Deformasi pada logam dapat terjadi karena dapat terjadi deformasi pada kristalnya Bila kristal menerima gaya (gambar a), barisan atom bagian atas akan terdorong ke kanan sedang bagian bawah terdorong ke kiri Bila gaya cukup kuat, barisan terdepan terdorong sedemikian hingga ikatan atom antara baris atas dan
bawah terputus. Baris tsb terdorong lebih jauh dan barisan berikutnya juga terdorong sehingga ikatan atomnya terlepas, baris pertama atas akan berikatan dengan baris kedua bawah. Baris kedua atas tidak ada sambungannya. T erjadi dislokasi (gambar b)
Bila gaya terus bekerja maka dislokasi akan bergeser (gambar c) Bila dislokasi bergeser sampai menyeberang butiran maka dikatakan terjadi slip (gambar d). Bidang dimana terjadi slip ini dinamakan bidang slip. Bila gaya masih terus bekerja maka slipslip dapat terjadi pada bidang slip yang lain
Ini dapat digambarkan seperti mendorong tumpukan kartu (gambar e dan f) Bila terjadi banyak slip maka deformasi akan tampak pada bendanya.
dislok
dislokasi
sl bidang
Macam-macam dislokasi
Di
dislok
sekitar dislokasi, di bagian atas terjadi tegangan tekan, di bagian bawah terjadi tegangan tarik
41
1111,111VIRIP0
(b )
(a )
(c)
.-s-7....,
7-vforv,TW ASYNAM:51.72aS,M0:
05
' %*."
Ak
Bila logam dideformasi maka: Tampak bahwa butir kristalnya jadi memanjang Di dalam butir terdapat banyak bidang slip Pada masing2 bidang slip terdapat banyak dislokasi Pada masing2 dislokasi, di sekitar dislokasi terjadi tegangan
Berarti logam yang terdeformasi kristalnya akan menjadi lebih tegang Karenanya sebagai akibat dari deformasi maka logam akan menjadi lebih keras, lebih kuat, tetapi juga menjadi lebih getas
Kekera Kekua
Keule
Derajat
Bila logam yang terdeformasi dipanaskan kembali, seiring dengan naiknya temperatur: Atom2nya akan memiliki energi untuk mulai menata diri agar dapat bebas dari tegangan, atom2 akan membentuk kristal baru yang tidak terdistorsi (rekristalis asi) Sejumlah atom (terutama di sekitar dislokasi dan batas butir) mulai membentuk inti kristal baru Kemudian atom lain ikut bergabung, inti menjadi makin besar, kristal mengalami pertumbuhan Dengan terjadinya rekristalisasi akan terjadi penurunan kekerasan/ kekuatan dan naiknya keuletan
Recov
Kekera Kekua
Rekristali
Grain
Keule Kristal Kristal Cold worked Pengintian Kristal lebih besar Inti mulai Rekristalisasi Kristal makin
T emperatur
pada material
Cold worked PengintianInti mulai Rekristalisasi Kristal makin Kristal lebih mulai tumbuh selesai besar besar lagi
Deformasi
Deformasi elastis
= Perubahan bentuk sementara yang terjadi pada material yang diberi gaya dari luar setelah gya dihilangkan material kembali ke bentuk awal Deformasi Plastis
= Perubahan bentuk tetap yang terjadi pada material yang diberi gaya dari luar
itu dihilangkan
Mekanisme deformasi
Dislokasi
Dislokasi merupakan Cacat satu dimensi pada material dimana terjadinya ketidak teraturan susunan atom Dislokasi pada material menentukan kekuatan dari material, Jika dislokasi semakin susah berpindah maka berarti material semakin kuat
= b/2,r r = Gb/2 , r
b0
- 1
z
CAT =
=Q
sin 0
EXZ = EZX =
cos 0 cyz = =
N. =
= Grz = ep = Grx
G b
Gyz
y
y2
sin e
Perbanyakan dislokasi
Frank read Mechanism
dislokasi yang sampai kebatas butir maka material akan semakin ulet/lunak
Strain Energy
Perhatikan sistim pegas sederhana perpindahan x; F=kx. kerja yang dilakukan ketika F= Fo,
x F
Consider a cube of material acted upon by a force, Fx, creating stress sx=Fx/a2 causing an elastic displacement, d in the x direction, and y strain ex=d/a a a a y F x
dukung beban
Meningkatkan
Mengurangi volume/tonase
penguatan logam ialah bagaimana 1. Penguatan Larut menghalangi Padat pergerakan 2. Metoda Penguatan Fasa Kedua dislokasi. Penguatan > Material dengan 3. Pengerasan Presipitasi dislokasi 4. Pengerasan Dispersi yang sukar bergerak 5. Penguatan dengan membutuhkan tegangan Penghalusan Butir yang besar untuk menggesernya atau 6. Pengerasan Regangan dengan kata lain material lebih kuat > Sebaliknya material yang mempunyai dislokasi yang mudah bergerak lebih lunak dan lebih mudah dibentuk.
besar (d > 0.15D). maka la rut padat substitusi. Kalau berukuran kecil (d < 0.15D) akan la rut padat interstisi. (d = diameter atom terlarut, D = diameter atom pelarut (atom induk)).
