Anda di halaman 1dari 25

1

BAB I
PENDAHULUAN
Praktikum Biokimia ini menguji sistem pencernaan makanan, khususnya
pencernaan karbohidrat, protein, lemak, dan glikolisis pada sel ragi. Karbohidrat
(sakarida) merupakan polihidriksi aldehida atau polihidroksi aseton yang pada
umumnya mempunyai rumus C
n
(H
2
O)
m
. Tujuan dari praktikum biokimia dengan
materi pencernaan karbohidrat adalah mengetahui pencernaan karbohidrat oleh enzim
ptialin, mengetahui pencernaan karbohidrat oleh ekstrak pankreas.
Protein adalah senyawa organik yang merupakan polimer dari asam amino.
Praktikum Biokimia dengan materi pencernaan protein bertujuan untuk mengetahui
proses pencernaan protein oleh pepsin dan mengetahui proses pencernaan protein
oleh ekstrak pankreas.
Lemak merupakan sekelompok ikatan organik yang terdiri atas unsur-unsur
karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O) yang mempunyai sifat dapat larut dala zat-zat
pelarut tertentu. Tujuan dari praktikum biokimia dengan materi pencernaan lemak
adalah untuk mengetahui pencernaan lemak oleh ekstrak pankreas.
Glikolisis merupakan suatu proses yang menyebabkan terjadinnya konversi
satu molekul glukosa menjadi dua molekul piruvat. Tujuan dari praktikum biokimia
dengan materi glikolis adalah mempelajari tanda-tanda berlangsungnya glikolisis
secara anaerob yang terjadi dalam sel ragi.

2

BAB II
MATERI DAN METODE
Praktikum Biokimia Dasar dengan materi pencernaan karbohidrat,
pencernaan protein, pencernaan lemak, dan glikolisis pada sel ragi dilaksanakan pada
hari Kamis tanggal 16 Mei 2013 pukul 16.0018.00 WIB di Laboratorium Ilmu
Nutrisi Pakan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro Semarang.

2.1. Materi
3.1.1. Pencernaan Karbohidrat
Alat yang digunakan dalam praktikum diantaranya adalah tabung reaksi yang
berfungsi untuk tempat sampel dan reagen, rak tabung digunakan untuk meletakkan
tabung reaksi, pipet ukur digumakan untuk mengambil larutan dengan skala volume
tertentu, pipet tetes digunakan untuk mengambil larutan dengan skala kecil, beaker
glass yang berfungsi sebagai tempat larutan pereaksi seperti NaCl dan NaOH,
erlenmayer untuk meletakan kelenjar saliva, corong yang berfungsi sebagai alat untuk
mempermudah memasukan larutan kedalam tabung, kertas saring berfungsi untuk
menyaring kelenjar saliva, cawan porselin untuk meletakkan larutan yang akan
ditetesi larutan lugol, waterbath untuk meletakkan tabung reaksi yang suhunnya
sesuai dengan suhu tubuh, label untuk menandai tabung reaksi, dan alat tulis untuk
3

mencatat hasil pengamatan. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah H2O,
NaCl, saliva, ekstrak pankreas, HCL 0,1 N, NaOH 0,1 N
3.1.2. Pencernaan Protein
Alat yang digunakan pada saat praktikum Biokimia dengan materi Pencernaan
Protein adalah tabung reaksi yang digunakan untuk mencampurkan reaksi-reaksi yang
diuji, rak tabung digunakan untuk meletakkan tabung erlenmeyer, pipet 2 ml dan 1ml
digunakan untuk mengambil larutan yang diperlukan saat uji reaksi, cawan digunakan
untuk meletakkan telur, spatula digunakan untuk mengambil telur di dalam cawan,
beker glass sebagai wadah untuk larutan-larutan yang diperlukan, waterbath untuk
memanaskan campuran dari larutan dalam suhu 37
o
C. Bahan yang digunakan dalam
praktikum ini adalah putih telur, NaOH 0.1 M, pepsin 2ml, HCl 0,4%, ekstrak
pankreas 2ml, pepesin panas, ekstrak pankreas panas, dan air.

