Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga
Definisi TPST
TPST atau Material Recovery Facility (MRF) didefinisikan sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pemisahan dan pengolahan sampah secara terpusat.
12/09/2013
12/09/2013
Fungsi TPST
Fungsi TPST adalah sebagai tempat berlangsungnya: pemisahan, pencucian/pembersihan, pengemasan, dan pengiriman produk daur ulang sampah.
12/09/2013
RANCANGAN TPST
12/09/2013
Rancangan TPST
TPST sebagai tempat daur ulang sampah, memerlukan fasilitas berdasarkan komponen sampah yang masuk dan yang akan dikelola. Fasilitas TPST:
Fasilitas pre processing Fasilitas pemilahan Fasilitas pengolahan sampah secara fisik, Fasilitas pengolahan yang lain seperti komposting, ataupun RDF.
12/09/2013
Fasilitas TPST
12/09/2013
Fasilitas TPST
Fasilitas Pemilahan
Fasilitas pemilahan, bisa secara manual maupun mekanis:
Secara manual akan membutuhkan area dan tenaga kerja untuk melakukan pemilahan dengan cepat, Secara mekanis akan mempermudah proses pemilahan dan menghemat waktu.
12/09/2013
Fasilitas TPST
12/09/2013
Contoh
Model Pengolahan Sampah di TPST
12/09/2013
Fungsi TPST
Faktor yang menentukan fungsi dari TPST adalah : 1. Peranan TPST dalam pengelolaan sampah. 2. Jenis komponen yang diolah. 3. Bentuk sampah yang diserahkan ke TPST. 4. Pengemasan dan penyimpanan produk.
12/09/2013
Contoh
Bahan, Operasi, serta Kebutuhan Peralatan dalam TPST
12/09/2013
12/09/2013
Secara Fisik
a. Proses pencacahan.
Proses ini ditujukan untuk memperkecil ukuran partikel sampah dan memperluas bidang permukaan sentuh sampah. Proses pencacahan dapat mereduksi volume hingga mencapai 3 kali lipat atau densitas sampah akan meningkat 3 kali lipat melalui proses ini.
12/09/2013
12/09/2013
Secara Biologi
Proses ini banyak dipilih karena dianggap lebih berwawasan lingkungan dan menimbulkan dampak lingkungan yang relatif lebih kecil. Sebagai suatu proses yang memanfaatkan mikroorganisme/ bioproses, maka proses ini bercirikan kepada sistem kontrol yang lebih rumit dan waktu detensi yang panjang. Proses pengolahan secara biologis terdiri dari:
Proses anaerobik. Proses aerobik
12/09/2013
Proses aerobik.
Merupakan proses oksidasi parsial untuk mereduksi volume dan daya cemar sampah dengan bantuan mikroorganisme aerobik dalam kondisi keberadaan oksigen (udara). Proses oksidasi parsial ini memiliki nilai oksidasi yang lebih tinggi ketimbang proses anaerobik, meskipun masih akan dihasilkan kompos padat dan kompos cair (tanpa produksi gas bio).
12/09/2013
Secara Kimia
Proses pengolahan ini bertujuan untuk mereduksi volume sampah dan daya cemar sampah, dengan tingkat oksidasi yang lebih tinggi ketimbang proses fisika dan proses biologi. Umumnya dilakukan dengan eskalasi temperatur, sehingga kandungan air pada sampah akan berkurang (menguap) dan akhirnya mengalami proses pembakaran. Pengolahan secara termal terdiri dari:
Proses pengeringan. Proses pirolisis. Proses gasifikasi. Proses insinerasi. Proses plasma gasifikasi.
12/09/2013
Proses pirolisis.
Proses ini ditujukan untuk mereduksi volume (hingga mencapai 30 % volume sebagai residu padat akhir) dan daya cemar sampah melalui penguapan air dan senyawa volatil yang terkandung dalam sampah, tanpa kehadiran oksigen sebagai oksidator.
12/09/2013
Proses insinerasi.
Proses ini ditujukan untuk mereduksi volume (hingga mencapai 10 % volume sebagai residu padat akhir) dan daya cemar sampah melalui penguapan air dan senyawa volatil yang terkandung dalam sampah, dengan kehadiran oksigen berlebih (superstoikiometrik) sebagai oksidator.
12/09/2013
12/09/2013
Perbandingan Biaya Investasi & Biaya Pengoperasian, Pemeliharaan, Perawatan dari Berbagai Proses Pengolahan Sampah
12/09/2013
Emisi ke lingkungan TPST yang akan dioperasikan harus melihat kemampuan lingkungan dalam menerima dampak yang ditimbulkan dari adanya fasilitas TPST, misalnya :
kebisingan, bau, pencemaran udara, estetika yang buruk dan lain-lain.
