Anda di halaman 1dari 4

STANDARISASI JARINGAN KABEL YANG BAIK UNTUK AKSES INTERNET VIA LINE TELEPON Ardyan Guruh Andika Rahma

Jurusan D4 Teknik Elektro Politeknik Negeri Malang Abstrak Dari perkembangan teknoloh=gi yang paling berkembang pesat saat ini adalah teknologi komunikasi data yang didukung dengan perkembanagan teknologi internet yang merupakaan jaringana data global dengan menggunakan TCP/IP sebagai protokol basisnya. Dari pengguna internet, saat ini presentase pengguna paling banyak di Indonesia adalah dengan menggunakan saluran telepon sebagai medianya. Paradigma yang berkembang saat ini adalah akses internet lambat sebagian besar dikarenakan kualitas jaringan kabel yang kurang baik. I. 1.1 PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Pemakaian teknologi internet pada saat ini telah merambah ke seluruh lapisan masyarakat. Namun dalam penggunaanya masih ada kesimpangsiuran informasi mengenai penyebab lambatnya akses internet. Banyak hal yang menyebabkan akses internet salah satunya adalah jaringan kabel telepon seperti apa yang memenuhi standard, inilah yang masih dipertanyakan sampai saat ini. 1.2 PERUMUSAN MASALAH Lambatnya akses internet dapat dipengaruhi oleh jaringan kabel telepon yang kurang baik. Untuk itu akan dicoba membuat standarisasi jaringan kabel yang baik untuk akses internet via line telepon. 1.3 TUJUAN PENULISAN Adapun tujuan dari penulisan ini adalah : Untuk menentukan batas minimum (paling rendah) mutu jaringan untuk akases internet via line telepon.

II. STANDARISASI JARINGAN KABEL UNTUK INTERNET 2.1 Standarisasi Karakteristik Jarlokal Berdasarkan Parameter Kabel Tembaga 2.1.1 Analisa jarak Kecepatan modem dipengaruhi oleh panjang saluran dari jaringan PSTN. Semakin jauh jarak pengguna atau pelanggan maka semakin lambat kecepatan akses internet, begitu pula sebaliknya semakin dekat jarak pelanggan maka kecepatan modem akan semakin cepat. Atau dapat dikatakan bahwa kecepatan akses internet berbanding terbalik dengan jarak. Berdasarkan hasil pengukuran maka dapat ditentukan standar titik kritis atau batas maksimal baiknya akses internet pada jarak 6 Km diukur dari sentral telepon. Pada jarak ini atau lebih maka akses internet tidak dapat dilakukan lagi. Jika dibandingkan dengan hasil perhitungan, hasil tersebut cukup baik, karena pada perhitungan diperoleh jarak

5,7 Km. Karena prakteknya banyak jaringan kabel yang melebihi standar panjang maksimal tersebut. Tabel 4.1 Jarak Maksimum Akses Internet Diameter Jarak Jarak kabel Secara Secara Perhitun Pengukurn gan 0,6 mm 5,7km <6 km 2.1.2 Kecepatan Akses Kecepatan akses internet yang diharapkan dari penggunaan modem pada kasus ini adalah 56 kbps. Sedangkan kecepatan yang diperoleh dari hasil percobaan beragam tergantung dari jarak pengaksesan, semakin jauh jarak maka kecepatan modem semakin kecil. Pada prakteknya modem yang kita gunakan jarang sekali mencapai kecepatan maksimum yang dimiliki oleh modem tersebut. Setiap modem mempunyai fallback rate dimana kecepatannya akan turun secara otomatis bila kondisi tidak memungkinkan. Meskipun demikian hasil yang kita peroleh tersebut cukup baik. Tabel 2.2 Kecepatan Internet Kecepatan maks Kecepatan maks yang diharapkan yang diperoleh 56 kbps 46,66 kbps 2.1.3 Analisa Tahanan Jerat Besarnya tahanan jerat memengaruhi kecepatan akses internet. Semakin besar tahanan jerat maka semakin lambat akses internet, begitu pula sebaliknya semakin kecil tahanan jerat maka semakin cepat akses internet. Dari hasil pengukuran dan perhitungan tidak terdapat harga yang jauh sekali masih dalam batas nilai toleransi, berdasarkan hasil pada tabel 2.1 maka harga tahanan jerat yang baik untuk internet adalah 130 ohm/km.

