Anda di halaman 1dari 2

2. Memahami dan Menjelaskan Trauma Uretra Definisi Trauma uretra biasanya terjadi padapria jarang pada wanita.

Sering ada hubungan dengan fraktur pelvis dan straddle injury. Cedera menyebabkan memar dinding dengan atau tanpa robekan baik parsial/total pada uretra.

Etiologi : Trauma uretra terjaid akibat cedera yang berasal Dari luar. Cedera iatrogenic akibat instrumentasi pada uretra. Trauma tumpul yang menimbulkan fraktur tulang pelvis yang menyebabkan ruptur uretra pars membranasea. Trauma tumpul pada selangkangan atau straddle injury dapat menyebabkan rupture uretra pars bulbosa Pemasangan kateter yang kurang hati-hati dapat menimbulkan robekan uretra karena false route atau salah jalan.

Klasifikasi : 1. Trauma uretra posterior, yang terletak proksimal diafragma urogenital. 2. Trauma uretra anterior, yang terletak distal diafragma urogenital. Derajat cedera urtera dibagi dalam 3 jenis : Uretra posterior masih utuh dan hanya mengalami stretching (peregangan). Pada foto uretrogram tidak menunjukkan adanya ekstravasasi, dan uretra hanya tampak memanjang. Uretra posterior terputus pada perbatasan prostate-membranasea, sedangkan diafragma urogenital masih utuh. Foto uretrogram menunjukkan ekstravasasi kontras yang masih terbatas di atas diafragma urogenitalis. Uretra posterior, diafragma genitalis, uretra pars bulbosa sebelah proksimal ikut rusak. Foto uretrogram menunjukkan ekstravasasi kontras meluas hingga dibawah diafragma urogenital dampai ke perineum. Patofisiologi : Cedera dapat menyebabkan memar dinding dengan atau tanpa robekan mukosa baik parsial atau total. Rupture uretra hampir slalu disertai fraktur tulang pelvis. Akibat fraktur tulang pelvis terjadi robekan pars membranasea karena prostat dengan uretra prostatika tertarik ke cranial bersama fragmen fraktur, sedangkan uretra membranosa terikat didifragma urigenital. Rupture uretra posterior dapat terjadi total atau inkomplit. Pada rupture total, uretra terpisah seluruhnya dan ligamentum puboprostatikum robek sehingga buli-buli dan prostat terlepas ke krania. Uretra anterio terbungkus didalam korpus spongiosum penis. Korpus spongiosum bersama dengan corpora kavernosa penis dibungkus oleh fasia buck dan fasia colles. Jika terjadi rupture uretra beserta korpus spongiosum, darah dan urine keluar dari uretra tetapi masih terbatas pada fasia buck dan secara klinis terlihat hematoma yang terbatas pada penis. Namun, jika fascia buck ikut robek, ekstravasasi urin dan darah hanya dibatasi oleh fasia colles sehingga darah dapat menjalar hingga skrotum atau ke dinding abdomen. Robekan ini memberikan gambaran seperti kupu-kupu sehingga disebut butterfly hematoma.

Anda mungkin juga menyukai