Anda di halaman 1dari 10

TEKANAN DARAH

Definisi Tekanan Darah Tekanan darah adalah daya dorong ke semua arah pada seluruh permukaan yang tertutup pada dinding bagian dalam jantung dan pembuluh darah (Ethel, 2003: 238). Asal Tekanan Darah Aksi pemompaan jantung memberikan tekanan yang mendorong darah melewati pembuluh-pembuluh. Darah mengalir melalui system pembuluh tertutup karena ada perbedaan tekanan atau gradien tekanan antara ventrikel kiri dan atrium kanan. Tekanan ventrikular kiri berubah dari setinggi 120 mmHg saat sistole sampai serendah 0 mmHg saat diastole. Tekanan aorta berubah dari setinggi 120 mmHg saat sistole sampai serendah 80 mmHg saat diastole. Tekanan diastolik tetap dipertahankan dalam arteri karena efek lontar balik dari dinding elastis aorta. Rata-rata tekanan aorta adalah 100 mmHg. Perubahan tekanan sirkulasi sistemik. Darah mengalir dari aorta (dengan tekanan 100 mmHg) menuju arteri (dengan perubahan tekanan dari 100 ke 40 mmHg) ke arteriol (dengan tekanan 25 mmHg di ujung arteri sampai 10 mmHg di ujung vena) masuk ke vena (dengan perubahan tekanan dari 10 mmHg ke 5 mmHg) menuju vena cava superior dan inferior (dengan tekanan 2 mmHg) dan sampai ke atrium kanan (dengan tekanan 0 mmHg) (Ethel, 2003: 238). Menurut Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia. Tekanan darah merujuk kepada tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri darah ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya diukur seperti berikut - 120 /80 mmHg. Nomor atas (120) menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung, dan disebut tekanan sistole. Nomor bawah (80) menunjukkan tekanan saat jantung, beristirahat di antara pemompaan, dan disebut tekanan diastole. Saat yang paling baik untuk mengukur tekanan darah adalah saat Anda istirahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan anakanak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada

dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda; paling tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari. Faktor faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah a. Curah jantung Tekanan darah berbanding lurus dengan curah jantung (ditentukan berdasarkan isi sekuncup dan frekuensi jantungnya). b. Tekanan Perifer terhadap tekanan darah Tekanan darah berbanding terbalik dengan tahanan dalam pembuluh. Tahanan perifer memiliki beberapa faktor penentu : Viskositas darah. Semakin banyak kandungan protein dan sel darah dalam plasma, semakin besar tahanan terhadap aliran darah. Peningkatan hematokrit menyebabkan peningkatan viskositas : pada anemia, kandungan hematokrit dan viskositas berkurang. Panjang pembuluh Semakin panjang pembuluh, semakin besar tahanan terhadap aliran darah. Radius pembuluh Tahanan perifer berbanding terbalik dengan radius pembuluh sampai pangkat keempatnya jika radius pembuluh digandakan seperti yang terjadi pada fase dilatasi, maka aliran darah akan meningkat enambelas kali lipat. Tekanan darah akan turun. Jika radius pembuluh dibagi dua, seperti yang terjadi pada vasokontriksi, maka tahahan terhadap aliran akan meningkatenambelas kalip lipat dan tekanan darah akan naik. Karena panjang pembuluh dan viskositas darah secara normal konstan, maka perubahan dalam tekanan darah didapat dari perubahan radius pembuluh darah (Ethel, 2003: 238-239).

Pengaturan Tekanan Darah

Pengaturan tekanan arteri oleh saraf

Ciri khas yang sangat penting adalah kecepatannya dalam memberi respons,yang memberikan tekanan hingga dua kali normal dalam waktu 5 -10 detik, sebaliknya penghambat yang berlangsung pada perangsangan saraf dapat menurunkan tekanan arteri sampai serendah separuh normal dalam waktu 1040 detik. Oleh karena itu pengaturan arteri oleh saraf sejauh ini merupakan yang paling dari seluruh mekanisme untuk pengaturan tekanan.
Peningkatan tekanan arteri selama kerja (otot) dan jenis stress

