Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTEK LABORATORIUM KEBIJAKAN KESEHATAN

SISTEM PENGEMBANGAN MANAJEMEN KINERJA KLINIK (SPMKK) DI PUSKESMAS GODEAN 2

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kebijakan Kesehatan

Di susun oleh : 1. Sri Lestari Restu Fitriani 2. Sunu Wijayanto 3. Talitha Zukma Ulfa I. 4. Tia Marina P07120111033 P07120111034 P07120111035 P07120111036

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA JURUSAN KEPERAWATAN 2013

KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat

menyelesaikan penyusunan Laporan Praktek Laboratorium Kebijakan Kesehatan dengan judul SISTEM PENGEMBANGAN MANAJEMEN KINERJA KLINIK (SPMKK) DI PUSKESMAS GODEAN 2 dengan baik. Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penyusunan Laporan Praktek Laboratorium ini, namun berkak bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan-kesulitan yang timbul dapat teratasi. Untuk itu atas segala bentuk bantuannya, disampaikan terima kasih kepada : 1. Maria H. Bakri, SKM., M.Kes., selaku Ketua Jurusan Keperawatan Poltiteknik Kesehatan Kemenkes Yogyakarta 2. Nunuk Sri Purwanti, SKp, M.Kes selaku Pembimbing Praktek Laboratorium Mata Ajar Kebijakan Kesehatan. 3. Teman-teman Dorothea Orem yang telah membantu kelancararan dalam penulisan Laporan Praktek Laboratorium ini Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapat imbalan dari Allah SWT. Aamiin Peneliti menyadari bahwa Laporan Praktek Laboratorium ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Semoga Laporan Praktek Laboratorium ini bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan dan bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Yogyakarta, Juni 2013 Penyusun

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Kinerja menjadi tolok ukur keberhasilan pelayanan kesehatan yang menunjukkan akuntabilitas lembaga pelayanan dalam kerangka tata pemerintahan yang baik (good governance). Dalam pelayanan kesehatan, berbagai jenjang pelayanan dan asuhan pasien (patient care) merupakan bisnis utama, serta pelayanan keperawatan merupakan mainstream sepanjang kontinum asuhan. Upaya untuk memperbaiki mutu dan kinerja pelayanan klinis pada umumnya dimulai oleh perawat melalui berbagai bentuk kegiatan, seperti: gugus kendali mutu, penerapan standar

keperawatan, pendekatan-pendekatan pemecahan masalah, maupun audit keperawatan. Sistem Pengembangan Manajemen dan Kinerja Klinis (SPMKK) untuk perawat dan bidan mulai diperkenalkan oleh WHO pada tahun 2001 di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, yang kemudian diadopsi di provinsi yang lain dan akan dikembangkan di seluruh Indonesia. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) No. 836/2005, SPMKK yang kemudian berubah menjadi Pengembangan Manajemen Kinerja Perawatan dan Bidan (PMK) menjadi kebijakan nasional untuk peningkatan mutu dan kinerja pelayanan keperawatan baik di rumah sakit maupun di puskesmas. Pengembangan Manajemen Kinerja Klinik (PMK) perawat dan bidan adalah suatu upaya peningkatan kemampuan manajerial dan kinerja perawat dan bidan dalam memberikan pelayanan keperawatan dan kebidanan di sarana/institusi pelayanan kesehatan untuk mencapai untuk

pelayanan kesehatan yang bermutu. PMK sangat berperan

tercapainya indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) kabupaten/kota yang dilaksanakan oleh Perawat dan Bidan di sarana pelayanan kesehatan, mengingat perawat dan bidan sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan menduduki jumlah yang cukup besar (40%) dari seluruh kategori tenaga kesehatan. Tujuan umum dari sistem ini adalah untuk memperbaiki kinerja dan performa perawat serta bidan di fasilitas pelayanan kesehatan. Di Indonesia, berdasarkan penelitian dari SEA-NURS, 2001