Atom Asing
-* Medan
Mat
-*
A + B
-* AxBy
-* a + Fe3C
Besi (Fe) yang dipadu dengan karbon (C) menghasilkan fasa kedua senyawa Fe3C (sementit) disamping fasa utama Ferit () larut padat dalam Fe) . Fasa ferit bersifat lebih lunak dan ulet sedangkan sementit sangat keras tapi rapuh.
Dari segi aspek mikro, gerakan dislokasi lebih mudah terjadi pada ferit, namun lebih sulit pada Fe3C. Atau Fe3C penghalang gerakan dislokasi. Dengan demikian dapat dimengerti bahwa baja dengan kadar karbon lebih tinggi memilki
a terang (putih), Fe3C gelap
kekerasan (kekuatan) yang lebih tinggi, karena memiliki Fe3C yang lebih banyak.
-* a + (CuAl3)
Aluminium (Al) yang dipadu dengan tembaga (Cu) menghasilkan fasa kedua senyawa CuAl3 () disamping fasa utama -Al (Cu larut padat dalam Al) . Fasa bersifat lunak dan ulet sedangkan sangat keras tapi rapuh. Paduan Al dengan 33% Cu akan lebih keras (kuat) dari paduan yang hanya mengandung 20% Cu. Karena paduan Al-33%Cu memiliki fasa kedua yang lebih banyak.
Diagram Fasa
Tugas: T entukan jumlah (fraksi berat) fasa theta pada paduan Al-20Cu dan Al 33Cu.
Contoh
Aluminium Copper
3. Precipitation Strengthening
precipit
Side View
it.
Dislocation advances but precipitates act as pinning sites with spacing S. which multiplies Dislocation density
S
Slipped part of slip plane
Result:
Adapted from chapter- opening photograph, Chapter 11, Callister 5e. (courtesy of G.H. Narayanan and A.G. Miller, Boeing Commercial Airplane Company.)
Adapted from Fig. 11.26, Callister 7e. (Fig. 11.26 is courtesy of G.H. Narayanan and A.G. Miller, Boeing Commercial Airplane Company.)
1.5
Logam paduan bisa ditingkatkan kekerasannya dengan penambahan partikel oksida yang akan menghalangi pergerakan dari dislokasi Partikel oksida tidak larut dalam matriknya pada suhu tinggi. Penambahan partikel Al2O3 pada produk SAP (sintered aluminium product) akan memberikan kekuatan yang lebih tinggi dibandingkan padual Al biasa pada suhu tinggi.
adalah penghalang dislokasi penghalang slip Kemampuan menghalangi bertambah dengan peningkatan sudut misorientasi butir (angle of misorientation). Butir halus mempunyai batas butir lebih banyak penghalang
Batas butir
-*
-*
-*
Persamaan
Hall-Petch:
-*
Adapted from Fig. 7.14, Callister 7e. (Fig. 7.14 is from A Textbook of Materials Technology, by
> Makin halus ukuran butir maka bidang slip akan semakin
pendek sehingga dislokasi akan cepat sampai kebatas butir
interfering with the slip process because of the small crystallographic misalignment across the boundary.
6. Pengerasan Regangan
(STRAIN HARDENING)
> Pengerasan
Regangan adalah pengerasan logam yang terjadi akibat penerapan deformasi plastis ketika pengerjaan dingin (cold work). > Pengerasan terjadi karena peningkatan jumlah dislokasi sehingga dislokasi bertumpuk > Tumpukan dislokasi
6. Pengerasan Regangan
(STRAIN HARDENING)
Dislocations
entangle and multiply Th us ,
0.9
A d a pt e d fr o m Fi g. 4. 6, C al li st er 7 e. (F ig . 4. 6 is c o
ur te sy of M .R . Pli c ht a, M ic hi g a n Te c h n ol o gi c al University.)
decreases.
>
mengarah pada orientasi tertentu. Logam yang orientasi kristalnya mengarah pada orientasi tertentu dikatakan memiliki tekstur kristalografis. Dengan adanya orientasi yang tertentu tersebut, maka logam tidak lagi bersifat isotrop melainkan justru bersifat anisotrop khususnya dalam hal kekuatannya
ANISOTROPI
ISOTROPI
8. Pengerasan Martensit
(Martensite HARDENING)
Martensit memiliki susunan atom BCT sehingga dislokasi menjadi susah untuk bergerak Baja dipanaskan sampai fasa austenit lalu dilakukan pendinginan cepat sehingga atom-atom karbon pada austenit tidak sempat berdifusi keluar, akibatnya austenit akan bertransformasi menjadi martensit yang memiliki sel satuan BCT Kekerasan martensit akan semakin tinggi dengan semakin banyaknya atom karbon yang larut didalamnya