Selama kerja otot membutuhkan peningkatan aliran darah,sebagian dari peningkatan tekanan darah ini adalah akibat dari vasodilatasi lokal pada vaskularasi otot yang disebabkan oleh peningkatan metabolisme sel sel otot.Pada kerja fisik yang berat tekanan arteri akan meningkat 30-40%,yang akan meningkatkan aliran darah sampai sekitar 2kali lipat lebih banyak,ini diduga dari efek berikut: Area motorik sistim saraf menjadi teraktivasi untuk menyebabkan kerja Fisik,sbagian besar sistim pengaktivasi Reticular pada otak juga teraktivasi,yang melibatkan perangsangan yang sangatbesar pada area vasokonstriktor dan kardioakselator ada pust vasomotor. Keadaan ini akan meningkatkan tekanan arteri dengan segera untuk menyetarakan besarnya peningkatan aktivitas otot. Pada stress dengan contoh selama terjadi rasa takut yang eksterm tekanan arteri seringkali meningkat sampai setinggi 2kali normal dalam waktu beberapa detik keadaan ini disebut reaksi Alarm,dan hal ini menimbulkan tekanan yang dapat dengan segera menyediakan darah bagi seluruh otot tubuh yang ingin memberi respons dengan segera untuk menimbulkan gerakan atau menjauh dari bahaya .
Sistim pengaturan Baroreseptor ,arteri-refleks-refleks-baroreseptor

Mekanisme saraf untuk penekanan arteri yang paling diketahui adlah refleks baroreseptor yang terletak dibeberapa arteri sistemik besar. Peningkatan tekanan akan merengangkan baroseptor dan menyebabkan menjalarnya sinyal menuju sistim saraf pusat dan sinyal umpan balik dan kemudian dikirim kembali melalui sistim saraf autonom ke sirkulasi untuk mengurangi tekanan arteri ke nilai normal.

Anatomi Fisiologi Baroreseptor, merupakan ujung saraf yang terletak di dalam

dinding arteri, baroreseptor terangsang bila ia terengang. Pada dinding hampir semua arteri besar yang terletak di daerah toraks dan leher dapat dijumpai beberapa baroreseptor. Sinyal yang di jalarkan dari setiap sinus karotis akan melewati saraf hearing yang sangat kecil ke saraf glosofaringeal dan kemudian ke traktus solitarius didaerah medula batang otak.sinyal dari arkus aorta dijalarkan melalui nervus vagus juga ke dalam area yang sama di medula

Fungsi Baroreseptor selama perubahan sikap tubuh.

Kemampuan baroseptor untuk menjaga tekanan arteri agar relatif konstan sangatlah penting pada waktu seseorang mengerjakan aktifitasnya.pada saat berbaring dan kemudian berdiri tekanan arteri dikepala dan tubuh bagian atas cenderung menurun, dan berkurangnya tekanan yang nyata ini dapat menyebabkan hilangnya kesadaran. Penurunan tekanan baroreseptor akan menghasilkan refleks segera, menimbulkan rangsangan simpatis kuat diseluruh tubuh, dan hal ini akan memperkecil penurunan tekanan di kepala dan tubuh bagian atas. Fungsi penyangga Baroreseptor Karena sistem baroreseptor melawan peningkatan dan penuru nan tekanan arteri, sistim ini disebut sistim penyangga tekanan,dan saraf saraf yang berasal dari baroreptor disebut saraf penyangga.

