Anda di halaman 1dari 10

KONVEKSI December 1, 2011 A. Instrumentasi a.

Constant Head Level Tank: Tabung gelas (6OD x 55/8tinggi) yang terpasang pada pelat kuningan atas dan bawah. Pada pelat bawah terhubung pipa-pipa water feed, weir over flow drain dan water inlet. Weir overflow drain dapat diatur secara vertikal pada range 3 3/16 yang diatur secara vertikal melalui packing gland yang terletak pada bagian tengah pipa. Penunujuk nol pada skala kalibrasi menunjukkan syarat minimum untuk memulai pengaliran air secara gravitasi melalui alat. b. Test chamber Steam chest berupa pipa gelas (5OD x 36 tinggi yang melingkupi kond ensor tembaga tipe L, 1/2 nominal (0,625OD x 0,04 tebal). Bagian pengujian terletak pada pipa kondensor tembaga, yang panjangnya 24, dikelilingi oleh silinder logam yang berfungsi untuk mengeliminasi panas radiasi antara dinding pipa gelas dan pipa tembaga. c. Condensate receiver Beaker glass yang terletak di atas penyangga kayu. Kondensat yang terbentuk pada dan bergerak ke bagian bawah pipa kondensor terkumpul pada dasar pipa kondensor dan mengalir ke dalam condensate receiver. d. Uap air / Steam Uap air diumpankan ke steam chest pada kecepatan konstan dengan mengatur (throttling) steam inlet valve, uap air dihasilkan dari Scott Phase Heat Boiler, Model 9058. Uap air yang masuk dari bagian bawah dikeluarkan ke dalam steam chest melalui pipa U dan potongan stainless steel. Packing material ini mendistribusikan uap yang naik dan bertindak sebagai demister dengan memindahkan kondensat dari uap yang masuk . Termometer dan penunjuk takanan terpasang pada pipa steam inlet. Stopcock vent (pipa pembebas tekanan) dan liquid seal terletak pada bagian atas steam chest. Hal ini memungkinkan steam chest untuk dioperasikan pada range dari tekanan atmosfer (stopcock vent terbuka) sampai sekitar 10 tekanan air. e. Thermocouple Termokopel pada bagian pengujian bertipe chromel-alumel dan diisolasi dengan glasswool. Dua buah masing-masing terpasang pada bagian water inlet dan water discharge dan dua buah lainnya disolder pada bagian luar atas dan bawah pipa tembaga. Keempat thermocouple ini dihubungkan ke selector switch. Dengan demikian seluruh temperatur bisa dimonitor dari alat mollivolt yang dihubungkan ke terminal output pada switch box. f. Perpipaan, valve, dan drain Secara detail, perpipaan, valve, dan drain ditunjukkan pada gambar 1. Pada pipa-pipa water inlet dan steam inlet terdapat metering valve untuk mengontrol aliran-aliran fluida tersebut. Seluruh pipa-pipa mempunyai hubungan dengan drain pada lokasi-lokasi yang memudahkan operasi. Di samping itu, pipa-pipa water feed dan water discharge mempunyai drain yang saam untuk memudahkan recycle air ke pipa water feed. Dasar dari steam chest juga mempunyai condensate drain. Safety Dalam mengoperasikan alat-alat Scott, segi keamanan yang harus diperhatikan : 1) Tidak diperbolehkan bekerja sendiri dalam menangani alat. 2) Hubungkan steam inlet dan water inlet ke utilitas bertekanan rendah. Alat Scott telah diuji secara hidrostatik pada 60 psig dan 300oF, dan tekanan kerja yang diperbolehkan tidak boleh melebihi 35 psig baik pada uap air maupun air.
LAPORAN PRAKTIKUM UOP-1 1

KONVEKSI December 1, 2011 3) Sebelum mengoperasikan alat, kenalilah alat dulu : telusuri seluruh pipa-pipa, ujilah seluruh valve-valve, tetapkan drain valve dalam keadaan terbuka dan proses input valve dalam keadaan tertutup. 4) Ketika pertama mengeluarkan uap air ke sistem, bukalah metering valve hati-hati dan periksalah apakah terdapat kebocoran. 5) Pastikan bahwa steam chest terventilasi (stopcock vent terbuka) dan periksalah seal pot untuk meyakinkan bahwa bagian itu tidak buntu sebelum menutup stopcock vent setelah uap air terdapat di dalam steam chest. 6) Steam dalam pipa mengalir dengan cepat sekali dan memanasi pipa dengan cepat pula sehingga ketika mengatur aliran uap air sebaiknya meletakkan kain di atas valve wheel sebelum tangan menyentuhnya.

