Anda di halaman 1dari 11

Journal of Tropical Fisheries (2009) 4(1): 386-396

Suriansyah dkk.: Studi Pematangan Gonad .....

HASIL PENELITIAN

STUDI PEMATANGAN GONAD IKAN BETOK (Anabas testudineus Bloch) DENGAN RANGSANGAN HORMON Study Maturation Gonad of Cilmbing Perch (Anabas Testudineus Bloch) With the Hormone Stimulating
1

Suriansyah 1, Agus Oman S.2 dan Muhammad Zairin Jr 2 Staf pengajar Program Studi Budidaya Perairan Faperta Universitas Palangka Raya 2 Staf pengajar Program Studi Ilmu Akuakultur Institut Pertanian Bogor ABSTRAK

Gonadotropin dapat mempercepat proses mensintesis hormon 17-hidroksiprogesteron menjadi 17, 20-dihidroksiprogesteron sebagai maturation inducing streroid (MIS) dan mempercepat proses perleburan inti sel telur (Germinal Vesicle Breakdown, GVBD). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas ovaprim terhadap pematangan gonad ikan betok dengan dosis berbeda. Rangsangan hormon gonadotropin dalam bentuk ovaprim sebanyak (0.5 ml/kg) dapat memicu waktu ovulasi 3.30 jam dan laju ovulasi 4.30 jam setelah pencampuran induk jantan dan betina, persentase nilai gonado somatik indeks (GSI) ikan betok 2.72 % dan dapat meningkatkan rataan diameter telur akhir ikan betok 0.65 mm dengan perkembangan diameter telur 0.18 mm selama waktu 4.30 5.40 jam. Kata kunci : Pematangan gonad, ovaprim, Anabas testudineus

ABSTRACT
Gonadotropin can accelerate the process of synthesis of hormone 17-hidroksiprogesteron to the 17, 20-dihidroksiprogesteron as maturation inducing streroid (MIS), and quicken the process of melting of nucleus of egg cell (Germinal Vesicle Breakdown, GVBD). This Research was aimed to know the effectivity of ovaprim to mature the gonad of cilmbing perch (Anabas testudineous) with the different dosage. The stimulating of hormone gonadotropin in the form of ovaprim with amount of (0.5 ml/kg body weigh) had triggered the time ovulation during 3.30 hours and the ovulation rate in 4.30 hours, after combining of male and female. In addition, it could trigger the percentage of the gonado somatic indexs (GSI) climbing perch by about 2.72 % and improved the final eggs diameter of 0.65 mm in which the growth of egg diameter reached 0.18 mm during 4.30 - 5.40 hours. Key word : Maturation gonad, ovaprim, Anabas Testudineus.

PENDAHULUAN Latar Belakang Dewasa ini permintaan produk perikanan terus meningkat sejalan dengan pertambahan penduduk. Untuk memenuhi harapan tersebut salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah meningkatkan produktivitas budidaya melalui reproduksi ikan sistem hormonal. Kendala yang dihadapi untuk pengembangan akuakultur adalah ketersedian benih tepat jumlah, tepat mutu, tepat waktu dan tepat harga untuk dalam program intensifikasi budidaya ikan (Zairin Jr 2003). Jurusan Perikanan, Faperta UNPAR 386

Journal of Tropical Fisheries (2009) 4(1): 386-396

Suriansyah dkk.: Studi Pematangan Gonad .....