3.1.3 Pencernaan Lemak
Alat yang digunakan pada praktikum Pencernaan Lemak adalah tabung reaksi
untuk mereaksikan larutan, rak tabung untuk meletakkan tabung reaksi, gelas beker
untuk mengambil atau melarutkan dengan ukuran tertentu, pipet tetes digunakan
untuk mengambil larutan dalam skala kecil, pipet ukur digunakan untuk mengambil
larutan skala besar, waterbath digunakan untuk menyimpan dan memanaskan larutan,
4

alat tulis digunakan untuk menulis data yang didapat pada kertas. Bahan yang
digunakan adalah NaOH, air, minyak goreng, EP (ekstrak pankreas), empedu ayam.

3.1.4 Glikolisis Pada Sel Ragi
Alat - alat yang digunakan adalah tabung angsa, gelas ukur, pengaduk dan beker
glass..........Bahan-bahan yang digunakan antara lain ragi, ragi panas, glukosa dan air.
3.2. Metode
3.2.1. Pencernaan Karbohidrat
Menyiapkan tabung reaksi sebanyak 6 buah dan memberinya label dengan
urutan 1, 2, 3, 4, 5, dan 6. Semua tabung diisi dengan 5 mL amilum. Pada tabung
pertama dan tabung ke empat menambahkan 1 mL air, pada tabung kedua
menambahkan 1 mL NaCL, pada tabung ketiga menambahkan 1 mL Saliva, pada
tabung keempat,tabung ke lima dan tabung ke enam menambahkan 2 mL ekstrak
pankreas ,pada tabung ke lima menambahkan 1 mL HCL 0,1 N pada tabung keenam
menambahkan 1 mL NaOH 0,1 N.menginkubasikan Semua tabung pada water bath
dengan suhu 37
o
C menggunakan interfal waktu 15, 30, 45, dan 60 menit. Melakukan
pengamatan dengan cara mengambil beberapa tetes sampel pada masing-masing
tabung dan interval waktu dengan meneteskan larutan pada tempat cawan
porselin.Menambahkan larutan lugol pada masing-masing sampel larutan. Mencatat
5

hasil akhir reaksi yang menunjukan positif atau negative akan terdapat karbohidrat
atau tidak.
3.2.2. Pencernaan Protein
Metode yang dilakukan pada paraktikum ini adalah memberi label yang telah
ditulis D, E, F, G, H, I pada masing-masing tabung reaksi, merebus telur hingga
setengah matang, mengambil putih telur dan meletakkannya pada cawan, kemudian
memotongnya sekecil mungkin dengan spatula, selanjutnya memasukkan putih telur
pada masing-masing tabung, menambahkan 2 mL pepsin pada tabung D dan E,
menambahkan pepsin panas pada tabung F,menambahkan 1 mL HCL 0,45% pada
tabung E dan F menambahkan EP pada tabung G dan H, menambahkan EP panas
pada tabung I, menambahkan 1 mL air pada tabung D dan G, menambahkan 1 mL
NaOH 0,1 N pada tabung H dan I, selanjutnya meletakkan semua tabung pada water
bath suhu 37C selama 30 menit, terakhir mengamati perubahan yang terjadi pada
masing-masing tabung reaksi dan mencatatnya pada kertas.

3.2.3. Pencernaan Lemak
Metode yang pertama dilakukan yaitu melabeli setiap tabung reaksi , mengisi
masing-masing tabung reaksi 2 ml minyak goreng, tabung A ditambah 1 ml air,
tabung B ditambah 1 ml EP, tabung C ditambah 1 ml EP dan 3 tetes Empedu setelah
itu digojog semua tabung dengan sistem angka 8, kemudan memasukan ke-3 tabung
6

ke dalam waterbath dengan suhu 37 C selama 30 menit, selanjutnya tabung ditetesi
dengan (PP) sebanyak 5 tetes, lalu tambahkan NaOH 0,1 N sebanyak 1 tetes pada
tabung A (merah muda) sebagai indicator untuk tabung B dan tabung C, kemudian
menghitung jumlah NaOH yang diteteskan pada tabung B dan C.
3.2.4. Glikolisis pada Sel Ragi
Memasukkan 10 ml glukosa kemudian ditambah dengan 10ml ragi pada
tabung angsa 1. Memasukkan 10 ml air dan 10 ml ragi pada tabung angsa 2.
Memasukkan 10ml glukosa dan 10 ml ragi panas pada tabung angsa 3. Menunggu
selama 45 menit dan mengamati ketiga tabung tersebut. Melihat apakah tabung angsa
tersebut terdapat gelembung udara. Mencatat pada lembar pengamatan.






