Anda di halaman 1dari 15

Indah Karmila NPM.

111100090

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bimbingan merupakan terjemahan dari suatu istilah dalam Bahasa Inggris, yaitu guidance yang akar katanya adalah guid. Shertzer dan Stone (1966:31) mengemukakan beberapa pandangan dari kata masing-masing dari kata guide, yaitu to direc, pilot, manage, or steer.Dalam bahasa Indonesia masing-masing kata ini dapat berarti memadu, mengarahkan, mengatur atau mengemudi. Sebagai suatu unsur esensial dalam pendidikan, arti yang paling mendasar dari bimbingan adalah membantu (helping atau assistance). Namun, tidak semua bentuk bantuan berarti bimbingan karena bantuan dalam konteks bimbingan memiliki cirri,

persyaratan, prinsip, tujuan, dan prosedur yang tersendiri. Sebagai suatu konsep yang tersendiri, istilah bimbingan sering dipadankan dengan konseling yang diadopsi dari bahasa Inggris, yaitu counseling sehingga Bimbingan dan Konseling sering disingkat menjadi BK. Konseling harus dipahami sebagai salah satu jenis layanan dan teknik tersendiri dari program bimbingan di sekolah. Para ahli bimbingan, antara lain Gibson dan Mitchell (1981:27) member predikat khusus terhadap konseling. Dia menyatakan bahwa counseling has been identified as the heart of the guidance program. Jadi konseling merupakan bagian paling inti dari bimbingan. Ahli lain, seperti Shertzer dan Stone menyatakan bahwa konseling merupakan inti kegiatan professonal dari seseorang yang disebut konselor. Artinya layanan konseling hany dapat diberikan oleh orang yang telah memiliki kemampuan dan ketrampilan tertentu yang diperoleh melalui pendidikan khusus. Dengan kata lain, konseling tidak bias dilakukan oleh sembarang orang yang tidak memiliki latar belakang pendidikan dan latihan yang di persiapkan sebelumnya.Sebaliknya, mereka yang

berpandangan optimistik, justru melihat didalam era globalisasi itu terdapat demikian banyak kesempatan untuk menghadapkan perubahan-perubahan, perbaikan dan peningkatan terhadap segala sesuatu yang selama ini dirasakan

Makalah Konsep-konsep Dasar Bimbingan Konseling

Indah Karmila NPM. 111100090

kurang berkembang. Mereka menganggap bahwa masa depan harus lebih baik, masa depan adalah kemajuan.

B. Rumusan Masalah Istilah bimbingan dan penyuluhan merupakan istilah yang umum digunakan sehari-hari dimanapun kita sering mendengar orang mengucapkan bimbingan dan penyuluhan antara lain bimbingan dan penyuluhan keluarga berencana, bimbingan dan penyuluhan agama, bimbingan dan penyuluhan hukum, dan sebagainya. Namun sayangnya sering istilah bimbingan dan penyuluhan yang digunakan itu maksudnya tidak selalu persis dengan maksud bimbingan dan penyuluhan yang sesungguhnya.

C. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini, antara lain : Untuk menjelaskan bimbingan dan konseling, Menjelaskan hubungan bimbingan dan konseling, Untuk menjelaskan bimbingan dan konseling, Untuk menjelaskan fungsi bimbingan dan konseling, Menjelaskan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling, Untuk menjelaskan azaz-azaz bimbingan dan konseling, dan Menjelaskan kedudukan bimbingan dan konseling dalam keseluruhan upaya pendidikan disekolah dasar.

D. Manfaat Penulisan Makalah Manfaat Penulisan Makalah ini adalah untuk manambah pengetahuan mengenai bimbingan konseling serta dapat kita aplikasikan pada saat melakukan bimbingan konseling.

