idaman dari manusia, sedangkan keadaan badannya sedemikian rupa,
dan tabiatnya sangat haus pada dunia ?”.
Jawabnya: ”Yakinlah engkau bahwa orang yang diberi taufiq istimewa
dan yang yakin bahaya dan kotor dunia pada pokoknya mudah saja terjadi
bahwa pandangannya terhadap dunia sebagai api atau bangkai”;
Dan yang terharu terhadap dunia hanyalah orang-orang yang terpikat
saja, yang buta fikirannya tidak melihat akan ke’aiban dan bahayanya
dunia, sebenarnya mereka telah tertipu oleh lahirnya saja.
Saya akan kemukakan contoh padamu tentang itu. Yakinlah bahwa
bisa terjadinya pandangan seperti itu diumpamakan seperti seorang yang
membuat kue dengan lengkap syaratnya, memakai gula yang cukup, ditam-
bah lagi sedikit racun yang berbahaya. Dikala itu ada orang yang melihat
nya dan ada pula yang tidak melihatnya. Setelah kue itu matang dihidang-
kan kepada dua orang tadi dengan ditaburi hiasan yang menarik selera.
Bagi orang yang melihat/mengetahui bahwa didalamnya ada racun, ia
menjauhi dan sama sekali tidak ada niat atau keinginan untuk memakannya,
ia tidak menoleh sedikitpun kepada kue itu, karena seolah-olah dia sedang
imenghadapi hidangan api, bahkan lebih bahaya dari api, karena ia mengeta-
hui dengan yakin bahwa kue itu berbahaya dan ia tidak niau tertipu oleh
hiasan lahirnya saja.
Adapun yang seorang lagi, tidak mengetahui bahwa kue itu ada
racunnya, maka ia terpesona dengan rasa dan hiasan lahirnya dan ia sudah
ingin sekali memakannya dan tidak sabar lagi; disamping itu ia sangat
heran sekali pada orang yang tidak mau kue itu, bahkan ia sampai meng-
anggap orang yang tidak menginginkannya itu bodoh.
Demikianlah perumpamaan dunia yang haram dalam pandangan
orang-orang yang waspada yang selalu menjauhinya dan diantara orang-
orang dungu yang selalu terpesona olehnya.
‘Adapun bila kue itu tidak dicampuri racun, tapi hanya diludahi atau
diingusi saja, kemudian ditabur dan dihiasi, maka orang yang melihatnya
akan merasa jijik dan ia akan menjauhinya, ia pasti tidak mendekatinya
kecuali kalau keadaannya terpaksa dan sangat berhajat kepadanya.
Adapun orang yang tidak menyaksikan pencampuran itu, tidak tahu
bahwa pada kue itu ada riyak atau ingus, maka ia tertipu oleh lahirnya,
dan karena ketidak tahuannya itulah, maka timbul keinginannya untuk
ya.
Demikianlah perumpamaan yang dimaksud mengenai misal dunia
yang halal dalam pandangan dua golongan, pertama golongan ahli waspada
dan kedua golongan istiqomah dan golongan gemar/cinta dunia yang lalai.
Perbedaan pendapat antara dua golongan itu disebabkan yang satu
hati-hati dan berilmu, sedangkan yang satu lagi bodoh dan sembarangan/
kasar, walaupun dalam bentuk dan tabeat kedua-duanya sama.
Jika pencinta dunia itu mengetahui seperti halnya yang zuhud niscaya
merekapuh akan menjadi zuhud; demikian pula yang zuhud bila ia bodoh
71ener pencinta dunia, tentu iapun akan menjadi penggemar/pecinta dunia
Dengan demikian engkau akan tahu bahwa perbedaan antara dua
golongan tadi, disebabkan oleh kewaspadaan/kehati-hatian dan bukan
karena tabeat.
Dan perumpamaan tsb. merupakan pokok yang berfaedah serta pem-
bicaraan yang benar yang diakui oleh orang-orang yang berakal dan insaf.
Allah jualah yang memberi petunjuk dan taufiq dengan kurnia-Nya.
Jika ada yang bertanya: Kita tidak boleh tidak harus mengambil
dunia karena butuh untuk makan dll. Bagaimana kita bisa zuhud terha-
dap dunia ?.
Jawabnya: Ketahuilah bahwa adanya hukum zuhud, ialah menyang-”
kut barang-barang yang berlebih dari ‘ keperluan yang dibutuhkan untuk
kesehatan/kesegaran badan dengan tujuan agar dapat mengerjakan ibadah
kepada Allah, dan bukan tujuannya untuk berfoya-foya atau bermewah-
mewah.