LAPORAN PRAKTIKUM UOP-1

KONVEKSI December 1, 2011 B. Prosedur Percobaan 1) Kalibrasi Sistem Pengumpanan Air Mengatur bukaan keran air secara penuh. Membuka penuh bukaan W-1 untuk mengetahui volume air yang keluar melalui saluran selama selang waktu tertentu. Mengulangi langkah sebelumnya untuk bukaan W-1 setengah dan seperempat. Mendapatkan nilai laju alir yang akan dipakai pada percobaan selanjutnya. 2) Percobaan Konveksi Bebas Membuka katup W-1 sebanyak seperempat bukaan agar feed tank terpenuhi air dan level ketinggiannya di atas weir. Mengatur posisi weir setting pada level seperempat. Mengalirkan steam dengan membuka aliran V-1. Mengatur bukaan W-2 hingga aliran air tepat akan keluar dari saluran konveksi. Menjalankan proses konveksi bebas selama 3 menit (waktu dihitung tepat setelah membuka aliran steam). Setelah 3 menit, hitung volume dan temperatur kondensat, temperatur keluaran, serta tekanan pada pressure gauge. Ulangi langkah ini sebanyak 3 kali. Mengulang rangkaian prosedur di atas untuk posisi weir setting setengah dan satu. 3) Percobaan Konveksi Paksa Menutup keran W-2. Mengatur posisi weir setting pada level nol. Membuka valve W-1 pada bukaan seperempat. Membuka aliran steam V-1. Menjalankan proses selama 3 menit (waktu dihitung tepat setelah membuka aliran steam). Setelah 3 menit, hitung volume dan temperatur kondensat, temperatur keluaran, serta tekanan pada pressure gauge. Ulangi langkah ini sebanyak 3 kali. Mengulang rangkaian prosedur di atas untuk posisi W-1 setengah dan 1. BAB III DATA PENGAMATAN DAN PENGOLAHAN DATA A. Percobaan Kalibrasi Sistem Pengumpanan Air
DATA 1 2 3 BUKAAN V (mL) 330 590 980 t (s) 5 10 15 BUKAAN V (mL) 520 1000 1520 t (s) 5 10 15 BUKAAN 1 V (mL) 650 1290 1850 t (s) 5 10 15

Kita dapat membuat kurva kalibrasi konveksi dari data yang tercantum pada tabel di atas. Kurva kalibrasi ini menggambarkan laju alir (Q) air yang mengalir dari sistem sebagai fungsi bukaan valve. Bukaan Valve ( x ) Q [ ml/s] 63,44
LAPORAN PRAKTIKUM UOP-1 3

KONVEKSI December 1, 2011 1 101,77 127,44

Kurva Kalibrasi Sistem Pengumpanan Air pada percobaan konveksi ini yaitu: B. Percobaan Konveksi Bebas
h Weir Bukaan 0,25 0 in 0,5 1 0,25 0,25 in 0,5 1 0,25 0,5 in 0,5 1 TCORONG (oC) 43 40 32 44 40 32 47 41 36 TSELANG (oC) 41 42 31 40 37 32 42 39 34 TKONDENSAT (oC) 50 60 50 47 51 46,5 55 54 54 TSTEAM (oC) 84 84 84 84 84 84 84 84 84 TINLET (oC) 25 25 25 25 25 25 25 25 25 Vkondensat (mL) 29 37 19 30 29 20 25 20 30

Keterangan: T1 = TINLET T2 = TSTEAM T3 = TSELANG T4 = TKONDESAT T5 = TCORONG

= Suhu Air Masuk (250C) = Suhu Steam Masuk (840C) = Suhu Air Keluar = Suhu Steam Keluar = Suhu Air Keluar Pipa

Pengolahan Data Konveksi Bebas (h weir=0 in, bukaan 0,25) 1. Nilai Q berdasarkan perhitungan pada kalibrasi untuk bukaan 0,25 adalah: 2. Perhitungan Tf

3.

Perhitungan Tw

4.

Perhitungan Tbulk

5.

6.

Nilai pada Tbulk Densitas dari air pada Tbulk, dapat dicari pada Tabel A-9 Buku Perpindahan Kalor karangan J.P. Holman, halaman 593. . Dari table tersebut, didapatkan nilai pada Tbulk sebesar Perhitungan

7. 8.