Ovaprim adalah merk dagang bagi hormon analog yang mengandung 20 g analog salmon gonadotropin realeasing hormon (sGnRHa), LHRH dan 10 g domperidone sejenis anti dopamin per mililiter (Nandeesha at al., 1990). Ovaprim termasuk hormon gonadotropin (GTH) semi murni yang diiekstraksikan dan dimurnikan dari hipofisa salmon atau ikan mas (Zairin Jr 2003). Ovaprim dalam tubuh ikan sebagai regulator yang bekerja secara langsung mempengaruhi organ target mensentesis hormon gonadotropin merangsang sekresi follicle stimulating hormon (FSH) dalam tubuh ikan. Rangsangan hormon dari luar tubuh adalah menipulasi hormonal berupa suntikan dan implantasi hormon, tidak lain adalah upaya potong kompas menggantikan sinyal lingkungan. Pada spesies yang tidak memijah secara sepontan di dalam wadah budidaya, manipulasi hormonal mutlak diperlukan (Zairin Jr 2003). Pematangan gonad ikan di bawah kontrol hipotalamus-hipofisis-gonad yang dipengaruhi oleh sinyal lingkungan, sistem hormon dan organ reproduksi. Pematangan gonad ikan adalah proses perleburan inti sel telur (Germinal Vesicle Breakdown, GVBD) yang menyebabkan lapisan folikel akan pecah dan telur dikeluarkan menuju rungga ovari (proses ovulasi). Ikan betok (Anabas testudineus Bloch) adalah merupakan ikan air tawar yang hidup di perairan rawa, sungai, danau dan genangan air lainnya. Pemijahan ikan betok sekali setahun pada waktu musim penghujan dan termasuk jenis ikan yang sangat sulit dipijahkan secara alami pada lingkungan budidaya walaupun dalam keadaan sudah matang gonad. Selain hal tersebut, ikan betok sangat digemari masyarakat oleh masyarakat Kalimantan khususnya Kalimantan Tengah karena rasanya enak dan gurih dan mepunyai nilai ekonomis. Berdasarkan permasalah tersebut, penulis mencoba menipulasi hormon dari luar tubuh dalam bentuk ovaprim untuk mempercepat pematangan gonad ikan betok dengan tujuan penelitian untuk mengetahui efektifitas ovaprim terhadap pematangan gonad ikan betok dengan dosis berbeda dan manfaatnya sebagai informasi terapan teknologi reproduksi untuk pematangan ikan betok dalam bidang akuakultur secara berkelanjutan.

METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Perikanan Faperta Unpar dengan waktu penelitian 2 bulan (mulai persiapan sampai selesai penelitian) terhitung sejak bulan Maret sampai Mei 2009. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian pematangan gonad ikan betok menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 4 perlakuan dan 10 ekor ikan uji (ulangan) dengan dosis berbeda, yaitu : * Pelakuan A menggunakan ovaprim dosis 1 (0.5 ml/kg) * Pelakuan B menggunakan ovaprim dosis (0.5 ml/kg) * Pelakuan C menggunakan ovaprim dosis (0.5 ml/kg) * Pelakuan D tampa menggunakan ovaprim

Bahan dan Metode Penelitian Ikan uji dan penyuntikan ovaprim 387

Jurusan Perikanan, Faperta UNPAR

Journal of Tropical Fisheries (2009) 4(1): 386-396

Suriansyah dkk.: Studi Pematangan Gonad .....