disebutkan bahwa untuk mencapai kualitas pelayanan kesehatan yang

optimal dapat melalui salah satunya performa klinik perawat dan bidan. Performa klinik yang dimaksud adalah penampilan yang sesuai dengan tuntutan masyarakat terhadap pemberi pelayanan kesehatan dalam hal ini perawat dan bidan. Dimana mereka melayani sesuai standar, penampilan klinik yang kompeten dalam memberi asuhan, memiliki uraian tugas yang jelas, adanya indikator kunci dalam memberi pelayanan, monitoring dan evaluasi yang berkesinambungan terhadap pelayanan yang diberikan serta peningkatan pengetahuan melalui diskusi refleksi kasus. Pengembangan Manajemen Kinerja (PMK) merupakan pendekatan perbaikan proses pada sistem mikro yang mendukung dan meningkatkan kompetensi klinis perawat dan bidan untuk bekerja secara profesional dengan memperhatikan etika, tata nilai dan aspek legal dalam pelayanan kesehatan. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan kinerja klinis perawat dan bidan melalui kejelasan definisi peran dan fungsi perawat atau bidan, pengembangan profesi, dan pembelajaran bersama (Kuntjoro, 2005). Secara umum menurut Depkes (2005) terdapat 5 komponen PMK yang harus dipenuhi oleh setiap insan perawat dan bidan yaitu: 1. Standar dalam pelaksanaan pelayanan yang diberikan 2. Uraian tugas yang jelas untuk setiap jenjang perawat 3. Indikator kunci dalam pelaksanaan kinerja klinik 4. Monitoring kinerja klinik yang dilaksanakan secara berjenjang dan berkala 5. Diskusi refleksi kasus SPMKK (Sistem Pengembangan Manajemen Kinerja Klinik

Keperawatan) sebagai salah satu model pengembangan manajerial untuk bidan dan perawat mempunyai hasil yang positif dalam mengembalikan peran dan fungsi tenaga keperawatan dalam bidangnya. Beberapa alasan yang menyangkut pengembangan SPMKK di Kabupaten Sleman seperti disampaikan oleh kepala dinas kesehatan. dr.Sunartono,M.Kes, antara lain (1) secara teoritis dengan menerapkan SPMKK secara tidak langsung mengarahkan kepada tenaga keperawatan (bidan dan perawat) senantiasa bekerja secara profesional sehingga profesionalisme bidan dan perawat meningkat, dengan adanya profesionalisme yang diterapkan mendorong peningkatan pelayanan mutu klinis menjadi baik, dan dengan semakin baiknya mutu klinis yang dlakukan secara berkesinambungan akan

mendorong adanya peningkatan kinerja organisasi melalui penerapan komitment pagawai, hal tersebut akan meningkatkan pendapatan secara finansial yang semakin besar sehingga revenue yang diharapkan akan bertambah. Keadaan ini secara terus menerus diupayakan dan dengan tetap menjaga mutu pelayanan yang diberikan, terutama kepuasan customers yang dilayani baik secara internal maupun eksternal. (2) Sedangkan yang menjadi lasan praktis mengapa memerlukan SPMKK adalah a). secara faktual bahwa tenaga keperawatan (perawat dan bidan) di Kabupaten Sleman untuk puskesmas dan RSUD sebanyak 42,95 % sehingga hampir separoh dari jumlah tenaga yang ada, sehingga kontak antara pasien dengan petugas kesehatan lebih banyak dilakukan oleh jenis tenaga tersebut. b) menurut data WHO (2001) menunjukkan bahwa sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan ditemukan bahwa prosedur pelayanan yang dilakukan oleh puskesmas/RS banyak yang tidak dimengerti oleh perawat dan bidan, perawat dan bidan tidak mempunyai job description, dalam waktu kurang dari tiga tahun banyak perawat dan bidan yang kurang mendapatkan pendidikan lanjutan, perawat dan bidan belum diberikan peran dan fungsinya sesuai dengan jenjang pendidikan dan senioritasnya, dan ketidakpastian jenjang karier perawat dan bidan serta reward and punishment belum diberikan secara adil Tujuan dari upaya pengembangan SPMKK dalam jangka pendek adalah sebagai berikut : 1. Agar tenaga keperawatan (perawat dan bidan) di Puskesmas dapat membuat standar dan diskripsi pekerjaan sesuai dengan tupoksinya. 2. Mempunyai kemampuan manajerial dalam mengelola kegiatan

keperawatan di Puskesmas. 3. Mempunyai hubungan sistem monitoring indikator kinerja. 4. Senantiasa mengembangkan proses pembelajaran penyelesaian kasus secara berkesinambungan melalui RCD (Reflektif Case Discussion). Upaya jangka panjangnya adalah meningkatkan profesionalisme bidan dan perawat karena bagaimanapun tuntutan akan profesionalisme dalam melaksanakan pekerjaannya akan menjadi syarat dalam mewujudkan bentuk akuntabilitas publik.

B. Tujuan 1. Tujuan Umum Mahasiswa Politeknik Kesehatan Yogyakarta Jurusan Keperawatan Semester IV Kelas Reguler mampu memahami Kebijakan Program Kesehatan dalam penerapan SPMKK di Puskesmas Godean 2. 2. Tujuan Khusus Mahasiswa mampu: Mengaplikasikan konsep Pengembangan

Manajemen Kinerja Klinik (PMKK) bagi perawat (Menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP), menentukan uraian tugas dan indikator kinerja klinik).