7

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Percobaab Pencernaan Karbohidrat
Berdasarkan praktikum biokimia dengan materi pencernaan karbohidrat
diperoleh data sebagai berikut:
4.1.1. Percobaan Pencernaan Karbohidrat oleh Enzim Ptialin
Berdasarkan praktikum pencernaan karbohidrat oleh enzim ptialin yang
terdapat dalam saliva diperoleh data seperti yang di sajikan di bawah ini.
Tabel 1. Hasil Pengamatan Pencernaan Karbohidrat oleh Enzim Ptialin
Tabung Reagen yang
dimasukkan
Inkubasi
15 30 45 60
1 5 mL amilum + 1 mL
Air
Berwarna
Biru
Berwarna
Biru
Berwarna
Biru
Berwarna
Biru
2 5 mL amilum + 1
mLNaCl
Berwarna
Biru
Berwarna
Biru
Berwarna
Biru
Berwarna
Biru
3 5 mL amilum + 1 mL
Saliva
Berwarna
Kuning
Berwarna
Kuning
Berwarna
Kuning
Berwarna
Kuning
Sumber : Data Primer Praktikum Biokimia, 2013
Berdasarkan hasil praktikum pencernaan karbohidrat (amilum) oleh enzim
ptialin pada 15 menit pertama, kedua dan ketiga dalam water bath yang bersuhu
37
0
C. Pada tabung pertama dan kedua menunjukan reaksi negatif karena pada hasil
akhir reaksi larutan berwarna biru, hal ini terjadi karena pada komposisi reagen dan
8

sampel yang direaksikan adalah 5 mL amilum ditambah 1 mL air pada tabung pertana
dan 5 mL amilum ditambah 1 mL NaCl pada tabung kedua. Warna biru yang
dihasilkan pada reaksi tabung pertama dan kedua diakibatkan oleh larutan lugol yang
secara sempurna mengikat amilum hal ini di sebakan karena amilum tidak dapat
diuraikan menjadi lebih sederhana.pada tabung ketiga yang isinya 5 ml amilum yang
dihomogenisasikan dengan 1 ml saliva menunjukan hail positif karena amilum telah
diuraikan menjadi maltosa. Hal ini sesuai dengan pendapat Endang (2007) yang
menyatakan bahwa enzim amilase ludah (ptialin) akan memecah zat pati dan dekstrin
diuraikan menjadi maltosa.





4.1.2. Percobaan Pencernaan Karbohidrat oleh Ekstrak Pankreas
Berdasarkan praktikum pencernaan karbohidrat oleh Ekstrak Pankreas
diperoleh data seperti di sajikan di bawah ini. Tabel 2. Hasil Pengamatan Pencernaan




9

Karbohidrat oleh Ekstrak Pankreas
Tabung Reagen yang
dimasukkan
Inkubasi
15 30 45 60
1 5 mL amilum + 2 mL
EP + 1 mL Air
Berwarna
Kuning
Berwarna
Kuning
Berwarna
Kuning
Berwarna
Kuning
2 5 mL amilum + 2 mL
EP + 1 mL HCl 0,1 N
Berwarna
Kuning
Berwarna
Kuning
Berwarna
Kuning
Berwarna
Kuning
3 5 mL amilum + 2 mL
EP + 1 mL NaOH 0.1
N
Berwarna
Ungu
Berwarna
Ungu
Berwarna
Ungu
Berwarna
Ungu
Sumber : Data Primer Praktikum Biokimia, 2013
Berdasarkan data diatas menunjukan tabung empat, lima dan enam semuanya
menunjukan reaksi positif baik pada 15 menit pertama, kedua maupun yang ketiga.
Karena semua karbohidrat dalam bentuk amilum tercerna dengan baik oleh ekstrak
pankreas yang dapat menetralkan asam dan basa pada suhu 37
0
C. Hal ini sesuai
dengan pendapat Campbell et al., (2002) yang menyatakan amilase pankreas
menghidrolisis pati, glikogen, dan polisakarida yang lebih kecil menjadi disakarida,
termasuk maltosa.. Hal tersebut juga sesuai dengan pendapat Achmad Djaeni S.,
(2006) yang menyatakan bahwa sekresi pankreas mengandung enzim amilopepsin
yang dapat memecah disakarida menjadi monosakarid dan sukrase memecah sukrosa
menjadi glukosa dan fruktosa.