Makalah Konsep-konsep Dasar Bimbingan Konseling

Indah Karmila NPM. 111100090

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Bimbingan dan Konseling 1. Bimbingan Banyak ahli yang telah merumuskan pengertian bimbingan. Diantaranya yang cukup lama berkembang diAmerika Serikat serta banyak dikutip oleh para penulis indonesia adalah sebagaimana dikemukakan oleh Crow & Crow (1960), Jones (1963) dan Mortensen & Schmuller (1964) sebagai berikut : a. Menurut Crow & Crow, 1960 Bimbingan adalah bantuan yang diberikan sesesorang, baik pria maupun wanita yang telah terlatih dengan baik dan memiliki kepribadian dan pendidikan yang memadai kepada seseorang individu dari semua usia untuk membantunya mengatur kegiatan-kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan pandangan hidupnya sendiri, memuat keputusan sendiri, dan menanggung bebannya sendiri (Crow & Crow, dalam Erman Amti, 1991 : 2). b. Menurut Jones, dalam djumhur dan M.Surya 1975 Bimbingan adalah Bantuan yang diberikan kepada individu-individu dalam menentukan pilihan-pilihan dan mengadakan berbagai penyesuaian secara bijaksana dengan lingkungannya. Tujuan utama bimbingan adalah Untuk mengembangkan setiap individu sesuai dengan kemampuannya (Jones, Djumhur dan M. Surya, dalam Erman Amti, 1991 : 2). c. Menurut Mortensen & Schmuller 1964 Bimbingan adalah Bagian dari keseluruhan program pendidikan yang membantu menyediakan

kesempatan-kesempatan pribadi dan layanan-layanan petugas ahli dengan mana setiap individu dapat mengembangkan kemampuan-kemampuan dan kecakapan-kecakapannya secara penuh sesuai yang diharapakan (Mortensen & Schmuller, dalam Erman Amti, 1991 : 2).

Makalah Konsep-konsep Dasar Bimbingan Konseling

Indah Karmila NPM. 111100090

2. Konseling Dalam Bahasa Latin, istilah Konseling disebut Counsilium yang berarti dengan atau bersama. Dalam kamus Bahasa Indonesia, untuk istilah itu mengandung pengertian kurang lebih sama dengan penyuluhan. Menurut para ahli Konseling didefinisikan antara lain : a. Menurut Glenn E. Smith dalam Shertzer and Stone ....proses dalam mana konselor membentuk klien membuat interpretasiinterpretasi tentang fakta-fakta yang berkaitan dengan suatu pilihan rencana atau penyesuaian-penyesuaian yang perlu dibuatnya (Glenn E. Smith, Shertzer and Stone, dalam Erman Amti, 1991 : 4). b. Menurut Milton E. Hann dan Malcolm S.O Maclean, dalam Shertzer and Stone ....proses yang terjadi dalam hubungan-hubungan seseorang dengan seseorang antara individu yang berkesulitan karena masalah-masalah yang tidak dapat diatasinya sendiri dengan seorang pekerja yang karena latihan dan pengalaman yang dimilikinya mampu membantu orang lain memperoleh pemecahan-pemecahan berbagai jenis masalah pribadi (Milton E. Hann dan Malcolm S.O Maclean, Shertzer and Stone, dalam Erman Amti, 1991 : 4). c. Menurut Pepinsky dan Pepinsky, dalam Bruce and Shertzer d. ....interaksi yang (a) terjadi antara dua individu yang masing-masing disebut konselor dan klien, (b) diadakan dalam suasana profesional, (c) diciptakan dan dikembangkan sebagai alat untuk memudahkan-

memudahkan dalam tingkah laku klien (Pepinsky dan Pepinsky, Bruce and Shertzer, dalam Erman Amti, 1991 : 4).. e. Menurut Patterson, dalam Bruce and Shertzer ....proses yang melibatkan hubungan hubungan antar pribadi antara seorang ahli terapi dan seorang atau beberapa klien dengan cara mana yang pertama (ahli terapi) menggunakan metode-metode psikologis berdasarkan atas pengetahuan yang sistematis tentang kepribadian

Makalah Konsep-konsep Dasar Bimbingan Konseling

Indah Karmila NPM. 111100090

manusia dalam upaya meningkatkan kesehatan mental orang kedua (klien) (Patterson, Bruce and Shertzer, dalam Erman Amti, 1991 : 4). . f. Menurut Edwin C. Lewis, dalam Bruce and Shertzer ....proses dengan mana pribadi yang bermasalah (klien) dibantu untuk merasa dan bertindak dalam cara-cara yang lebih matang melalui interaksi pribadi yang tidak bermasalah atau konselor yang menyediakan informasi dan reaksi-reaksi yang merangsang klien mengembangkan tingkah lakutingkah laku yang memungkinkannya menjadi lebih efektif dengan dirinya dan dengan lingkungannya (Edwin C. Lewis, dalam Bruce and Shertzer. dalam Erman Amti, 1991 : 5).