Ikan uji yang akan digunakan adalah induk betina ikan betok sebanyak 4 perlakuan x 10 ekor ikan uji (ulangan) = 40 ekor dengan berat berkisar antara 50 55 gram dan untuk induk jantan 40 x 2 = 80 (1 : 2) ekor dengan berat berkisar antara 30 35 gram. Penyuntikan ovaprim pada bagian intra-muscular dengan dosis berbeda untuk induk betina adalah: 1 (0.5 ml/kg), (0.5 ml/kg), (0.5 ml/kg) dan 0 (0.5 ml/kg)dari bobot tubuh, penyuntikan dilakukan 2 kali dengan jarak 6 jam masing-masing bagian dari dosis. Sedangkan untuk induk jantan dilakukan penyuntikan hanya 1 kali bersamaan dengan penyuntikan kedua induk betina sebanyak dosis (0.5 ml/kg) dari bobot tubuh. Tempat dan waktu pemijahan ikan uji Tempat pemijahan ikan uji menggunakan baskom plastik dengan ukuran berdiameter 50 cm dan tinggi 30 cm sebanyak 40 buah. Tempat pemijahan diberi media air setinggi 15 cm dari air tanah yang diambil menggunakan pompa yang terlebih dulu air diendapkan selama 5 7 hari. Sebelum dilakukan penyuntikan dengan ovaprim ikan uji dipuasakan selama 3 hari dalam baskom dan akuarium. Setelah 4 jam penyuntikan kedua, ikan uji dipijahkan secara alami dalam baskom plastik dengan perbandingan induk jantan dan betina 1 : 2. Bila sudah terjadi pemijahan induk betina dan jantan diambil/dipisahkan dari telur yang sudah dikeluarkan. Parameter Uji Parameter Uji Pematangan Gonad Ikan Betok 1 Pengamatan waktu ovulasi Pengamatan waktu ovulasi pematang gonad ikan uji dilakukan mulai dari penggabungan induk jantan dan betina sampai telihat induk betina selalu mengikuti induk jantan (selalu bekerjaran). Pengamatan dilakukan secara visual setiap selang waktu 1 jam. 2 Pengamatan laju ovulasi Pengamatan laju ovulasi pematang gonad ikan uji dilakukan mulai dari penggabungan induk jantan dan betina sampai telur dikelurkan saat pemijahan. Pengamatan dilakukan secara visual setiap selang waktu 1 jam. 4 Pengamatan gonado somatik indeks (GSI) Pengamatan gonado somatik indeks ikan uji dilakukan dengan cara menimbang ikan uji dengan tripel baland. Pengamatan gonado somatik indeks ikan uji menggunakan metode (Effendie, 2002), dimana berat gonad (gram) dibagi bobot tubuh ikan uji dikurangi berat gonad dikalikan dengan 100 % (GSI = Wg/W x 100 %). 3 Pengamatan diameter telur awal Pengamatan diameter telur awal ikan uji sebelum pemberian ovaprim sebanyak 25 butir pada masing-masing perlakuan dengan cara membedah ikan uji. Sampel telur sampel diawatkan dengan asam pikrat, formaldehida 40 % dan asam asetat 100 % (15 : 5 : 1) selama 24 jam, setelah itu ganti dengan alkohol 70 %. Pengamatan diameter telur menggunakan mikroskop. 4 Pengamatan diameter telur akhir Pengamatan diameter telur akhir ikan uji dilakukan terhadap telur yang dikeluarkan pada saat pemijahan, sebanyak 25 butir pada masing-masing perlakuan. Sampel telur diawetkan dengan asam pikrat, formaldehida 40 % dan asam asetat 100 % (15 : 5 : 1)

Jurusan Perikanan, Faperta UNPAR

388

Journal of Tropical Fisheries (2009) 4(1): 386-396

Suriansyah dkk.: Studi Pematangan Gonad .....

biarkan selama 24 jam, setelah itu ganti dengan alkohol 70 %. Pengamatan diameter telur menggunakan mikroskop. Kualitas Air Untuk Ikan Uji Kualitas air yang diamati pada waktu perkembangan dan pematangan gonad ikan betok adalah berupa suhu air diukur dengan (termometer), oksigen terlarut (DO) diukur dengan DO meter dan derajat keasaman (pH) diukur dengan pH meter langsung di lapangan, sedangan karbondioksida bebas (CO2) diukur dengan sepektopotometer dan amoniak terlarut (NH3) diukur dengan sepektopotometer di laboratorium. Analisa Data Data hasil pengamatan terhadap pematangan gonda dibuat dalam bentuk tabulasi. Data hasil pengolahan dilakukan analisa kehomogenan data dengan uji Bartllet, bila data sudah homogen dilakukan analisa sidik ragam (ANOVA) dengan uji F dan bila terdapat perbedaan nyata atau sangat nyata dilakukan uji Wilayah Ganda Duncan (Mattjik dan Sumertajaya, 2000). Data yang sudah diolah dan dianalisis disajikan dalam bentuk grafik dan dibahas sesuai dengan parameter uji yang diamati. Hasil pembahasan bersifat deskriptif terhadap data pematangan gonad ikan betok. HASIL DAN PEMBAHASAN Waktu ovulasi ikan betok Waktu ovulasi ikan betok yang diberikan suntikan ovaprim berdasarkan pengamatan dengan selang waktu 1 jam sesudah pencampuran induk jantan dan betina sebagaimana Gambar 1 berikut. Waktu ovulasi merupakan proses dimana lapisan folikel akan pecah dan telur dikeluarkan menuju rungga ovari.
RATAAN WAKTU OVULASI IKAN BETOK
5 4.5 W aktu Ovulasi (Jam) 4 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 A B C Dosis 0 D 4.4 4.3 3.3