BAB II PEMBAHASAN
A. Hasil Program SPMKK Sistem Pengembangan Manajemen Kinerja Klinik (SPMKK) sebagai salah satu model pengembangan manajerial untuk bidan dan perawat mempunyai hasil dan dampak yang positif dalam mengembalikan peran dan fungsi tenaga keperawatan dalam bidangnya. Puskesmas Godean II juga telah menerapkan program SPMKK bagi perawat dan bidannya. 1. Kepengurusan SPMKK Puskesmas Godean II Penanggung jawab Ketua Supervisor perawat Sekretaris perawat Anggota : dr. Desi Arijadi : dr. R. Yuli Kristianto : Sri Mumpuni, AMd. Kep : Alb Setyo Nugroho AMd. Kep : Suprapti B. Dwi Kusrini Endhitya Novrika Sari, AMd. Kep Nur Alifah Zulfa, AMd. Kep

2. Penerapan SPMKK di Puskesmas Godean II berdasarkan ISO 9001 : 2008. Berdasarkan teori, komponen SPMKK adalah : a. Standar Operating Procedure( SOP) atau Prosedur Tetap ( PROTAP) b. Uraian Tugas c. Indikator Kinerja Klinik d. Reflection Case Discussion (RCD) atau Refleksi Diskusi Kasus (RDK) e. Monitoring dan Evaluasi (Monev).

3. Pelaksanaan SPMKK Puskesmas Godean II Berikut ini akan dibahas pelaksanaan SPMKK berkaitan dengan lima komponen SPMKK. a. Standar Operating Procedure( SOP) atau Prosedur Tetap ( PROTAP) SOP merupakan tatacara atau tahapan yang dibakukan dan yang harus dilalui untuk menyelesaikan suatu proses kerja tertentu (KARS, 2000). PROTAP merupakan tatacara atau tahapan yang harus dilalui dalam suatu proses kerja tertentu, yang dapat diterima

oleh seseorang yang berwenang atau bertanggung jawab untuk mempertahankan tingkat penampilan atau kondisi tertentu sehingga suatu kegiatan dapat diselesaikan secara efektif dan efisien.

b. Uraian Tugas / Job Descriptions Tahapan pembuatan deskripsi pekerjaan di Puskesmas Godean II adalah sebagai berikut : 1) Format 1 (F1) Merupakan deskripsi pelayanan kesehatan berdasarkan jenis pelayanan. Memuat tentang program dan jenis pelayanan yang ada dalam peaksanaan kegiatan organisasi. Ditulis secara garis besar. Program-program yang ada di Puskesmas Godean II adalah sebagai berikut : a) Administrasi b) Kepemimpinan c) Komunikasi d) Promkes (1) PKM (2) Pembinaan Kader (3) UKS (4) Usila (5) Posyandu (6) PHBS (7) Kesehatan Jiwa e) P2 f) PHN

g) Pengobatan h) RCD i) j) Jaminan Mutu Monitoring

Gambar 1. F1.

2) Format 2 (F2) Memuat tentang program, fungsi dan kegiatan yang mencerminkan keterlibatannya untuk masing-masing personil dalam kegiatan baik dalam posisi struktural maupun klinis serta terdapat pula indikator kinerja. Program a) Administrasi b) Kepemimpinan c) Komunikasi d) Promkes (1) PKM (2) Pembinaan Kader (3) UKS (4) Usila (5) Posyandu (6) PHBS (7) Kesehatan Jiwa Fungsi

e) P2

(1) PE (2) Sweeping TBC

f)

PHN

(1) Askep individu di rumah (2) Askep keluarga (3) Askep kelompok

g) Pengobatan

(1) Askep BP umum induk (2) Askep di Pustu/UKK (3) Askep pusling (4) Askep P3K (5) Askep Tugas Limpah Wenang

h) RCD i) j) Jaminan Mutu Monitoring

Gambar 2. F2.

3) Format 3 (F3) Memuat seluruh area/program, fungsi, kegiatan, standar dan indikator sama dengan format 2, ditambahkan dengan sistem dan waktu pelaksanaan monitoring sebagai langkah evaluasi pelaksanaan kegiatan.

Gambar 3. F3

4) Format 4 (F4) Merupakan deskripsi pekerjaan perorangan. Dalam format ini masing-masing personil yang terdapat dalam F2 akan mendapatkan rincian program, fungsi dan kegiatan sesuai posisi struktural dan posisi klinisnya dalam organisasi. Setiap anggota mempunyai Job Description masing-masing.