B. Persamaan dan Perbedaan antara Bimbingan dan Konseling 1. Persamaan Bimbingan dan konseling pada dasarnya memiliki persamaan-persamaan tertentu. Persamaan yang lebih jelas antara keduanya terletak pada tujuan yang hendak dicapai, yaitu sama-sama berusaha untuk menghadirkan individu, samasama diterapkan dalam program persekolahan, dan sama-sama mengikuti normanorma yang berlaku di lingkungan masyarakat tempat kedua kegiatan itu diselenggarakan. Dengan kata lain, bimbingan itu merupakan satu kesatuan dengan konseling yang mana konseling berada dalam kesatuan bimbingan tersebut.

2. Perbedaan Bimbingan dan konseling juga memiliki perbedaan antara yang satu dengan yang lain, walaupun kedua istilah itu tetap merupakan kegiatan yang terpadu dalam program pendidikan.Perbedaannya terletak pada segi isi kegiatan dan tenaga yang menyelenggarakan. Dari segi isi, bimbingan lebih banyak bersangkut-paut dengan usaha pemberian informasi dan kegiatan pengumpulan data tentang siswa, sedangkan

Makalah Konsep-konsep Dasar Bimbingan Konseling

Indah Karmila NPM. 111100090

konseling merupakan bantuan yang dilakukan dalam pertemuan tatap muka antara dua orang manusia yaitu antara konselor dan klien. Dilihat dari segi tenaga, bimbingan dapat dilakukan oleh orang tua, guru, wali kelas, kepala sekolah, dan orang dewasa lainnya kepada individu (siswa) yang memerlukannya. Karena sifat dan bentuk kegiatannya yang khas, konseling hanya dapat dilakukan oleh tenaga-tenaga yang telah terdidik dan terlatih. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa konseling itu merupakan bentuk khusus dari bimbingan, yaitu suatu layanan yang diberikan oleh konselor kepada klien secara individu. C.Tujuan Bimbingan dan Konseling Pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah memiliki tujuan tertentu. Tujuan itu dapat dibedakan atas tujuan umun dan tujuan khusus. 1. Tujuan Umum Secara umum pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah bertujuan agar setelah mendapat pelayanan bimbingan dan konseling siswa dapat mencapai perkembangannnya secara optimal sesuai dengan bakat, kemampuan, dan nilai-nilai yang dimiliki. Tujuan ini dirumuskan berdasarkan kenyataan adanya perbedaan antara siswa sesamanya. Setiap siswa memiliki keunikan-keunikan tertentu. 2. Tujuan Khusus a. Memahami dirinya dengan baik, yaitu mengenal segala kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya berkenaan dengan bakat, kemampuan, minat, sikap dan perasaannya. b. Memahami lingkungannya degan baik, yang meliputi lingkungan pendidikan, lingkungan pekerjaan, dan lingkungan social masyarakat. Dari segi lingkungan pendidikan siswa dapat memahami baik sekolah yang diikutinya sekarang maupun sekolah lanjutan yang akan

dimasukinya kelak, seperti peraturan-peraturan sekolah, kemudahan-

Makalah Konsep-konsep Dasar Bimbingan Konseling

Indah Karmila NPM. 111100090

kemudahan yang tersedia, jenis-jenis sekolah lanjutan yang ada dan sebagainya. c. Membuat pilihan dan keputusan yang bijaksana, yaitu keputusankeputusan yang dibuat atas pemahaman yang mendalam tentang diri sendiri dan lingkungan. d. Mengatasi masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan seharihari baik disekolah maupun dirumah. Dalam kehidupan sehari-hari banyak kemungkinan masalah yang dapat terjadi.

