Anda di halaman 1dari 7

Kontribusi Fisika Indonesia

Vol. 13 No.2, April 2002

Metoda Web Komputasi Untuk Perhitungan Intensitas Bencana Kekeringan


Di Wilayah Indonesia

Plato Martuani Siregar1), The Houw Liong2), dan Bayong Tj.H.K1)


1)
Laboratorium Sains Radio Atmosfer,Departemen Geofisika dan Meteorologi
2)
Departemen Fisika, FMIPA, Institut Teknologi Bandung,
Jl Ganesa 10 Bandung, Indonesia 40132
E-mail:plato@geoph.itb.ac.id
Abstrak
Komputasi meteorologi dituntut menggunakan sistem jaringan database untuk kepentingan analisa sinoptik,komputasi
menggunakan komputer tunggal diperluas ke jaringan mengingat perlu informasi untuk pemrosesan data yang
simultan,cepat,dan akurat untuk memprakirakan kondisi cuaca. Komputasi melalui jaringan internet diapplikasikan dalam
bahasa CGI dan manajemen database oleh MySQL. Semua persamaan dinamika atmosfer dimplimentasikan dengan CGI
(pemograman php atau perl)
Perhitungan intensitas kekeringan menggunakan faktor hujan atau indeks kekeringan dibentuk oleh elemen iklim misalnya
curah hujan dan suhu. Batas kering adalah 5.0,jika curah hujan (mm) dan suhu (Kelvin). Setiap kejadian El Niño,daerah
wilayah Indonesia bagian timur dan selatan menjadi lebih kering dibanding tahun non-El Niño. El Niño menyebabkan
kekeringan dibeberapa daerah Indonesia,tetapi kekeringan tidak selalu akibat peristiwa El Niño, ada faktor lain yang
menyebabkanya misalnya monsun timur.
Kata kunci: Php, Database MySQL, Indeks Kekeringan, El Niño, Monsun

Abstract
Meteorological computation needs networking of database in synoptic analysis,that computated by single computer is
wided to networking because it’s needed information for data processing that simultaneously,past,and accurately for
weather prediction. Computation by internet is applied in CGI Language and database manajement by MySQL. All of
atmospheric dynamics equation is implemented by CGI (php or perl programming).
Computations of drought intensity use rain factor or drought index that develoved by climate elements,i.e,temperatures and
rain fall. Value of drought index is less than 5.0 for drought condition,which rain fall in mm and temperature in Kelvin. El
Niño event causes drought in Eastern and Southern of Indonesian region than non-El Niño year. El Niño gives drought for
Indonesian region,but not all of drought caused by El Niño event,those are other factor for instantce east monsoon.
Keywords : Php,Database MySQL, Drought Index, El Niño, Monsoon
Monsun disebabkan oleh beda sifat fisis darat dan
1. Pendahuluan
laut yang dicirikan oleh beda tekanan yang menimbulkan
Faktor monsun dan ENSO (El Niño-Southern perpindahan massa udara. Monsun terdiri dari dua
Oscillation) merupakan penyebab utama terjadinya sirkulasi musiman yang berbeda yaitu siklus antisiklon
bencana kekeringan di Indonesia. Keragaman harga curah darat pada musim dingin dan siklus siklon darat pada
hujan memiliki variasi besar dibandingkan unsur iklim musim panas dibelahan bumi utara atau selatan. Monsun
lain seperti kelembapan,suhu, tekanan udara dan lainya. berhembus secara tunak dalam musim panas dan
Sehingga mekanisme kekeringan lebih dipengaruhi oleh berlawanan pada musim dingin. Hal ini terjadi akibat
curah hujan. Musim kemarau dan bencana kekeringan perubahan gradien tekanan. Di daerah Indonesia terdapat
disebabkan oleh rendahnya curah hujan,meskipun suhu monsun Asia BBU musim dingin dan monsun Australia
udara tinggi juga mempengaruhi kekeringan. BBS musim dingin4).
Perbandingan besarnya curah hujan dan suhu udara El Niño merupakan gangguan periodik terhadap
permukaan dinyatakan secara fisis untuk menghitung sistem iklim yang terjadi sekitar lima tahunan. Pusat
besar intensitas kekeringan dengan P (indeks aktivitasnya terletak di Pasifik Ekuator terutama pada
kekeringan)1,2). daerah Niño 3, namun pengaruhnya meluas diluar Pasifik.
Indonesia sebagai kontinen maritim memiliki luas Gejala El Niño merupakan kolam panas di Pasifik dan La
laut 70 %,darat 30% dan udara 100%. Siklus hidrologi Niña sebaliknya. Dalam kondisi El Niño, curahan
hanya mempengaruhi curah hujan lokal saja,tetapi untuk bergerak kearah timur sehingga daerah Indonesia
secara keseluruhan (global) lebih dipengaruhi oleh mengalami musim kemarau yang panjang5). Beberapa
monsun dan ENSO. Insolasi yang kuat akibat dari equinok dugaan bahwa peristiwa El Niño terjadi akibat
dua kali dalam setahun menimbulkan konveksi yang kuat melemahnya angin pasat. Akibat pelemahan ini terjadi
sehingga memudahkan terbentuknya awan. Indonesia perbedaan muka laut antara bagian barat dan timur
dengan perairan yang luas akan memegang peranan ekuator. Perbedaan ini ditujukkan oleh gejala gelombang
penting dalam perubahan fluks panas sensibel dan panas Rossby yang merambat ke timur,namun setelah terhalang
laten kondensasi uap air permukaan laut3). oleh benua Amerika, sebagian berbalik lagi kearah barat

