Anda di halaman 1dari 7

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Tuberkulosis merupakan permasalahan kesehatan yang semakin hari jumlah penderitanya semakin banyak dan membutuhkan perhatian yang sangat serius. Tuberkulosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberkulosis yang menyerang sistem pernafasan, yang jika tidak mendapat penanganan yang tepat dan berkelanjutan maka dapat menimbulkan kasus kekebalan kuman terhadap terapi dan komplikasi yang dapat menyerang berbagai organ. Semua orang dapat terkena tuberkulosis dan sampai saat ini masih banyak orang yang tidak mengenali adanya kasus tuberkulosis. Obat yang digunakan untuk terapi penderita tuberkulosis memerlukan keteraturan sehingga dapat dicapai keberhasilan terapi jangka panjang. Penyakit tuberkulosis sangat mudah menular sehingga pengetahuan tentang tuberkulosis merupakan langkah pertama untuk mencegah

tuberkulosis semakin meluas. Insidensi tuberkulosis (TBC) dilaporkan meningkat secara drastis pada dekade terakhir ini di seluruh dunia. Demikian pula halnya di Indonesia, tuberkulosis masih merupakan masalah kesehatan, baik dari sisi angka kematian (mortalitas), angka kejadian penyakit (morbiditas), maupun diagnosis dan terapinya. Penanggulangan TBC merupakan masuk salah satu program Millennium Development Goals yang disetujui 191 Negara yang diharapkan tercapai pada 2015. Pada tahun 2009 diperkirakan 9,4 juta kasus baru TBC di dunia dan 1,7 juta meninggal (termasuk 380.000 orang dengan HIV), membuat TBC menjadi penyakit infeksi pembunuh no satu di dunia. Di Indonesia pada tahun 2009 telah terjadi 61.000 kematian akibat TBC atau 27 per 100.000 penduduk. Sedangkan kasus baru dengan BTA positif sebanyak 169.213 orang. Sedangkan kasus TBC relaps sebanyak 3.710 orang. Keberhasilan penanggulangan TBC sangat dipengaruhi oleh

pengetahuan masyarakat mengenai penyakit TBC, dan juga dipengaruhi oleh


1

tingkat kesadaran masyarakat dalam memeriksakan kesehatannya untuk deteksi dini penyakit TBC. B. Rumusan Masalah Berdasarkan data yang dimiliki Puskesmas X di bulan JanuariDesember tahun 2012 ditemukan 15 kasus baru tersangka TBC paru 8 pasien TBC paru dengan BTA positif di Kecamatan X. Untuk itu perlu di tingkatkannya pengetahuan masyarakat Kecamatan X mengenai TBC, dan meningkatkan pemeriksaan dini TBC di Kecamatan X. C. Tujuan Tujuan promosi kesehatan yang dilakukan pada kelompok masyarakat di Kecamatan X ialah : 1. Meningkatkan tuberkulosis. 2. Meningkatkan jumlah masyarakat yang memeriksakan diri untuk deteksi dini tuberkulosis di Puskesmas X. pengetahuan pengunjung Puskesmas X terhadap

BAB II PEMBAHASAN A. Pemilihan Komunitas Pada program penyuluhan kesehatan ini kelompok masyarakat yang dipilih adalah warga yang berada di wilayah kerja Puskesmas X. Alasan pemilihan komunitas tersebut adalah karena kelompok tersebut terdiri dari masyarakat beberapa desa (Y, Q, W, Z, H, K, dan T) di Kecamatan X sehingga diharapkan pesan yang didapatkan nanti bisa dibagi dengan masyarakat tempat tinggalnya. B. Identifikasi Permasalahan Puskesmas X merupakan salah satu unit pelaksana teknis daerah yang merupakan salah satu unsur pelaksanaan teknis operasional Dinas Kesehatan Kabupaten, yang mempunyai fungsi sebagai pusat penggerak pembangunan yang berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya. Daerah yang termasuk dalam cakupan wilayah kerja Puskesmas X adalah sebagai berikut:
No 1 2 3 4 5 6 7 Y Q W Z H K T Jumlah Desa Luas Wilayah (km2) 6,09 4,59 2,96 5,84 5,06 5,05 7,57 37,16 Jumlah Penduduk 12001 9957 7595 8852 6178 6539 9426 60548 Kepadatan Penduduk 1970 2169 2565 1515 1220 1294 1245 1629

Berdasarkan Laporan Surveilans Terpadu Penyakit Berbasis Puskemas X Bulan Januari Tahun 2013, maka didapatkan daftar masalah sebagai berikut : 1. Jumlah kasus ISPA baru pada mencapai 391 kasus