E. Fungsi Bimbingan dan Konseling Banyak ahli yang mengemukakan fungsi bimbingan dan konseling, dan masing-masing ahli itu mengemukakannya dengan cara yang berbeda (lihat Mortensen dan Schmuller, 1976; dan Moh. Surya, 1988). Dari sejumlah fungsi bimbingan dan konseling yang telah dikemukakan oleh masing-masing ahli itu dapat dikemukakan beberapa fungsi umum bimbingan dan konseling yaitu: 1. Fungsi Pemahaman Yang pertama dan paling awal harus dilakukan oleh pembimbing adalah mengetahui siapa dan bagaimana individu yang dibimbing itu. Mengetahui siapa dan bagaimana individu siswa yang dibimbing itu berarti berusaha

mengungkapkan dan memahami apa masalah dan kesulitan yang dihadapinya, apa dan bagaimana kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahannya. Hal ini diperoleh melalui berbagai keterangan tentang diri siawa yang bersangkutan, baik dengan menggunakan alat atau prosedur yang sudah baku (standardized) maupun yang belum baku. 2. Fungsi pencegahan. Bimbingan dan konseling harus memiliki fungsi pencegahan, yaitu penciptaan suatu suasana agar pada diri siswa tidak timbul berbagai masalah yang dapat menghambat proses belajar dan perkembangannya. Untuk menjalankan fungsi ini kiranya atau program bimbingan pencapaian tujuan pendidikan, seperti kesulitan belajar, kekurangan informasi, masalah-masalah ketertiban dan masalah sosial lainnya.

Makalah Konsep-konsep Dasar Bimbingan Konseling

Indah Karmila NPM. 111100090

3. Fungsi pemecahan (pemberian bantuan) Walaupun berbagai upaya telah dilaksanakan dengan sebaik-baiknya tetapi masih terjadi juga masalah pada diri siswa, maka dalam hal ini diperlukan adanya upaya pemberian bantuan diperlukan agar masalah-masalah yang dialami dapat teratasi sesegera mungkin. Fungsi pemecahan merupakan usaha sekolah untuk mengatasi berbagai masalah atau kesulitan yang dialami siswa dalam proses belajar mengajar disekolah. Masalah-masalah yang dialami siswa itu dapat berupa sikap dan kebiasaan yang buruk dalam belajar, kesulitan dalam menagkap isi pelajaran, kurang motif dalam belajar. Fungsi pemecahan ini dapat

diselenggarakan oleh konselor atau guru sesuai dengan jenis dan sifat dan kesulitan yang dialami oleh siswa. 4. Fungsi pengembangan Pelayanan bimbingan dan konseling bukan sekedar mengatasi kesulitan yang dialami siswa melainkan juga berupaya agar siswa dapat mengembangkan segenap potensi yang dimilikinya. Funggsi ini dapat dilakukan antara lain dengan menyalurkan bakat, kemampuan, dan minat, serta cita-cita siswa dengan menyediakan berbagai kegiatan di sekolah seperti kegiatan olahraga, kesenian, kelomok-kelompok studi tertentu, karyawisata, palang merah remaja, pramuka, dan kelompok pecinta alam.

F. Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling Bimbingan dan konseling dilaksanakan hendaklah menurut prinsip-prinsip tertentu. Berkenaan dengan ini, telah banyak ahli yang mengemukakan prinsipprinsip bimbingan dan konseling (lihat Crow & Crow, 1960; Depdikbud, 1975;Nelson,1972;Miller,Fruchling dan Lewis,1978).Dari prinsip-prinsip

bimbingan dan konseling yang ada itu dapat dikemukakan beberapa prinsip bimbingan dan konseling seperti berikut ini.