Gambar 1. Rataan waktu ovulasi ikan betok Waktu ovulasi ikan betok menunjukan perbedaan yang sangat nyata akibat pemberian dosis (P<0.05), dimana dosis (0.5 ml/kg) lebih cepat waktu ovulasi dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Pemberian ovaprim pada dosis tinggi (0.5 ml/kg) dan 1 (0.5 ml/kg) dapat menghambat kerja kelenjar hipofisis mensekresikan hormon gonadotropin-II pada

389

Jurusan Perikanan, Faperta UNPAR

Journal of Tropical Fisheries (2009) 4(1): 386-396

Suriansyah dkk.: Studi Pematangan Gonad .....

lapisan teka, sehingga pembentukan 17, 20-dihidroksiprogesteron (Maturation Induccing Streroid, MIS) oleh enzim 20-hidroksi steroid dehidrogenase terhambat. Akibat proses tersebut waktu ovulasi ikan betok cukup lama berkisar antara 4.40 4.30 jam setelah pencampuran induk jantan dan betina. Pemberian dosis rendah (0.5 ml/kg) dapat mempercepat pembentukan 17, 20dihidroksiprogesteron (Maturation Induccing Streroid, MIS) oleh enzim 20-hidroksi steroid dehidrogenase. Muhammad et al. (2003) kemampuan ovulasi ikan sangat berkaitan dengan pemberian gonadotropin untuk mempercepat masa laten pemijahan ikan betok dikarnakan dapat meningkatkan konsentrasi 17, 20-dihidroksiprogesteron dan didukung dengan pernyataan Irzal (2002) penggunaan hormon gonadotropin dapat memberikan ransangan terhadap hipotalamus untuk mengeluarkan hormon GnRH yang berperan dalam mensitesis hormon steroid sebagai pemicu pematangan gonad untuk pengatur inti telur melakukan migrasi dan peleburan untuk proses ovulasi. Gonadotropin releasing hormon (GnRH) disentesis oleh preoptic-hypothalamic dan bekerja pada kenejar pituitari akan merangsang sentesis dan pelepasan gonadotropin hormon pada semua vertebrata (Natalia et al., 2005). Effek GnRH dan azagly-nafarelin (Gonazon) pada dosis 16 g kg-1, yang diberi di permulaan atau pada pertengahan periode ikan bertelur, adalah sangat efektif dan aman inducer ovulation di dalam ikan budidaya (Tomasz et al., 2008). Proses waktu ovulasi ikan betok, dimana induk betina dan jantan selalu kejar mengejar dan kadang-kadang melakukan loncatan-loncatan, sedangkan induk betina selalu munculkan bagian punggungnya kepermukaan. Proses waktu ovulasi ikan betok sebagaimana Gambar 2 berikut.

Gambar 2. Proses kegiatan waktu ovulasi ikan betok Laju ovulasi ikan betok Laju ovulasi adalah puncak pematangan akhir dari proses ovulasi dan telur siap untuk menerima sperma (siap dibuahi), dimana telur dikatakan telah mencapai kematangan secara fisiologis dan siap dibuahi oleh sperma. Laju ovulasi ikan betok yang diberikan suntikan ovaprim berdasarkan pengamatan dalam selang waktu 1 jam sesudah pencampuran induk jantan dan betina sebagaimana Gambar 3 berikut.

Jurusan Perikanan, Faperta UNPAR

390

Journal of Tropical Fisheries (2009) 4(1): 386-396

Suriansyah dkk.: Studi Pematangan Gonad .....

