= 0,842),
digunakan rumus penghitungan sampel untuk rumus uji hipotesis dua
mean.
Rumus seperti yang tertulis dibawah ini :
Keterangan:
n : besar sampel
o : variansi angka yang menunjukkan penyimpangan
Z
: tingkat kemaknaan
Z
: power
: nilai rata-rata penurunan skor BDI populasi standar (dari pustaka)
S
: simpangan baku populasi standar (dari pustaka)
Dari hasil penghitungan besar sampel didapatkan total besar sampel
adalah 50 orang, sehingga masing masing kelompok terdiri dari 25 orang.
2
;
) (
] [ 2
2
2
2
1
2
2
2 1
2 2
s s
Z Z
n
+
=
+
= o
o
| o
40
Untuk estimasi kasus drop out maka jumlah sampel masing-masing kelompok
menjadi 28 orang.
D. SUBYEK PENELITIAN
1. Kriteria Inklusi :
Diabetisi tipe 2 yang kontrol di puskesmas dengan: (1) jenis
kelamin wanita yang terdiagnosis diabetes melitus tipe 2 sesuai dengan
kriteria PERKENI 2006; (2) berusia lebih dari 20 tahun; (3) ditemukan
gejala depresi dengan skor BDI lebih dari 10; (4) mengikuti terapi self help
group minimal sebanyak 3 kali pertemuan; (5) tidak menerima pengobatan
untuk gangguan psikiatri; (6) bersedia ikut dalam penelitian dengan
menandatangani informed consent; (7) pasien bukan perokok aktif dan
pecandu alkohol.
2. Kriteria Eksklusi :
(1) Pasien dalam kondisi hamil; (2) pasien mengalami komplikasi
berat yang berhubungan dengan diabetesnya.
41
E. PROTOKOL PENELITIAN
Populasi Diabetisi di Wilayah Puskesmas
Populasi Terjangkau
Pasien Wanita Diabetisi Tipe II yang
Kontrol di Puskesmas
Wanita Diabetisi Tipe II
dengan Komorbid
Depresi
Wanita Diabetisi Tipe II
Tanpa Komorbid
Depresi
Penilaian Skor Depresi
BDI
(Pretest)
Terapi Self Help Group
Tanpa Terapi Self Help
Group (kontrol)
Gambar 2. Skema Protokol Penelitian
Pengukuran Kadar
Glukosa Darah (Pretest)
Pengukuran Kembali Kadar Glukosa Darah
(Post test)
42
1. Pasien yang menjadi subyek penelitian adalah diabetisi tipe 2 berjenis
kelamin wanita yang kontrol di pusat kesehatan masyarakat. Pasien
kemudian dilakukan deteksi gejala depresi dengan menggunakan
instrumen Beck Depression Inventory (BDI). Pasien kemudian dinilai hasil
skor depresinya.
2. Subyek penelitian yang masuk kriteria inklusi kemudian mengisi lembar
informed consent, kemudian dilakukan pembagian kelompok perlakuan
dan kontrol.
3. Seluruh subyek pada kedua kelompok sampel dilakukan pengukuran
kadar glukosa darah (pretest).
4.Kelompok perlakuan akan mendapat terapi self help group yang
dilaksanakan selama 4 kali pertemuan, sedangkan kelompok kontrol tidak
mendapat terapi self help group.
5.Dilakukan pengambilan data awal berupa data identitas pasien, data
demografik, mengacu pada kuesioner yang telah dipersiapkan sebelumnya.
6. Untuk meningkatkan kepatuhan pasien dalam mengikuti kegiatan self
help group subyek diminta untuk mengisi lembar jadwal kegiatan self help
group yang sudah dibuat dan disepakati bersama serta dilakukan cek
pertelepon atau kunjungan rumah secara acak.
7. Setelah kegiatan self help group selesai dilakukan dalam 4 kali pertemuan
pada kelompok yang mendapatkan terapi, dilakukan penilaian post test
43
dengan mengukur kembali kadar glukosa darah pada kelompok tersebut
serta dilakukan juga pada kelompok kontrol.
F. ALAT DAN BAHAN PENELITIAN
Alat dan bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Kuesioner BDI
2. Informed consent
3. Ruangan (puskesmas)
4. Meja dan kursi
5. Lembar identitas diri
6. Lembar observasi
7. Alat tulis
8. Darah vena/kapiler
9. Spuit injeksi
10. Tourniquet
11. Kapas
12. Alkohol
13. Tabung dengan EDTA
G. VARIABEL DAN DEFINISI OPERASIONAL
1. Jenis Variabel
a. Variabel Bebas (I ndependent) : self help group
b. Variabel Tergantung (Dependent) : kadar glukosa darah
44
c. Variabel Antara :
d. Variabel Perancu :
2. Definisi Operasional :
a. Self Help Group (SHG): kelompok swabantu terdiri atas orang-
orang yang memiliki problematika yang sejenis lalu berkumpul
bersama untuk saling berbagi pengalaman mengenai masalah
mental, emosional, dan psikis masing-masing. Kebanyakan self
help group bersifat sukarela, asosiasi non-profit yang terbuka untuk
siapapun dengan keperluan atau minat yang sejenis.
b. Diabetisi tipe II: penderita wanita dewasa yang telah terdiagnosis
menderita diabetes melitus tipe 2 menurut kriteria PERKENI 2006
yaitu dengan pemeriksaan darah vena atau pasien yang telah
mendapatkan pengobatan rutin obat diabetes golongan sulfonilurea
yang diberikan dokter yang kemudian dilakukan pemeriksaan gula
darah kapiler.
e. Depresi : Skor yang menunjukkan tingkatan depresi yang dinilai
dengan menggunakan instrumen Beck Depression Inventory.
Instrumen ini terdiri dari 21 pertanyaan yang diberi skala 0-3,
dengan nilai maksimal adalah 63 dan minimal adalah 0. Penilaian
skala pengukuran BDI 0-9 : normal; 10-18 : depresi ringan; 19-29 :
depresi sedang; >30 : depresi berat. Variabel ini berupa skala
kategorikal (ordinal).
45
f. Pusat kesehatan kasyarakat : unit pelaksanaan teknis dinas
kesehatan kabupaten atau kota yang bertanggung jawab terhadap
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya, sebagai penggerak
pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan
keluarga dan masyarakat, serta sebagai pusat pelayanan kesehatan
strata pertama.
g.Kasus drop out : subyek penelitian yang mengikuti kegiatan SHG
kurang dari 3 kali pertemuan dari jumlah total 4 kali pertemuan
yang dijadwalkan.
h.Kadar glukosa darah : pengukuran kadar glukosa plasma
menggunakan darah vena setelah pasien berpuasa sedikitnya
selama 8-10 jam. Pengukuran dilakukan di laboratorium.