Makalah Konsep-konsep Dasar Bimbingan Konseling

Indah Karmila NPM. 111100090

1. Bimbingan adalah untuk semua murid Semua murid pada dasarnya memerlukan layanan bimbingan dan konseling sesuai dengan jenis dan sifat masalah yang dihadapinya. Berdasarkan atas pertimbangan waktu, tempat, tenaga dan dana; banyak sekolah yang membatasi program bimbingan dan konseling untuk membantu murid yang mengalami masalah tertentu saja, seperti potensial putus sekolah, kesulitan dalam belajar, dan kesulitan dalam mengadakan penyesuaian diri disekolah. Untuk ini perlu ada kriteria untuk mengatur prioritas pelayanan bimbingan dan konseling. 2. Bimbingan dan konseling melayani murid-murid dari semua usia Bimbingan dan konseling tidak hanya untuk siswa-siswi tingkat sekolah atau kelas-kelas tertentu saja, tetapi adalah untuk semua siswa mulai dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi, bahkan juga untuk orang-orang dewasa. Bimbingan diberikan mulai sejak anak memasuki sekolah dan dilanjutkan terus sambil siswa mengalami tahap-tahap maju di sekolah sampai ia menamatkan pendidikan yang bersangkutan. 3. Bimbingan dan konseling harus mencakup semua bidang pertumbuhan dan perkembangan siswa. Bimbingan dan konseling terkait dengan pribadi secara keseluruhan dan terarah pada pertumbuhan dan perkembangan jasmaniah, mental, sosial, dan emosional. Manusia pada hakikatnya adalah holistik, tingkah laku dan pertumbuhannya tidak terpenggal-penggal dan dipisahkan. Dewasa ini bbanyak kepala sekolah, guru, dan warga masyarakat lainnya yang menganggap bahwa bimbingan adalah bimbingan karakter. Anggapan ini sudah tentu mengelirukan. Walaupun perencanaan dan pemberian informasi tentang pekerjaan atau jabatan layanan yang amat penting, tetapi layanan-layanan bimbingan lain pun sama pentingnya. 4. Bimbingan mendorong penemuan dan pengembangan diri. Ada kecenderungan dari guru yang lebih senang memberitahukan kepada murid tentang apa yang harus dilakukannya. Siswa selalu dituntun untuk melakukan apa yang harus dilakukan. Biasanya apa yang harus dilakukan itu berada di dalam kepala guru. Siswa tidak pernah tahu tentang apa yang harus

Makalah Konsep-konsep Dasar Bimbingan Konseling

Indah Karmila NPM. 111100090

dilakukannya. Akibatnya, siswa selalu menunggu apa yang akan diperintahkan oleh guru. Melalui bimbingan dan konseling dibantu untuk dapat memahami pola tingkah lakunya dan dapat mempermudah perubahan tingkah laku. Keterlibatan yang berkesinambungan tentang dirinya, dan pada gilirannya dapat diterapkan dalam pengembangan kemampuan dan bakat yang dimiliknya. 5. Pelaksanaan bimbingan dan konseling menghendaki adanya kerja sama dari murid, orang tua, kepala, dan konselor. Sering dikatakan bahwa bimbingan dan konseling adalah usaha bersama. Hal ini berarti bahwa pelaksanaan bimbingan dan konseling memerlukan adanya kerjasama dari berbagai pihak yaitu murid, orang tua, guru, kepala sekolah, konselor, dan petugas sekolah lainnya. Tanpa adanya dukungan dan kerjasama dari pihak yang terkait, pelaksanaan bimbingan dan konseling dapat menjadi mandeg. 6. Bimbingan harus menjadi bagian yang terpadu dalam keselurahan program pendidikan disekolah. Bimbingan dan konseling merupakan bagian yang tidak terpisah dari program pendidikan secara keseluruhan. Program pendidikan yang baik adalah program yang mengikutsertakan bimbingan dan konseling sebagai suatu bagian dari pelayanannya. Dengan demikian program pendidikan yang tidak

10

mengikutsertakan bimbingan dan konseling didalamnya dalamnya dapat dikatakan sebagai program pendidikan yang tidak lengkap. 7. Bimbingan dan konseling harus dapat dipertanggungjawabkan kepada individu dan masyarakat. Pekerjaan bimbingan dan konseling adalah pekerjaan profesional. Pengertian profesional di sini bukan saja karena bimbingan dan konseling itu karena profesi membawa konsekuensi yang mendasar terhadap pekerjaan bimbingan dan konseling itu sendiri. Salah satu diantaranya adalah berkenaan dengan pertanggungjawaban (akontabilitas). Prinsip pertanggungjawaban

mengandung pengertian bahwa bimbingan dan konseling baik pelaksanaan maupun hasilnya, hendaknya dapat diperrtanggungjawabkan kepada individu yang dibimbing itu sendiri dan kepada masyarakat.