Bahwasanya Allah kuasa untuk memberi kekuatan dengan sesuatu
dan dengan sebab, jika Ia menghendaki. Demikian pula Ia kuasa memberi
kekuatan/kesegaran tanpa sebab, seperti memberi kekuatan kepada Malai-
kat-malaikat Alaihimussalam.
Selanjutnya jika Allah menghendaki memberi kekuatan dengan harus
adanya sebab, maka sebab itupun disediakan pula oleh Allah, dengan
ikhtiar atau tanpa ikhtiarmu.
Jika Allah menghendaki sesuatu, tanpa dicari.dan diusahakan olehmu,
maka Allah akan memberi kepadamu dengan tiada disangka-sangka.
Sebagaimana Firman Allah :
FS SerGAure + tposrroreerged
SESE ASN eu Nahas
"Siapa-siapa yang taqwa kepada Allah, maka Allah menjadikan
kesenangan bagi orang itu dan Allah memberinya rizki dengan tiada dapat
dikira-kirakan banyaknya”.
Jika demikian, sama sekali tidak hajat lagi bagimu untuk “ingin dan
mencari”. Tapi jika engkau tidak kuat berzuhud seperti ini, karena
kelemahanmu, dan masih saja engkau ingin dan mencari, maka berniatlah
agar “ingin dan mencari” itu sebagai persiapan dan penguatkan untuk
ibadah kepada Allah, bukan untuk memenuhi Syahwat dan kelezatan.
Jika engkau telah berniyat demikian, maka mencari dan menginginkan
sesuatu menjadi baik, dan pada hakekatnya engkau sudah termasuk
seorang penuntut kebaikan akhirat, bukan penuntut keduniaan dan tidak
pula mengurangi zuhud dan tajarrudmu untuk ibadah.
Yakinilah keterangan yang kami telah sebutkan itu, mudah-mudahan
engkau mendapatkan kebenaran, dan kepada Allah jua, mohon pertolongan.
72Penghalang Kedua
Sebagian lagi dari penghalang ibadah dari yang empat itu, ialah
luk, Maka wajib engkau mengasingkan diri dari makhluk itu,
semoga Alleh memberi taufiq kepada kita semua untuk taat kepada-Nya.
karena dua perkara :
Adapun pun yang, mewajibkan engkau mengasingkan diri dari makhluk itu
karena dua perkara :
Pertama, karena kebanyakan makhluk itu memalingkan engkau dari
beribadah dengan memasukkan kebingungan-kebingungan dihatimu - dan
sebagainya, seperti yang telah dihikayatkan oleh setengah Ulama. Beliau
berkata :
"Aku telah menemui sekumpulan orang-orang yang sedang main
panahan, diantara mereka ada seorang yang duduk menyendiri, jauh dari
kawan-kawannya, maka aku ingin berbincang-bincang dengannya, tapi dia
menggtakan bahwa zikir kepada. Allah, lebih baik ik dari pada berbincang-
bincang denganmu”.
Kataku —_: “Engkau menyendiri dan terpisah dari orang-orang yang lain”.
Jawabnya : "Ah tidak, aku tidak sendirl, aku bersama Tuhanku dan
beserta kedua Malaikat yang dikiri-kananku.
Kataku _: ""Siapakah yang menang dari antara mereka ?”.
Jawabnya : "Yang mendapatkan ampunan Allah”.
Kataku —: "Mana jalan kesana ?”.
Dia mengarahkan tangannya keatas, lalu berdiri dan pergi meninggal-
kan aku sambil berkata, ucapnya: ”Ya Allah, kebanyakan makhluk itu,
memalingkan aku dari Engkau.
Jika demikian, maka sebagian besar dari makhluk itu membimbangkan
engkau untuk beribadah, bahkan terkadang menghalangimu dan memba-
wamu kejalan kejahatan dan kebinasaan karena kebanyakan mereka
itu tidak mengetahui ha-hak kehambaan dan hanya mengetahui lahirnya
saja kehidupan dunia. Untuk akhirat, mereka lalai tidak memikirkannya.
Sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Hatim al-Asom rahimahullah,
katanya : Aku minta dari makhluk lima perkara, dan aku tidak mendapat-
kannya.
1. Aku minta supaya mereka ta’at dan zuhud, tapi mereka tidak mau
mengerjakannya,
2. Aku minta supaya mereka menolongku dalam ta’at dan zuhud, mereka
tidak mau juga.
3. Aku minta agar mereka rido jika aku ta’at dan zuhud, malahan mereka
membenciku.
4. Aku minta supaya mereka jangan menggangguku, tapi mereka meng-
halangiku dari ta’at dan zuhud,
73