H. ANALISIS DATA
Untuk mengukur perubahan pada kadar glukosa darah setelah
dilakukan terapi self help group digunakan Paired Sample T-Test untuk data
yang terdistribusi normal atau Wilcoxon Signed Rank Test apabila data tidak
terdistribusi normal. Perbedaan dianggap bermakna bila p<0.05 dengan
interval kepercayaan 95%.
I. UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
Penelitian ini menggunakan kuesioner BDI (Beck Depression
Inventory) untuk skrining depresi yang telah divalidasi oleh penelitian
46
sebelumnya dan sudah diakui reliabilitasnya karena sudah digunakan berulang
kali.
J. PERTIMBANGAN ETIKA DAN IJIN PENELITIAN
Penelitian ini mengajukan persetujuan kepada komisi etika penelitian
biomedis pada manusia Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta, ijin pemerintah daerah Yogyakarta, ijin Dinas
Kesehatan Yogyakarta, ijin Pusat Kesehatan Masyarakat Bantul, dan
persetujuan pasien.
K. RENCANA KEGIATAN
Tabel 6. Rencana Pelaksanaan Kegiatan
No Kegiatan
Bulan
Mei
2011
Juni
2011
Juli
2011
Agustus
2011
September
2011
Oktober
2011
November
2011
1 Seminar
proposal KTI
2 Pengumpulan
sampel
3 Skrining
depresi pada
sampel
4 Pembagian
kelompok
terapi dan
kontrol
5 Pengukuran
kadar glukosa
6 Pelaksanaan
terapi self help
group
7 Pengukuran
kadar glukosa
8 Menganalisa
data hasil
penelitian
9 Penyelesaian
proposal KTI
47
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
1. Analisis Data Dasar
Peneliti melakukan survey terhadap 56 orang pasien diabetes
wanita yang kontrol di Puskesmas Sedayu I sebagai kelompok intervensi
dengan menggunakan instrument penelitian. Dari hasil survey didapatkan
data 31 orang yang masuk kriteria inklusi. Subjek kemudian dibagi
menjadi 4 kelompok berdasarkan kedekatan tempat tinggal untuk
memudahkan intervensi. Survey yang sama dilakukan pada 46 orang
pasien diabetes wanita yang kontrol di Puskesmas Kasihan II. Tiga puluh
empat orang masuk kedalam kriteria inklusi dan diambil sebagai subjek
penelitian kelompok kontrol.
Sebelum dilakukan intervensi, subjek pada kedua kelompok
diberikan pretest berupa pemeriksaan kadar glukosa darah puasa.
Kemudian kelompok intervensi diberikan terapi Self Help Group selama 4
kali pertemuan dengan lama 1 bulan mulai bulan November sampai
dengan Desember 2011. Kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan
dengan durasi yang sama dengan kelompok intervensi. Setelah itu
dilakukan post test terhadap kedua kelompok. Dalam perjalanan
48
intervensi, didapatkan kasus drop out kelompok intervensi dan kelompok
kontrol masing- masing sebanyak 5 orang dan 9 orang.
2. Karakteristik Subjek Kelompok SHG dan Kontrol
Dibawah ini adalah tabel yang membandingkan karakteristik
subjek antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Variabel yang
digunakan antara lain berdasarkan umur, lama menyandang diabetes dan
penggunaan obat-obatan.
Tabel 7. Karakteristik Subjek Kelompok SHG dan Kontrol
Variabel SHG/n=26
(rerataSD)
Kontrol/n=25
(rerataSD)
Umur (tahun) ( 55,12 8,968 ) (58,288,492)
Lama DM (tahun) ( 3,740 4,134 ) (6,685,057)
Obat (n%) 24(92,3) 24(96,0)
Insulin (n%) 2(7,7) 1(4,0)
Kombinasi (n%) 2(7,7) 1(4,0)
Keterangan: DM : Diabetes Melitus; n: Jumlah subjek; SD : Standar deviasi ; SHG : Self
Help Group
3. Tabel Karakteristik Demografi Pasien
Berikut adalah data karakteristik demografi pasien yang didapatkan
dari pengumpulan kuesioner. Berbagai variabel dari subjek pada kedua
kelompok dianalisis untuk mengetahui ada tidaknya pebedaan yang
bermakna secara statistik.
49
Tabel 9. Karakteristik Demografi Pasien
Variabel SHG/n=26
(rerataSD)
Kontrol/n=25
(rerataSD)
95%CI P
Umur (tahun) (55,128,968) (58,288,492) -8,084-1,754 0,202
Status
Single(n%)
Menikah(n%)
Janda/cerai(n%)
0(0)
19(73,1)
7(26,9)
2(8,0)
16(64,0)
7(28,0)
-4,578- -1,554
0,231-1,998
0,320-2,110
0,000
0,013
0,008
Agama
Muslim(n%)
Non muslim(n%)
26(100)
0(0)
17(68,0)
8(32,0)
0,230-2,107
-3,012- -1,098
0,015
0,000
Pendidikan
Tidak(n%)
SD(n%)
SMP(n%)
SMA(n%)
5(19,2)
8(30,8)
9(34,6)
4(15,4)
3(12,0)
6(24,0)
9(36,0)
5(20,0)
-3,025- -1,100
-1,404-0,139
0,164-1,772
1,433-4,367
0,000
0,108
0,018
0,000
Pekerjaan
RT(n%)
PNS(n%)
Swasta(n%)
15(57,7)
1(3,8)
6(23,1)
17(68,0)
0(0)
6(24,0)
-1,660- -0,021
-5,930- -1,820
-1,678- -0,092
0,045
0,000
0,032
Penghasilan
<808.000(n%)
808.000(n%)
21(80,8)
5(19,2)
19(76,0)
6(24,0)
0,235-2,071
0,420-1,837
0,014
0,000
Keterangan: CI : Confidential Interval; n : Jumlah subjek; P : Tingkat kemaknaan; PNS :
Pegawai Negeri Sipil; RT : Rumah Tangga; SD : Standar Deviasi; SD :
Sekolah Dasar; SHG : Self Help Group; SMP : Sekolah Menengah Pertama;
SMA : Sekolah Menengah Atas
4. Tabel Karakteristik Baseline Pasien
Berikut adalah data karakteristik baseline pasien yang didapatkan
dari pengumpulan kuesioner. Berbagai variabel dari subjek pada kedua
kelompok dianalisis untuk mengetahui ada tidaknya pebedaan secara
statistik.
