A. Pengertian KB Dan Kontrasepsi Keluarga Berencana (KB) merupakan upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinana ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia, sejahtera. Kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan akibat pertemuan sel telur yang matang dengan sel sperma. 1. Sasaran KB a. Sasaran Langsung Yaitu pasangan usia subur (PUS) agar mereka menjadi peserta keluarga berencana lestari sehingga memberikan efek langsung pada penurunan fertilitas. b. Sasaran Tidak Langsung Yaitu organisasi-organisasi kemasyarakatan, instansi pemerintahan maupun swasta, tokoh-tokoh masyarakat (Wanita dan Pemuda) yang diharapkan dapat memberikan dukungan terhadap proses pembentukan sistem keluarga kecil bahagia sejahtera (Mochtar, 1998). 2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Kontrasepsi a. Faktor-faktor Motivasi dan Rehabilitasi Umur Gaya hidup Frekuensi senggama Jumlah keluarga yang diinginkan Pengalaman kontrasepsi yang lalu Sikap kewanitaan dan kepriaan
b. Faktor kesehatan, kontraindikasi, absolut dan relative Riwayat haid Efek samping minor
Komplikasi-komplikasi yang potensial Pemeriksaan flek dan panggul metode kontrasepsi penerimaan dan pemakaian
c. Faktor
berkesinambungan Efektivitas Efek samping minor Komplikasi-komplikasi yang potensial Kerugian Biaya
3. Syarat Metode Kontrasepsi Yang Baik a. Aman dan tidak berbahaya Dapat diandalkan Sederhana Murah Dapat diterima orang banyak Pemakaian jangka panjang (Hartono, 1994)
b. Macam-Macam Metode Kontrasepsi Metode Sederhana Terdiri dari 2 macam yaitu dengan alat seperti kondom pria, kondum wanita, diafragma, servical cap, dan tanpa alat seperti metode alami, coitus interuptus. Metode Modern Terdiri atas kontrasepsi hormonal, seperti pil KB, KB suntik, implant, AKDR/IUD, kontrasepsi mantab, seperti MOW dan MOP.
B. Pengertian Suntikan KB Kontrasepsi suntik adalah suatu cara kontrasepsi dengan jalan penyuntikan sebagai usaha pencegahan kehamilan berupa hormon
progesterone dan estrogen pada wanita usia subur. Kontrasepsi suntik merupakan suatu tindakan invasif karena
menembus pelindung kulit, penyuntikan harus dilakukan hati-hati dengan teknik aseptik untuk mencegah infeksi (Sarwono, 2003). Salah satu tujuan
utama dari kontrasepsi ini adalah untuk mengembangkan suatu metode kontrasepsi yang berdaya kerja panjang (lama, yang tidak membutuhkan pemakaian setiap hari atau setiap akan bersenggama, tetapi tetap reversibel.
C. Macam-Macam Suntikan KB Dua kontrasepsi suntikan berdaya kerja lama yang sekarang banyak dipakai adalah: 1. Depo Medroxy Progesteron Acetat (DMPA) = Depo-Provera DMPA adalah suatu sintesa progestin yang mempunyai efek progestin asli dari tubuh wanita dan merupakan suspensi steril medroxy progesteron acetat dalam air, yang mengandung medroxy progesteron acetat 150 mg (setiap 3 ml)). DMPA ini telah dipakai lebih dari 90 negara, telah digunakan selama kurang lebih 20 tahun dan sampai saat ini akseptornya berjumlah kira-kira 5 juta wanita. Tersedia 2 jenis kontrasepsi suntikan yang hanya mengandung progestin yaitu : a. Depo medroxyprogesteron asetat (DMPA), mengandung 150 mg DMPA yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik IM (di daerah bokong). b. Depo noretisteron enantat (Depo Noristerat), yang mengandung 200 mg noretindron enantat, di berikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik IM 2. NET-EN (Norethindrone enanthate). 3. Suntik kombinasi Jenis suntikan kombinasi adalah 25 mg depo medroksiprogesterone asetat dan 5 mg ekstradiol yang diberikan sipionat yang diberikan injeksi IM (intramuskuler) sebulan sekali (Cyclovem) dan 50 mg Noretindron enantat dan 5 mg estradiol valerat yangn diberikan injeksi IM sebulan sekali.
D. Kelebihan Suntikan KB 1. Sangat fektif sebagai alat kontrasepsi (0.1 0.4 kehamilan per 100 perempuan) selama tahun pertama penggunaan. Angka kegagalannya kurang dari 1%. 2. Dapat diberikan pada ibu yang sedang menyusui bayinya, karena tidak mengurangi produksi ASI. 3. Risiko terhadap kesehatan kecil 4. Tidak berpengaruh terhadap hubungan suami istri 5. Tidak diperlukan pemeriksaan dalam 6. Jangka panjang 7. Efek samping sangat kecil 8. Klien tidak menyimpan obat suntik 9. Mengurangi jumlah perdarahan 10. Mengurangi nyeri pada saat haid 11. Mencegah anemia.