97
98 KFI Vol. 13 No. 2, 2002

dalam bentuk gelombang Kelvin. Selisih amplitudo antara Tabel 1. Struktur data cuaca nasional
dua gelombang diatas menyebabkan terjadi gradient
tekanan air laut, sehingga timbul kolam panas di daerah Field Type
Pasifik pada kondisi tekanan tinggi. Kerumitan dinamika Tgl int(11)
atmosfer ekuator dan keunikan pembentukan awan di T07 Float(10,2)
kontinen maritim Indonesia menyebabkan kesulitan T13 Float(10,2)
prediksi cuaca dengan ketelitian tinggi6,7). T18 Float(10,2)
2. Database Meteorologi TRR Float(10,2)
TMAX Float(10,2)
Pada penelitian ini digunakan database curah TMIN Float(10,2)
hujan dan suhu permukaan sekitar wilayah Indonesia: CHujan Float(10,2)
a. Sumber data adalah database NOAA LPM int(11)
http://wwb.wesley.noaa.gov pada selang waktu tahun Evapo Float(10,2)
1990-1999, 90-150BT, 20LS-20LU,dan lebar grid 2.5
Tekanan Float(10,2)
derajat.
RH07 Float(10,2)
b. Data musim kemarau dan karakteristik curah
hujan,sumber data oleh Badan Meteorologi dan RH13 int(11)
Geofisika,Jakarta, selang waktu tahun 1961-2001 RH18 int(11)
yang di simpan pada server medac.geoph.itb.ac.id. RHRT int(11)
vwm Float(10,2)
3. Arsitektur Web Komputasi dvwm Char(3)
Penerapan komputasi dalam web memiliki tiga vw float(10,2)
kuci pokok yakni: antarmuka dengan pelanggan dalam dvw char(3)
browser,server web, dan server database. latitude float(10,2)
longitude float(8,3)
CLIENTS
WEB SERVER Provinsi Varchar(35)
(APACHE)
API
altitude float(5,3)
CGI
(PHP)
REQUEST
Dengan menggunakan PHP sebagai bahasa script
ODBC
(MySQL)
yang dibuat dipelanggan dan dikirim ke web server,script
Serviets tersebut diharapkan akan dapat melakukan kerja secara
(Jserv)
http JDBC interaktif antara MySQL-http,sehingga akan diperoleh
www perhitungan dan model atmosfer yang diinginkan. Pada
Logger + Sensor
penelitian ini hanya menggunakan data curah hujan dan
suhu untuk menghitung indeks kekeringan pada lokasi 90-
Gambar 1. Arsitektur Web Komputasi 150BT dan 20LS-20LU yang meliputi wilayah Indonesia
dan sekitarnya.
Web server dan database MySQL dibuat dalam
satu komputer untuk efisiensi,www sudah tersedia pada 4. Perhitungan Indek Kekeringan
jaringan internet,dan clients adalah tempat melakukan Kekeringan merupakan keadaan permintaan lebih
program dan membaca hasil melalui internet yang besar dari persediaan air. Ketersediaan air ditinjau dari
biasanya dilakukan dari rumah melalui telepon atau di curah hujan meskipun masih banyak faktor yang terlibat
laboratorium. Web server berguna untuk antarmuka dalam persoalan ketersediaan air tersebut, karena ketidak
dengan www melalui http yang dibuat dengan program kontinuan curah hujan terhadap waktu dan tempat,maka
Jserv sehingga dapat diminta dari pelanggan. Bahasa nilai rata-rata curah hujan sering dipakai.
Squence Query Language (SQL) diimplementasikan Penyebab utama kekeringan adalah kurangnya
dengan database MySQL yang sudah banyak dipakai ketersediaan air sehingga unsur curah hujan dan suhu
dalam e-commerce di internet. Meskipun database masih adalah penyebab utama bencana kekeringan. Faktor Indek
sederhana,tapi sudah cukup digunakan untuk pemrosesan kekeringan adalah jumlah akumulasi curah hujan tahunan
dan pengarsipan data yang teratur secara baik8). Sistem disuatu lokasi dibagi dengan suhu rata-rata tahunan secara
MySQL telah diinstall pada sebuah sever di Laboratorium fisis ditulis untuk satu posisi:
Sains Radio Atmosfer, Program Studi Meteorologi, GM- 365