50
Tabel 10. Karakteristik Baseline Pasien
Keterangan: BB: Berat Badan; BDI: Beck Depression Inventory; BMI: Body Mass Index;
CI: Confidential Interval; DM: Diabetes Melitus; GDP: Gula Darah Puasa;
HT: Hipertensi; n: Jumlah subjek; P: Tingkat kemaknaan; PNS: Pegawai
Negeri Sipil; RT: Rumah Tangga; SD: Standar Deviasi ; SD: Sekolah Dasar;
SHG: Self Help Group; SMP: Sekolah Menengah Pertama; SMA: Sekolah
Menengah Atas; TB: Tinggi Badan.
Variabel SHG/n=26
(rerataSD)
Kontrol/n=25
(rerataSD)
95%CI P
BB (kg) (56,3110,395) (59,3210,542) 0,137-0,503 0,320
TB (cm) (149,734,285) (154,445,867) -7,592- -1,826 0,002
BMI
<18,5(n%)
18,5-24,9(n%)
25,0-29,9(n%)
>30(n%)
0(0)
13(50)
11(42,3)
2(7,7)
0(0)
12(48,0)
11(44,0)
2(8,0)
0
-1,137-0,987
-0,848-0,694
1,277-3,576
0
0,050
0,844
0,000
Lama DM
(tahun)
(3,74044,1343)
(6,685,057)
0,000-0,113
0,000
Riwayat HT
Iya(n%)
Tidak(n%)
17(65,4)
9(34,6)
14(56,0)
11(44,0)
-0,549-1,031
-1,525-0,735
0,549
0,493
Lama HT(tahun) (2,96153,5942) (2,614,816) 0,073-0,407 0,240
Terapi DM
Obat (n%)
Insulin (n%)
Kombinasi (n%)
24(92,3)
2(7,7)
2(7,7)
24(96,0)
1(4,0)
1(4,0)
1,178-5,178
-1,773-3,159
-1,773-3,159
0,002
0,582
0,582
Systole (mmHg) (138,8517,338) (132,812,322) 48,55-65,541 0,000
Diastole(mmHg) (86,9212,890) (81,8012,322) 0,000-0,113 0,000
GDP
pretest(mg/dl)
(185,54104,32)
(156,8070,354)
0,137-0,503
0,320
Kolesterol total
pretest(mg/dl)
(219,9235,922)
(219,9651,568)
0,615-0,918
0,713
Skor BDI pretest (15,924,156) (16,925,943) 0,753-1,000 0,880
51
5. Kepatuhan Subjek Kelompok SHG
Kehadiran subjek dalam proses penelitian disajikan dalam bentuk
tabel seperti di bawah ini. Subjek yang tidak mengikuti pretest atau post
test serta kehadiran yang kurang dari 3 kali pertemuan (75%) dikeluarkan
dari subjek penelitian (drop out).
Tabel 11. Kehadiran Mengikuti Tahapan Pertemuan Kelompok Intervensi
No Inisial Subjek
Subjek
Pretest SHG Post Test %
1 2 3 4
1 Ny. A 100
2 Ny.B 100
3 Ny.C 100
4 Ny.D 100
5 Ny.E 100
6 Ny.F 100
7 Ny.G 100
8 Ny.H 100
9 Ny.I 100
10 Ny.J 100
11 Ny.K 100
12 Ny.L 100
13 Ny.M 100
14 Ny.N 100
15 Ny.O 100
16 Ny.P 100
17 Ny.Q 100
18 Ny.R 100
19 Ny.S 100
20 Ny.T 100
21 Ny.U 100
22 Ny.V 100
23 Ny.W 100
24 Ny.X 100
25 Ny.Y 100
26 Ny.Z 100
27 Ny.AA - - 75
28 Ny.BB - - - - - 25
29 Ny.CC - - 75
30 Ny.DD - - 75
31 Ny.EE - - - - - - 0
52
Tabel 12. Kehadiran Mengikuti Tahapan Pertemuan Kelompok Kontrol
No Inisial Subjek
Subjek
Pretest Post Test %
1 Ny. A 100
2 Ny.B 100
3 Ny.C 100
4 Ny.D 100
5 Ny.E 100
6 Ny.F 100
7 Ny.G 100
8 Ny.H 100
9 Ny.I 100
10 Ny.J 100
11 Ny.K 100
12 Ny.L 100
13 Ny.M 100
14 Ny.N 100
15 Ny.O 100
16 Ny.P 100
17 Ny.Q 100
18 Ny.R 100
19 Ny.S 100
20 Ny.T 100
21 Ny.U 100
22 Ny.V 100
23 Ny.W 100
24 Ny.X 100
25 Ny.Y 100
26 Ny.Z - 50
27 Ny.AA - 50
28 Ny.BB - 50
29 Ny.CC - - 0
30 Ny.DD - - 0
31 Ny.EE - - 0
32 Ny.FF - - 0
33 Ny.GG - - 0
34 Ny.HH - - 0
Keterangan : : Hadir; - : Tidak hadir
53
6. Analisis Pengaruh SHG Terhadap Kadar Glukosa Darah
Terapi Self Help Group dilakukan dalam 4 kali pertemuan dengan
interval 1 minggu antar pertemuan yang dilaksanakan dari bulan
November sampai dengan Desember 2011. Dilakukan pemeriksaan kadar
glukosa puasa sebanyak 2 kali yaitu sebelum terapi dan sesudah terapi.
Uji tidak berpasangan dilakukan dengan metode Independent
Sample T-Test untuk data yang terdistribusi normal atau Mann-Whitney
untuk data yang terdistribusi tidak normal.
Tabel 13. Analisis Uji Tidak Berpasangan Kadar Glukosa Darah Puasa dan
Skor Depresi Kedua Kelompok
Variabel SHG/n=26
(rerataSD)
Kontrol/n=25
(rerataSD)
95%CI P
Skor depresi
Pretest
Post test
perubahan
(15,924,156)
(8,967,922)
(6,9618,121)
(16,925,943)
(16,647,593)
(0,2808,448)
-
-
0,000-0,057
-
-
0,001
GDP
Pretest(mmHg)
Post test(mmHg)
perubahan
(185,54104,32)
(143,1259,105)
(42,4239,161)
(156,8070,354)
(167,1264,162)
(-10,3206,584)
-
-
0,000-0,058
-
-
0,022
Keterangan: CI : Confidential Interval; GDP : Glukosa Darah Puasa; n: Jumlah subjek;
SD : Standar deviasi ; SHG : Self Help Group; perubahan : selisih post
test-pretest.
Analisis uji berpasangan menggunakan metode Paired Sample T-
Test untuk data yang terdistribusi normal atau Wilcoxon Signed Ranks Test
untuk data yang terdistribusi tidak normal.