E. Kerugian Suntikan KB 1. Terjadi perubahan pada haid 2. Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan dan keluhan seperti hilang setelah suntikan kedua dan ketiga. 3. Ketergantungan klien terhadap petugas kesehatan. 4. Penambahan berat badan. 5. Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah penghentian pemakaian
F. Mekanisme Kerja Suntikan KB 1. Primer (mencegah ovulasi) Penggunaan kontrasepsi suntik mempengaruhi hipotalamus dan hipofisis yaitu menurunkan kadar FSH dan LH sehingga perkembangan dan kematangan folikel de Graaf tidak terjadi.
2. Sekunder Lendir servik menjadi kental dan sedikit,sehingga sulit ditembus spermatozoa. Membuat endometrium menjadi kurang baik untuk implantasi dari ovum yang telah dibasahi. Menghambat transport ovum dalam tuba falopii.
G. Indikasi Suntikan KB 1. Tidak sedang hamil 2. Ibu yang setelah persalinan sampai 40 hari sebelum berkumpul dengan suami 3. Ibu yang setelah keguguran, sampai 7 hari 4. Usia reproduksi 5. Setelah memiliki anak ataupun yang belum memiliki anak 6. Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektifitas tinggi 7. Mengyusui ASI pasca persalinan > 6 bulan. 8. Pasca persalinan dan tidak menyusui 9. Anemia 10. Nyeri haid hebat 11. Haid teratur 12. Riwayat kehamilan ektopik 13. Sering lelah menggunakan pil kontrasepsi 14. Tidak terdapat indikasi
H. Kontraindikasi Suntikan KB 1. Hamil atau diduga hamil 2. Menyusui di bawah 6 minggu pasca persalinan 3. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya. 4. Penyakit haid akut (virus hepatitis) 5. Usia > 35 tahun yang merokok 6. Riwayat penyakit jantung, stroke atau dengan tekanan darah tinggi (> 180/110 mmHg)
7. Riwayat kelainan tromboemboli atau dengan kencing manis > 20 tahun 8. Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit kepala atau migraine 9. Adanya tumor/keganasan.
J. Data Fokus 1. Pemeriksaan Umum Meliputi pemeriksaan pada tekanan darah, nadi, pernafasan, BB, TB, suhu badan, kesadaran. 2. Pemeriksaan Khusus a. Wajah : dilihat adanya bercak hitam (chloasma) adanya oedem, conjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterus. b. Leher : diraba adanya pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar limfe, adanya bendungan vena jugularis. c. Dada : dilihat bentuk mammae, diraba adanya massa pada payudara. d. Genetalia : dilihat dari condiloma aquminata, dilihat dan diraba adanya infeksi kelenjar bartholini dan kelenjar skene. e. Ekstremitas : dilihat adanya eodem pada ekstrimitas bawah dan ekstrimitas atas, adanya varices pada ekstremitas bawah.
K. Diagnosa Keperawatan 1. Nyeri b.d bekas luka suntik 2. Cemas b.d kurang pengetahuan tentang kontrasepsi metode suntikan
L. Intervensi Keperawatan 1. Nyeri b.d Bekas luka suntik Tujuan : Nyeri berkurang Kriteria hasil : Intensitas nyeri berkurang Tampak rileks
Intervensi ; a. Kaji tingkat nyeri R/ Dapat dilakukan penanganan secara cepat dan tepat. b. Berikan instruksi dalam tehnik pernafasan sederhana R/ Mendorong relaksasi dan memberikan klien cara mengatasi dan mengontrol tingkat ketidaknyamanan. c. Anjurkan klien menggunakan tehnik relaksasi.Berikan instruksi bila perlu R/ Relaksasi dapat membantu menurunkan tegangan dan rasa takut,yang memperberat nyeri dan menghambat kemajuan persalinan d. Berikan tindakan kenyamanan (mis. Masage,gosokan punggung, sandaran bantal, pemberian kompres sejuk, pemberian es batu) R/ Meningkatkan relaksasi,menurunkan tegangan dan ansietas dan meningkatkan koping dan kontrol klien 2. Cemas b.d kurang pengetahuan tentang kontrasepsi metode suntikan Tujuan : Klien tidak mengalami kecemasan Kriteria hasil : Kecemasan klien berkurang Intervensi : a. Kaji tingkat kecemasan klien R/ Dapat dilakukan penanganan secara cepat dan tepat. b. Berikan kenyaman dan ketentraman hati R/ Meyakinkan klien bahwa ia benar mendapat pertolongan. c. Diskusi tentang kecemasan yang dialami klien R/ Mengurangi kecemasan yang dialami klien d. Jelaskan kepada klien tentang kontrasepsi metode suntikan R/ Menambah pengetahuan klien untuk mengurangi kecemasan e. Jelaskan kepada klien keuntungan dan kerugian kontrasepsi metode suntikan R/ Membantu klien mengambil keputusan untuk pemelihan
kontrasepsi metode suntik f. Kolaborasi pelaksanaan suntik KB R/ Salah satu bentuk kolaborasi dengan tim lain
M. Daftar Pustaka FKPP SPK, (1997). Perawatan kebidanan yang berorientasi pada keluarga. Bandung: FKPP SPK SE-JAWA BARAT. Glosier Ann, Gibbie AKSN; 2005, Keluarga berencana dan kesehatan reproduksi; Jakarta EGC. Saifudin, Abdul Bar, dkk. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka, 2006