RATAAN LAJU OVULASI IKAN BETOK


6 5 L a juO v u la s i( J a m ) 4 3 2 1 0 0 A B Dosis C D 5.4 5.3 4.3

Gambar 3. Rataan laju ovulasi ikan betok Percepatan rataan laju ovulasi ikan betok menunjukan perbedaan yang sangat nyata akibat pemberian dosis (P<0.05), dimana dosis (0.5 ml/kg) lebih cepat laju ovulasi dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Pemberian ovaprim pada dosis tinggi (0.5 ml/kg) dan 1 (0.5 ml/kg) dapat menghambat kerja hormon GnRH mensekresi hormon gonadotropinII sehingga proses perleburan inti sel telur terganggu dan menyebabkan laju ovulasi ikan betok lebih lama. Pemberian ovaprim dengan dosis (0.5 ml/kg) adalah cukup edial untuk pembentukkan laju ovulasi ikan betok selama 4.30 jam setelah pencampuran induk jantan dan betina, dikarnakan dosis tersebut dapat mempercepat proses mensintesis hormon 17hidroksiprogesteron menjadi 17, 20-dihidroksiprogesteron untuk mempercepat proses perleburan inti sel telur. Menurut Garcia-Lopez et al. (2005) peningkatan 17, 20dihidroksiprogesteron berhubungkan dengan beberapa bagian periode pemijahan karena peran dari maturation-inducing steroid di dalam senegalensis. Gonadotropin dikenal sebagai hormon reproduksi berperan sebagai stimulasi/ mensekresi produksi gonad steroid (Lucinda et al., 2003). Amano., et al (1998) dalam Masafumi et al., (2006), pada ikan salmon sockeye, GHRH salmon (sGnRH) terdistribusi dari saraf olfactory melalui hypothalamus, terlibat pelepasan GTH. Penggunaan GnRGs sangat ditentukan keberadaan peptides adalah sebagai peran penting di dalam mempengaruhi waktu pematangan ovarian pada udang (Apichart et al., 2008). Proses laju ovulasi ikan betok, induk jantan selalu mengejar dan menghalangi gerakan induk betina dari depan untuk melakukan percumbuan sampai-sampai terjadi kontak body selama 10 15 detik dilakukan berulang kali, selama kontak body induk betina mengeluarkan telur dan jantan mengeluarkan sperma (pemijahan). Proses laju ovulasi ikan betok sebagaimana Gambar 4 berikut.

391

Jurusan Perikanan, Faperta UNPAR

Journal of Tropical Fisheries (2009) 4(1): 386-396

Suriansyah dkk.: Studi Pematangan Gonad .....

Gambar 4. Proses kegiatan laju ovulasi ikan betok Gonado somatik indeks (GSI) ikan betok Nilai gonado somatik indeks merupakan nilai persentase perbandingan antara berat gonad dengan berat tubuh setelah dikurangi ganad. Menurut Effendie (2002) nilai indeks sejalan dengan perkembangan gonad, semakin bertambah besar nilai tersebut sampai batas kisaran maksimum pada saat terjadi pemijahan. Rataan persentase gonado somatik indeks ikan betok pada pada waktu percobaan sebagaimana Gambar 5 berikut.
RATAAN PERSENTASE GONADO SOMATIK INDEKS (GSI) IKAN BETOK
2.722 2.72 2.718 2.716 G S I (% ) 2.714 2.712 2.71 2.708 2.706 2.704 A B Perlakuan C D 2.71 2.72 2.72 2.72