10

4.2. Pencernaan Protein
Berdasarkan praktikum pencernaan karbohidrat diperoleh hasil sebagai
berikut:

4.2.1. Percobaan Pencernaan Protein oleh Pepsin
Tabung Reagen yang dimasukkan Inkubasi 30
menit
D PTR + 2 ml pepsin + 1 ml air -
E PTR + 2 ml pepsin + 1 ml HCl 0.45% +
F PTR + 2 ml pepsin panas + 1 ml HCl 0.45% -

Berdasarkan hasil percobaan didapatkan pada tabung E bereaksi positif atau
protein dapat dicerna . Hal ini diakibatkan adanya enzim pepsin yang berada pada
suasana asam, sehingga protein dapat dicerna. Hal ini sesuai dengan pendapat Iswari
(2006) yang menyatakan bahwa pencernaan protein berawal dari lambung dan selesai
di usus halus, sebagian besar protein dicernakan menjadi asam amino, dan protein
dicerna oleh aktivitas beruntun pepsin dalam kandungan asam lambung. Pada tabung
D bereaksi negatif atau protein tidak dapat dicerna. Hal ini dikarenakan suasana pada
tabung D yang ditambah air dalam keadaan netral, sehingga protein tidak dapat
11

dicerna. Hal ini sesuai dengan pendapat Joyce James dkk (2002) yang menyatakan
bahwa enzim pepsin yang memecah protein di lambung bekerja pada pH 1.5 hinggan
2, jika pH tersebut tidak dipertahankan maka akan terjadi gangguan pada pencernaan
protien.Pada tabung F juga bereaksi negatif hal ini dikarenakan enzim pepsin yang
dipanaskan mengalami kerusakkan, sehingga tidak dapat dicerna.
4.2.2. Percobaan Pencernaan Protein oleh Ekstrak Pankreas
Tabung Reagen yang dimasukkan Inkubasi 30
menit
G PTR + 2 mL EP + 1 ml air -
H PTR + 2 mL EP + 1 ml NaOH 0.1N +
I PTR + 2 mL EP panas + 1 ml NaOH 0.1N -

Berdasarkan hasil percobaan didapatkan pada tabung H bereaksi positif atau
protein dapat dicerna . Hal ini diakibatkan adanya ekstrak pankreas yang berada pada
suasana basa, sehingga protein dapat dicerna. Hal ini sesuai dengan pendapat Endang
(2007) yang menyatakan bahwa ada di usus halus protein dicerna oleh khimotripsin
dan tripsin yang dihasilkan oleh pankreas. Ditambahkan dengan pendapat Achmad
Djaeni S., (2006) yang meyatakan bahwa di dalam duodenem protein makanan yang
12

sudah mengalami pencernaan parsial itu dicerna lebih lanjut oleh enzim yang berasal
dari cairan pankreas dan dari dinding usus halus. Pada tabung G bereaksi negatif atau
protein tidak dapat dicerna. Hal ini dikarenakan suasana pada tabung G yang
ditambah air dalam keadaan netral, sehingga protein tidak dapat dicerna. Pada tabung
I juga bereaksi negatif hal ini dikarenakan enzim pepsin yang dipanaskan mengalami
kerusakkan, sehingga tidak dapat dicerna.