ITB. Peluncurannya sejak tahun 1997 dengan nama ∑ Ri (1)


domain medac.geoph.itb.ac.id atau lebih ringkasnya P = i =1
12 T

j
MEDAC. Dengan server ini sudah banyak dimanfaatkan
j =1 12
untuk tugas akhir, RUT, dan pengabdian kepada
masyarakat dibidang Meteorologi. Berikut ini adalah dimana Ri = curah hujan hari ke-i
format struktur data menggunakan bahasa MySQL untuk Tj= suhu bulan ke-j
data cuaca yang dibuat dengan modifikasi dari struktur P = faktor kekeringan
data keluran Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG).
KFI Vol. 13 No. 2, 2002 99

PETA INDEX KEKERINGAN TAHUN 1996


20
9.17 7.39 4.35 4.37 4.43 6.24 7.88 5.78 6.12 5.60 6.13 7.08 6.74 7.93 8.12 7.54 5.61 5.17 5.20 5.93 6.42 5.88 5.61 5.41

8.90 7.29 7.64 5.14 4.60 4.67 8.59 8.77 6.35 5.91 6.33 7.75 7.34 7.93 9.12 8.54 7.34 6.82 7.27 7.21 6.28 6.19 6.07 6.06
15
9.53 8.50 8.94 5.28 5.27 6.22 8.33 7.86 7.35 7.16 8.37 8.77 8.02 8.72 10.53 10.04 10.24 10.98 10.79 10.24 8.44 7.65 7.32 6.84

11.04 9.71 6.79 6.79 8.60 10.99 7.75 5.84 8.70 9.85 9.31 9.07 7.15 8.25 10.22 11.75 11.78 12.15 11.75 12.28 10.99 10.10 9.76 8.44
10
11.31 10.71 9.17 9.15 8.63 10.22 8.69 9.86 11.09 11.16 10.39 9.82 9.11 6.35 8.52 11.77 11.66 12.02 12.76 13.02 11.66 13.37 10.29 13.34

