Jenis Cairan
Bayi Baru
Jenis Usia 3 bulan Dewasa Lansia
Lahir
Cairan Intraseluler
40 % 40 % 40 % 27 %
Plasma
Cairan 5% 5% 5% 7%
(Intravaskuler)
Ekstraseluler
Interstitial 35 % 25 % 15 % 18 %
Total Cairan 80 % 70 % 60 % 52 %
a. Difusi
Pergerakan molekul melintasi membran semipremeabel dari kompartemen
berkonsentrasitinggi menuju kompartemen rendah. Difusi cairan berlangsung melalui
pori- pori tipis membran kapiler. Laju difusi dipengaruhi: ukuran molekul, konsetrasi
larutan, dan temperatur larutan.
Konsentrasi Tinggi Konsentrasi Rendah
Zat Terlarut
~ 1 ~Semipremeabel
Membran
Moh. Ubaidillah Faqih STIKES NU TUBAN S-1 Keperawatan Doc.
b. Filtrasi
Proses perpindahan cairan dan solut (substansi yang terlarut dalam cairan) melintasi
membran bersama- sama dari kompartemen bertekanan tinggi menuju kompartemen
bertekanan rendah. Contoh Filtrasi adalah pergerakan cairan dan nutrien dari kapiler
menuju cairan interstitial di sekitar sel.
c. Osmosis
Pergerakan dari solven (pelarut) murni (air) melintasi membran sel dari larutan
berkonsentrasi rendah (cairan) menuju berkonsentrasi tinggi (pekat).
Konsentrasi Tinggi Konsentrasi Rendah
H2O
H2O
Zat Terlarut
Membran Semipremeabel
d. Transpor Aktif
Proses transpor aktif memerlukan energi metabolisme. Proses tranpor aktif penting untuk
mempertahankan keseimbangan natrium dan kalsium antara cairan intraseluler dan
ekstraseluler. Dalam kondisi normal, konsentrasi natrium lebih tinggi pada cairan
intraseluler dan kadar kalium lebih tinggi pada cairan ekstraseluler.
Asupan
Haluaran
Asupan Haluaran - Oksidasi
- Oksidasi - Feses - Makanan/
minuman - Diare
- Makanan/ - Urine
- Diuresis
minuman - Kengat
- Keringat
- Napas
- Muntah
- Usia
Asupan cairan individu bervariasi berdasarkan usia. Dalam hal ini, usia
berpengaruhterhadap proporsi tubuh ,luas permukaan tubuh, kebutuhan
metabolik, serta berat badan. Bayi dan anak di masa pertunbuhan memiliki
proporsi cairan tubuh yang lebih besar dibandingkan orang dewasa. Karenanya,
jumlah cairan yang diperlukan dan jumlah cairan yang hilang juga lebih besar
dibandingkan orang dewasa. Besarnya kebutuhan cairan pada bayi dan anak-anak
juga dipengaruhi oleh laju metabolik yang tinggi serta kondisi ginjal mereka yang
belu matur dibandingkan ginjal orang dewasa. Kehilangan cairan dapat terjadi
akibat pengeluaran cairan yang besar dari kulit dan pernapasan. Pada individu
~2~
Moh. Ubaidillah Faqih STIKES NU TUBAN S-1 Keperawatan Doc.
- Aktivitas
Aktivitas hidup seseorang sangat berpengaruh terhadap kebutuhan cairan dan
elektrolit. Aktivitas menyebabkan peningkatan proses metabolisme dalam tubuh.
Hal ini mengakibatkan penigkatan haluaran cairan melalui keringat. Dengan
demikian, jumlah cairan yang dibutuhkan juga meningkat. Selain itu,kehilangan
cairan yang tidak disadari (insensible water loss) juga mengalami peningkatan
laju pernapasan dan aktivasi kelenjar keringat.