Tabel 2.3 Standar harga tahanan jerat Diame R loop R loop Bat ter penguku perhitun as Kabel ran R gan (mm) loo (/km) (/km) p () 0,6 126,5 130 <78 129,8 0 2.2.4 Analisa Tahanan Isolasi Besarnya harga r isolasi mempengaruhi cepat atau lambatnya akses internet. Harga r isolasi yang standarkan oleh PT.Telkom adalah > 1000 M. Tetapi pada praktek di lapanagan standar minimal untuk internet adalah >800 M. Tabel 2.4 Standar R isolasi R isol standar R isol hasil pengukuran > 1000 M ohm > 750 M ohm 2.2.5 Analisa Kapasitansi Kapasitansi digunakan untuk mengetahui letak gangguan pada jaringan kabel. Berdasarkan harga standar yang ditetapkan pada tabel 2.2 maka dapat disimpulkan bahwa harga kapasitansi yang baik adalah antara 0,7 mF sampai 1,5 mF Tabel 2.5 Standar Kapasitansi Hasil Pengukuran Standar (nF) (nF) 0,55<C<1,13 0,7<C<1,5 2.3.6 Analisa Redaman Redaman semu kabel tembaga Berdasarkan perhitungan yang dilakukan pada bab 3 maka diperoleh Redaman semu untuk

standart internet diameter kabel 0,6 adalah: Ad(0,6) = 6,66 dB Redaman semu saluran pelanggan. Berdasarkan perhitungan pada bab 3 diperoleh: Y(0,6) = 1,25 dB/km Redaman saluran pelanggan internet Berdasarkan percobaan diketahui bahwa panjang kabel maksimum untuk pelanggan internet adalah 6 km untuk diameter kabel 0,6 mm, dari spesifikasi tersebut dapat dihitung redaman saluran pelanggan internet sebagai berikut: Redaman saluran pelanggan internet = Y(0,6) x 6 km = 1,25 dB/km x 6 km = 7,5 dB dari perhitungan diatas dapat dibuat tabel redaman saluran pelanggan internet sebagai berikut : TABEL 2.6 Standar Redaman

CCITT G.821 yang terdapat pada tabel 2. . Berdasarkan pengukuran diperoleh harga 10-6 namun dalam rekomendasi CCITT dianjurkan untuk komunikasi data 10-7 Tabel 2.7 Standar BER

Dari analisa parameter elekrik diatas maka dapat dibuat tabel standar parameter elektrik untuk akses internet seperti terlihat daam tabel dibawah ini: Tabel 2.8 Standar parameter elektrik untuk akses internet diameter kabel 0,6 mm

III. PENUTUP 3.1 KESIMPULAN 1. Dari hasil pengukuran yang dilakukan standar parameter yang telah ditetapkan oleh PT. Telkom sudah memenuhi standar untuk penggunaan internet. 2. Dalam prakteknya standar parameter dibawah nilai yang telah distandarkan masih baik digunakan untuk akses internet. 3.2 SARAN 1. Jarlokat memiliki potensi yang sangat besar mengingat semakin pesatnya pengembangan teknologi yang berbasis jarlokat dan memiliki banyak pelanggan, oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan-perbaikan pada system jarlokat untuk meningkatkan kualitas jaringan. 2. Penerapan system homogenitas untuk pembangunan jarlokat yang baru, yaitu menerapkan

Dari tabel diatas tampak jelas perbadaan hasil perhitungan dengan hasil pengukuran hal ini disebabkan karena pada perhitungan yang diperhitungan adalah redaman semu saluran saja, sedangkan pada pengukuran merupakan redaman total yang terjadi pada saluran. 2.3.7 Analisa Bit Error rate Bit Error rate (BER) menggambarkan banyaknya kesalahan bit yang terjadi pada saat pengiriman data dilakukan. Untuk menentukan standar BER digunakan rekomendasi

penggunaan kabel yang memiliki diameter 0,6 untuk semua jarlokat mulai dari MDF sampai dengan kabel dipelanggan. DAFTAR PUSTAKA Les Freed dan Frank J.Defler,Jr. Panduan komunikasi Modem. Elex Media Komputindo Syamsuryana,Endro Mulyanto & Ahmad Arif Rahman. Dari modem analog ke PT.Telkom. Pedoman Pemasangan Jaringan Kabel Telekomunikasi. PT.Telkom Indonesia Hallshall. Data and Communication. Prentice Hall. Gouzali Saydam. Prinsip Dasar teknologi Jaringan telekomunikasi. Angkasa Bandung ITU-T Recommendation V.34 1998. Data Communication Over The Telephone Network.

modem digital. Elex Media Komputindo. PT.Telkom. Pedoman Pemasangan Jaringan Kabel Telekomunikasi. PT.Telkom Indonesia (Persero). William Stalling. Data and Computer Communication. Prentice Hall.

Anda mungkin juga menyukai