Anda di halaman 1dari 3

TEKNOLOGI BUDIDAYA KANGKUNG AIR RAMAH LINGKUNGAN

Oleh : H.Noor Inggah, Hiryana Windiyani, dan Yuli Yarwati

Pendahuluan
Kalau orang menduga kangkung itu tidak bisa diharapkan hasilnya atau maksimalnya hanya kembali modal, namun bila diusahakan dengan teknologi yang tepat dan intensif,ternyata dengan bertanam kangkung memungkinkan seorang petani bisa menjadi Jutawan Baru betapa tidak lahan seluas satu hektar memerlukan dana hanya sekitar Rp.14.350.000,- kalau ingin bertanam kangkung; sedangkan produktivitas dapat mencapai 35 t/ha dan bila harga jual Rp.1.000/kg, maka petani mampu mengantongi pendapatan sebesar Rp.20.650.000;- keuntungan sebesar ini hanya diperoleh dalam tenggang waktu relatif singkat yaitu lebih kurang 4 - 5 bulan dengan frekuensi panen 8 - 10 kali. Produktivitas tersebut dihasilkan dari kegiatan penelitian/pengkajian dengan pengawalan intensif. Kangkung merupakan salah satu jenis sayuran yang digemari masyarakat Indonesia, lebihlebih di Pulau Lombok NTB. Sayuran kangkung merupakan makanan khas tradisional yang di sebut Plecing Kangkung bahkan dengan plecing kangkung Provinsi NTB menjadi lebih terkenal, apabila tamu yang berkunjung ke NTB disajikan plecing kangkung. Pangsa pasar kangkung Lombok tidak hanya di NTB, tetapi telah meluas hingga Pulau Bali, Jawa, dan Kalimantan, bahkan sekarang telah menembus pasar ekspor yaitu ke Saudi Arabia, Australia, Malaysia, dan Brunai Darussalam. Masalah yang dihadapi oleh petani kangkung adalah produktivitas kangkung di tingkat petani masih tergolong sangat rendah yaitu rata-rata 8 - 10 t/ha, dibandingkan dengan potensi hasil tanaman kangkung yang bisa mencapai 20-35 t/ha. Rendahnya produktivitas kangkung tersebut disebabkan karena teknologi budidaya yang diterapkan oleh petani masih bersifat tradisional. Upaya maka untuk sistem meningkatkan bercocok produktivitas perlu

kangkung guna memenuhi permintaan pasar, tanamnya disempurnakan dengan menerapkan budidaya kangkung yang dianjurkan dan ramah

lingkungan. Dengan demikian akan dapat memberikan pendapatan lebih baik bagi petani dan keluarganya serta masyarakat pada umumnya. Kegunaan Kangkung Batang muda dan daunnya dapat dibuat sayur tumis, pecel, gado-gado, sayur bening, sayur asam dan plecing kangkung. Sangat baik dimakan oleh orang sakit untuk menenangkan syaraf (sebagai obat tidur). Akar kangkung juga bisa menjadi obat penderita wasir. Kangkung juga dapat digunakan sebagai campuran makanan ternak, ayam, sapi, itik, kelinci dan babi. Syarat Tumbuh Tumbuh baik pada ketinggian 5-1.200 m dpl. Tanah gembur dan banyak mengandung bahan organik. pH tanah antara 5,6 - 6,5. Suhu 20-32 C. Tersedia cukup air yang mengalir sepanjang masa pemeliharaan.

Bibit Varietas yang digunakan adalah Varietas Sinyonya dan Gomong. Bibit berasal dari stek pucuk panen yang kedua dan atau yang ketiga. Stek bibit berasal dari tanaman yang sehat dan bebas dari hama penyakit. Panjang stek diusahakan seragam yaitu antara 30-35 cm. Tanah dibajak 2 kali dan digaru 2 kali sampai tanah menjadi gembur dan berlumpur. Tanah yang sudah selesai diolah dikeringkan sampai macak-macak lalu ditaburi pupuk kompos 500 kg + 100 kg SP36/ha sebagai pupuk dasar. Tanah yang sudah dipupuk dibiarkan macak-macak selama 2-3 hari. Tanah yang sudah dikeringkan 2-3 hari, dimasukkan air setinggi 4-5 cm dari permukaan, ketinggian tersebut dibiarkan selama 1 minggu. Penanaman Penanaman dilakukan 2 atau 3 hari setelah pemupukan dasar. Stek ditanam dengan kedalaman 3-4 Cm. Jarak tanam 30 x 50 Cm (1 stek per lubang).

Penyiapan Lahan

Pemeliharaan Satu minggu setelah penanaman, lahan diairi kembali hingga sepanjang masa pemeliharaan. Pemupukan susulan menggunakan pupuk Urea 250 kg/ha yang dibagi menjadi 10 bagian, dilakukan setiap selesai panen. Pengendalian OPT menggunakan prinsip PHT.

Panen Tanaman kangkung dapat dipanen optimal 8-10 kali / musim. Panen pertama dilakukan setelah berumur 20 hari setelah tanam. Panen kedua sampai dengan panen ke - 10 dilakukan setiap 12 hari sekali.

Analisa Ekonomi
Tabel : Analisa usahatani kangkung No I 1 2 3 Uraian Biaya produksi /ha/musim Sewa tanah/ha (4 bulan/musim) Bibit 65.000 stek @ Rp. 50, Pupuk : 4 5 II III Kompos 500 kg @ Rp. 500,SP 36 100 kg @ Rp. 2.000,Urea 250 kg @ Rp. 1.500,Pengolahan tanah 36 HOK @ Rp. 25.000,Pemupukan 5 HOK @ Rp. 25.000,Penanaman 10 HOK @ Rp. 25.000,Panen 20 x 10 kali HOK @ Rp. 25.000,250.000 200.000 375.000 900.000 125.000 250.000 5.000.000 14.350.000 35.000.000 20.650.000 1,44 4.000.000 3.250.000 Nilai (Rp)

Tenaga kerja :

Total biaya 1+2+3+4 Penerimaan 35 ton/ha (35.000 kg) @ Rp.1.000,Keuntungan (II I) B/C Ratio

Keuntungan atau pendapatan hasil tersebut hanya dapat dicapai bila teknologi diterapkan secara intensif dan sempurna, tidak ada hama/penyakit, dan kondisi agroklimat sesuai,-

Selamat mencoba -

Anda mungkin juga menyukai