TENTANG NINE STAR PHARMATICS DAN RUANG LINGKUP FARMASI DALAM BIDANG PENGAWASAN OBAT DAN NARKOTIKA
FARMASI
KATA PENGANTAR
Segala Puji bagi Allah SWT karena atas petunjuk dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah ini dengan baik dan tepat waktu. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik, Makalah ini disusun atas dasar tugas dari Panitia ospek UMM. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang ruang lingkup farmasi dalam bidang industri, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Makalah ini memuat tentang Ruang Lingkup Farmasi Dalam penanganan dan pengawasan narkotika dan psikotropika yang menjelaskan bagaimana Ruang lingkup farmasi. Kami menyadari sepenuhnya dalam penyusunannya makalah ini masih jauh dari kata sempurna, itu semua tidak luput dari kodrat kami sebagai manusia biasa yang tidak luput dari suatu kesalahan dan kekeliruan. Sehingga kritikan dan masukan yang bersifat membangun dari pembaca merupakan sesuatu yang berharga demi perbaikan kedepannya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin!
Penyusun
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Saat ini narkotika dan psikotropika sudah menjadi barang yang biasa ada didalam masyarakat, sudah tidak menjadi barang yang aneh lagi, bayangkan saja disetiap berita televisi selalu ada berita tentang narkoba . Peredaran narkotika dan psikotropika saat ini sudah bisa mencapai daerah yang terpelosok sekalipun, dan mulai dari kalangan strata bawah samapai yang paling atas juga ikut menyalahgunakan narkotika dan psikotropika. Narkotika dan psikotropika sebenarnya digunakan didalam bidang kesehatan dan ilmu pengetahuan.
Saat ini sudah ada peraturan yang mengatur tentang penyalahgunaan narkotika dan psikotropika, tetapi masih banyak juga kasus yang tidak tersentuh oleh peraturan tersebut. Karena jaringan narkotika ini cukup besar wilayahnya, tidak hanya didalam negeri saja, kasus penyelahgunaan obat ini sudah melibatkan jaringan internasional dan sudah masuk kedalam kategori pidana khusus.
1.3 Tujuan
Makalah ini dibuat agar dapat memberikan informasi tentang sejarah, pengertian dan efek samping dari penggunaan narkotika dan psikotropika.
BAB II PEMBAHASAN
1.1 Sejarah Narkotika dan Psikotropika di Indonesia
Penggunaan obat-obatan jenis opium sudah lama dikenal di Indonesia, jauh sebelum pecahnya Perang Dunia ke-2 pada zaman penjajahan Belanda. Pada umumnya para pemakai candu (opium) tersebut adalah orang-orang Cina. Pemerintah Belanda memberikan izin pada tempat-tempat tertentu untuk menghisap candu dan pengadaan (supply) secara legal dibenarkan berdasarkan undang-undang. Orang-orang Cina pada waktu itu menggunakan candu dengan cara tradisional, yaitu dengan jalan menghisapnya melalui pipa panjang. Hal ini berlaku sampai tibanya Pemerintah Jepang di Indonesia. Pemerintah pendudukan Jepang menghapuskan Undang-Undang itu dan melarang pemakaian candu (Brisbane Ordinance). Ganja (Cannabis Sativa) banyak tumbuh di Aceh dan daerah Sumatera lainnya, dan telah sejak lama digunakan oleh penduduk sebagai bahan ramuan makanan sehari-hari. Tanaman Erythroxylon Coca (Cocaine) banyak tumbuh di Jawa Timur dan pada waktu itu hanya diperuntukkan bagi ekspor. Untuk menghindari pemakaian dan akibat-akibat yang tidak diinginkan, Pemerintah Belanda membuat Undang-undang (Verdovende Middelen Ordonantie) yang mulai diberlakukan pada tahun 1927 (State Gazette No.278 Juncto 536). Meskipun demikian obat-obatan sintetisnya dan juga beberapa obat lain yang mempunyai efek serupa (menimbulkan kecanduan) tidak dimasukkan dalam perundang-undangan tersebut. Setelah kemerdekaan, Pemerintah Republik Indonesia membuat perundang-undangan yang menyangkut produksi, penggunaan dan distribusi dari obat-obat berbahaya (Dangerous Drugs Ordinance) dimana wewenang diberikan kepada Menteri Kesehatan untuk pengaturannya (State Gaette No.419, 1949). Baru pada waktu tahun 1970, masalah obat-obatan berbahaya jenis narkotika menjadi masalah besar dan nasional sifatnya. Pada waktu perang Vietnam sedang mencapai puncaknya pada tahun 1970-an, maka hampir di semua negeri, terutama di Amerika Serikat penyalahgunaan obat (narkotika) sangat meningkat dan sebagian besar korbannya adalah anak-anak muda. Nampaknya gejala itu berpengaruh pula di Indonesia dalam waktu yang hampir bersamaan. Menyadari hal tersebut maka Presiden mengeluarkan instruksi No.6 tahun 1971 dengan membentuk badan koordinasi, yang terkenal dengan nama BAKOLAK INPRES 6/71, yaitu sebuah badan yang mengkoordinasikan (antar departemen) semua kegiatan penanggulangan