4.3. Pencernaan Lemak
4.3.1. Percobaan Pencernaan Lemak oleh Ekstrak Pankreas (EP)
Berdasarkan praktikum Pencernaan Lemak yang telah dilakukan, diperoleh
hasil sebagai berikut:
Tabel 1. Hasil Pencernaan Lemak
Tabu
ng
Reagen yang dimasukkan Inkubasi 30
A
B
C
2 mL minyak goreng + 1 mL air
2 mL minyak goreng + 1 mL EP
2 mL minyak goreng + 1 mL EP + 3 tetes Empedu
1 tetes
12 tetes
24 tetes
Sumber: Data Pratikum Primer Biokimia, 2013.
Berdasarkan hasil praktikum Pencernaan Lemak dapat diketahui bahwa Pada
tabung 1, pembebasan asam lemak semakin sedikit karena asam lemak dengan rantai
karbon panjang tidak larut dalam air. Hal ini sesuai dengan pendapat Achmad, (2006)
yang menyatakn bahwa asam lemak dalam rantai karbon panjang tidak larut dalam
air. Pada tabung 2, pembebasan asam lemak lebih banyak dibandingkan dengan
13

tabung 1 Hal ini disebabkan karena pemecahan lemak dengan cara hidrolisis pada
tabung reaksi dibantu oleh ekstrak pankreas sebagai emulgator hal ini sesuai dengan
pendapat Achmad, (2006) yang menyatakan bahwa didalam duodenum lemak
dipecah oleh enzim lipase yang berasal dari sekresi-sekresi pangkreas trgliserida
dipecah menghasilkan campuran metabolit di- dan monoglyserida serta asam lemak
bebas. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Endang, (2007) yang menyatakan bahwa
pencernaan lemak dimulai dari usus halus. lemak akan dihidrolisis oleh enzim lipase
pankreas menjadi gliserol dan asam lemak atau mono dan digliserida. Pada tabung 3,
pembebasan asam lemak terjadi semakin banyak karena adanya bantuan ekstrak
pankreas dan cairan empedu. Hal ini sesuai dengan pendapat Achmad, (2006) yang
menyatakan bahwa didalam duodenul lemak dipecah oleh enzim lipase yang berasal
dari sekresi pankreas. Trigriserida dipecah menjadi campuran metabolik di- dan
monogliserida serta asam lemak bebas. Hal tersebut didukung oleh pendapat Endang,
(2007) yang menyatakan bahwa cairan empedu dan lipase pankreas membantu proses
pencernaan.






14

BAB IV
SIMPULAN
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum dengan materi pencernaan karbohidrat dapat
disimpulkan, pencernaan karbohidrat pertama kali dilakukan pada organ mulut
dengan bantuan enzim (ptialin atau alfa amylase) yang dihasilkan oleh saliva,selain
dicerna dengan bantuan enzim,karbohidrat juga dapat dicerna dengan bantuan ekstrak
pankreas dan asam.Pencernaan protein dibantu oleh enzim pepsin, selain itu juga
dibantu oleh ekstrak pankreas. Protein yang tercerna dapat dilihat dengan hancurnya
potongan gumpalan putih telur yang biasanya berwarna keruh.Pencernaan lemak
dibantu oleh enzim lipase untuk mengemulsi lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
Semakin banyak asam lemak yang dibebaskan, maka semakin banyak larutan NaOH
yang dibutuhkan untuk menetralisir. Penentuan kadar asam total pada sampel segar
(susu dan ubi kayu) lebih sedikit dari sampel yang telah difermentasi (yoghurt dan
tape).

4.2. Saran
Praktikan harus lebih berhati-hati dalam melakukan praktikum, agar tidak
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,seperti memecahkan peralatan. Ketelitian sangat
diperlukan agar hasil praktikum yang diperoleh sesuai dengan prosedur pengamatan.
15

DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N. A, Reece, T. B, Mitchell, L. G. 2002. Biologi. Jilid II Edisi Kelima.
Erlangga. Jakarta.
Ngili,Y. 2009. Metabolisme dan Biogenetika. Graha Ilmu : Yogyakarta
Sediaoetama,achmad,2006,ILMU GIZI.Dian Rakyat:Jakarta
Achadi.Endang.2007,GIZI DAN KESEHATAN MASYARAKAT.Raja Grafindo
Persada:Jakarta

































16



LAMPIRAN
Lampiran 1. Gambar Alat dan Fungsi
No Nama Alat Gambar Fungsi

1. Tabung
reaksi

Tempat
mereaksikan
bahan kimia.