12.71 11.25 7.60 8.14 8.20 9.14 9.72 11.30 12.41 10.71 10.71 11.66 9.39 5.06 5.55 11.29 12.14 12.98 8.36 13.20 13.53 8.08 7.15 5.60
5
5.45 11.37 4.23 5.67 6.34 5.98 4.49 4.82 4.40 9.55 7.39 6.18 7.51 7.93 6.07 6.72 4.44 6.86 6.63 6.20 6.76 6.85 4.38 4.54
LINTANG

5.94 5.66 5.91 5.03 7.47 8.18 7.94 5.97 7.62 6.52 4.91 5.97 5.21 6.91 7.30 7.41 6.60 6.89 7.13 5.65 5.07 4.04 3.35 5.22
0
5.86 3.45 2.44 4.92 7.51 4.84 7.66 5.88 6.97 7.38 6.93 7.49 4.69 6.78 6.86 8.95 5.32 7.84 6.58 5.25 6.49 5.65 4.79 5.75

4.67 4.72 6.51 4.31 5.07 6.69 7.30 3.90 6.88 7.03 5.08 7.07 3.90 5.30 5.71 5.94 8.06 6.18 4.55 5.02 6.42 8.08 6.23 6.58
-5
3.67 3.86 4.11 6.27 6.00 5.05 3.41 4.66 5.19 4.11 3.30 4.72 4.22 4.44 5.10 5.12 4.77 4.60 4.00 7.25 5.16 5.89 6.14 5.15

6.06 6.62 6.68 6.43 6.64 6.18 4.33 5.33 7.88 5.75 5.73 5.40 5.08 4.76 6.65 6.05 4.98 5.42 4.86 5.21 6.39 4.24 3.93 5.53
-10
5.63 5.35 5.40 6.36 5.18 4.61 4.04 4.94 4.67 5.97 5.28 3.75 5.25 4.36 5.25 5.73 6.39 3.66 3.05 2.65 3.73 3.50 6.83 4.92

5.64 7.42 3.03 4.77 8.10 6.31 7.75 7.15 5.25 4.79 3.74 6.81 6.52 6.78 6.66 5.95 6.89 3.11 8.12 9.10 2.96 3.76 5.67 3.12
-15
4.00 2.81 3.06 7.16 9.57 8.72 6.70 5.30 5.76 4.68 4.26 3.87 3.13 5.47 6.77 7.90 5.77 4.94 5.01 6.50 6.37 6.39 6.02 7.02

9.98 6.40 4.77 6.22 5.94 8.24 8.69 8.55 6.72 8.79 9.81 7.69 4.27 6.45 8.13 4.18 3.71 3.72 6.82 7.99 6.88 12.09 9.98 8.44
-20
90 95 100 105 110 115 120 125 130 135 140 145 150
BUJUR TIMUR

Gambar 2. Hasil perhitungan indeks kekeringan tahun 1996

PETA GARIS KESAMAAN FAKTOR HUJAN TAHUN 1996


20

13.00
15
12.00
11.00
10
10.00

5 9.00
8.00
LINTANG

0 7.00
6.00
-5
5.00
4.00
-10
3.00

-15 2.00
1.00
-20 0.00
90 95 100 105 110 115 120 125 130 135 140 145 150
BUJUR TIMUR

Gambar 3. Garis kesamaan faktor hujan tahun 1996


100 KFI Vol. 13 No. 2, 2002

PETA INDEX KEKERINGAN TAHUN 1997


20
5.03 3.85 1.27 2.81 4.15 7.39 13.19 9.70 14.47 1.27 3.82 4.46 6.13 5.71 12.13 4.16 5.29 4.10 3.62 2.08 1.33 1.38 1.25 1.09

1.67 0.67 0.70 0.85 0.99 3.72 8.59 5.78 1.98 1.45 1.19 1.66 1.56 1.75 1.33 1.38 1.13 1.19 1.68 1.90 1.51 1.19 1.12 1.00
15
1.54 1.64 1.82 0.76 1.54 1.00 2.01 1.69 1.59 1.30 1.42 1.76 2.10 1.69 2.50 1.89 1.39 1.79 2.12 2.43 2.75 2.41 2.17 1.69