Gambar 5. Rataan persentase gonado somatik indeks (GSI) ikan betok Nilai gonado somatik indeks ikan betok pada saat pematangan gonad sebesar 2.72 % adalah cukup baik untuk pematangan gonad ikan betok dengan menggunakan rangsangan hormon gonadotropin dalam bentuk ovaprim, hormon tersebut dapat menicu peningkatan gonado somatik indeks dari 2.71 % menjadi 2.72 %. Johnson (1971) dalam Effendie (2002) menyatakan bahwa ikan threadfin shad nilai gonado somatik indeks berkisar antara 1 25 %. Pemberian rangsangan hormon gonadotropin dalam bentuk ovaprim dapat meningkatkan nilai gonado somatik indeks pada ikan betok sebesar 0.01 %, peningkatan nilai tersebut dapat meningkatan oocit pada ikan betok. Menurut Corriero et al. (2007) pematang oocit pada volume tinggi memecahkan atretic oocyteswas bila tidak dikontrol, karena pada GnRHa-treated mempunyai final oocyte maturation (FOM) dan postovulatory follicles (POFS). Profil plasma vitellogenic dan gonadotropin (GTH II: yang diperkirakan pada karper umum GTH II ELISA) tingkatan memperkenalkan suatu yang baik korelasi dengan index gonadosomatic (GSI) dan berarti jumlah vitellogenic oocytes selama tahap reproduktif berbeda (Sudipta et al., 2007) Gonado somatik indeks ikan betok pada waktu pematangan gonad pada masing-masing perlakuan dan ulangan rataan berat gonad 1.43 gram dan rataan bobot tubuh setelah dikurangi gonad berkisar anatar 52.69 52.71 gram. Gonado somatik indeks adalah untuk mengetahui perkembangan gonad pada saat pematangan gonad ikan betok dilakukan dengan cara membandingkan antara berat gonad dengan bobot tubuh setelah dikurangi berat ganad. Bentuk gonad dan ikan betok betok yang digunakan sebagaimana Gambar 6 berikut.

Jurusan Perikanan, Faperta UNPAR

392

Journal of Tropical Fisheries (2009) 4(1): 386-396

Suriansyah dkk.: Studi Pematangan Gonad .....

Gambar 6. Betuk gonad dan berat ikan betok Diameter telur awal dan akhir ikan betok Keberadaan diameter telur ikan betok pada saat pematangan gonad sebagaimana Gambar 7 berikut. Diameter telur adalah besarnya ukuran telur yang terdapat pada gonad betina.
RATAAN DIAMETER TELUR IKAN BETOK 0.65 0.65 0.65 0.47 0.47 0.47 0.49 0.47
Pekembangan Diameter Telur Diameter Telur Awal Diameter Telur Akhir

0.7 Diam eter Telur (m m ) 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 A 0.18

0.18

0.18 0.02 B Perlakuan C D

Gambar 7. Rataan diameter telur ikan betok Diameter telur awal pada saat pematangan gonad rataan 0.47 mm dan setelah diberi ovaprim terjadi peningkatan rataan diameter telur akhir 0.65 mm, peningkatan diameter telur sejalan dengan pemberian ovaprim. Sedangkan ikan betok tanpa pemberian ovaprim rataan diameter telur hanya sebesar 0.49 mm dan tidak memperlihatkan waktu ovulasi setalah pencampuran induk jantan dan betina. Pematangan gonad dengan rangsangan hormon gonadotropin dalam bentuk ovaprim adalah dapat meningkatkan diameter telur secara maksimal, karena hormon gonadotropin dapat sebagai pemicu perangsang kematangan gonad (Maturation Promating Factor, MPF) sehingga inti sel telur bermigrasi ke arah mikrofil kemudian melebur, akibat proses tersebut terjadi peningkatan diameter telur. Menurut Millar et al. (2004) dalam Natalia et al. (2005) gonadotropin releasing hormon (GnRH) disentesis oleh preoptic-hypothalamic dan bekerja pada kenejar pituitari akan merangsang sentesis dan pelepasan hormon gonadotropin pada semua vertebrata. Peningkatan diameter telur akhir akibat pengaruh rangsangan hormon gonadotropin yang bekerja mensintesis hormon 17-hidroksiprogesteron untuk meningkatkan konsentrasi 17, 20-dihidroksiprogesteron dalam proses percepatan peleburan inti sel telur. Menurut Irzal (2002) penggunaan hormon gonadotropin dari ekstrak kelenjar hipofisa dapat memberikan ransangan terhadap hipotalamus untuk mengeluarkan hormon GnRH mensitesis hormon steroid sebagai pemicu pematangan gonad untuk pengatur migrasi ke arah mikrofil dalam proses peleburan inti sel telur. Leonardo and Neil (2007), dosis GnRHa rendah (240 280 g kg-1 BW) dapat meningkatkan diameter oocit (440 500 m) jumlah telur ikan lebih dari 100.000 telur kg-1 BW baik.

393

Jurusan Perikanan, Faperta UNPAR

Journal of Tropical Fisheries (2009) 4(1): 386-396

Suriansyah dkk.: Studi Pematangan Gonad .....