2. Rak tabung
reaksi

Menempatkan
tabung reaksi
dengan teratur.
3. Pipet tetes

Mengambil suatu
zat cair yang
akan digunakan
untuk praktikum
dalam jumlah
sedikit.


17

4. Gelas beker


Wadah
penampung yang
digunakan untuk
mengaduk,
mencampur, dan
memanaskan
cairan yang
biasanya
digunakan dalam
laboratorium.


5. Gelas ukur

Alat untuk
mengukur
banyaknya
larutan atau
cairan yang akan
digunakan dalam
praktikum.


6. Penjepit

Untuk menjepit
tabung reaksi
saat dipanaskan.




7. Lampu
bunsen

Untuk
memanaskan
cairan.

8. Pisau

Untuk membuat
irisan putih telur
yang digunakan
dalam
praktikum.
18

9. Inkubator

Menyesuaikan
reagen dengan
suhu kamar.
10. Pipet Volume

Untuk
mengambil
cairan dengan
ukuran tertentu.
11. Labu
Erlenmeyer

Untuk
mencampurkan
reaksi
12. Labu Ukur

Untuk
13. Pengaduk
Magnetik

Mengaduk suatu
zat agar menjadi
homogen.
19

14. Buret dan
Statif

Menitrasi larutan

Lampiran 2. Perhitungan Kadar Asam Laktat dan Kadar asam Asetat
a) Perhitungan Kadar Asam Laktat pada Susu Segar
L
V1 x N x B
V2 x 1000
x 100
L
2,55 x 0,098 x 90
10 x 1000
x 100
L0,22491
b) Perhitungan Kadar Asam Laktat pada Yoghurt
L
V1 x N x B
V2 x 1000
x 100
L
0,65 x 0,098 x 90
10 x 1000
x 100
L0,05733
c) Perhitungan Kadar Asam Asetat pada Tape
A
V x N x P x B
G x 1000
x 100
20

A
0,15 x 0,098 x 25 x 60
25 x 1000
x 100
A 0,0882
d) Perhitungan Kadar Asam Asetat pada Ubi Kayu
A
V x N x P x B
G x 1000
x 100
A
0,2 x 0,098 x 25 x 60
25 x 1000
x 100
A0,1176
Lampiran 3. Menjawab Pertanyaan Pencernaan Karbohidrat, Protein,Lemak,
dan Penentuan Kadar Asam Total pada Susu dan Tape
I. Pencernaan Karbohidrat
1. Berilah contoh untuk masing-masing monosakarida ( pentose dan heksosa )!
Jawab : Pentose, contoh : Ribosa, Arabinosa, Xilosa, Liksosa, Ribulosa, dan
Xilulosa.
Heksosa, contoh : Allosa, Altrosa, Glukosa, Manosa, Gulosa,
Galaktosa, dan Fruktosa.
2. Berilah contoh disakarida pereduksi dan bukan pereduksi!
Jawab : Pereduksi, contoh Maltosa, Laktosa, Selobiosa, Isomaltosa, dll.
Bukan pereduksi,contohnya Sakarosa.
3. Apa yang dimaksud dengan oligosakarida dan berilah contoh oligosakarida!
21

Jawab : Oligosakarida merupakan polimer dari monosakarida, yang akan
menghasilkan 3 sampai 6 monosakarida bila dihidrolisis. Contoh,
Trisakarida (Rafinosa), dan Tetrasakarida (Stakhiosa).
4. Berilah contoh masing-masing polisakarida ( pentose dan heksosan )!
Jawab : Pentosan, terdiri atas pentose (C
5
H
8
O
4
)
n
Xylan/Hemiselulosa Polimer Xilosa
Araban Polimer Arabinosa
Heksosan, tersusun atas heksosa (C
6
H
12
O
5
)
n
Fruktosan/Levan Polimer Fruktosa
Mannan Polimer Manosa
Galaktan Polimer Galaktosa
Dekstran/Glukosan Polimer Glukosa
5. Apa yang dimaksud uji benedict positive dan uji benedict negative?
Jawab : Uji benedict positif ditandai dengan terbentuknya endapan merah
bata, kadang disertai dengan larutan yang berwarna hijau,merah
atau orange.
Uji benedict negatif, bila sampel yang diuji tidak menunjukkan
perubahan warna
6. Selain dengan uji benedict hidrolisis karbohidrat dapat diuji dengan apa saja
dan bagaimana hasilnya?
Jawab : Uji Fehling, uji positif jika terbetuk endapan merah bata.
22