Makalah Konsep-konsep Dasar Bimbingan Konseling

Indah Karmila NPM. 111100090

G. Asas-Asas Bimbingan dan Konseling Yang dimaksud dengan asas adalah dasar atau landasan yang mendasari penyelenggaraan bimbingan dan konseling. Berdasarkan landasan yang ada, akan terbangunlah berbagai konsep penyelenggaraan bimbingan dan konseling (termasuk prinsip-prinsip bimbingan sebagaimana telah dikemukakan pada bagian yang terdahulu). Para petugas bimbingan sangat diharapkan memperhatikan dan menerapkan asas-asas bimbingan dan konseling dalam melakukan layanan bimbingan dan konseling terhadap individu (murid) yang memerlukannya. Asasasas yang dimaksud adalah: 1. Asas kerahasiaan Penerapan asas kerahasiaan dalam layanan bimbingan dan konseling mengandung pengertian bahwa segala sesuatu yang dibicarakan individu dalam proses bimbingan dan konseling tidak boleh disampaikkan kepada orang lain yang tidak berkepentingan. Dengan demikian para petugas bimbingan dan konseling (konselor,guru,wali kelas, dan petugas bimbingan lainnya) harus menyimpan dan menjaga kerahasiaan segala data dan tentang keterangan siswa lainnya, baik yang diperoleh langsung dari murid itu sendiri maupun yang diperoleh dari orang lain. 2. Asas kesukarelaan Asas kesukarelaan mengandung pengertian bahwa pelayanan bimbingan dan konseling hendaknya berlangsung atas dasar kesukarelaan dann ketulusan, baik dari piihak konselor maupun dari pihak klien. 3. Asas keterbukaan Bimbingan dan keterbukaan akan memperoleh hasil yang besar bila berlangsung dalam suasana saling terbuka. Diharapkan masing-masing pihak bersedia membuka diri untuk kepentingan pemecahann masalah yang dialami oleh klien. Siswa diharapkan menjadi klien diharapkan dapat mmengungkapkan segala yang berkenaan dengan masalah-masalahnya secara terbuka tanpa ada yang ditutup-tutupi, dan begitu pula pembimbing hendaknya dapat menanggapi permasalahan tersebut secara terbuka.

11

Makalah Konsep-konsep Dasar Bimbingan Konseling

Indah Karmila NPM. 111100090

4. Asas kekinian Masalah yang perlu dan langsung ditanggulangi dalam biimbingan dan konseling adalah masalah yang sedang dialami atau sedang dirasakan oleh klien pada saatt sekarang, bukan masalah yang dialami pada masa lampau, dan juga bukan masalah yang mungkin terjadi pada masa yang akan datang. 5. Asas kemandirian Seperti yang dikemukakan terdahulu bahwa kemandirian merupakan tujuan dari usaha bimbingan dan konseling. Asas kemandirian mengandung pengertian bahwa pelayanan dan bimbingan konseling bertujuan untuk membuat siswa menjadi mandiri, tidak tergantung pada orang lain umumnya dan pada pembimbing khususnya. 6. Asas kegiatan Asas kegiatan dalam bimbingan dan konseling mengharapkan siswa melakukan kegiatan-kegiatan tertentu sehubungan dengan isi dan proses layanan yang diterimanya. Oleh sebab itu guru hendaklah berusaha membangkitkan semangat dan minat siswa untuk mau melaksanakan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya. 7. Asas kedinamisan Pelayanan bimbingan dan konseling menghendaki terjadinya perubahan pada diri siswa yaitu perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik. Perubahan yang menjadi tujuan dari bimbingan dan konseling tidak hanya sekedar mengulang hal-hal lama yang bersifat monoton, melainkan perubahan yang menuju ke sesuatu yang baru kreatif dan maju. 8. Asas keterpaduan Pelayanan bimbingan dan konseling hendaknya dapat memandu berbagai aspek kepribadian siswa, seperti keterpaduan antara cita-cita dengan kemampuan bakat, minat, dan emosi dari siswa yang bersangkutan. Masalah-masalah yang dialami murid dapat disebabkan karena tidak