2. Jumlah kasus gastritis baru mencapai 84 kasus 3. Jumlah kasus diare baru mencapai 75 kasus 4. Jumlah kasus hipertensi baru mencapai 150 kasus 5. Jumlah kasus tifus abdominalis baru mencapai 25 kasus 6. Jumlah kasus tersangka TB paru baru mencapai 15 kasus 7. Jumlah kasus diabetes melitus baru mencapai 11 kasus 8. Jumlah kasus TBC paru BTA (+) baru mencapai 8 kasus 9. Jumlah kasus varisella baru mencapai 98 kasus Daerah kerja Puskesmas X yang mencakup beberapa desa mempengaruhi proses kerja puskesmas yang dalam fungsinya sebagai pelayanan kesehatan tingkat pertama untuk peran deteksi dini dan pencegahan, terutama untuk kasus-kasus yang penularannya mudah dan pengobatan yang relatif sulit. Dalam hal ini, kasus yang dipilih adalah kasus tuberkulosis. Berdasarkan laporan data Puskesmas X, didapatkan 15 kasus baru tersangka TBC paru dan 8 kasus TBC paru BTA positif. Tidak menutup kemungkinan bahwa jumlah kasus tuberkulosis yang terjadi di masyarakat melebihi jumlah tersebut, namun belum terdeteksi. Data jumlah penderita tuberkulosis dengan BTA positif di wilayah kerja Puskesmas X tahun 2010 s/d 2012 :
Kasus Baru

Tahun
TB 2010 2011 2012 10 16 15 BTA (+) 3 5 8

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa terjadi kenaikan jumlah kasus tuberkulosis dari tahun 2010 ke tahun 2012. Selain itu, kejadian kasus baru TB dengan BTA (+) telah melebihi 50% dari jumlah kasus baru tuberkulosis.

Faktor resiko yang mungkin berperan antara lain: 1. Kurangnya pengetahuan masyarakat Kecamatan X tentang penyakit tuberkulosis. 2. Kurangnya kesadaran dari masyarakat untuk melakukan pemeriksaan diri.

C. Analisa Kebutuhan Penyuluhan Kesehatan Tujuan penyuluhan kesehatan yang dilakukan pada kelompok masyarakat di Kecamatan X terdiri dari: 1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas X terhadap tuberkulosis sebesar 25% hingga akhir program, 2. Meningkatkan jumlah masyarakat yang memeriksakan diri untuk deteksi dini tuberkulosis di Puskesmas X sebesar 20% hingga akhir tahun 2013. D. Rencana Penyuluhan Kesehatan NO 1 Persiapan Kegiatan a. Membentuk struktur tim dan membuat panduan, b. Mencari advokasi dan dukungan sosial, c. Menyiapkan Materi penyuluhan,Satuan acara penyuluhan (SAP), Metode dan Media penyuluhan, Keterangan Struktur tim penyuluhan terlampir.

Materi penyuluhan terlampir. SAP terlampir. Metode : Ceramah Tanya jawab d. Menentukan Tempat dan Penyuluhan 1 Waktu penyuluhan, Tempat : Balai Desa Y Hari/tgl : Sabtu 01 Juni 2013 Pukul : 09.00 10.00 Penyuluhan 2 Tempat : Balai Desa H Hari/tgl : Sabtu 08 Juni 2013 Pukul : 09.00 10.00 e. Menyebarkan undangan penyuluhan kepada warga, f. Menyiapkan perlengkapan dan sarana penyuluhan.

Pelaksanaan Kegiatan

a. Penyuluhan 1 Tempat : Balai Desa Y Hari/tgl : Sabtu 01 Juni 2013 Pukul : 09.00 10.00 b.Penyuluhan 2 Tempat : Balai Desa H Hari/tgl : Sabtu 08 Juni 2013 Pukul : 09.00 10.00 Meliputi : a. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan, b. Penilaian proses pelaksanaan kegiatan penyuluhan, c. Penilaian posttest secara lisan terhadap peserta.

Pada penyuluhan 1 peserta ialah warga Desa Y, Desa Q, Desa W, dan Desa Z.

Pada penyuluhan 2 peserta ialah warga Desa H, Desa K, dan Desa T. Kriteria Hasil pelaksaan penyuluhan : 1. Kesiapan media dan tempat, 2. Pelaksanaan penyuluhan berjalan dengan baik. 3. Peserta mampu menjelaskan kembali tentang: Pengertian TB Paru. Etiologi TB Paru. Gejala TB Paru Penularan TB Paru. Pengobatan TB Paru Cara Pencegahan TB Paru

Evaluasi

BAB III PENUTUP Kesimpulan : 1. Akan dilakukan penyuluhan kesehatan mengenai penyakit TBC Penyuluhan 1 Tempat : Balai Desa Y Hari/tgl : Sabtu 01 Juni 2013 Pukul : 09.00 10.00

Peserta : warga Desa Y, Desa Q, Desa W, dan Desa Z. Penyuluhan 2 Tempat : Balai Desa H Hari/tgl : Sabtu 08 Juni 2013 Pukul : 09.00 10.00

Peserta : warga Desa H, Desa K, dan Desa T. 2. Sasaran penyuluhan adalah warga masyarakat Kecamatan X. 3. Media yang digunakan adalah ceramah dan tanya jawab. 4. Indikator keberhasilan yang digunakan adalah peningkatan pengetahuan warga kecamatan X terhadap tuberkulosis sebesar 25% hingga akhir program dan peningkatan jumlah masyarakat yang memeriksakan diri untuk deteksi dini tuberkulosis (TBC) di Puskesmas X sebesar 20% hingga akhir tahun 2013.

Anda mungkin juga menyukai