- Iklim
Normalnya,individu yang tinggal di lingkungan yang iklimnya tidak terlalu panas
tidak akan mengalami pengeluaran cairan yang ekstrem melalui kulit dan
pernapasan. Dalam situasi ini,cairan yang keluar umumnya tidak dapat disadari
(insensible water loss, IWL). Besarnya IWL pada tiap individu bervariasi,
dipengaruhi oleh suhu lingkungan, tingkat metabolisme,dan usia.
Individu yang tinggal di lingkungan yang bertsuhu tinggi atau di dearah deangan
kelembapan yang rendah akan lebih sering mengalami kehilangan cairan dan
elektrolit. Demikian pula pada orang yang bekerja berat di lingkungan yang
bersuhu tinggi,mereka dapat kehilangan cairan sebanyak lima litet sehaei melalui
keringat. Umumnya, orang yang biasa berada di lingkungan panas akan
kehilangan cairan sebanyak 700 ml per jam saat berada ditempat yang
pans,sedangkan orang yang tidak biasa berada di lingkungan panas dapat
kehilangan cairan hingga dua liter per jam.
~3~
Moh. Ubaidillah Faqih STIKES NU TUBAN S-1 Keperawatan Doc.
Haluaran (O)
Insensible Water Loss kulit 350 350
Insensible Water Loss Paru 350 650
Keringat 100 5000
Feses 100 100
Urine 1400 500
Total 2300 6600
- Diet
Diet seseorang berpengaruh juga terhadap asupan cairan dan elektrolit. Jika
asupan maknan tidak seimbang, tubuh berusaha memcah simpanan protein
dengan terlebih dahulu memecah simpanan lemak dan glikogen. Kondisi ini
menyebabkan penurunan kadar albumin.
- Stress
Kondisi stress berpengaruh pada kebutuhan cairan dan elektrolit tubuh. Saat
stress, tubuh mengalami peningkatan metabolism seluler, peningkatan konsentrasi
glukosa darah, dan glikolisis otot. Mekanisme ini mengakibatkan retensi air dan
natrium. Disamping itu, stress juga menyebabkan peningkatan produksi hormone
anti deuritik yang dapat mengurangi produksi urine.
- Penyakit
Trauma pada jaringan dapat menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit dari
sel atau jaringan yang rusak (mis. Luka robek, atau luka bakar). Pasien yang
menderita diare juga dapat mengalami peningkatan kebutuhan cairan akibat
kehilangan cairan melalui saluran gastro intestinal. Gangguan jantung dan ginjal
juga dapat menyebabkan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit. Saat aliran
darah ke ginjal menurun karena kemampuan pompajantung menurun, tubuh akan
melakukan penimbunan cairan dan natrium sehingga terjadi retensi cairan dan
kelebihan beban cairan (hipervelomia). Lebih lajut, kondisi ini dapat
menyebabkan edema paru.
Normalnya, urine akan dikeluarkan dalam jumlah yang cukup untuk
menyeimbangkan cairan dan elektrolit serta kadar asam dan basa dalam tubuh.
Apabila asupan cairan banyak, ginjal akan memfiltrasi cairan lebih banyak dan
menahan ADH sehingga produksi urine akan meningkat. Sebaliknya, dalam
keadaan kekurangan cairan, ginjal akan menurunkan produksi urine dengan
berbagi cara. Diantaranya peningkatan reapsorpsi tubulus, retensi natriumdan
pelepasan renin. Apabila ginjal mengalami kerusakan, kemampuan ginjal untuk
melakukan regulasi akan menurun. Karenanya, saat terjadi gangguan ginjal (mis.,
gagal ginjal) individu dapat mengalami oliguria (produksi urine kurang dari 400
ml/ 24 jam) sehingga anuria (produksi urine kurang dari 200 ml/ 24 jam)
~4~
Moh. Ubaidillah Faqih STIKES NU TUBAN S-1 Keperawatan Doc.
Dalam Kondisi Demam, Tubuh akan mengeluarkan lebih banyak cairan melalui
keringat
- Tindakan Medis
Beberapa tindakan medis menimbulkan efek sekunder terhadap kebutuhan cairan
dan elektrolit tubuh. Tindakan pengisapan cairan lambung dapat menyebabkan
penurunan kadar kalsium dan kalium.
