ), yang merupakan antidepresan trisiklik hanya berguna untuk mengobati OCD. MAOIs oksidase inhibitor monoamina (MAOIs) adalah kelas tertua obat antidepresan. The MAOIs paling sering diresepkan untuk gangguan kecemasan adalah phenelzine (Nardil ), diikuti oleh tranylcypromine (Parnate ), dan isocarboxazid (Marplan ), yang berguna untuk mengobati gangguan panik dan fobia sosial. Orang-orang yang mengambil MAOIs tidak bisa makan berbagai makanan dan minuman (termasuk keju dan anggur merah) yang mengandung tyramine atau mengambil obat tertentu, termasuk beberapa jenis pil KB, penghilang rasa sakit (seperti Advil , Motrin , atau Tylenol ) , suplemen dingin dan obat alergi, dan herbal; zat-zat yang dapat berinteraksi dengan MAOIs menyebabkan peningkatan tekanan darah yang berbahaya. Pengembangan patch kulit MAOI baru dapat membantu mengurangi risiko ini. MAOIs juga dapat bereaksi dengan SSRI untuk menghasilkan suatu kondisi serius yang disebut "sindrom
28

serotonin," yang dapat menyebabkan kebingungan, halusinasi, berkeringat meningkat, kekakuan otot, kejang, perubahan tekanan darah atau irama jantung, dan kondisi berpotensi mengancam kehidupan lainnya. Obat Anti-Anxiety High-potensi benzodiazepine memerangi kecemasan dan memiliki beberapa efek samping selain ngantuk. Karena orang-orang bisa terbiasa dengan mereka dan mungkin memerlukan dosis yang lebih tinggi dan lebih tinggi untuk mendapatkan efek yang sama, benzodiazepine umumnya diresepkan untuk jangka waktu yang singkat, terutama bagi orang-orang yang telah menyalahgunakan obat atau alkohol, dan yang menjadi tergantung pada obat-obatan dengan mudah. Satu pengecualian terhadap peraturan ini adalah orang dengan gangguan panik, yang dapat mengambil benzodiazepine sampai setahun tanpa membahayakan. Clonazepam (Klonopin ) digunakan untuk fobia sosial dan GAD, lorazepam (Ativan ) sangat membantu untuk gangguan panik, dan alprazolam (Xanax ) berguna untuk kedua gangguan panik dan GAD. Beberapa orang mengalami gejala-gejala penarikan diri jika mereka berhenti mengambil benzodiazepine tiba-tiba bukan lentik off, dan kecemasan dapat kembali setelah pengobatan dihentikan. Masalah-masalah ini potensial menyebabkan beberapa dokter untuk menghindar dari menggunakan obat atau menggunakannya dalam dosis yang tidak memadai. Buspirone (BuSpar ), sebuah azapirone, adalah obat anti-kecemasan baru digunakan untuk mengobati GAD. Kemungkinan efek samping termasuk pusing, sakit kepala, dan mual. Tidak seperti benzodiazepine, buspirone harus diambil secara konsisten selama minimal 2 minggu untuk mencapai efek anti-kecemasan. Beta-Blockers Beta-bloker Beta-blocker, seperti propranolol (Inderal ), yang digunakan untuk merawat kondisi jantung, dapat mencegah gejala-gejala fisik yang menyertai gangguan kecemasan tertentu, terutama fobia sosial. Ketika situasi takut dapat diprediksi (seperti memberikan pidato), dokter mungkin meresepkan beta-blocker untuk menjaga gejala fisik kecemasan di bawah kontrol. Psikoterapi Psikoterapi melibatkan berbicara dengan kesehatan mental yang terlatih profesional, seperti psikiater, psikolog, pekerja sosial, atau konselor, untuk menemukan apa yang menyebabkan gangguan kecemasan dan bagaimana menangani gejala. Cognitive-Behavioral Therapy Cognitive-Behavioral Therapy terapi kognitif-perilaku (CBT) sangat berguna dalam pengobatan gangguan kecemasan. Bagian kognitif membantu orang mengubah pola pikir yang mendukung ketakutan mereka, dan bagian perilaku membantu orang mengubah cara mereka bereaksi terhadap situasi kecemasan29