Bentuk diameter ikan betok adalah menggambarkan sebaran frekwensi yang terjadi akibat proses rangsangan hormon gonadotropin dalam bentuk ovarim yang diberikan pada waktu percobaan. Rataan bentuk sebaran diameter telur awal dan akhir ikan betok berdasarkan hasil pengamatan dengan menggunakan mikroskop sebagaimana Gambar 8 berikut.
A B A B D

Diameter telur awal (0.47 mm)

Diameter telur akhir (0.65 mm)

Gambar 8. Bentuk rataan diameter telur awal dan akhir ikan betook Kualitas air pematangan gonad ikan betok Kualitas air selama pematangan gonad ikan betok dalam baskom sebagaimana Tabel 1 berikut. Kualitas air adalah faktor luar yang dapat mempengaruhi faktor dalam tubuh ikan terutama untuk mengatur proses perjalanan hormonal dalam tubuh (Zairin Jr, 2003). Tabel 1. Kualitas air pematangan gonad ikan betok Perlakuan A B C D
o

Suhu (oC) 28.00 28.00 28.00 28.00

Kualitas Air Pematangan Gonad DO (ppm) pH CO2 (ppm) 2.59 4.89 19.36 2.67 4.83 17.60 2.63 4.65 15.84 2.79 4.70 12.32

NH3 (ppm) 0.01 0.00 0.01 0.06

Kualitas air pada baskom tempat pematangan gonad ikan betok adalah suhu air = 28 C, oksigen terlarut (DO) = 2.59 2.79 ppm, derajat keasaman air (pH) = 4.65 4.89, karbondioksida bebas (CO2) = 12.32 19.36 ppm dan amoniak terlarut (NH3) = 0.00 0.06 ppm. Keberadaan kualitas air tersebut adalah sudah cukup ideal untuk mendukung pematangan gonad ikan betok. Rendahnya oksigen terlarut dan derajat keasaman air pada tempat pematangan gonad tidak mempengaruhi waktu ovulasi ikan betok, karena ikan betok hidup di perairan rawa dengan pH air rendah berkisar antara 4.00 5.00 dan DO berkisar antara 2.00 3.00 ppm. Suhu air pada saat pematangan gonad 28 oC cukup baik untuk pematangan gonad betok. Menurut Glasser et al. (2004) temperatur rendah berpengaruh pada pelepasan LH GnRH-stimulated dan bila temperatur tinggi diatas 30 oC terjadi hambatan pada dopamin berakibat respon ovari terhadap gonadotropin oleh MIS terganggu, seperti juga respon oosit terhadap pematangan akhir dan proses ovulasi.

Jurusan Perikanan, Faperta UNPAR

394

Journal of Tropical Fisheries (2009) 4(1): 386-396

Suriansyah dkk.: Studi Pematangan Gonad .....