Makna penting dari fungsi penyangga baroreptor, bila seseorang tidak lagi mempunyai baroreseptor dari sinus karotis dan aortanya di angkat. Maka akan terjaadi perubahan tekanan yang ekstrem yang sebabkan oleh hal yang biasa saja seperti berbering ,berdiri,gembira,makan.Apabila seseorang tersebut dalam melakukan kegiatanya dalam kesehariannya maka tekanan meningkat 2,5kali lipat,dan juga menurun 50mmhg atau meningkat lagi 160 mmhg ,jadi adanya keesktreman tekanan darah.jadi singkatnya tujuan utama dari sistim baroreseptor arteri adlah untuk mengurangi variasi harian tekanan arteri sampai kira kira setengah smpai sepertiga bila tidak ada sistim baroreseptor. Pusat vasomotorik pada medulla otak mengatur tekanan darah. Pusat kardiokselerator dan kardioinhibitor mengatur curah jantung. Pusat vasomotorik tonus vasomotorik merupakan stimulasi tingkat rendah yang terus menerus pada serabut otot polos dinding pembuluh. Tonus ini mempertahankan tekanan darah melalui vasokontriksi pembuluh. Pertahanan tonus vasomotorik ini dilangsungkan melalui impuls dari serabut saraf vasomotorik yang merupakan serabut eferen saraf simpatis pada sistem saraf otonom. Vaso dilatasi biasanya terjadi karena pengurangan impuls vasokonstriktor. Pengecualian hanya terjadi pada pembuluh darah di jantung dan otak. pembuluh darah di jantung dan otak memilki reseptor-reseptor beta adrenergik, merespon epinefrin yang bersirkulasi dan yang dilepas oleh medulla adrenae. Mekanisme ini memastikan suplai darah yang cukup untuk organ-organ vital selama situasi menegangkan yang menginduksi stimulasi saraf simpatis dan vasokontriksi di suatu tempat pada tubuh. Stimulasi parasimpatis menyebabkan vasodilatasi pembuluh hanya di beberapa tempat; misalnya, pada jaringan erektil genetalia dan kelenjar saliva tertentu. Pusat akselerator dan inhibitor jantung serta baroreseptor aorta dan karotis, yang mengatur tekanan darah melalui SSO.
Pengaturan kimia dan hormonal

Ada sejumlah zat kimia yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi tekanan darah. Zat tersebut meliputi : Hormon medulla adrenal (norepineprin termasuk vasokonstriktor) epinefrin dapat berperan sebagai suatu vasokonstriktor atau vasodilator, bergantung pada jenis reseptor otot polos pada pembuluh darah organ. Hormon antidiuretik (vasopresin) dan oksitosin yang disekresi dari kelenjar hipofisis posterior termasuk vasokontriktor. Angiotensin adalah sejenis peptida darah yang dalam bentuk aktifnya termasuk salah satu vasokontriktor kuat.Berbagai angina dan peptide seperti histamin, glukagon, kolesistokinin, sekretin, dan bradikinin yang diproduksi sejumlah jaringan tubuh, juga termasuk zat kimia vasoaktif. Prostaglandin Adalah agens seperti hormone yang diproduksi secara local dan mampu bertindak sebagai vasodilator atau vasokonstriktor (Ethel, 2003: 239).
Sistim cairan tubuh ginjal untuk pengaturan tekanan arteri

Sistim cairan tubuh ginjal untuk pengaturan tekanan arteri merupakan sistim yang sederhana ; bila tubuh mengandung terlalu banyak cairan ekstraseluler, tekanan arteri akan meningkat, peningkatan tekanan ini kemudian memberi pengaruh langsung yang menyebabkan ginjal mengekresi kelebihan cairan ekstraseluler, jadi mengembalikan tekanan ke niali normal. Bila tekanan meningkat terlalu tinggi, ginjal dengan mudah akan mengekresi kelebihan volume kedalam urin dan memulihkan tekanan. Pada tekanan yang rendah, ginjal mengekresi cairan dalam jumlah yang lebih sedikit daripada yang diminum.oleh karena itu volume dan teknan naik lagi hingga normal. Peningkatan tekanan arteri pada manusia yang hanya sebesar beberapa milimeter air raksa saja sudah dapat meningkatkan keluaran air oleh ginjal sebanyak dua kali lipat yang disebut Diuressis tekanan,seperti juga keluaran garam, yang disebut natriuressis tekanan. Bagaimana Kenaikan Volume Cairan Dapat meningkatkan tekanan Arteri