54
Tabel 14. Analisis Uji Berpasangan Kadar Glukosa Darah Pretest dan Post
test Pada Kedua Kelompok
Keterangan: CI : Confidential Interval; GDP : Glukosa Darah Puasa; n: Jumlah subjek;
SD : Standar deviasi ; SHG : Self Help Group.
B. PEMBAHASAN
Penelitian ini berlangsung selama 4 minggu yang dibagi menjadi
tiga tahap yaitu tahap pertama pengambilan darah vena sebagai data
sebelum terapi, tahap kedua yaitu pemberian terapi Self Help Group
sebanyak 4 kali pertemuan untuk kelompok intervensi, tahap ketiga
pengambilan darah vena untuk data sesudah terapi. Hasil pengambilan
darah dikirim ke laboratorium untuk diperiksa kadar glukosa darah puasa
apakah ada kenaikan antara sebelum terapi dan sesudah terapi tiap
kelompok. Kesimpulan penelitian dilihat dari perbandingan rerata
penurunan kadar glukosa darah puasa antara kelompok intervensi dan
kelompok kontrol apakah terdapat perbedaan yang signifikan atau tidak.
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa persentase wanita
penyandang diabetes dengan komorbid depresi sebanyak 57,14% di
wilayah Puskesmas Sedayu I dan 73,91% di wilayah Puskesmas Kasihan
II. Hal ini sejalan dengan pernyataan WHO (2011) bahwa Indonesia
Kelompok Pretest
(rerataSD)
Post Test
(rerataSD)
95%CI P
GDP
SHG
Kontrol
(185,54104,32)
(156,8070,354)
(143,1259,105)
(167,1264,162)
0,000-0,112
0,408-0,792
0,011
0,493
Skor depresi
SHG
Kontrol
(15,924,156)
(16,925,943)
(8,967,922)
(16,647,593)
0,000-0,109
0,753-1,000
0,001
0,946
55
merupakan negara yang masih memiliki angka tertinggi untuk penderita
diabetes melitus terutama tipe 2.
Penyandang diabetes tipe 2 dengan depresi pada kelompok
intervensi dan kontrol didominasi oleh wanita lansia, dengan Body Mass
Index normal, status menikah, muslim, pekerjaan sebagai ibu rumah
tangga, dengan penghasilan rata-rata perbulan kurang dari Upah Minimum
Regional (UMR) daerah Yogyakarta. Sementara tingkat pendidikan
bervariasi seperti yang tertera pada tabel 9 dan tabel 10. Pada penelitian
terdahulu Fisher, dkk (2001) membuat rangkuman faktor psikososial yang
mempengaruhi prevalensi depresi pada pasien diabetes diantaranya adalah
perempuan, ras minoritas, tidak menikah, umur pertengahan, status sosial
ekonomi rendah dan tidak bekerja.
Untuk sampel penelitian diupayakan memiliki karakteristik yang
homogen untuk menghindari terjadinya bias pada hasil penelitian. Pada
penelitian ini variabel yang bisa berpengaruh terhadap hasil penelitian
harus benar-benar tidak berbeda bermakna pada kedua kelompok. Analisis
statistik telah dilakukan terhadap variabel umur, berat badan, lama
hipertensi, skor BDI pretest, glukosa darah puasa pretest, kolesterol
pretest dinyatakan tidak berbeda bermakna secara statistik.
Pada tabel kehadiran subjek dapat dilihat kepatuhan subjek dalam
mengikuti tahap-tahap dalam penelitian. Mulai dari pretest, intervensi,
maupun post test. Dari 34 subjek pada kelompok kontrol, subjek yang
drop out sebanyak 9 orang. Pada kelompok intervensi subjek drop out
56
sebanyak 5 orang dari 31 subjek. Kehadiran subjek memenuhi target
minimal untuk penelitian ini yaitu 25 subjek, diluar subjek yang drop out.
Setelah data glukosa darah puasa sebelum dan sesudah terapi
didapatkan, dilakukan dua macam analisis untuk menilai pengaruh terapi
Self Help Group terhadap kadar glukosa darah puasa. Analisis yang
pertama adalah uji tidak berpasangan. Dari data pada tabel 13, dapat
dinilai bahwa skor depresi dan kadar glukosa darah puasa sebelum terapi
pada kelompok intervensi dan kontrol memiliki perbedaan yang tidak
bermakna. Sehingga bisa disimpulkan bahwa kedua penelitian dimulai
dengan kondisi skor depresi yang tidak berbeda bermakna secara statistik
pada kedua kelompok untuk menghindari bias pada penelitian. Untuk hasil
setelah terapi, skor depresi antara kelompok memiliki perbedaan yang
bermakna secara statistik. Sedangkan untuk kadar glukosa darah puasa
tidak ada perbedaan yang bermakna pada kedua kelompok. Namun untuk
nilai rata-rata perubahan sebelum dan sesudah antar kedua kelompok
memiliki perbedaan yang bermakna pada skor depresi maupun kadar
glukosa darah puasa.
Analisis kedua adalah uji berpasangan yang dapat dilihat pada tabel
14. Uji ini dilakukan untuk melihat apakah ada perbedaan yang bermakna
antara skor depresi dan glukosa darah puasa sebelum dan sesudah terapi
pada masing-masing kelompok. Kelompok intervensi memiliki perubahan
yang bermakna pada skor depresi dan glukosa darah puasa antara sebelum
dan sesudah terapi. Kebalikannya terjadi pada kelompok kontrol yaitu
57
tidak ada perubahan yang bermakna pada skor depresi dan glukosa darah
puasa antara sebelum dan sesudah terapi. Perubahan pada skor depresi
didukung oleh pernyataan Mezuk, B. et al (2008) dimana hubungan
depresi dan diabetes pada beberapa studi menyimpulkan bahwa hubungan
keduanya adalah hubungan dua arah. Bukti menduga paparan dan keluaran
dapat berubah selama perjalanan hidup. Sehingga kejadian depresi itu
tidak mutlak selamanya namun bisa berubah-ubah tergantung banyak
faktor.
Dari kedua analisis diatas dapat kita lihat bahwa terjadi penurunan
kadar glukosa darah pada kelompok yang menurun skor depresinya
(kelompok intervensi) dan tidak terjadi penurunan kadar glukosa darah
pada kelompok yang tidak menurun depresinya (kelompok kontrol). Ada
dua kemungkinan mekanisme yang mendasari hubungan antara diabetes
tipe 2 dengan terjadinya depresi. Pertama, perubahan biokimia yang
berhubungan dengan diabetes yang mana bisa meningkatkan risiko
terjadinya depresi (Talbot, 2000). Sebagai contoh, hiperglikemia dan
hiperinsulinemia meningkatkan aktivitas dari axis HPA (Hipotalamus-
Pituitari-Adrenal), kemudian merangsang sistim saraf pusat, dan pada
akhirnya mencetuskan depresi (Chan, 2003). Kedua, depresi pada pasien
diabetes mungkin dipandang sebagai hasil dari beban terhadap suatu
penyakit. Hal ini didukung dengan temuan bahwa ketika beban terhadap
diabetes meningkat, kemungkinan gangguan suasana hati meningkat pula
(Peyrot, 1999).