merangsang. Misalnya, CBT dapat membantu orang dengan gangguan panik belajar bahwa serangan panik mereka tidak benar-benar serangan jantung dan membantu orang dengan fobia sosial belajar bagaimana untuk mengatasi keyakinan bahwa orang lain selalu mengawasi dan menilai mereka. Ketika orang siap untuk menghadapi ketakutan mereka, mereka menunjukkan cara menggunakan teknik eksposur untuk menurunkan rasa mudah terpengaruh diri untuk situasi-situasi yang memicu kecemasan mereka. Orang dengan OCD yang takut kotoran dan kuman yang didorong untuk mendapatkan tangan mereka kotor dan menunggu meningkatnya jumlah waktu sebelum mencuci mereka. Terapis membantu orang mengatasi kecemasan yang menunggu menghasilkan; setelah latihan telah diulang beberapa kali, kegelisahan berkurang. Orang dengan fobia sosial dapat didorong untuk menghabiskan waktu dalam situasi sosial takut tanpa menyerah pada godaan untuk melarikan diri dan membuat kesalahan sosial kecil dan amati bagaimana orang menanggapi mereka. Karena respon biasanya jauh lebih keras daripada orang ketakutan, kecemasan tersebut berkurang. Orang dengan PTSD dapat didukung melalui mengingat peristiwa traumatik mereka dalam situasi yang aman, yang membantu mengurangi rasa takut itu menghasilkan. CBT terapis juga mengajarkan napas dalam-dalam dan jenis-jenis latihan untuk mengurangi kecemasan dan mendorong relaksasi. terapi perilaku Eksposur berbasis telah digunakan selama bertahun-tahun untuk mengobati fobia spesifik. Orang yang secara bertahap menemukan objek atau situasi yang ditakuti, mungkin pada awalnya hanya melalui gambar atau kaset, kemudian tatap muka. Seringkali terapis akan menemani seseorang ke situasi takut untuk memberikan dukungan dan bimbingan. CBT dilakukan ketika orang memutuskan mereka siap untuk itu dan dengan izin mereka dan kerja sama. Agar efektif, terapi harus diarahkan pada kecemasan tertentu orang tersebut dan harus sesuai dengan kebutuhan nya. Ada efek samping tidak lain ketidaknyamanan sementara kecemasan meningkat. CBT atau terapi perilaku sering berlangsung sekitar 12 minggu. Ini dapat dilakukan secara individual atau dengan sekelompok orang yang memiliki masalah yang sama. Kelompok terapi sangat efektif untuk fobia sosial. Sering kali "PR" diberikan bagi peserta untuk menyelesaikan antara sesiAda beberapa bukti bahwa manfaat dari CBT bertahan lebih lama dibandingkan dengan pengobatan untuk orang dengan gangguan panik, dan yang sama mungkin benar untuk OCD, PTSD, dan fobia sosial. Jika gangguan yang berulang di kemudian hari, terapi yang sama dapat digunakan untuk mengobati dengan sukses untuk kedua kalinya. Obat dapat dikombinasikan dengan psikoterapi untuk gangguan kecemasan yang spesifik, dan ini adalah pendekatan pengobatan terbaik untuk orang banyak 2.7. PROGNOSIS Gangguan panik biasanya memiliki onsetnya selama masa remaja akhir atau masa dewasa awal, walaupun onset selama masa anak-anak, remaja awal, dan usia pertengahan dapat
30

terjadi. Biasanya kronik dan bervariasi tiap individu. Frekuensi dan kepasrahan serangan panic mungkin berfluktuasi. Serangan panik dapat terjadi beberapa kali sehari atau kurang dari satu kali dalam sebulan. Penelitian follow up jangka panjang gangguan panik sulit diinterpretasikan. Namun demikian kira-kira 30-40% pasien tampaknya bebas dari gejala follow up jangka panjang, kira-kira 50% memiliki gejala yang cukup ringan yang tidak mempengaruhi kehidupannya secara bermakna dan kira-kira 10-21 % terus memiliki gejala yang bermakna. Depresi dapat mempersulit gambaran gejala pada kira-kira 40-80 % dari semua pasien. Pasien dengan fungsi premorbid yang baik dan lama gejala singkat cenderung memiliki prognosis yang baik.

31

BAB III KESIMPULAN Anxietas adalah perasaan yang difus, yang sangat tidak menyenangkan, agak tidak menentu dan kabur tentang sesuatu yang akan terjadi. Perasaan ini disertai dengan suatu atau beberapa reaksi badaniah yang khas dan yang akan datang berulang bagi seseorang. Perasaan ini dapat berupa rasa kosong di perut, dada sesak, jantung berdebar, keringat berlebihan, sakit kepala atau rasa mau kencing atau buang air besar. Perasaan ini disertai dengan rasa ingin bergerak dan gelisah. Wanita 2-3 kali lebih sering terkena dari pada laki-laki Etiologi : Biologis : norepinefrin, serotonin, dan gamma-aminobutyric acid (GABA). Genetika : peningkatan resiko gangguan panik sebesar 4-8 kali lipat pada sanak saudara derajat pertama pasien dengan gangguan panik dibandingkan dengan sanak saudara derajat pertama dari pasien dengan gangguan psikiatrik lainnya. Demikian juga pada kembar monozigot. Psikososial : Teori kognitif,teori psikoanalitik Gejala : Palpitasi, berkeringat, gemetar, sesak napas, perasaan tercekik, nyeri dada atau perasaan tidak nyaman, mual dan gangguan perut, pusing, bergoyang. melayang. atau pingsan. Bentuk anxietas : Gangguan Panik,gangguan Fobik,Gangguan Obsesifkompulsif,Gangguan Stres Pasca Trauma,gangguan Stres Akut, Gangguan Anxietas Menyeluruh.

32

Daftar Pustaka 1. American Psychiatric Association, Diagnostic Creteria, DSM -IV - TR, 2005 : 209 -223
2.

Departemen Kesehatan R.l. Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III, Direktorat Jenderal Pelayanan Medik 1993: 171 -195.

3.

Anxiety Disorder. Diunduh dari : http://www.webmd.com/anxiety-panic/guide/mentalhealth-anxiety-disorders?page=2 tanggal 25 maret 2011

4.

Departemen Kesehatan R.l. Direktorat Kesehatan Jiwa Masyarakat , Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat: Gangguan Anxietas.

5.

Sadock BJ, Sadock VA: Kaplan & Sadocks Synopsis of Psychiatry 10 th.ed. Lippincott Williams & Wilkins, 2007:579- 633.

6. 7.

Setyonegoro KR, IskandarY : Anxietas. Yayasan Drama Usada, Yakarta, 1980:2-4. Stahl SM: Essential Psychopharmacology Neuroscientific Basis and Practical Applications 2nd ed Cambridge University Press . 2002 : 300

33

Anda mungkin juga menyukai