terhadap berbagai bentuk yang dapat mengancam keamanan negara, yaitu pemalsuan uang, penyelundupan, bahaya narkotika, kenakalan remaja, kegiatan subversif dan pengawasan terhadap orang-orang asing. 3
Kemajuan teknologi dan perubahan-perubahan sosial yang cepat, menyebabkan UndangUndang narkotika warisan Belanda (tahun 1927) sudah tidak memadai lagi. Maka pemerintah kemudian mengeluarkan Undang-Undang No.9 tahun 1976, tentang Narkotika. Undang-Undang tersebut antara lain mengatur berbagai hal khususnya tentang peredaran gelap (illicit traffic). Disamping itu juga diatur tentang terapi dan rehabilitasi korban narkotik (pasal 32), dengan menyebutkan secara khusus peran dari dokter dan rumah sakit terdekat sesuai petunjuk menteri kesehatan. Dengan semakin merebaknya kasus penyalahgunaan narkoba di Indonesia, maka UU Anti Narkotika mulai direvisi. Sehingga disusunlah UU Anti Narkotika nomor 22/1997, menyusul dibuatnya UU Psikotropika nomor 5/1997. Dalam Undang-Undang tersebut mulai diatur pasal-pasal ketentuan pidana terhadap pelaku kejahatan narkotika, dengan pemberian sanksi terberat berupa hukuman mati.
Mabuk / mabok dengan mata merah. Tubuh lemas dan lelah. Kemampuan konsentrasi berkurang. Daya tangkap syaraf otak berkurang. Penglihatan kabur / berkunang-kunang. Pasokan sirkulasi darah ke jantung berkurang Dapat menyebabkan kematian
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Narkotika adalah suatu obat atau zat alami yang dapat menyebabkan turunnya kesadaran, menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan akan zat tersebut secara terus menerus. Jika dikonsumsi secara berlebihan dapat mengakibatkan kematian. Jenis Narkotika yang sering disalahgunakan adalah morfin, heroin (putauw), ganja atau kanabis dan kokain. Psikotropika adalah zat atau obat. baik alamiah maupun sintesis bukan narkotika. Yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan prilaku. Zat atau obat psikotropika ini dapat menurunkan aktivitas otak atau merangsang susunan saraf pusat dan menimbulkan kelainan perilaku, disertai dengan timbulnya halusinasi (mengkhayal), ilusi, gangguan cara berpikir, perubahan alam perasaan dan dapat menyebabkan ketergantungan serta mempunyai efek stimulasi (merangsang) bagi para pemakainya.
3.2 Saran
Dalam makalah yang telah kami susun masih banyak kekurangan, baik dari segi bahasa, susunan maupun dari segi keterbatasan literatur. Oleh karena itu, pembaca di harapkan untuk menambah dan melengkapi makalah ini supaya lebih mendalami pengetahuan tentang ruanglingkup farmasi dalam bidang penanganan dan pengawasan narkotika dan psikotropika.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://mappakacinna.wordpress.com/2013/04/01/sebuah-catatan-farmasi-sosial-socialpharmacy/ 2. http://alumnifarmasi.blogspot.com/2012/02/peran-apoteker-indonesia_2.html 3. http://www.farmasi.asia/peran-apoteker-seharusnya-bag1/ 4. http://www.scribd.com/searchdocuments?limit=10&page=3&query=farmasi+dalam+bidang+pemerintahan
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 1 BAB I .............................................................................................................................................. 3 PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 3 1.1 1.2 1.3 Latar belakang .................................................................................................................. 3 Rumusan masalah ............................................................................................................. 3 Tujuan............................................................................................................................... 3
BAB II............................................................................................................................................. 4 PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 4 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 Sejarah Narkotika dan Psikotropika di Indonesia ............................................................ 4 Definisi Narkotika ............................................................................................................ 5 Definisi Psikotropika ........................................................................................................ 6 Efek Samping Narkotika .................................................................................................. 6 Efek Samping Psikotropika .............................................................................................. 7