58
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang diperoleh dan pembahasan yang telah
dilakukan, dapat peneliti ambil beberapa kesimpulan:
1. Persentase kejadian depresi pada wanita diabetes melitus tipe 2 di
Puskesmas Sedayu I adalah 57,14% dan 73,91% di Puskesmas
Kasihan II.
2. Kadar glukosa darah puasa pada diabetes tipe 2 dengan depresi
sesudah diberikan terapi SHG (Self Help Group) mengalami
penurunan yang bermakna.
3. Rata-rata perubahan pada kelompok yang diberikan terapi Self Help
Group mengalami penurunan yang bermakna pada kadar glukosa
darah puasa dibandingkan dengan kelompok yang tidak diberikan
terapi.
4. Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara terapi Self Help
Group terhadap pengendalian kadar glukosa darah.
B. SARAN
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang
lebih besar untuk meningkatkan keakuratan penelitian. Menilai parameter
59
yang lebih kompleks lagi yang berkaitan dengan glukosa misalnya glukosa
darah sewaktu dan HbA1c serta parameter selain glukosa. Jangka waktu
yang digunakan untuk terapi Self Help Group agar lebih panjang sehingga
hasil penelitian yang didapat akan lebih baik. Cakupan wilayah dalam
menilai persentase maupun pengambilan subjek dilakukan pada daerah
yang lebih luas, tidak hanya terbatas pada beberapa puskesmas.
Untuk pihak klinisi kesahatan dapat memulai menerapkan program
terapi kelompok seperti Self Help Group di wilayah puskesmas maupun
sekitarnya. Puskesmas lebih memperhatikan segi psikologis pasien
terutama pasien dengan penyakit kronis untuk meningkatkan kualitas
hidup pasien.
60
DAFTAR PUSTAKA
ADA( American Diabetes Association ), 2005. Diagnosis and Classification of
Diabetes Mellitus. Diabetes Care. Available from:
http://www.diabetes.org/living-with-diabetes/complications/ [Accesed on
31 Maret]
Ahmadi, Kate.S. What is a self-help group at :
http://psychcentral.com/lib/2007/what-is-a-self-help-group
Ali, S., Stone, M.A., Peters, J.L. 2006. The prevalence of comorbid depression in
adults with type 2 diabetes : a systematic review and meta-analysis.
Diabetic Medicine; 23(11):1165-1173
Amir, N. 2005. Depresi Aspek Neurobiologi Diagnosis dan Tatalaksana. Balai
penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta
American Diabetes Association (ADA), 2010. Diagnosis and classification of
diabetes mellitus. Diabetes Care ; 33 (1) : 562-569
Arroyo, Casandra., Hu, Frank.B., Ryan, Louise, M., Kawachi, Ichiro., Colditz,
Graham.A., Speizer, Frank.E., Manson, Joann. 2004. Depressive
symptoms and risk of type 2 diabetes in women. Diabetes care : 27(1) :
129-133
Asian-Pacific Type 2 Diabetes Policy Group. Type 2 Diabetes Practical targets
and Treatments. Fourth edition. 2005;2;8
http://www.idf.org/webdata/docs/T2D_practical_tt.pdf. Diakses 31 Maret 2011
Black, Sandra A., Kyriakos, Laura. Depression Predicts Increased Incidence of
Adverse Health Outcomes in Older Mexican Americans With Type 2
Diabetes. Diabetes Care. 2003;26;2822-2828.
Boyle, Stephen H., et al. Depressive Symptoms, Race, and Glucose
Concentrations. Diabetes Care; 30: 2484-2488.
Chan O, Inouye K, Riddell MC, Vranic M, Matthews SG. Diabetes and the
hypothalamo-pituitary-adrenal (HPA) axis. Minerva Endocrinol.
2003;28:87102.
Chaveepojnkamjorn, Wisit., Pichainarong, Natchaporn., Schelp, Frank.P.,
Mahaweewawat, Udomsak. 2009. A randomized controlled trial to
improve the quality of life of type 2 diabetic patient using a self-help
61
group program. South Asian Journal Tropical Medicine Public Health;
40(1) : 169-176
Cramer, J.A. 2004. A systematic review of adherence with medication for
diabetes. Diabetes Care; 27(5):1218-1224
Corwin, Elizabeth J., 2001. Buku Saku Patofisiologi. EGC : Jakarta
De Groot M, Anderson R, Freedland KE, Clouse RE, Lustman PJ. Association of
depression and diabetes complication: a meta analysis. Psycosomatic
Medicine. 2001; 63; 619-30.
Dorland, W.A. Newman , 2002. Kamus Kedokteran DORLAND. Edisi 29. EGC:
Jakarta
Egede, Leonard.E., Ellis, Charles. 2009. Diabetes and depression : global
perspective. IDF Diabetes Atlas; 4th edition
Fisher L, Chesla CA, Mulan JT, Skaff, Kanter RA. Contributors to depression in
Latino and European-American patients with type 2 diabetes. Diabetes
Care. 2001;24:1751-7.
Gilden, J.L., Hendryx, M.S., et al. 1992. Diabetes support groups improve helath
care of dlder diabetic patient. Journal of American Geriatrics Society;
40:147-150
Gonzales, J.S., Safren, S.A., Cagliero, E. 2007. Depression, self-care, and
medication adherence in type 2 diabetes : relationship across the full
range of symptom severity; 30(9):2222-2227
Gonzales, J.S., Safren, S.A., Delahanty, L.M. 2008. Symptoms of depression
prospectively predict poorer self-care in patient with type 2 diabetes.
Diabetic Medicine; 25(9):1102-1107
Gustaviani, Reno., 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Diagnosis dan
Klasifikasi DM . Edisi IV. FK UI: Jakarta
International Diabetes Federation. 2009. Diabetes Atlas; 4
th
edition
Kaplan, H.I., Saddock, B.J., Grebb, J.A. 1997. Gangguan depresi berat dan
gangguan bipolar I Dalam W.Kusuma (alih bahasa), I.M. Wiguna S.
(editor), dan L.Saputra (proofreader) Kaplan dan Saddock Sinopsis
Psikiatri. Binarupa Aksara, Jakarta
Katon Wayne J. Clinical and health services relationships between major
depression, depressive symptoms, and general medical illness. Biol
Psychiatry. 2003;54:216 26.