Gambar 4. F4

Job description SPMKK Puskesmas Godean II setiap tahunnya akan berubah, dikarenakan pergantian perawat dan (ada perawat yang pensiun dan dimutasi).

c. Indikator Kinerja Klinik Indikator Kinerja Klink yang digunakan di Puskesmas Godean II adalah sebagai berikut: No 1 Program dan Fungsi Administrasi Indicator kinerja a) Registrasi terisi lengkap b) Arsip laporan 2 Kepemimpinan Laporan kegiatan

3 4

Komunikasi Promkes : a) PKM b) Pembinaan Kader c) UKS d) Usila e) Posyandu f) PHBS

Laporan kegiatan

a) Laporan penyuluhan b) Laporan kegiatan pembinaan c) Laporan kegiatan UKS d) Laporan kegiatan e) Laporan kegiatan f) Laporan kegiatan

g) Kesehatan Jiwa 5 P2: a) PE b) Sweeping TBC 6 PHN:

g) Laporan kegiatan

a) Laporan kegiatan PE b) Laporan kegiatan sweeping TB

a) Askep individu di a) Dokumen askep terisi rumah b) Askep keluarga c) Askep kelompok 7 Pengobatan : a) Askep BP umum a) Dokumen askep terisi induk b) Askep di Tindakan sesuai SOP Pustu b) Dokumen askep terisi b) Dokumen askep terisi c) Dokumen askep terisi

atau UKK c) Askep pusling

Tindakan sesuai SOP c) Dokumen askep terisi Tindakan sesuai SOP

d) Askep P3K

d) Dokumen askep terisi Tindakan sesuai SOP

e) Askep

Tugas e) Dokumen askep terisi Ada SK a) Jadwal RCD b) Laporan pelaksanaan c)

Limpah Wenang 8 RCD :

9 10

Jaminan Mutu Monitoring

Protap a) Jadwal monitoring b) Laporan hasil monitoring

Contoh Penulisan Standar dan Indikator dalam Job Deskripsi No. 1. Program Administrasi Fungsi Utama Melaksanakan administrasi Standar SP2TP Indikator Registrasi lengkap Arsip laporan 2. Promkes a) PKM b) Pembinaan Kader c) UKS d) Usila e) Posyandu f) PHBS Buku pedoman SPMKK Buku pedoman Puskesmas Laporan kegiatan terisi

g) Kesehatan Jiwa

d. Refleksi Diskusi Kasus Refleksi Diskusi Kasus (RDK) adalah suatu metode yang digunakan untuk merefleksikan ulang kasus aktual yang pernah dialami meliputi peran, hambatan,dan keberhasilan dalam tindakan

yang diberikan dengan tetap merahasiakan identitas pasien. Contoh kasus yang dapat digunakan untuk RDK adalah pasien dengan Diabetes dan Tuberkolusis. RDK diikuti oleh Metode penyampaian RDK di Puskesmas Godean II berupa diskusi kasus yang diadakan setiap 1 bulan sekali. Setiap perawat menemukan satu kasus baru yang belum pernah ditemui sebelumnya dalam satu bulan. Jadwal penentuan kasus RDK untuk masing-masing perawat dibuat 1 tahun sekali. Hasil diskusi kasusnya dituliskan di buku khusus untuk RDK. Di dalamnya terdapat : 1) Absensi tenaga kesehatan yang hadir dalam RDK 2) Kasus yang dibahas. 3) Hasil studi kasus 4) Tanda tangan : notulen/sekretaris, dokter, Kendala dalam pelaksanaan RDK : Kesibukan para perawat yang bertugas. Hal ini dikarenakan, terkadang ada jadwal yang bertabrakan atau kebetulan terdapat agenda dadakan.

e. Monitoring dan Evaluasi (Monev) Monev di puskesmas Godean II dilakukan sesuai jadwal yang telah ditetapkan dalam F3. Berikut ini adalah jadwal monitoring dan evaluasi setiap program SPMKK Perawat Puskesmas Godean II.