- Pengobatan
Penggunaan beberapa obat seperti Diuretik maupun laksatif secara berlebihan
dapat menyebabkan peningkatan kehilangan cairan dalam tubuh. Akibatnya,
terjadi defist cairan tubuh. Selain itu, penggunan diuretik menyebabkan
kehilangan natrium sehingga kadar kalium akan meningkat. Penggunaan
kortikostreroid dapat pula menyebabkan retensi natrium dan air dalam tubuh.
- Pembedahan
Klien yang menjalani pembedahan beresiko tinggi mengalami ketidak
seimbangan cairan. Beberapa klien dapat kehilangan banyak darah selama perode
operasi, sedangkan beberapa klien lainya justru mengalami kelebihan beban
cairan akibat asupan cairan berlebih melalui intravena selama pembedahan atau
sekresi hormon ADH selama masa stress akibat obat- obat anastesia.
~5~
Moh. Ubaidillah Faqih STIKES NU TUBAN S-1 Keperawatan Doc.
160
120
Kation 108 Anion
100
80
60
40
28.3
20 20
14 11 10
4 1.2 0 4 2 4
0 0.7 0.2
Na+ K+ Ca2 Mg2 Cl- HPO4- HCO3- Protein
Interstisial Intraseluler
~6~
Moh. Ubaidillah Faqih STIKES NU TUBAN S-1 Keperawatan Doc.
berbagai mekanisme. Akan tetapi, yang paling penting adalah mekanisme ginjal
yang memungkinkan sel untuk terus menerus terendam, dalam cairan yang
mengandung elektrolit dan nutrien yang sesuai untuk fungsi sel yang optimal.
Ketidakseimbangan cairan
Defisit volume cairan terjadi ketika tubuh kehilangan cairan dan elektrolit
ekstraseluler dalam jumlah yang proporsional (isotonik). Kondisi seperti ini
disebut juga hipovolemia. Umumnya, gangguan ini diawali dengan kehilangan
cairan intravaskuler, lalu diikuti dengan perpindahan cairan interseluler menuju
intravaskuler sehingga menyebabkan penurunan cairan ekstraseluler. Untuk untuk
mengkompensasi kondisi ini, tubuh melakukan pemindahan cairan intraseluler.
Secara umum, defisit volume cairan disebabkan oleh beberapa hal, yaitu
kehilangan cairan abnormal melalui kulit, penurunan asupan cairan, perdarahan
dan pergerakan cairan ke lokasi ketiga (lokasi tempat cairan berpindah dan tidak
mudah untuk mengembalikanya ke lokasi semula dalam kondisi cairan
ekstraseluler istirahat). Cairan dapat berpindah dari lokasi intravaskuler menuju
lokasi potensial seperti pleura, peritonium, perikardium, atau rongga sendi. Selain
itu, kondisi tertentu, seperti terperangkapnya cairan dalam saluran pencernaan,
dapat terjadi akibat obstruksi saluran pencernaan.
~7~
Moh. Ubaidillah Faqih STIKES NU TUBAN S-1 Keperawatan Doc.
Defisit Cairan
Dehidrasi
Kelebihan volume cairan terjadi apabila tubuh menyimpan cairan dan elektrolit
dalam kompartemen ekstraseluler dalam proporsi yang seimbang. Karena adanya
retensi cairan isotonik, konsentrasi natrium dalam serum masih normal. Kelebihan
cairan tubuh hampir selalu disebabkan oleh penungkatan jumlah natrium dalam
serum. Kelebihan cairan terjadi akibat overload cairan/ adanya gangguan
mekanisme homeostatispada proses regulasi keseimbangan cairan. Penyebab
spesifik kelebihan cairan, antara lain:
~8~
Moh. Ubaidillah Faqih STIKES NU TUBAN S-1 Keperawatan Doc.
b. Pemberian infus berisi natrium terlalu cepat dan banyak, terutama pada klien
dengan gangguan mekanisme regulasi cairan.
c. Penyakit yang mengubah mekanisme regulasi, seperti gangguan jantung
(gagal ginjal kongestif), gagal ginjal, sirosis hati, sindrom Cushing
d. Kelebihan steroid.
