i
i
i
i
= =
Ada tiga alasan utama penggunaan lag, yaitu
2
:
1. Alasan psikologis
2. Alasan teknis
3. Alasan kelembagaan
Setelah dilakukan pengolahan regresi menggunakan model distributed-lag,
perlu dilihat apakah model tersebut baik ataukah jelek, atau dalam bahasa statistik
perlu dilihat goodness of fit dari model tersebut. Untuk melihat goodness of fit dari
model dengan melihat pada hasil t statistik, F statistik, koefisien determinasi (R
2
).
a) Uji t
Pengujian t statistik adalah suatu prosedur dengan sampel yang digunakan
untuk verifikasi kebenaran atau kesalahan dari hipotesis nol. Ide kunci di belakang
uji signifikansi adalah suatu uji statistik dan distribusi sampel dari suatu statistik
hipotesis nol. Keputusan menerima atau menolak H
0
dibuat pada basis nilai uji
statistik yang diperoleh dari data yang sudah ada. Di bawah asumsi normalitas
variabel mengikuti distribusi statistik t dengan derajat bebas N k. Suatu statistik
dikatakan signifikan secara statistik jika nilai uji statistik berada pada daerah kritis.
Begitu pula sebaliknya apabila uji statistik dikatakan tidak signifikan. Dalam
pengolahan uji statistik t bertujuan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel
independen (tingkat suku bunga bank konvensional bank syariah periode saat ini dan
2
Damodar Gujarati dan Dawn C Potter. 2009. Basic Econometrics 5th edition. McGraw
Hill: New York
9
periode sebelumnya) terhadap variabel dependen (persentase bagi hasil di bank
syariah) secara individu.
t = [
s
] / se(
s
)
b) Uji F
Pengujian hipotesis nol dengan statistik F sangat perlu untuk menguji apakah
k
=0. Perhitungan statistik F dari ANOVA dilakukan dengan membandingkan
dengan nilai kritis F yang diperoleh dari tabel distribusi F pada tingkat signifikansi
tertentu. Apabila hipotesis nol ditolak berarti variabel independen (besaran biaya
promosi) mempengaruhi variabel dependen (jumlah DPK). Dalam pengolahan
empiris hal ini bertujuan untuk melihat pengaruh variabel independen secara
bersama-sama terhadap variabel dependen.
c) Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi atau R
2
adalah suatu ukuran yang menjelaskan besar
variasi regressan akibat perubahan variabel regressor. Koefisien determinasi
mengukur proporsi atau persentase dari total variasi regressan yang dijelaskan oleh
model regresi. J ika R
2
=1 artinya hubungan regressan dengan regressor sempurna,
sebaliknya R
2
=0 artinya tidak ada hubungan regressan dengan regressor.
G. Pembahasan
Berdasarkan pengujian yang dilakukan terlihat bahwasanya tingkat suku bunga
yang ditetapkan oleh bank konvensional mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap penetapan persentase bagi hasil pada bank syariah baik tingkat suku bunga
pada periode saat ini maupun tingkat suku bunga periode sebelumnya. Hal ini terlihat
dari pengujian uji t yang dilakukan terhadap kedua variable tersebut, dimana kedua
variable tersebut signifikan pada tingkat kepercayaan 1%.
Dari pengujian analisis regresi tersebut didapat persamaan:
R =5,347 1,351 I +1,669 It
t (15,223) (-4,952) (6,288)
dimana:
R =persentase bagi hasil pada bank syariah
I =tingkat suku bunga bank konvensional periode saat ini
It =tingkat suku bunga bank konvensional periode sebelumnya
Sementara koefisien dari variabel tingkat suku bunga bank konvensional
periode saat ini menunjukkan koefisien yang negatif. Hal ini menunjukkan bahwa
antara tingkat suku bunga konvensional memiliki pengaruh yang negatif dengan
persentase bagi hasil di bank syariah. Pengaruh yang negatif ini bukanlah berarti
ketika suku bunga konvensional periode saat ini meningkat maka persentase bagi
hasil di bank syariah akan turun. Akan tetapi pengaruh yang negatif ini lebih
cenderung kepada kekakuan hubungan antara tingkat suku bunga bank konvensional
Coefficients
a
5.347 .351 15.223 .000
-1.351 .273 -2.682 -4.952 .000
1.669 .265 3.406 6.288 .000
(Constant)
I
It
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig.
Dependent Variable: R a.
10
dan persentase bagi hasil di bank syariah pada periode yang sama. Karena baik
penetapan tingkat suku bunga bank konvensional dan persentase bagi hasil
ditetapkan pada periode yang sama. Besaran koefisien variabel I adalah 1,351, hal ini
berarti apabila tingkat suku bunga bank konvensional periode saat ini naik 1%, maka
persentase bagi hasil akan turun sebesar 1,351%.