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Rangsangan hormon gonadotropin dalam bentuk ovaprim dengan dosis (0.5 ml/kg) dapat memicu waktu ovulasi ikan betok 3.30 jam dan laju ovulasi 4.30 jam ikan betok dengan persentase nilai gonado somatik indeks (GSI) 2.72 % dan dapat meningkatkan rataan diameter telur akhir ikan betok 0.65 mm dengan perkembangan diameter telur 0.18 mm selama waktu 4.30 5.40 jam. Saran Untuk pematangan gonad ikan yang sulit mijah dalam lingkungan akuakultur salah satunya adalah ikan betok (Anabas testudineus Bloch) perlu adanya penanganan induk sampai tingkat kematangan gonad menimal IV. DAFTAR PUSTAKA Apichart N, Piyada N, Wattana W, Jittipan C, Prasert S, Prapee S, 2008. The existence of gonadotropin-releasing hormone (GnRH) immunoreactivity in the ovary and the effects of GnRHs on the ovarian maturation in the black tiger shrimp Penaeus monodon. Aquaculture 279: 197 203 Corriero A, A Medina, CC Mylonas, FJ Abascal, M Deflorio, L Aragn, CR Bridges, N Santamaria, G Heinisch, RV Agius, A Belmonte, C Fauvel, A Garcia, H Gordin, GD Metrio, 2007. Histological study of the effects of treatment with gonadotropin-releasing hormone agonist (GnRHa) on the reproductive maturation of captive-reared Atlantic bluefin tuna (Thunnus thynnus L). Aquaculture 272: 675686. Effendie MI, 2004. Biologi Perikanan Ed ke-2 (Edisi Revisi): Yogyakarta. Yayasan Pustaka Nusatama. Garcia-Lopez A, V Anguis, E Couto, AVM Canario, JP Caavate, C Sarasquete, G MartnezRodrguez, 2005. Non-invasive assessment of reproductive status and cycle of sex steroid levels in a captive wild broodstock of Senegalese sole Solea senegalensis (Kaup). Aquaculture 254: 583 593. Glasser F, T Mikolajczyk, B Jalabert, JF Baroiller, B Breton, 2004. Temperature effects along the reproductive axis during spawning induction of grass carp (Ctenopharyngodon idella) General and Comparative Endocrinology 136:171 179. Irzal E, 2004. Pengantar Akuakultur. Ed ke-1 Jakarta: Penebar Swadaya. Leonardo IC and Neil J, 2007. GnRHa-induced spawning of wild-caught spotted rose snapper Lutjanus guttatus Aquaculture 272: 737 746.

395

Jurusan Perikanan, Faperta UNPAR

Journal of Tropical Fisheries (2009) 4(1): 386-396

Suriansyah dkk.: Studi Pematangan Gonad .....

Lucinda R, Manuel C, Lisa AS, Yoni Z, Silvia Z, 2003. Effects of photoperiod on pituitary levels of three forms of GnRH and reproductive hormones in the male European sea bass (Dicentrarchus labrax, L.) during testicular differentiation and first testicular recrudescence. General and Comparative Endocrinology 136: 37 48. Mattjik AA dan Sumertajaya M, 2000. Perancangan Percobaan dengan Aplikasi SAS dan Minitab. Jilid I Ed ke-1 Bogor: IPB Press. Masafumi A, Shunsuke M, Masayuki I, Shoji K, Noriko A, Kunio Y, 2006. Novel fish hypothalamic neuropeptides stimulate the release of gonadotrophins and growth hormone from the pituitary of sockeye salmon. Journal of Endocrinology 188: 417 423. Muhammad, Hamzah S, Irfan A, 2003. Pengaruh donor dan dosis kelenjar hipofisa terhadap ovolasi dan daya tetas telur ikan betok (Anabas testudineus Bloch). Jurnal Sains & Teknologi 3: 87 94. Nandeesha MC, KG Rao, RN Yayana, NC Parker, TJ Vzryhese, P kevananth and HPC Shatty, 1990. Induced spawning of major carp though single application of ovaprim. In: the second Asian Fish Forum. Asian Fisheries Sciety, Manila, Philpines. Natalia M, Gustavo S, Deborah MP, Adelino VMC, 2005. Five gonadotrophin-releasing hormone receptors in a teleost fish: isolation, tissue distribution and phylogenetic relationships. Journal of Molecular Endocrinology 34: 767 779. Sudipta M, Raju S, Nirupama T, SK Garg, Panchanan N, 2007. Circannual variation in plasma vitellogenin and gonadotropin II levels in relation to annual ovarian cycle in female mrigal, Cirrhinus mrigala. Aquaculture 265 : 370 384 Tomasz M, Miroslawa SM, Pawel S, Michal D, Krzysztof G, Stefan D, Jan G, Piotr E, William JE, 2008. The effects of the GnRH agonist, azagly-nafarelin (Gonazon), on ovulation and egg viability in the European grayling (Thymallus thymallus L.). Aquaculture 281: 126 130. Zairin Jr M, 2003. Endokrinologi dan Peranannya Bagi Masa Depan Perikanan Indonesia (Orasi Ilmiah Guru Besar Tatap Ilmu Fisiologi Reproduksi dan Endokrinologi Hewan Air). Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor.

Jurusan Perikanan, Faperta UNPAR

396

Anda mungkin juga menyukai