Program 1) Administrasi 2) Kepemimpinan 3) Komunikasi 4) Promkes a) PKM

Waktu memonitor 6 bulan sekali 6 bulan sekali 6 bulan sekali

6 bulan sekali

b) Pembinaan Kader 6 bulan sekali c) UKS d) Usila e) Posyandu 12 bulan sekali 6 bulan sekali 6 bulan sekali

f)

PHBS

6 bulan sekali (bila ada kasus) (bila ada kasus) 6 bulan sekali 6 bulan sekali 1 bulan sekali 6 bulan sekali 3 bulan sekali

g) Kesehatan Jiwa 5) P2 6) PHN 7) Pengobatan 8) RCD 9) Jaminan Mutu 10) Monitoring

Rencana monitoring dan evaluasi selalu dilaksanakan di Puskesmas Godean II. Supervisor adalah orang yang berhak memonitor pemberi pelayanan kesehatan khususnya dalam hal ini perawat. Setiap bulannya akan diadakan evaluasi untuk masing-masing perawat sesuai dengan jadwal. Evaluasi yang dilakukan di Godean II menggunakan cek list yang dituangkan dalam instrumen monitoring dan evaluasi yang disusun sesuai protap sehingga para supervisor tinggal mencentang-centang saja tindakan yang dilakukan dan mencoret kegiatan yang belum dilakukan (seperti Lembar Observasi bagi mahasiswa). Sehingga hasil dari evaluasi dapat dibuat kesimpulan dan tindak lanjut yang akan diberikan pada perawat yang telah dilakukan evaluasi.

4. Pelimpahan Wewenang Puskesmas Godean II menerapkan system pelimpahan

wewenang dari dokter kepada perawat dan bidannya. Sehingga, perawat secara individu memiliki wewenang untuk melakukan tindakan medis, seperti menegakkan diagnosa dan pengobatan penyakit sesuai indtruksi kerja, melakukan tindakan medis (hecting, insisi, NE) dan melakukan tindakan emergensi. Kekurangan dalam hal pendelegasian ini adalah pada bagian surat. Para pemberi wewenang (dokter) kadang lupa mencantumkan nomor surat pendelegasian.

B. Faktor Pendukung dan Penghambat Program 1. Faktor Pendukung a. Adanya rancangan program SPMKK dan uraian tugas yang jelas untuk masing-masing perawat. b. Adanya sosialisasi yang menyeluruh untuk semua perawat dan bidan pelaksana SPMKK. c. Semua perawat kooperatif dan bertanggung jawab pada tugasnya masing-masing sehingga program SPMKK di Puskesmas Godean II berjalan dengan baik dan sesuai. d. Adanya monitoring dan evaluasi yang menjadikan perawat di Puskesmas Godean II akan selalu meningkatkan kinerjanya menjadi lebih baik yang akan berdampak pada kepuasan masyarakat.

2. Faktor Penghambat a. Setiap perawat tidak hanya memegang 1 program, tapi mereka harus memegang dan bertanggung jawab pada beberapa program sesuai uraian tugasnya, sehingga mereka sibuk dan harus bias

memanajemen waktu dan diri. b. Hanya ada satu petugas kesehatan yang dikirim untuk mengikuti pelatihan SPMKK setiap tahunnya.

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN 1. SPMKK di Puskesmas Godean II sudah memenuhi lima komponen yaitu SOP, Uraian tugas, indikator kinerja klinik, refleksi diskusi kasus (RDK), dan monev (monitoring dan evaluasi). 2. Pelaksanaan SPMKK di Puskesmas Godean II sudah sesuai dengan pedoman yang ada. Misalnya dalam memonitoring pelaksanaan kegiatan perawat, sudah dilakukan setiap bulan dan dengan alat memonitor yang sesuai (lembar observasi). 3. Dalam pelaksanaan SPMKK masih ada kendala yaitu kesibukan perawat karena perawat tidak hanya bertanggung jawab pada 1 program.

B. SARAN 1. Perawat di Puskesmas Godean II tetap mempertahankan eksistensi dan tanggung jawabnya dalam menjalankan tugas sesuai dengan Job Description. 2. Perawat di Godean II dapat memanajemen waktu dengan lebih baik lagi agar semua tugas dapat terlaksana dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. Kepmenkes RI Nomor 836 tahun 2005. Tentang Pedoman Pengembangan Manajemen Kinerja Perawat dan Bidan.

Depkes RI 2001. Modul Pelatihan SPMKK Perawat dan Bidan. Direktorat Pelayanan Keperawatan UGM

Dinkes Kabupaten Sleman. 2008. Materi Komponen Dasar SPMKK.Sleman: Dinkes Sleman.

LAMPIRAN

Gambar 5. Contoh Hasil RDK

Gambar 6. Hasil Kegiatan Asuhan Keperawatan

Gambar 7. Contoh SK Tim SPMKK

Gambar 8. Jadwal RCD tahun 2013

Gambar 10. Jadwal monitoring perawat

Gambar 11. Contoh SOP (Protap)

Gambar 12. Contoh SK Limpah Wenang

Gambar 13. Contoh surat pendelegasian wewenang

Anda mungkin juga menyukai