Perhitungan Nilai pada Tbulk


LAPORAN PRAKTIKUM UOP-1 4

KONVEKSI December 1, 2011 Mencari nilai viskositas pada Tbulk melalui cara yang sama dengan cara mencari nilai pada Tbulk. Dari table tersebut, didapatkan nilai pada Tbulk sebesar . 9. Nilai pada Tbulk Data dari Tabel A-9 Buku Perpindahan Kalor karangan J.P. Holman, didapatkan nilai pada Tbulk sebesar . 10. Nilai pada Tbulk Data dari Tabel A-9 Buku Perpindahan Kalor karangan J.P. Holman, didapatkan nilai pada Tbulk sebesar 11. Perhitungan Bilangan Reynolds

( (

)( )(

) )

( ) 12. Perhitungan Bilangan Prandtl ( )( (

13. Perhitungan koefisien perpindahan kalor konveksi, )( ( ) ( ( )( ( ) 14. Perhitungan Bilangan Grasshoff

)( )(

) )

) ( (

)(

)(

)( )

15. Perhitungan Bilangan Nusselt ( 16. Korelasi Data Ekperimental [


( ( )( )( )

((

(
) *

))
(

)]
((

)
) ))+

)(

)(

17. Kesalahan Literatur

LAPORAN PRAKTIKUM UOP-1

KONVEKSI December 1, 2011 PERHITUNGAN KONVEKSI BEBAS UNTUK TIAP VARIASI BUKAAN DAN WEIR Berdasarkan hasil perhitungan, didapatkan:
Bukaan 0,25 h Weir 0 0,25 0,5 0 0,25 0,5 0 0,25 0,5 Nilai h 4,4032365 4,2544442 4,4171036 6,6239865 4,9360194 5,6789399 2,8939866 3,5837244 4,2837082

0,5

C. Percobaan Konveksi Paksa BUKAAN 0.25 TCORONG (oC) 46 37 32 47 36,5 32 46 36 32 38,278 TSELANG (oC) 46 37 32 47 36 32 46 37 33 38,444 TKONDENSAT (oC) 52,5 56 47 52 57 48 53 56 47 52,056 TSTEAM (oC) 89 89 89 89 89 89 89 89 89 89 TINLET (oC) 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 Vkondensat (mL) 25 34 10 25 35 12 26 34 10 23,444

0.5

Average Keterangan: TCORONG = Suhu air keluar pipa TSELANG = Suhu air keluar selang TKONDENSAT = Suhu uap (steam) keluar TSTEAM = Suhu steam masuk TINLET = Suhu air masuk Pengolahan Data Konveksi Paksa Pengolahan data yang dilakukan dalam konveksi paksa ini adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. Tf = Tw = Tbulk = = Tw Tf

LAPORAN PRAKTIKUM UOP-1

KONVEKSI December 1, 2011 6. 7. 8. 9. Penentuan nilai pada variasi suhu sesuai data percobaan ditentukan dengan menggunakan Tabel A.9 (J.P Holman), dimana dicari nilai saat Tbulk. Penentuan nilai (viskositas) pada variasi suhu sesuai data percobaan ditentukan dengan menggunakan Tabel A.9 (J.P Holman), dimana dicari nilai saat Tbulk. Penentuan nilai k pada variasi suhu sesuai data percobaan ditentukan dengan menggunakan Tabel A.9 (J.P Holman), dimana dicari nilai k saat Tbulk. Penentuan nilai Cp pada variasi suhu sesuai data percobaan ditentukan dengan menggunakan Tabel A.9 (J.P Holman), dimana dicari nilai Cp saat Tbulk.

10. Re = 11. Pr = 12. h =


( ( ) )

13. Gr = 15. Nu =

, dengan

16. Korelasi Data Percobaan Perhitungan Nu berdasarkan referensi buku Holman. PERHITUNGAN UNTUK TIAP VARIASI BUKAAN
Bukaan log Re x1 4,009559 0,25 JUMLAH 4,000483 3,976577 11,98662 log Re x1 4,216230 0,5 4,205740 4,183286 log Pr x2 0,52953 0,539589 0,566283 1,635403 log Pr x2 0,528 0,540 0,565 1,63219 log Pr x2 0,528 0,540 0,565 1,63219 log Nu Y -0,895040 -1,208303 -1,418945 -3,52229 log Nu Y -0,6603425 -1,0511761 -1,2193207 -2,93084 log Nu Y -0,59527 -0,905360 -1,052647 -2,55328 x1y -3,588717 -4,833797 -5,642546 -14,0651 x2y -0,473950 -0,651987 -0,803525 -1,92946 x1
2