Katon, Wayne J. The Comorbidity of Diabetes Mellitus and Depression. Pubmed.
2008;121.
62
Keliat, Budi.A., Utami, W., Farida, P., Akemat. 2008. Modul kelompok swabantu
(Self Help Group). Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
King, H., Abert, R.E., Herman, W.H. 1998. Global burden of diabetes, 1995-
2025: prevalence, numerical estimates, and projections. Diabetes Care;
21(9) : 1414-1431
Kroenke, K., 2008. The association of depression and anxiety with obesity and
unhealthy behaviors among community-dwelling US adults. Gen Hosp
Psychiatry ; 30:127137,
Li, C., Ford, E.S., Zhao, G. 2009. Prevalence and correlates of undiagnosed
depression among U.S. adults with diabetes : the behavioral risk factor
surveillance system. Diabetes Res Clinical Practice; 83(2):268-279
Lin, E.H. Katon, W., Von Kerf, M. 2007. Relationship of depression and diabetes
self-care, mediction, adherence, and preventive care; 27(9): 2154-2160
Lustman, Patrick.J., Clouse, Ray.E., Griffith, Linda.S., Carney, Robert.M.,
Freedland, Kenneth.E. 1997. Screening for depression in diabetes using
beck depression inventory. Psychosomatic Medicine; 59 : 24-31
Lustman, P.J. Anderson, R.J. dan Freedland, K.E. 2000. Depression and poor
glycemic control. Diabetes Care 23, 934 942
Magura, Stephen., Knight, Edward.L., Vogel, Howard., Mahmood, Daneyal.,
Laudet, Alexandre.B., Rosenblum, Andrew. 2003. American Journal
Drug Alcohol Abuse; 29 (2): 301-322
Mezuk, B., Eaton, William.W., Albrecht, Sandra., Golden, Sherita.Hill., 2008.
Depression and type 2 diabetes over the life span : A meta-analysis.
Diabetes Care; 31(12) : 2383-2390
Mudjaddid, E., & Putranto, Rudi., 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Aspek
Psikosomatik Pasien Diabetes Melitus . Edisi IV. FK UI: Jakarta
PB. PERKENI. 2006. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus
Tipe 2 di Indonesia 2006. Pengurus Besar Perkumpulan Endokrinologi
Indonesia (PB. PERKENI).
Peyrot M, Rubin RR. Levels and risks of depression and anxiety symptomatology
among diabetic adults. Diabetes Care. 1997;20:585-590.
Price, Sylvia A., & Wilson, Lorraine M., 2006. Patofisiologi. Edisi 6. EGC:
Jakarta
Putranto, Rudi., & Mudjaddid, E., 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Aspek
Psikosomatik Pasien Diabetes Melitus . Edisi IV. FK UI: Jakarta
63
Riley, Andrea.A., McEntee, Mindy.L., Gerson, Linda., Dennison, Cheryl.R. 2009.
Depression as a comorbidity to diabetes : implications for management.
The Journal for Nurse Practitioners; 5 (7) : 523-535
Shiloah E, With S, Abramovitch Y et.al. 2003. Effect Of acute Psychotic Stress in
non diabetes Subject on B-cell function and insulin sensitivity, Diabetes
care 26:1462-1467
Stryer, Lubert. 2000. Biokimia. Vol 2. Edisi 4. EGC: Jakarta
Suyono, K., 2006. Diabetes Melitus di Indonesia. Dalam : Sudoyo, A.W., ed.
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. Edisi ke 4. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, 1852-1856.
Suyono, S. 2007. Patofisiologi diabetes melitus Dalam S. S. Soegondo, P.
Soewondo, dan I. Subekti (editor) Penatalaksanaan Diabetes Melitus
Terpadu sebagai Panduan Penatalaksanaan Diabetes Melitus bagi Dokter
maupun Edukator., hal 7 16. Balai penerbit FKUI, Jakarta.
Simmons, D. 1992. Diabetes self help facilitated by local diabetes research the
conventry asian diabetes support group. Diabetic Medicine; 9: 866-869
Soegondo, S. 2007. Diagnosis dan klasifikasi diabetes mellitus terkini. Dalam S.
S. Soegondo, P. Soewondo, dan I. Subekti (editor) Penatalaksanaan
Diabetes Melitus Terpadu sebagai Panduan Penatalaksanaan Diabetes
Melitus bagi Dokter maupun Edukator., hal 17 28. Balai penerbit FKUI,
Jakarta.
Talbot F, Nouwen A. A review of the relationship between depression and
diabetes in adults: is there a link? Diabetes Care. 2000;23:155662.
Van der Ven, Nicole. 2003. Psychosocial group interventions in diabetes care.
Diabetes Spectrum; 16(2) : 88-95
Waspadji, S. (2006). Komplikasi Kronik Diabetes: Mekanisme Terjadinya,
Diagnosis, dan Strategi Pengelolaan (hal 1884-1888). Ilmu Penyakit
Dalam FKUI. EGC; Jakarta
World Health Organization 2011.
http://www.who.int/diabetes/facts/world_figures/en/index5.html Diakses
tanggal: 31 Maret 2011
Wagner, J.A., Abbot, G.L., Heapy, A. 2009. Depressive symtomps and diabetes
control in African Americans. J Immigr Minor Health; 11(1):66-70
Weber B, Schweiger U, Deuschle M, Heuser I. 2000. Major depression and
impaired glucose tolerance. Exp Clin Endocrinol Diabetes; 108:187190
64
Wild, Sarah., Roglic, Gojka., Green, Anders., Sicree, Richard., King, Hillary.
2004. Global prevalence of diabetes : Estimates for the year 2000 and
projections for 2030. Diabetes Care; 27 (5) : 1047-1053
Zhao, W., Chen, Y., Lin, M., Sigal, R.J. 2006. Asociation between diabetes and
depression : sex and age differences. Journal of The Royal Institute of
Public Health; 120 : 696-704
Zhang, Xuanping., Susan, Edward, Yilin, Gloria, Henry. Depressive Symptomps
and Mortality among Persons with and without Diabetes. American
Journal of Epidemiology. 2005;161:652-660
65
LAMPIRAN
Lampiran 1
Dengan hormat,
1. Dalam rangka memenuhi tugas akhir pendidikan pasca sarjana di bagian Ilmu
Kedokteran Klinis Minat Epidemiologi Klinis FK UGM, kami bermaksud
mengadakan penelitian mengenai Hasil Guna Terapi Self Help Group Pada
Wanita Diabetisi Tipe 2 dengan Komorbid Depresi.
2. Sehubungan dengan hal tersebut, kami mohon bantuan dan perkenannya untuk
berpartisipasi dengan mengisi lembar kuesioner yang telah kami siapkan.