12/09/2013
PERANCANGAN TPST
12/09/2013
12/09/2013
12/09/2013
Luas TPST
Beberapa parameter yang harus dipertimbangkan dalam menentukan luas TPST, antara lain adalah : Kapasitas Pengolahan,
dihitung berdasarkan kebutuhan luas lahan yang diperlukan untuk sorting dan kebutuhan luas penimbunan setiap 1 m3 bahan terpilah dengan memperhitungkan maksimum waktu penyimpanan
Ruang Pengkomposan
Sampah organik yang diterima depo daur ulang sampah kemudian mengalami proses pemilahan oleh petugas sebelum di komposkan, dicacah kemudian ditumpuk untuk proses pengomposan. Luasan untuk pengkomposan tergantung pada metode pengkomposan yang digunakan, apakah dengan proses aerobik atau proses anaerobik/fakultatif.
12/09/2013
12/09/2013
Rancangan TPST
Fasilitas daur ulang sampah direncanakan pada lokasi depo yang memiliki luas < 400 m2, sedangkan depo dengan luas > 400 m2 digunakan untuk fasilitas komposting. Pemilihan lokasi juga memperhatikan jumlah depo masing-masing kelurahan. TPS (Tempat Pembuangan Sementara) dibagi menjadi 3 bagian utama yaitu: tempat kontainer, tempat pemilahan dan tempat penyimpanan. Kontainer hanya digunakan untuk pengumpulan residu yang akan dibuang ke TPA. Satu TPS dirancang hanya membutuhkan satu kontainer. Kapasitas pengolahan dihitung berdasarkan kebutuhan lahan yang diperlukan untuk sorting (pemilahan) dan penimbunan tiap 1 m3 sampah.
12/09/2013
12/09/2013
12/09/2013
Luas area = luas tempat sorting (pemilahan) + luas jarak antara = 3.4 + 9.18 = 12.58 m2.
12/09/2013
Dari neraca massa di atas, dihitung luas lahan yang diperlukan untuk tiap komponen terpilah.
12/09/2013
12/09/2013
Bangunan Pelengkap
Untuk: Penyimpanan material daur ulang yang telah terpilah disediakan gudang penyimpanan dengan ukuran 3 meter x 3 meter. Rumah jaga untuk petugas pengoperasian TPST dengan ukuran 4 meter x 6 meter.
12/09/2013
Pengomposan
Sampah organik yang diterima oleh Depo Daur Ulang Sampah kemudian mengalami proses pemilahan oleh petugas sebelum dikomposkan. Sampah yang mudah dikomposkan, dicacah, kemudian ditumpuk untuk proses pengomposan. Ada beberapa alternatif pengomposan yang dapat dilakukan, yaitu :
Proses Aerobik Proses Anaerobik/Fakultatif
12/09/2013
Pengomposan
Proses Aerobik
Sampah ditumpuk di atas para-para. Sampah perlu dibalik pada perioda waktu tertentu, untuk memastikan pemberian oksigen pada sampah cukup merata. Lama pengomposan sampah dengan cara ini 60 hari. Untuk mempercepat waktu pengomposan, mengingat keterbatasan lahan, maka pemberian oksigen dapat dilakukan dengan cara memberi oksigen ke dalam tumpukan sampah. Tetapi sebagai konsekwensinya, perlu energi tambahan untuk proses pemberian (suplay) oksigen. Sampah dimasukkan ke dalam tong berlubang yang dapat diputar. Kapasitas tong tidak lebih dari 1 m3, karena jika terlalu besar, sampah tidak dapat tercampur pada saat diputar.
12/09/2013
Pengomposan
Proses Anaerobik/Fakultatif
Sampah yang telah dicacah dimasukkan ke dalam bak sampah tertutup. Sampah dicampur dengan biofermentor. Lindi yang diperoleh dari hasil pengomposan juga sudah mengandung mikroba, sehingga dapat dimanfaatkan kembali pada proses pengomposan selanjutnya. Jika lama pengomposan yang diperlukan 30 hari, maka diperlukan 30 unit bak dengan volume bak sampah sesuai dengan kapasitas pengolahan setiap hari. Atau bak dapat dirancang untuk menerima sampah selama 5 hari, maka jumlah bak sampah yang diperlukan menjadi 6 unit. Penggunaan cara ini, dapat mengurangi kebutuhan luas lahan, karena bak dapat dibangun ke atas.
12/09/2013
Daftar Modul
Modul A: PENGANTAR Modul B : PERENCANAAN UMUM Modul C : PENGUMPULAN SAMPAH, TPS & TPS-3R Modul D : PENGOPERASIAN, PENUTUPAN, REHAB TPA Modul E : PENGOLAHAN & PEMROSESAN AKHIR SAMPAH
: TPS 3R Berbasis Masyarakat : Stasiun Peralihan Antara (SPA) : Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) : Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)
Nawasis.Com
Sumber :
Permen PU No. 03/PRT/M/2013)
Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sejenis Sampah Rumah Tangga
Nawasis.Com
Nawasis.Com
Water Inspiration
Nawasis.Com
Sanitasi.Net
Spirit of Water
Nawasis.Com