Di sisi lain koefisien variabel tingkat suku bunga bank konvensional periode
sebelumnya menunjukkan koefisien yang positif. Hal ini menandakan bahwa
terdapat pengaruh yang positif antara tingkat suku bunga bank konvensional periode
sebelumnya dengan penetapan persentase bagi hasil di bank syariah. Sehingga
apabila tingkat suku bunga periode sebelumnya meningkat maka penetapan
persentase bagi hasil di bank syariah pun akan meningkat pula, begitu pula
sebaliknya apabila tingkat suku bunga periode sebelumnya menurun maka penetapa
persentase bagi hasil di bank syariah pun akan menurun pula. Hal ini dikarenakan
yang menjadi salah satu bench mark (acuan) dalam penetapan persentase bagi hasil
di bank syariah adalah tingkat suku bunga yang ditetapkan oleh bank konvensional
periode sebelumnya. Sementara besaran koefisien 1,669, menunjukkan apabila
tingkat suku bunga periode sebelumnya meningkat 1%, maka persentase bagi hasil di
bank syariah akan meningkat 1,669%.
ANOVA
b
10.827 2 5.414 50.514 .000
a
3.429 32 .107
14.257 34
Regression
Residual
Total
Model
1
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), It, I a.
Dependent Variable: R b.
Kemudian dari pengujian F yang dilakukan terlihat bahwa hasilnya signifikan
pada level 1%, hasil ini member arti bahwa secara bersama-sama kedua variabel
independen yaitu tingkat suku bunga bank konvensional periode saat ini dan tingkat
suku bunga konvensional periode sebelumnya memberikan pengaruh terhadap
variabel dependen persentase bagi hasil di bank syariah. Apabila uji t merupakan
pengujian individual masing-masing variabel independen terhadap variabel
dependen, maka uji F adalah pengujian pengaruh seluruh variabel independen
terhadap variabel dependen. Koefisien determinasi yang didapat (R
2
) menunjukkan
angka 0.759, koefisien determinasi (R
2
) ini memberikan makna bahwa variabel
dependen (persentase bagi hasil di bank syariah) mampu dijelaskan oleh variabel
independe yang ada (tingkat suku bunga bank konvensional periode saat ini dan
periode sebelumnya) sebesar 75,9%, dan sisanya sebesar 24,1% dijelaskan oleh
variabel lain di luar model yang ada.
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .871(a) .759 .744 .32737
a Predictors: (Constant), It, I
Dari pengujian empiris yang telah dilakukan menunjukkan bahwa dalam
penetapan persentase bagi hasil deposito di bank syariah masih mempertimbangkan
besaran tingkat suku bunga deposito di bank konvensional sebagai salah satu faktor
11
acuan dalam penetapannya. Bank syariah sebagai bank yang bebas dari sistem ribawi
seharusnya mampu melepaskan dirinya dari segala bentuk sistem ribawi, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Apabila bank syariah dalam menetapkan
persentase bagi hasilnya masih mempertimbangkan tingkat suku bunga bank
konvensional sebagai salah satu acuannya, maka bank syariah masih belum mampu
melepaskan dirinya secara tidak langsung dari sistem perbankan yang ribawi.
Akan tetapi bank syariah sebagai suatu industri yang belum lama hadir di
dalam industri perbankan, maka penggunaan tingkat suku bunga bank konvensional
sebagai salah satu acuan dalam penetapan persentase bagi hasilnya tidak dapat
dielakkan. Sebab tingkat suku bunga bank konvensional saat ini masih menjadi
bench mark di masyarakat dalam mempertimbangkan menaruh dananya apakah di
bank konvensional atau di bank syariah dengan cara membandingkan tingkat suku
bunga dan persentase bagi hasil yang ditawarkan oleh kedua jenis bank bank
tersebut. Karena nasabah menurut beberapa pengamat saat ini masih terbagi antara
nasabah rasional yaitu yang hanya menjadikan acuan tingkat suku bunga dan
persentase bagi hasil dalam memutuskan menaruh dananya apakah di bank syariah
atau di bank konvensional; dan jenis yang kedua adalah nasabah emosional yaitu
nasabah yang tidak memperhitungkan aspek return dalam pengambilan keputusan
menaruh dananya di bank syariah atau di bank konvensional, karena nasabah tersebut
hanya mempertimbangkan faktor syariat sebagai satu-satunya faktor dalam
mengambil keputusan apakah menjadi nasabah bank syariah atau bank konvensional
H. Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan pengujian empiris yang telah dilakukan terhadap tingkat suku
bunga bank konvensional baik pada periode saat ini maupun periode sebelumnya
serta pengaruhnya terhadap penetapan persentase bagi hasil di bank syariah
didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Secara individu, uji t yang dilakukan kepada masing-masing variabel
independen yaitu tingkat suku bunga bank konvensional saat ini dan periode
sebelumnya memberikan hasil yang signifikan, artinya ada kedua variabel
independen tersebut secara individu mempengaruhi variabel dependen
(persentase bagi hasil di bank syariah) secara signifikan. Meskipun koefisien
tingkat suku bunga bank konvensional saat ini arahnya negatif, hal ini
dikarenakan kekakuan serta minimnya informasi yang dimiliki oleh bank
syariah tentang berapa besaran tingkat suku bunganya pada periode yang sama.