3. Data yang kami peroleh tidak akan dianalisa secara perorangan dan nama anda
tidak akan tercantum dan akan menjadi rahasia peneliti, sehingga mohon
dalam pengisian sesuai dengan perasaan dan keadaan yang sebenarnya.
4. Kami sangat menghargai kejujuran dan kesungguhan anda dalam mengisi
kuesioner ini.
5. Kerahasiaan jawaban dan identitas anda akan kami jamin berdasarkan etika
dan sumpah dokter.
6. Demikian atas perkenan dan partisipasinya, kami mengucapkan terima kasih.
Yogyakarta, Juli 2011
Hormat kami,
Peneliti
dr. Denny Anggoro Prakoso
Program Studi Ilmu Kedokteran Klinik
Minat Epidemiologi Klinik
FK UGM Yogyakarta
66
Lampiran 2
SURAT PERSETUJUAN IKUT DALAM PENELITIAN
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Ibu/sdr.
Umur :
Pekerjaan :
Alamat :
Setelah mendapat penjelasan yang terperinci mengenai penelitian Analisis
Pengaruh Terapi Self Help Group Pada Wanita Diabetes Tipe 2 dengan Komorbid
Depresi Terhadap Pengendalian Kadar Glukosa Darah, maka saya secara sukarela
dan tanpa paksaan, bersedia ikut dalam penelitian ini.
Yogyakarta, Juli 2011
Mengetahui:
........................................... ......................................
(Tanda tangan Responden) (Nama Pemeriksa)
67
Lampiran 3
FORM PENGUMPULAN DATA
Pilihlah salah satu jawaban dengan cara melingkari pilihan jawaban pada
pernyataan yang paling sesuai dengan keadaan anda yang sebenarnya, dan
tuliskan jawaban/ keterangan anda pada tempat yang telah disediakan.
Identitas Responden
Umur (tahun)
No. rekam medis
Alamat/ No. Telepon
No Telp :
Status Pernikahan 1.Belum menikah
2.Menikah
3.Duda/Janda (cerai)
4.Duda/Janda (meninggal)
Pekerjaan 1.Pegawai negri
2.TNI/POLRI
3.Swasta
4.Petani
5.Pensiunan
6.Lainnya, sebutkan_________________
Pendidikan terakhir 1.Tidak sekolah
2.Tamat SD
3.Tamat SLTP/sederajat
4.Tamat SLTA/sederajat
5.Tamat Akademi/Sarjana muda
6.Tamat Sarjana
7.Lainnya, sebutkan_________________
Penghasilan/bulan 1.Kurang dari Rp.808.000,-
2.Lebih dari Rp.808.000,-
68
Lembar ini diisi oleh petugas berdasarkan status pasien
Anamnesis (diisi oleh petugas berdasarkan status pasien)
Lamanya DM (tahun) ............(tahun)
Riwayat diabetes Keluarga 1. Ada
2. Tidak ada
Obat yang rutin dikonsumsi sekarang ini ;
(cantumkan nama dan jumlah macam obat)
1. Glibenklamid
2. Metformin
3...................
4...................
5...................
6.Lainnya,sebutkan_______________
Menggunakan Insulin 1. Ya
2. Tidak
Menggunakan obat kombinasi
(insulin+obat diabetes)
1. Ya
2. Tidak
Riwayat mondok/ operasi/ sakit berat
Riwayat Hipertensi 1.Ya
2. Tidak
Lama Hipertensi
Pemeriksaan Fisik (diisi oleh petugas berdasarkan status pasien)
Berat badan (Kg)
Tinggi badan (m)
Indeks massa tubuh (Kg/m
2
)
Tekanan Darah (mmHg)
Penunjang laboratorium (diisi oleh petugas berdasarkan status pasien)
Kadar glukosa puasa (mg/dL)
Kadar kolesterol total
69
Lampiran 4
BECK DEPRESSION INVENTORY
Pilihlah salah satu pernyataan yang paling sesuai dengan keadaan anda
yang sebenarnya dengan melingkarinya
1. 0.Saya tidak merasa sedih
1.Saya merasa sedih
2.Sepanjang waktu saya sedih dan tidak bisa menghilangkan perasaan itu
3.Saya demikian sedih atau tidak bahagia sehingga saya tidak tahan lagi
rasanya
2. 0.Saya tidak terlalu berkecil hati mengenai masa depan
1.Saya merasa kecil hati mengenai masa depan
2.Saya merasa bahwa tidak ada suatupun yang dapat saya harapkan
3.Saya merasa bahwa masa depan saya tanpa harapan dan bahwa semuanya
tidak akan dapat membaik
3. 0.Saya tidak menganggap diri saya sebagai orang yang gagal
1.Saya merasa bahwa saya telah gagal lebih daripada kebanyakan orang
2.Saat saya menengok masa lalu, maka terlihat oleh saya hanyalah kegagalan
3.Saya merasa bahwa saya adalah seorang yang gagal total
4. 0.Saya memperoleh banyak kepuasan dan hal-hal yang saya lakukan sama
seperti sebelumnya
1.Saya tidak lagi menikmati berbagi hal, seperti yang pernah saya rasakan
dulu
2.Saya tidak memperoleh kepuasan sejati dan apapun lagi
3.Saya tidak puas atau bosan dengan segalanya
5. 0.Saya tidak terlalu merasa bersalah
1.Saya merasa bersalah di hampir seluruh waktu
2.Saya agak merasa bersalah di sebagian besar waktu
3.Saya merasa bersalah di sepanjang waktu
6. 0.Saya tidak merasa seolah saya sedang dihukum
1.Saya merasa mungkin saya sedang dihukum
2.Saya pikir saya akan dihukum
3.Saya merasa bahwa saya sedang dihukum
70
7. 0.Saya tidak merasa kecewa terhadap diri saya sendiri
1.Saya kecewa dengan diri saya sendiri
2.Saya muak terhadap diri saya sendiri
3.Saya membenci diri saya sendiri
8. 0.Saya tidak merasa lebih buruk daripada orang lain
1.Saya cela diri saya sendiri karena kelemahan-kelemahan atau kesalahan
saya
2.Saya menyalahkan diri saya sepanjang waktu karena kesalahan-kesalahan
saya
3.Saya menyalahkan diri saya untuk semua hal buruk yang terjadi
9. 0.Saya tidak punya sedikit pun pikiran untuk membunuh diri
1.Saya mempunyai pikiran-pikiran untuk bunuh diri namun saya tidak akan
melakukannya
2.Saya ingin bunuh diri
3.Saya akan bunuh diri jika saja ada kesempatan
10. 0.Saya tidak lebih banyak menangis dibandingkan biasanya
1.Sekarang saya lebih banyak menangis daripada sebelumnya
2.Sekarang saya menangis sepanjang waktu
3.Biasanya saya mampu menangis, namun kini saya tidak dapat lagi
menangis walaupun saya menginginkannya
11. 0.Saya tidak lebih terganggu oleh berbagai hal dibandingkan biasanya
1.Kini saya sedikit lebih pemarah daripada biasanya
2.Saya agak jengkel atau terganggu disebagian besar waktu saya
3.Kini saya merasa jengkel sepanjang waktu
12. 0.Saya tidak kehilangan minat saya terhadap orang lain
1.Saya agak kurang berminat terhadap orang lain dibandingkan biasanya
2.Saya kehilangan hampir seluruh minat kepada orang lain
3.Saya telah kehilangan seluruh minat saya kepada orang lain
13. 0.Saya mengambil keputusan-keputusan hampir sama baiknya dengan yang
biasa saya lakukan
1.Saya menunda mengambil keputusan-keputusan lebih sering dan yang
biasa saya lakukan
2.Saya mengalami kesulitan lebih besar dalam mengambil keputusan-
keputusan daripada sebelumnya
3.Saya sama sekali tidak dapat mengambil keputusan-keputusan lagi
14. 0.Saya tidak merasa bahwa keadaan saya tampak lebih buruk dan yang
biasanya.