1.74 2.05 2.07 1.27 1.87 3.53 1.99 1.27 1.99 2.38 1.92 1.79 1.31 2.05 1.75 2.41 2.11 2.69 2.41 2.76 3.24 3.05 2.73 2.68
10
2.24 2.36 2.26 2.12 2.62 2.73 2.25 2.52 2.99 3.14 2.62 2.31 1.86 1.63 4.16 3.59 3.28 3.37 3.34 3.48 3.19 5.50 4.75 3.29

8.19 7.93 6.96 5.40 6.41 6.92 7.61 7.68 8.03 7.83 8.21 8.22 5.41 4.42 5.40 7.21 6.68 7.26 6.08 9.15 9.24 5.45 10.02 10.54
5
9.04 8.93 9.64 7.06 6.58 6.43 6.86 8.00 9.71 9.18 6.60 5.62 4.94 4.39 4.60 5.55 5.59 5.07 6.19 7.03 8.37 9.96 12.03 12.17
LINTANG

6.92 7.21 8.27 7.63 6.67 5.19 6.15 8.08 8.31 8.46 6.08 5.66 5.29 4.46 3.25 4.36 5.10 4.99 5.72 5.92 7.66 8.49 9.18 10.53
0
4.83 5.44 5.22 6.18 6.02 5.52 5.90 8.19 7.12 6.39 5.98 5.21 5.36 4.16 3.26 4.09 5.09 5.25 8.01 4.79 7.08 7.61 8.01 8.29

4.69 4.81 4.76 5.06 5.37 5.51 5.50 6.07 6.27 5.95 4.97 5.93 5.10 4.76 4.74 12.64 6.80 4.88 6.80 4.63 5.80 7.75 8.03 7.55
-5
6.02 5.51 4.93 5.06 5.15 4.67 5.03 5.75 4.93 4.08 4.97 5.99 5.37 4.42 4.05 3.42 4.65 4.98 4.93 5.35 7.26 7.32 6.06 5.61

7.05 6.07 6.32 6.14 4.94 4.18 4.25 4.94 3.99 3.56 4.61 4.81 4.68 4.08 3.76 3.56 4.36 4.73 4.81 5.04 5.26 4.58 5.93 6.39
-10
8.98 5.84 5.54 5.02 4.04 2.82 2.91 3.02 3.05 3.10 3.70 3.82 4.20 4.11 3.80 4.14 5.27 3.71 4.15 5.04 7.01 6.60 5.61 7.11

4.81 4.88 5.00 4.85 5.05 4.96 5.02 3.75 4.23 3.05 4.44 4.13 2.57 3.25 3.80 3.05 2.58 4.00 3.97 5.48 3.34 4.11 5.63 4.48
-15
5.09 3.97 3.23 3.88 4.32 4.69 5.69 5.83 4.34 9.10 7.89 5.42 3.38 3.00 3.89 4.23 2.69 3.50 2.38 3.27 4.51 4.53 8.23 10.43

4.37 4.30 6.64 4.88 7.09 6.16 5.59 4.10 5.23 5.33 5.96 5.48 3.68 2.29 2.75 3.55 3.85 4.65 4.09 3.66 2.79 4.78 3.78 5.95
-20
90 95 100 105 110 115 120 125 130 135 140 145 150
BUJUR TIMUR

Gambar 4. Hasil perhitungan indeks kekeringan tahun 1997

PETA GARIS KESAMAAN FAKTOR HUJAN TAHUN 1997


20

14.00
15 13.00
12.00
10
11.00
10.00
5
9.00
LINTANG

8.00
0
7.00
6.00
-5
5.00

-10 4.00
3.00
-15 2.00
1.00
-20 0.00
90 95 100 105 110 115 120 125 130 135 140 145 150
BUJUR TIMUR
Gambar 5. Garis kesamaan faktor hujan 1997
KFI Vol. 13 No. 2, 2002 101

