Anda di halaman 1dari 3

PENJELASAN KRITERIA DSM IV- TR Takut diabaikan atau ditinggalkan.

. Ketakutan ini harus dibedakan dari fenomena yang lebih umum dan kurang parah dari keadaan cemas. Persepsi akan ancaman perpisahan atau penolakan, atau hilangnya struktur eksternal dapat menyebabkan perubahan besar dalam citra diri, afek, kognitif dan perilaku pada seseorang dengan gangguan kepribadian. Seseorang dengan gangguan kepribadian borderline

merupakan personal yang sangat sensitive dan mengalami perasaan ketakutan akan ditinggalkan dan kemarahan yang tidak pantas. Perasaan akan takut ditinggalkan berkaitan dengan intoleransi bila harus sendirian sehingga kemanapun mereka pergi harus ada yang menenami. Untuk menghindari perasaan takut akan ditinggalkan seseorang dengan kepribadian borderline dapat melakukan tindakan impulsive seperti perilaku merugikan diri sendiri dan bunuh diri. Hubungan intens, tidak stabil. Seseorang dengan gangguan kepribadian borderline sering tidak dapat melihat orang lain yang signifikan (potensi sumber perawatan dan perlindungan) yang selain ideal (jika memuaskan), atau mendevaluasi (jika tidak memuaskan). Hal ini sering disebut sebagai "pemikiran hitam dan putih," dan dalam istilah psikologis, mencerminkan konsep pemisahan. Gangguan Identitas. Gangguan diri yang spesifik pada pasien borderline ditandai dengan citra diri yang menyimpang, tidak stabil atau lemah. Pasien borderline memiliki nilai, kebiasaan, dan sikap yang lebih dominan dibandingkan orang lain disekitarnya. Impulsif. Impuls dari seseorang dengan kepribadian borderline yaitu sering merusak diri. Hal ini berbeda dengan impuls yang ditemukan pada gangguan lain seperti manik/ hipomanik atau gangguan antisocial. Bentuk umum dari perilaku impulsive pada pasien borderline adalah penyalahgunaan zat atau alcohol, bulimia, pergaulan bebas dan ngebut tanpa kontrol diri yang baik saat mengemudi. Bunuh diri atau Perilaku yang membahayakan diri. Upaya bunuh diri berulang, gerakan, ancaman, atau perilaku yang merugikan diri sendiri merupakan ciri khas dari pasien borderline. Perilaku yang membahayakan diri sering mulai pada awal masa remaja dan biasanya dipicu oleh ancaman pemisahan atau penolakan atau dengan harapan bahwa pasien dengan gangguan kepribadian borderline memikul tanggung jawab yang tidak diinginkan.

Ketidakstabilan Afek (Emosi). Yang harus diamati adalah intensitas, kegembiraan dan emosi dari pasien dengan gangguan kepribadian borderline. Pada awalnya diusulkan bahwa ketidakstabilan emosional memiliki persoalan yang sama dengan ketidakstabilan afek pada seseorang dengan gangguan mood terutama depresi dan gangguan bipolar. Saat ini diketahui bahwa meskipun seseorang dengan gangguan kepribadian borderline memiliki ketidakstabilan afek (episodik depresi yang intens, kemarahan, panik atau putus asa), perubahan mood ini biasanya berlangsung hanya beberapa jam dan mood disforik ini jarang hilang. Episodik ini merupaka gambaran reaktivasi ekstrim seseorang terhadap stress, terutama hubungan interpersonal dan ketidakmampuan neurobiological dalam mengatur emosinya.

Kekosongan. Kekosongan yang kronis, digambarkan sebagai perasaan mendalam yang sangat mengganggu pada pasien dengan kepribadian borderline. Ini bukan kebosanan ataupun kesedihan yang mendalam . Perasaan ini sering dikaitkan dengan kesepian dan kemelaratan. Kadang- kadang apa yang mereka rasakan dianggap sebagai keadaan emosional dan kadang- kadang dianggap sebagai keadaan kehilangan.

Kemarahan. Kemarahan pada pasien borderline karena kelebihan temperamental (kerentanan genetik) atau respon lama terhadap frustasi yang berlebihan (pengaruh lingkungan). Apakah penyebabnya karena faktor genetik atau lingkungan, banyak individu dengan gangguan kepribadian borderline melaporkan perasaan marah yang sering, bahkan ketika kemarahan yang tidak ekspresikan secara terang- terangan. Kemarahan sering muncul saat teman atau pengasuh dipandang lalai atau tidak

peduli. Ekspresi kemarahan sering diikuti dengan rasa malu dan memiliki perasaan yang jahat. Psikotik seperti penyimpangan persepsi (Penyimpangan dalam Uji Realitas). Pasien dengan kepribadian borderline mengalami gejala disosiasi: perasaan tidak nyata atau bahwa dunia initidak nyata. Gejala ini biasanya dihubungkan dengan gangguan lainnya seperti skizofrenia atau Gangguan Stress Pasca Trauma, tetapi pada gangguan kepribadian borderline gejala ini biasanya memiliki durasi pendek, paling lama dalam beberapa hari dan sering muncul selama keadaan stress yang ekstrim. Pasien borderline juga dapat memiliki kesadaran diri yang tidak nyata, seperti percaya bahwa orang lain sedang memandangnya atau membicaraknnya. Penyimpangan realitas pada pasien dengan gangguan kepribadian borderline juga dapat dibedakan

dengan keadaan patologis lain yang umunya kemampuan untuk memperbaiki penyimpangan tersebut dengan feedback yang utuh.

Anda mungkin juga menyukai