2. Uji F yang dilakukan menunjukkan hasil yang signifikan, hal ini menandakan
bahwa secara bersama-sama variabel independen yang ada yaitu tingkat suku
bunga bank konvensional baik periode saat ini maupun periode sebelumnya
mampu memberikan pengaruh secara bersama-sama kepada penetapan
persentase bagi hasil di bank syariah.
3. Koefisien determinasi yang didapat menunjukkan hasil 0,759, hal ini
memberikan arti bahwa variabel independen tingkat suku bunga bank
konvensional periode saat ini dan periode sebelumnya mampu menjelaskan
variabel dependen (persentase bagi hasil bank syariah) sebesar 75,9%. Serta
sisanya yaitu 24,1% dijelaskan oleh variabel independen lain di luar model
yang ada.
4. Dari hasil pengujian empiris yang telah dilakukan, dapat ditarik suatu
kesimpulan umum bahwa bank syariah dalam menetapkan persentase bagi
12
hasilnya masih menjadikan tingkat suku bunga bank konvensional sebagai
salah satu acuan dalam penetapannya. Padahal seharusnya sebagai bank syariah
yang bebas dari sistem ribawi, bank syariah harus mampu melepaskan diri dari
ketergantungan terhadap sistem ribawi. Namun tidak dapat dipungkiri
bahwasanya sebagai suatu entitas yang belum lama masuk dalam industri
perbankan bila dibandingkan dengan bank konvensional ketergantungan
tersebut tidak dapat dihindarkan. Sebab masyarakat pun masih menjadikan
tingkat suku bunga bank konvensional sebagai acuan dalam mengambil
keputusan dalam menaruh dananya baik di bank konvensional maupun di bank
syariah.
Saran-saran yang dapat diajukan oleh penulis terkait hasil di atas, adalah:
1. Bank syariah secara berangsur-angsur harus mampu tidak menjadikan tingkat
suku bunga bank konvensional sebagai acuan dalam menetapkan persentase
bagi hasil yang ditawarkan kepada nasabah, dan harus melakukan suatu
pembelajaran publik kepada nasabah bahwa selain return yang ditawarkan oleh
bank syariah ada unsur keadilan serta keberkahan yang tidak dimiliki oleh bank
konvensional
2. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini hanyalah
menggunakan acuan tingkat suku bunga deposito bank konvensional tanpa
memperhitungkan faktor lain sebagai acuan dalam menetapkan persentase bagi
hasil di bank syariah seperti likuiditas perekonomian, kondisi makro ekonomi
negara dan industri keuangan global. Sehingga apabila ada yang hendak
melakukan penelitian lanjutan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
penetapan persentase bagi hasil di bank syariah harus memasukkan faktor-
faktor selain tingkat suku bunga bank konvensional dalam penelitiannya,
sehingga didapatkan suatu hasil yang lebih komprehensif tentang faktor yang
menjadi acuan dalam penetapan persentase bagi hasil di bank syariah.
Daftar Pustaka
Al-Quranul Karim
Antonio, M. Syafii. 2001. Bank Syariah: Teori dan Praktik. Gema Insani Press:
J akarta.
Arifin, Zainul. 1999. Bank Syariah: Lingkup, Peluang, Tantangan dan Prospek.
Alfabet: J akarta
Gujarati, Damodar dan Dawn C Potter. 2009. Basic Econometrics 5th
edition. McGraw Hill: New York
Karim, Adiwarman A. 2004. Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan. Rajawali
Press: J akarta
Kasmir, Manajemen Perbankan, J akarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2007, ed.1-7.
Kuncoro, Mudrajad. 2003. Metode Riset: Untuk Bisnis dan Ekonomi. Erlangga:
J akarta
Levin, Richard & David S Rubin. 1998. Statistics for Management. Prentice Hall:
New York
Manurung, J onni J et.al. 2005. Ekonometrika: Teori dan Aplikasi. Elex Media
Komputindo: J akarta
Muhammad. 2000. Sistem dan Prosedur Operasional Bank Islam. UII Press: J akarta
--------------. 2001. Teknik Perhitungan Bagi Hasil di Bank Syariah. UII Press:
Yogyakarta