Uji Molish, uji positif jika terbentuk cincin warna ungu (violet) pada
bidang batas antara asam dan larutan air.
Uji Asam Pikrat, reaksi positif jika terbentuk warna merah.
7. Berdasarkan hasil percobaan karbohidrat di atas (tabung 1 s.d. 9) kesimpulan
apa yang dapat anda tarik?
Jawab : Karbohidrat merupakan polihidroksi aldehid atau polihidroksi aseton,
yang memiliki rumus C
n
(H
2
O)
m
. Hasil percobaan menunjukkan
bahwa karbohidrat untuk tabung yang diberi HCl 0,1N mengalami
perubahan warna pada waktu yang berbeda.
II. Pencernaan Protein
1. Sebutkan 20 macamasam amino penyusun protein!
Jawab : Glysine, Alanine, Serine, Threonine, Valine, Methionine, Cysteine,
Leusine, Isoleusine, Lysine, Arginine, Phenylalanine, Tyrosine,
Histidine, Tryptophan, Aspartic Acids, Glutamic Acids, Proline,
Hidroxyproline, Cystine.
2. Sebutkan asam-asam amino yang mengandung gugus S dan bagaimana rumus
bangunnya!
Jawab :
- Sistein
HS CH
2
CH COOH

NH
2

- Metionin
23

H
3
C S CH
2
CH
2
CH COOH

NH
2


3. Berdasarkan hasil percobaan pencernaan protein di atas (tabung 1 s.d. 6)
kesimpulan apa yang dapat anda tarik.
Jawab : Protein tercerna dapat dilihat dengan hancurnya potongan gumpalan
putih telur (biasanya keruh).
III. Pencernaan Lemak
1. Tuliskan rumus umum lemaksederhana (Trigliserida)!
Jawab :
O

H
2
CO C R
1
O

HCO C R
2
+ 3H
2
O
O

H
2
CO C R
3
dimana R
1
, R
2
, R
3
, merupakan rantai alkali panjang.

2. Berdasarkan percobaan pencernaan lemak tersebut di atas mana dan mengapa
pencernaan lemaknya terbaik!
Jawab : Tabung kedua, karena semakin banyak asamlemak yang dilepaskan,
maka semakin banyak larutan NaOH yang dibutuhkan untuk
menetralkan.
24

3. Bagaimana reaksi biokimia perubahan lemak (trigliserida) menjadi asam
lemak dan gliserol.
Jawab :
H
2
C COO R
1
H
2
C OH COOH R
1


lipase
HC COO R
2
HC OH + COOH R
2
H
2
O

H
2
C COO R
3
H
2
C OH COOH R
3
Trigliseralida Gliserol Asam lemak


IV. Penentuan Kadar Asam Total pada Susu dan Tape
1. Bagaimana reaksi ringkas perubahan glukosa menjadi alkohol!
Jawab : C
6
H
12
O
6
2Pa 2ADP 2CH
3
CH
2
OH + 2CO
2
2. Bagaimana perubahan reaksi secara lengkap dari laktosa menjadi asam laktat?
Jawab :


CH
2
OH CH
2
OH
H
H
H
H
H
H H
H H
OH
Laktosa
OH
OH
OH
OH
H
2
O + Laktase
(berasal dari asam
laktat)
OH H
H
H
H
+
OH
OH
H
H
H
H
OH OH
OH OH
OH
H
Galaktosa
Glukosa
25





3. Dari percobaan kadar asam total tersebut di atas, kesimpulan apa yang anda
peroleh?
Jawab : Kadar asam bahan yang difermentasi (yoghurt dan tape) lebih tinggi
dari pada bahan segar (susu segar dan ubi kayu rebus).
HO

Anda mungkin juga menyukai