1.Saya khawatir saya tampak tua atau tidak menarik
71
2.Saya merasa bahwa ada perubahan-perubahan yang permanen dalam
penampilan
3.Saya yakin bahwa saya tampak jelek
15. 0.Saya dapat bekerja sama baiknya dengan waktu-waktu sebelumnya
1.Saya membutuhkan suatu usaha ekstra untuk mulai melakukan sesuatu
2.Saya harus memaksa diri sekuat tenaga untuk melakukan sesuatu
3.Saya tidak mampu untuk mengerjakan apapun lagi
16. 0.Saya dapat tidur seperti biasa
1.Tidur saya tidak senyenyak biasanya
2.Saya bangun 1-2 jam lebih awal dan biasanya dan rasa sukar sekali untuk
bisa tidur kembali
3.Saya bangun beberapa jam lebih awal daripada biasanya serta tidak dapat
tidur kembali
17. 0.Saya tidak merasa lebih lelah dan biasanya
1.Saya merasa lebih lelah dari biasanya
2.Saya merasa lelah setelah melakukan apa saja
3.Saya terlalu lelah untuk melakukan apapun
18. 0.Nafsu makan saya tidak lebih buruk dari biasanya
1.Nafsu makan saya tidak sebaik biasanya
2.Nafsu makan saya kini jauh lebih buruk
3.Saya tak memiliki nafsu makan lagi
19. 0.Berat badan saya tidak turun banyak atau bahkan tetap akhir-akhir mi
1.Berat badan saya turun lebih dan 5 pon (2,25 Kg)
2.Berat badan saya turun lebih dan 10 pon (4,5 Kg)
3.Berat badan saya turun lebih dan 15 pon (6,75 Kg)
20. 0.Saya tidak lebih cemas mengenai kesehatan saya daripada biasanya
1.Saya cemas mengenai masalah-masalah fisik seperti rasa sakit dan tidak
enak badan, atau perut mual atau perut sembelit
2.Saya sangat cemas mengenai masalah-masalah fisik dan sukar untuk
memikirkan banyak hal lainnya
3.Saya begitu cemas mengenai masalah-masalah fisik saya sehingga tidak
dapat berpikir tentang hal lainnya
21. 0.Saya tidak melihat adanya perubahan dalam minat saya terhadap seks
1.Saya kurang berminat di bidang seks dibandingkan biasanya
2.Kini saya sangat kurang berminat terhadap seks
3.Saya telah kehilangan minat terhadap seks sama sekali
72
Tabel 15. Uji Normalitas Data Glukosa Sedayu I
Tabel 16. Uji Normalitas Data Glukosa Kasihan II
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a
Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
Glukosapretest .174 25 .050 .872 25 .005
Glukosapost .119 25 .200
*
.957 25 .359
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Tabel 17. Uji Normalitas Data Skor Depresi Sedayu I
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a
Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
BDIpre .097 26 .200
*
.951 26 .241
BDIpost .235 26 .001 .736 26 .000
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Tabel 18. Uji Normalitas Data Skor Depresi Kasihan II
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a
Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
BDIpre .163 25 .085 .883 25 .008
BDIpost .105 25 .200
*
.990 25 .995
a. Lilliefors Significance Correction
Tests of Normality
,309 26 ,000 ,792 26 ,000
,229 26 ,001 ,892 26 ,010
Glukosa pre test
Glukosa post test
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kolmogorov-Smirnov
a
Shapiro-Wilk
Lillief ors Signif icance Correction
a.
73
Tabel 19. Uji Normalitas Data Rata-Rata Perubahan Skor BDI dan Glukosa
Sedayu I
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a
Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
deltaBDI .221 23 .005 .880 23 .010
Deltaperubahan .280 23 .000 .822 23 .001
a. Lilliefors Significance Correction
Tabel 20. Uji Normalitas Data Rata-Rata Perubahan Skor BDI dan Glukosa
Kasihan II
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a
Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
deltaBDI .133 25 .200
*
.950 25 .244
Deltaglukosa .154 25 .128 .938 25 .130
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Tabel 21. Uji Berpasangan Skor BDI Sedayu I
Test Statistics
b
BDIpost - BDIpre
Z
-3.203
a
Asymp. Sig. (2-tailed)
.001
a. Based on positive ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
Tabel 22. Uji Berpasangan Glukosa Sedayu I
Test Statistics
b
glukosapost -
glukosapretest
Z -2.528
a
Asymp. Sig. (2-tailed) .011
a. Based on positive ranks.
74
Tabel 23. Uji Berpasangan Skor BDI Kasihan II
Test Statistics
b
BDIpost - BDIpre
Z -.067
a
Asymp. Sig. (2-tailed) .946
a. Based on positive ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
Tabel 24. Uji Berpasangan Glukosa Sedayu I
Test Statistics
b
glukosapost -
Glukosapretest
Z -.686
a
Asymp. Sig. (2-tailed) .493
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
Tabel 25. Uji Tidak Berpasangan Rata-Rata Perubahan Skor Depresi dan Glukosa
Kelompok Kontrol dan Intervensi
Test Statistics
a
deltabdi deltaglukosa
Mann-Whitney U 144.000 203.500
Wilcoxon W 469.000 528.500
Z -3.415 -2.290
Asymp. Sig. (2-tailed) .001 .022
a. Grouping Variable: kelompok