PETA INDEX KEKERINGAN TAHUN 1998


20
10.73 3.99 3.06 4.33 7.91 9.06 14.36 8.87 12.60 3.07 12.07 8.25 9.86 9.38 13.64 8.89 8.41 6.70 6.42 6.22 5.37 5.58 6.14 5.75

7.97 1.96 2.07 3.83 7.30 7.94 9.57 7.90 7.93 7.78 6.09 7.42 6.37 9.39 8.99 8.84 7.96 6.90 6.00 6.08 5.54 5.63 5.01 4.82
15
9.26 7.82 7.62 4.51 9.27 8.09 9.58 8.27 7.96 6.94 8.77 9.10 9.79 8.93 9.64 9.09 7.58 6.28 5.85 5.91 5.07 4.66 4.37 4.14

9.52 10.29 9.42 5.89 9.41 13.44 7.83 5.99 8.02 7.66 9.07 8.11 6.35 8.09 8.41 9.42 9.22 7.73 9.42 5.77 6.84 5.81 4.77 4.49
10
9.91 10.65 10.01 8.44 7.69 10.54 7.50 8.41 9.31 8.92 8.41 7.96 7.53 4.81 12.65 8.96 8.91 7.78 7.49 7.02 6.99 4.84 6.04 6.10

10.38 10.22 6.29 5.08 7.52 7.55 8.08 8.41 8.97 7.65 7.11 7.13 6.89 4.65 5.08 8.10 8.43 7.98 9.22 7.89 8.12 4.88 6.93 6.57
5
11.46 11.09 9.23 8.39 7.54 8.46 8.47 9.21 10.07 9.44 6.70 7.10 6.84 6.56 7.26 7.86 7.60 7.46 7.03 6.55 7.38 6.91 6.43 6.71
LINTANG

12.53 12.28 12.59 13.21 8.76 7.49 9.19 10.32 11.20 9.55 6.74 6.54 7.27 6.67 7.08 7.26 8.53 8.39 8.59 6.53 6.30 5.13 4.85 4.46
0
11.29 12.79 12.83 13.08 11.32 7.31 10.24 12.05 11.63 9.34 7.78 9.02 9.46 6.48 6.08 7.17 11.49 11.09 13.93 7.49 7.46 7.05 6.84 5.79

12.63 14.08 13.81 14.11 12.51 10.87 9.54 11.08 10.32 9.02 8.69 9.68 10.77 7.16 6.59 9.42 13.97 13.24 13.99 7.23 9.68 10.03 11.29 8.74
-5
13.54 14.77 13.40 13.82 12.59 8.85 7.77 9.15 7.55 7.35 7.66 9.48 9.45 6.71 6.68 6.60 7.45 9.24 7.55 10.23 15.87 12.67 8.25 10.33

13.70 13.65 13.04 12.09 10.94 9.56 9.54 9.95 7.12 6.30 5.88 5.72 5.57 3.92 5.16 5.34 7.26 7.15 8.01 8.09 7.87 7.60 5.37 5.98
-10
6.10 8.84 8.71 8.18 7.83 6.81 6.39 5.57 4.44 4.13 3.70 3.14 3.66 3.72 4.28 4.89 5.81 4.61 5.59 6.34 6.19 6.62 5.67 7.67

3.42 2.39 4.79 4.98 4.60 6.09 4.19 4.64 3.63 4.68 4.46 3.98 4.52 5.58 3.41 3.01 3.34 3.20 4.68 5.60 3.46 4.18 8.28 8.13
-15
10.34 8.58 3.27 5.36 5.62 5.07 5.82 5.04 5.62 3.86 5.75 2.69 3.37 6.18 4.19 3.34 3.44 4.34 4.74 4.99 3.31 3.32 6.01 2.92

7.92 5.77 6.44 4.75 6.76 7.83 6.39 5.53 2.64 3.00 5.63 3.67 3.42 4.58 4.40 3.62 3.97 3.98 9.45 7.35 12.52 8.69 6.28 6.48
-20
90 95 100 105 110 115 120 125 130 135 140 145 150
BUJUR TIMUR