Mekanisme yang mengakibatkan kenaikan volume ekstraseluler akan meningkatkan tekanaan Arteri.urutan peristiwa nya adalah (1) kenaikan volume cairan ekstraseluler (2) kenaikan volume darah yang, (3) meningkatkan tekanan pengisian sirkulasi rata rata yang,(4) meningkatkan aliran vena kejantung,yang (5) meningkatkan curah jantung yang,(6) meningkatkan tekanan Arteri. Ada dua cara dimana peningkatan curah jantung dapat meningkatakan tekanan arteri .(1) pengaruh langsung kenaikan curah jantung dalam meningkatkan tekanan dan (2) pengaruh tidak langsung yang disebabkan oleh autoregulasi jaringan terhadap aliran darah. Autoregulasi= bila darah yanng mengalir berlebihan,maka pembuluh darah akan berkontriksi dan menurunkan aliran darahnya kembali normal. Kenaikan volume cairan ekstraseluler Kenaikan volume darah Kenaikan tekanan pengisian sirkulasi rata rata Kenaikan alir balik darah vena ke jantung Kenaikan curah jantung (autoregulasi)

kenaikan tahanan perifer total Kenaikan tekanan arteri Makna Penting Garam dalam skema cairan tubuh-ginjal bagi pengaturan tekanan arteri Penilitian menunjukan bahwa kenaikan asupan garam lebih berperan dalam meningkatakan tekanan arteri daripada kenikan asupan air.karena air secara normal di ekskresikan oleh ginjal hampir secepat asupannya, tetapi garam tidak di eksresikan sebegitu mudah. Karena penumpukannya dalam tubuh, garam secara

tidak langsung meningkatkan volume cairan Ekstraseluler karena dua alasan berikut: (1) bila dalam tubuh kelebihan garam, osmolitas cairan tubuh akan meningkat dan keadaan ini selanjutnhya merangsang pusat Haus,yang membuat seseorang minum lebih banyak untuk mengencerkan garam mnjadi konsentrasi normal. (2) Kenaikan osmolitas cairan ekstraseluler juga merangsang mekanisme sekresi kelenjar Hipotalamus-hipofise posterior untuk menyekresikan lebih banyak hormon antidiuretik.hormon antidiuretik ini menyebabkan ginjal mereabsorbsi air dalam jumlah besar dari cairan tubulus ginjal sebelum diekresikan sebagai urin,dengan demikian mengurangi volume urin sewaktu ada peningkatan volume cairan ekstraseluler.

Pengukuran Tekanan Darah Arteri Sistolik dan Diastolik

Tekanan darah diukur secara tidak langsung melalui metode auskultasi dengan menggunakan sfigmomanometer. Peralatannya terdiri dari sebuah manset lengan untuk mengehentikan aliran darah arteri brakial, sebuah manometer raksa untuk membaca tekanan, sebuah bulb pemompa manset untuk menghentikan aliran darah arteri brakial, dan sebuah katup untuk mengeluarkan udara dari manset. Sebuah stetoskop dipakai untuk mendeteksi awal dan akhir bunyi Karotkoff, yaitu bunyi semburan darah yang melalui sebagian pembuluh yang tertutup. Bunyi dan pembacaan angka pada kolom raksa secara bersamaan merupakan cara untuk menentukan tekanan sistolik dan diastolik. Tekanan darah rata-rata pada pria dewasa muda adalah sistolik 120 mmHg dan diastolik 80 mmHg, biasanya ditulis 120/80. Tekanan darah pada wanita dewasa muda, baik sistolik maupun diastolic biasannya lebih kecil 10 mmHg dari tekanan darah laki-laki dewasa muda (Ethel, 2003: 240).

Skematis BLOOD PREASURE

BP

= atau tekanan darah VISICOSITAS (kekentalan darah)

CO(Q)

TPR
Diameter pembuluh darah

HR

SV

EDV (END DIATOLIC VOL) Preload Vol ESV (END SISTOLIK VOLUME) CONTRAKTILITY

HORMON BP CO SV = = =

SARAF OTONOM CO HR EDV X TPR X SV X ESV

B lood Preasure di pengaruhi oleh cardio output (CO) dan TPR (Total Perifer Resistent ) yang merupakan hasil kali antara Cardio Output.

Total Perifer Resistent sendiri di pengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya Visicositas (kekentalan darah) dan juga Diameter Pembuluh darah, Sedangkan CO Merupakan Hasil kali dari Heart Rate (denyutan jantung) dan Stroke volume. Storke volume sendiri merupakan hasil pengurangan EDV dan ESV EDV : Batas akhir pengisian darah dalam ventrikel atau dikatakan dengan Preload ESV : Jumlah Sisa darah setelah di pompa atau dikatan dengan Afterload Contaktility : daya kontraksi jantung.

Anda mungkin juga menyukai