x2

x1x2 2,1232 2,1586 2,2519 6,53367

16,076565 16,003869 15,813167 47,8936

0,2804 0,2912 0,3207 0,892236

Bukaan

x1y -2,78415 -4,420973 -5,100767 -12,3059

x2y -0,348637 -0,567203 -0,688469 -1,60431

x12 17,7765 9 17,6882 5 17,4998 8 52,9647

x22 0,278746 0,291156 0,318811 0,888714

x1*x2 2,2260 2,2694 2,3620 6,85742

JUMLAH

12,60526 log Re x1 4,31391 6 4,30342 6 4,28097 12,8983

Bukaan

x1y -2,567941 -3,896153 -4,506354 -10,9704

x2y -0,314280 -0,488523 -0,594360 -1,39716

x12 18,60987 18,51947 18,32672 55,45607

x22 0,278746 0,291156 0,318812 0,888714

x1x2 2,2776 2,3221 2,4172 7,01686

JUMLAH

LAPORAN PRAKTIKUM UOP-1

KONVEKSI December 1, 2011 BAB IV ANALISIS A. Analisis Percobaan 1) Kalibrasi Sistem Pengumpanan Air Sebelum percobaan konveksi baik konveksi bebas maupun paksa dimulai, perlu diadakan suatu kalibrasi sistem konveksi yang digunakan. Kalibrasi ini bertujuan sebagai metode mengetahui apakah sistem konveksi sudah dapat digunakan secara steady-state. Percobaan kalibrasi ini dilakukan dengan mengukur debit keluaran air dari sistem untuk 3 bukaan valve pengumpan air. Debit/flowrate yang berdimensi volume/satuan waktu secara manual dapat ditentukan dengan menghitung volume air di beberapa interval waktu di tiap jenis bukaan. Pada percobaan ini, variasi bukaan valve pengumpan air yaitu putaran, putaran, dan 1 putaran (penuh). Interval waktu yang kami ambil yaitu 5 sekon di tiga titik waktu, yaitu 5 sekon,10 sekon, dan 15 sekon. Interval waktu ini kami pilih karena beberapa faktor yaitu keefisienan waktu, air dan energi serta volume wadah penampung yang tidak mencukupi menampung keluaran air 1 putaran penuh lebih dari 15 detik. 2) Konveksi Bebas Percobaan konveksi bebas ini bertujuan untuk mengumpulkan dan menganalisa data perpindahan kalor konveksi bebas. Pada percobaan ini, langkah pertama yang dilakukan adalah membuka W1 sehingga aliran air dari keran dapat masuk dan memenuhi feed tank dan ketinggiannya di atas ketinggian weir. Setelah keadaan ini tercapai, yang kemudian dilakukan adalah mengalirkan steam dengan membuka valve V1. Selanjutnya, kami mengatur bukaan pada W2 dengan 3 variasi ketinggian weir, dimana pada setiap variasi air pada pipa yang menuju ke corong diatur agar tepat akan keluar. W2 diatur agar air tepat akan keluar karena air yang mengalir pada pipa 3 diperkirakan sama ketinggiannya dengan air pada feedtank pada setiap ketinggian weir yang telah ditetapkan sehingga terjadilah kondisi steady. Indikator lain dari keadaan steady adalah air bertambah panas sehingga tekanan pada pipa keluaran chamber bertambah (suhu berbanding lurus dengan tekanan) hingga tekanannya sama dengan tekanan feed tank. Karena tekanan di pipa keluaran chamber test sama dengan tekanan feed tank, maka air tidak bisa keluar karena dorongan dari pipa keluaran chamber test sama dengan dorongan dari feed tank. Air yang masuk melalui pipa 3 ke chamber test akan masuk ke bagian tube dimana suhu air masuk dicatat sebagai TINLET dan selanjutnya suhu ini diasumsikan tetap sepanjang percobaan sehingga pengukuran TINLET cukup dilakukan pada awal percobaan saja. Sedangkan steam yang masuk ke chamber test akan masuk ke bagian shell dimana suhu steam pada awal masuk dicatat dengan termometer yang ditempatkan pada pipa sebagai TSTEAM. Peristiwa konveksi bebas akan terjadi di dalam chamber test, dimana air dibuat tidak mengalir agar konveksi dapat terjadi secara alamiah bukan karena adanya
LAPORAN PRAKTIKUM UOP-1 8