Gambar.6 Hasil perhitungan indeks kekeringan tahun 1998

PETA GARIS KESAMAAN FAKTOR HUJAN TAHUN 1998


20

12.00
15
11.00

10
10.00

9.00
5 8.00
LINTANG

7.00
0
6.00

-5 5.00

4.00
-10
3.00

2.00
-15
1.00
-20 0.00
90 95 100 105 110 115 120 125 130 135 140 145 150
BUJUR TIMUR

Gambar 7. Garis kesamaan faktor hujan 1998


102 KFI Vol. 13 No. 2, 2002

Tabel 2. Persentase Wilayah Musim Kemarau dan Karakteristik Curah hujan


(Sumber Badan Meteorologi dan Geofisika, Jakarta)

DIBAWAH DIATAS
TAHUN NORMAL NORMAL NORMAL GEJALA ALAM BENCANA ALAM
1961 94 6 0 El Nino Kekeringan
1962 33 39 28 - -
1963 92 8 0 El Nino Kekeringan
1964 12 20 68 - -
1965 96 4 0 El Nino Kekeringan
1966 65 26 9 - Kekeringan
1967 96 4 0 El Nino Kekeringan
1968 0 8 92 - -
1969 91 9 0 El Nino Kekeringan
1970 31 41 28 - -
1971 34 33 33 - -
1972 98 2 0 El Nino Kekeringan
1973 2 11 87 - -
1974 7 22 71 - -
1975 9 17 74 - -
1976 72 28 0 El Nino Kekeringan
1977 78 20 2 El Nino Kekeringan
1978 3 12 85 - -
1979 46 26 28 - -
1980 67 17 16 - Kekeringan
1981 15 28 57 - -
1982 100 0 0 El Nino Kekeringan
1983 52 19 29 El Nino Kekeringan
1984 15 18 67 - -
1985 24 44 62 - -
1986 28 26 46 - -
1987 91 9 0 El Nino Kekeringan
1988 57 30 13 El Nino Kekeringan
1989 10 52 38 - -
1990 12 60 28 - -
1991 98 2 0 El Nino Kekeringan
1992 16 40 44 - -
1993 60 37 3 El Nino Kekeringan
1994 99 1 0 El Nino Kekeringan
1995 26 59 15 - -
1996 26 50 24 - -
1997 94 5 1 El Nino Kekeringan
1998 44 41 15 - -
1999 67 25 28 - Kekeringan
2000 30 60 10 - -
2001 -
KFI Vol. 13 No. 2, 2002 103

