Anda di halaman 1dari 7

BARISAN DAN DERET

Ketika Carl Friedrich Gauss (matematikawan Jerman ) berumur 10 th, ia dan teman sekelasnya mendapat tugas dari guru
mereka untuk menghitung jumlah bilangan bulat dari 1 sampai 100. Pada mulanya guru itu yakin bahwa ia telah memberi
tugas kepada murid – muridnya yang akan membutuhkan waktu cukup lama untuk mengerjakannya, tetapi sesaat kemudi
-an Gauss memberikan jawabannya yang ditulis pada selembar kertas . Guru itu mengecek jawaban tersebut dan ia terkejut
melihat Gauss telah menemukan jawaban yang benar .

PERTANYAANNYA ,bagaimana Gauss menemukan jawaban tugas itu dalam waktu yang sangat singkat? Dapatkan kalian
menemukannya? Untuk menemukan jawaban tugas itu Gauss menggunakan skema ini :

1 + 2 + 3 + … + 99 + 100

100 + 99 + 98 + …+ 2 + 1
_____________________________+
101 + 101 + 101 + … + 101 + 101 = 10.100

Sehingga Gauss menyimpulkan bahwa jumlah bilangan bulat dari 1 sampai100 adalah 10.100 : 2 = 5.050
DALAM PERKEMBANGAN, BARISAN BILANGAN DAN DERET MENJADI SANGAT PENTING DAN BERGUNA

DALAM BERBAGAI BIDANG , SEPERTI PERHITUNGAN BUNGA MAJEMUK PADA PER BANK KAN, ANALISA

DATA DAN SEBAGAINYA. PELAJARILAH BARISAN BILANGAN DAN DERET , KEMUDIAN RASAKAN BAHWA

BANYAK SEKALI MANFAAT YANG BISA DIPEROLEH DENGAN MEMANFAATKAN ILMU INI DALAM KEHIDUPAN

SEHARI – HARI,TERUTAMA DALAM MENGAMATI BERBAGAI FENOMENA YANG TERJADI DI LINGKUNGAN

KITA
MATERI PELAJARAN
BARISAN DAN DERET

Setelah kita pelajari penjumlahan berurutan atau notasi sigma,selanjutnya akan diperkenalkan beberapa istilah matema -

tika yang lazim digunakan sewaktu membahas penjumlahan berurutan.

Dalam penjumlahan berurutan terdapat suku-suku yang membentuk penjumlahan tersebut. Suku-suku itu dapat kita

tuliskan dalam bentuk himpunan, yaitu {a1, a2, a3, … , an}. Himpunan ini disebut juga barisan bilangan

Difinisi barisan bilangan

Barisan bilangan adalah untaian bilangan yang

memiliki pola atau urutan tertentu


Nama suatu barisan biasanya dicirikan oleh bilangan – bilangan yang membentuk barisan itu. Masalnya :

• Barisan bilangan asli : 1, 2, 3, 4, 5, …

• Barisan bilangan ganjil : 1, 3, 5, 7, 9, …

• Barisan bilangan genap : 2, 4, 6, 8, 10, …

Kita akan membahas barisan yang dibentuk secara khusus. Misalkan barisan itu terbentuk dari bilangan a dan b yang real.

Adapun bentuknya adalah a, a + b, a + 2b, a + 3b,… .

Barisan itu dibentuk dengan menambahkan bilangan b pada suku sebelumnya.


Perhatikan barisan bilangan berikut :

i) 3, 6, 9, 12, 15, 18, … .

ii) 2, 4, 6, 8, 10, 12, … .

iii) 1, -2, -5, -8, -11, … .

Barisan (i) diperoleh dengan menambah angka 3 pada suku sebelumnya dengan a = 3 dan b = 3.

Barisan (ii) diperoleh dengan menambah angka 2 pada suku sebelumnya dengan a = 2 dan b = 2.

Barisan (i) diperoleh dengan menambah angka 3 pada suku sebelumnya dengan a = 1 dan b = -3.

Jika suatu suku ke-n = Un dan suku ke-(n – 1) = (Un-1) adalah dua suku yang berurutan, maka beda (b) = Un – Un-1

Pada barisan ini beda (selisih) dua suku yang berurutan tetap. Barisan ini disebut barisan Aritmatika.

Suku pertama barisan Aritmatika dinyatakandengan a dan beda (selisih) nya dinyatakan dengan b.
Rumus suku ke - n
Kita perhatikan bentuk barisan : a , a + b , a + 2b , a + 3b , … .

Suku ke-1 = U1 = a = a + ( 1 – 1 )b

Suku ke-2 = U2 = a = a + ( 2 – 1 )b

Suku ke-3 = U3 = a = a + ( 3 – 1 )b

Suku ke-4 = U4 = a = a + ( 4 – 1 )b

Dan seterusnya

Dengan pola seperti di atas, maka dapat diperoleh rumus suku ke-n barisan aritmatika adalah :

Un = a + ( n – 1 )

Anda mungkin juga menyukai