KONVEKSI December 1, 2011 aliran fluida yang disengaja dibuat. Di dalam chamber test akan terjadi proses pertukaran kalor antara steam pada shell dan air pada tube. Kalor akan dipindahkan dari steam ke air (dari yang suhunya lebih tinggi ke yang suhunya lebih rendah). Kalor akan pindah dari steam ke air melalui pergerakan fulida yaitu steam dan air. Walaupun air dalam percobaan ini dibuat tidak mengalir, tetapi sebenarnya masih terdapat pergerakan pada molekul-molekul air yang terjadi secara mikroskopis. Pergerakan terjadi akibat proses pemanasan air oleh steam sehingga terjadi perubahan suhu yang mengakibatkan terjadinya perubahan densitas. Kenaikan suhu mengakibatkan penurunan densitas. Adanya perbedaan densitas di setiap titik menyebabkan pergerakan air secara mikroskopis ke atas, pergerakan ini terjadi karena adanya gaya apung yang timbul bila densitas fluida di dekat permukaan perpindahan kalor berkurang akibat pemanasan. Gaya apung tidak bisa terjadi jika fluida tidak mengalami gaya luar. Dalam hal ini gaya luar tersebut adalah gaya gravitasi yang dialami fluida. Pada peristiwa konveksi bebas ini, terjadi pemanasan air oleh steam yang menyebabkan meningkatnya suhu air yang keluar. Suhu air keluar diukur oleh termometer sebagai TSELANG. Steam yang telah memberikan kalornya kepada air akan terkondensasi dan keluar sebagai kondensat dengan fasa liquid. Volume kondensat yang keluar ditampung sampai batas waktu yang telah ditentukan. Selain iu, juga dilakukan pengukuran suhu kondensat, TKONDESAT. 3) Konveksi Paksa Pada percobaan konveksi paksa bertujuan untuk mengumpulkan dan menganalisa data perpindahan kalor konveksi paksa. Pada percobaan ini, weir valve W2 dalam keadaan tertutup. Penutupan W2 akan membuat air mengalir ke chamber test. Aliran menuju chamber inilah yang berbeda dengan konveksi bebas. Lalu, dilakukan variasi terhadap bukaan valve W1 , , dan 1. Setelah itu dilakukan pengaliran steam. Bukaan valve W1 akan mempengaruhi laju alir, Volume kondensat, maupun bilangan reynoldnya. Semakin besar bukaan valve, maka bilangan reynoldnya pun akan semakin besar, dikarenakan laju alir fluida yang semakin tinggi. Peristiwa konveksi paksa terjadi dikarenakan adanya aliran air yang menuju chamber test yang masuk kedalam tube, sehingga kalor yang dilepaskan oleh steam otomatis diterima oleh air pada chamber test tersebut. Konveksi paksa terjadi disebabkan karena adanya gerakan fluida lain yang mempercepat proses perpindahan kalor. B. Analisis Alat Alat yang digunakan dalam percobaan ini mempunyai bentuk mirip Heat Exchanger. Aliran air dar keran akan masuk dan mengalir ke dalam tube. Hal tersebut akan mengalami pelakuan panas secara konveksi oleh steam. Steam yang mengalir dalam shell berasal dari steam reformer dan dialirkan melalui pipa kecil yang melengkung. Pipa kecil yang melengkung ini mempunyai lubang sehingga steam dapat mengalir keluar sepanjang shell. Steam yang keluar ini akan dibenturkan dengan logam-logam (koil)
LAPORAN PRAKTIKUM UOP-1 9

KONVEKSI December 1, 2011 yang berfungsi untuk media perpindahan panas kepada air yang mengalir dalam tube (untuk lebih jelasnya lihat gambar alat) Selain itu alat ini dilengkapi dengan selubung jarring untuk menangkap kondensat yang terbentuk karena steam mengalami kondensasi menjadi air karena energi panasnya sudah ditransfer ke air. Kondensat yang terbentuk dialirkan melalui condensat receiver . Adanya selubung jarring diharapkan perpindahan kalor hanya terjadi dengan konveksi saja dan mengabaikan perpindahan kalor secara radiasi dari tabung kaca ke lingkungan. Bagian atas test chamber dipasang penahan agar steam yang terkondensasi dibagian atas yang tidak diinginkan tidak turun ke bawah dan ikut masuk ke condensat receiver. Air yang masuk ke dalam alat akan ditampung terlebih dahulu ke dalam feed tank. Air masuk melalui valve W1. Namun untuk keluar terdapat 2 jalur yaitu valve W2 dan W3. pipa dimana terdapat valve W2 dapat diubah-ubah ketinggiannya sesuai dengan yang diinginkan atau disebut dengan istilah WEIR.

LAPORAN PRAKTIKUM UOP-1

10

Anda mungkin juga menyukai