4. Kondisi kering akibat Monsun Australia adalah


Pemilihan akumulasi tahunan adalah untuk faktor utama yang menyebabkan kekeringan di
melihat ketersediaan air selama setahun yang diterima Indonesia dari sepuluh tahun pengamatan.
pada permukaan,sedangkan suhu rata-rata tahunan adalah 5. Perhitungan dengan web komputasi akan
untuk menghindari pengaruh lokal terhadap kekeringan. mempercepat prediksi dan perhitungan cuaca secara
Dalam penentuan besar indeks kekeringan biasanya curah interaktif,dapat diakses dari manapun asalkan masih
hujan menggunakan satuan mm/tahun dan suhu dalam terhubung dengan internet,efisiensi server basisdata,
derajat Celcius. Batas kering adalah sekitar 40. Dalam user hanya buat alur script melalui PC pelanggan
penelitian ini perumusan diatas dimodifikasi kemudian dikirim ke server database memberi biaya
menggunakan satuan untuk curah hujan mm/tahun dan yang murah,dan kenyataan bahwa stasiun klimatologi
suhu dalam skala Kelvin sehingga batas kering menjadi 5. tersebar di daerah akan memungkinkan perhitungan
Harga ini diperoleh dengan pertimbangan curah hujan dan prakiraan cuaca lebih cepat serta otomatik dan
tahunan di Indonesia sebagian besar lebih dari 1350 mm, akan mendapat hasil yang lebih dipercaya.
dan suhu tahunan rata-rata sekitar 25 0 C atau 298 K. 6. Program MySQL dan PHP adalah berbasis internet
yang diperoleh dengan gratis sehingga untuk
5. Hasil dan Analisa
kepentingan pendidikan dan penelitian sangat cocok.
Dengan menggunakan web sebagai media
Ucapan Terima Kasih
komputasi akan menghasilkan peta garis kesamaan indeks
kekeringan untuk daerah wilayah Indonesia dengan Penelitian ini disponsori oleh sebagian dana RUT
simultan, cepat,tepat,dan interaktif. Pada penelitian ini VII.I-2001, Kerja sama LP-ITB dan KMRT dengan
digunakan data pada selang waktu 1990-1999 sehingga Kontrak No 011.11/SK/RUT/2001.
lengkap diperoleh ada gejala monsun, El Niño,dan La
Daftar Pustaka
Niña. Pada tahun 1996 (lihat Gambar 2,3) adalah sebelum
El Niño,sudah mulai menunjukkan penurunan nilai indeks 1. Bayong,Tj.H.K., Proses Fisis Atmosfer-Osean pada
kekeringan dibandingkan tahun sebelumnya khusus pada El Niño dan dampaknya terhadap musim di
bujur 90-150BT dan lintang 20LS-20LU,harga indeks Indonesia, Prosiding Seminar Media Dirgantara,
kekeringan pada belahan bumi selatan sepanjang 10 tahun Bandung, (1996).
memang lebih rendah dibandingkan di belahan bumi 2. Bayong, Tj.H.K., The impact of El Niño on season in
utara. Harga ini didominasi oleh efek Monsun Asia basah Indonesia Monsoon Region, Proc.of International
dan Monsun Australia yang kering. Pada tahun 1997 Workshop on Climate System of Monsoon Asia,
(lihat Gambar 4,5) merupakan tahun El Niño dan indeks Kyoto, Japan (1996).
secara drastis sangat menyolok turun pada bujur 90- 3. Siregar, Plato Martuani, Model 1-D pertumbuhan
150BT seperti bentuk lidah,indeks umumnya dibawah awan konveksi diatas Bandung, Tesis Magister
harga sembilan. Bagian selatan pulau Jawa dan Nusa Program studi Oseanografi dan Sains Atmosfer, ITB,
Tenggara menjadi lebih kering adalah akibat gabungan El (2001).
Niño dan Monsun Australia yang menimbulkan peta 4. Ramage,C.S., Monsoon Meteorology, Academic
faktor hujan dengan harga kecil semakin menjorok ke Press, New York, 1971.
arah ekuator. Pada tahun 1998 justru merupakan tahun La 5. Trenberth, K E., El Niño Defenition, Workshop on
Niña (lihat Gambar 6,7) memiliki indek yang lebih ENSO and Monsoon, ICTP, Italy, WMO No 896,
besar,kecuali belahan selatan. (1996).
6. Hirota, I., Dynamic of the Equatorial Middle
6. Kesimpulan
Atmosphere, The Fourt International Symposium of
1. Indeks kekeringan adalah batas dimana wilayah di Equatorial Observation over Indonesia, RASC,
kategorikan kering jika indeksnya lebih kecil dari (1992).
5.0,dan basah diatas 5.0 basah. 7. Kato, S., Atmosphere in Motion over Indonesia and
2. Dari indeks menunjukkan bahwa setiap kejadian El Global Climate, PIT. HAGI XIX, Bandung, (1994).
Niño,maka daerah wilayah Indonesia bagian timur 8. Jesus C., Harish Rawat, Sascha S.,Chris S., and
dan selatan tepengaruh menjadi lebih kering Deepak Veliath, Profesional PHP Programming,
dibanding dengan tahun normal. Wrox Press Ltd, 1999.
3. Setiap kejadian El Niño akan terjadi kekeringan di
Wilayah Indonesia,tetapi tidak berlaku sebaliknya
(lihat tabel 2).

Anda mungkin juga menyukai