12

Makalah Konsep-konsep Dasar Bimbingan Konseling

Indah Karmila NPM. 111100090

adanya saling kesesuaian dan keterpaduan dari berbagai segi yang ada pada dirinya. 9. Asas kenormatifan Bimbingan dan konseling disekolah dilaksanakan menurut norma-norma yang berlaku baik norma agama, norma adat, norma hukum, maupun kebiasaan sehari-hari. 10. Asas keahlian Asas keahlian mengandung pengertian bahwa pelayanan bimbingan dan konseling hendaklah dilakukan secara teratur, sistematik, dan

13

menggunakan teknik serta peralatan yang memadai. Agar dapat melakukan kegiatan seperti itu para petugas bimbingan perlu mendapatkan latihan yang memadai sehingga dengan demikian layanan tersebut mencapai hasil yang sebaik-baiknya. 11. Asas Alih-Tangan Jika guru telah mengerahkan segenap kemampuannya untuk membantu siswa, tetapi siswa itu belum juga mampu menyelesaikan masalah yang dihadapinya, maka guru harus mengalih tangankan kepada petugas atau badan lain yang lebih ahli. Disamping itu, asas ini juga mengisyaratkan bahwa guru melayani masalah-masalah sesuai dengan kewenangannya. Jika masalah yang ditanganinya itu luar kewenangannya, petugas bimbingan harus mengalih tangankan siswa diluar kewenangannya, petugas bimbingan hraus mengalih tangankan siswa kepada petugas atau badan yang lebih berwenang untuk mengatasi masalah tersebut.

Makalah Konsep-konsep Dasar Bimbingan Konseling

Indah Karmila NPM. 111100090

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Bimbingan dan konseling merupakan usaha untuk memandirkan individu, sama-sama diterapkan dalam program persekolahan, dan sama-sama mengikuti norma-norma yang berlaku di lingkungan masyarakat tempat kedua kegiatan itu diselenggarakan. Dengan kata lain, bimbingan itu merupakan satu kesatuan dengan konseling yang mana konseling berada dalam kesatuan bimbingan tersebut. Orang yang memberikan bimbingan dan konseling haruslah orang yang ahli dalam bidang ini. Orang itu juga harus mampu menjaga kerahasiaan kliennya karena dalam melakukan bimbingna dan konseling terdapat asas-asas yang harus dipatuhi oleh pihak-pihak yang melakukan bimbingan konseling. B. Saran 1. Sebagai seorang calon pengajar sebaiknya kita mengetahui cara-cara dalam menghadapi masalah siswa dan mampu memberikan solusi yang terbaik. 2. Kita harus bisa menjaga kerahasiaan masalah yang dihadapi siswa baik dari luar maupun tahu dari siswa yang bersangkutan. 3. Selain memahami dan membimbing kita juga harus bisa mengarahkan dan memberi contoh kepada siswa, bahwa dalam mengadapi suatu masalah hendaklah menggunakan cara-cara yang benar dan jangan sampai merugikan siswa pada khususnya dan orang lain pada umumnya.

14

Makalah Konsep-konsep Dasar Bimbingan Konseling

Indah Karmila NPM. 111100090

DAFTAR PUSTAKA

15
Prayitno dan Erman Amti.2004.Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling.Jakarta : PT Mahasatya Amti, Erman dan Marjohan.1991.Bimbingan dan Konseling.Jakarta : Dikti Amti, E, dan marjohan. (1992). Bimbingan dan Konseling. Jakarta : DEPDIKBUD. DITJENDIKTI. PPTKP. Asmani, JM. (2010). Pnaduan Efektif Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Yogyakarta : DIVA Press Bernard, Harold W. (1977). Principles Of Guidance, New York : Harper & Raw Publisers. Bimo, Walgito. (2004). Bimbingan dan Konseling.Yogyakarta: Andi offset Chudori, Nimah, & Setiowati. (2007). Bimbingan dan Konseling. Bandung : UP I PRESS Darwis, A. (2006). Pengubahan Perilaku Menyiimpang Murid Sekolah Dasar. Jakarta : DEPDIKNAS. DITJENDIKTI. DITNAGA.

Makalah Konsep-konsep Dasar Bimbingan Konseling

Anda mungkin juga menyukai