Edema
Pada kasus kelebihan cairan, jumlahcairan dan natrium yang berlebihan dalam
kompartemen ekstraseluler meningkatkan tekanan osmotik. Akibatnya, cairan
keluar dari sel sehingga menimbulkan penumpukan cairan dalm ruang interstitial
(Edema). Edema yang sering terlihat disekitar mata, kaki dan tangan. Edema
dapat bersifat lokal atau menyeluruh, tergantung pada kelebihan cairan yang
terjadi. Edema dapat terjadi ketika adapeningkatan produksi cairan interstisial/
gangguan perpindahan cairan interstisial. Hal ini dapat terjadi ketika:
Edema pitting adalah edema yang meninggalkan sedikit depresi atau cekungan
setelah dilakukan penekanan pada area yang bengkak. Cekungan unu terjadi
~9~
Moh. Ubaidillah Faqih STIKES NU TUBAN S-1 Keperawatan Doc.
akibat pergerakan cairan dari daerah yang ditekan menuju jaringan sekitar
(menjauhi lokasi tekanan). Umumnya, edema jenis ini adalah edema yang
disebabkan oleh gangguan natrium. Adapun edema yang disebabkan oleh retensi
cairan hanya menimbulkan edema non pitting.
Gangguan Cairan
KETIDAKSEIMBANGAN ISOTONIK
Kehilangan cairan dari system gastro intestinal Pemeriksaan fisik: nadi cepat tetapi lemah,
seperti diare, muntah / drainase atau rabas dari kolaps vena, frekuensi nafas cepat, letargi,
fistula/ selang oliguria, kulit dan membrane mukosa kering,
turgor kulit tidak elastic, kehilangan berat badan
Kehilangan plasma atau darah utuh, seperti yang yang cepat
terjadi pada luka bakar atau pendarahan
Keringat berlebihan
Hasil pemeriksaan laboratorium: berat jenis
Demam urine > 1,025, peningkatan semu hematokrit >
50%, peningkatan semu nitrogen urea darah
Penurunan asupan cairan peroral (BUN) > 25mg/ 100 ml
Penggunaan obat- obatan diuretic
~ 10 ~
Moh. Ubaidillah Faqih STIKES NU TUBAN S-1 Keperawatan Doc.
Interupsi dorongan rasa haus yang dikontrol suhu tubuh meningkat, iritabilitas, konvulsi
secara neurologis (tarikan atau tegangan otot yang dapat
menyebabkan kejang pada bagian tubuh), koma
Ketoasidosis diabetic
Hasil Pemeriksaan Laboratoeium: natrium
Pemberiaan cairan hipertonik serum meningkat > 145 mEq/L dan osmolalitas
serum meningkat > 295mOsm/ kg
Dieresis osmotic
~ 11 ~
Moh. Ubaidillah Faqih STIKES NU TUBAN S-1 Keperawatan Doc.
~ 12 ~
Moh. Ubaidillah Faqih STIKES NU TUBAN S-1 Keperawatan Doc.
~ 13 ~
Moh. Ubaidillah Faqih STIKES NU TUBAN S-1 Keperawatan Doc.
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
KEPALA
Riwayat:
Sakit kepala Kelebihan volume cairan, asidosis
metabolik/ respiratorik, alkalosis metabolik
Kepala pening/ pusing Kelebihan volume cairan, asidosis/ alkalosis
respiratorik, hiponatremia
Observasi:
Iritabilitas Alkalosis respiratorik/ metabolik, ketidak
seimbangan hipersomolar, hipernatremia,
hipokalemia
Letargi Kekurangan volume cairan, asidosis atau
alkalosis metaboli, asidosis respiratorik,
hiperkalsimea
Konfusi, disorientasi Kekurangan volume cairan,
hipomagnesemia, asidosis metabolik,
~ 14 ~
Moh. Ubaidillah Faqih STIKES NU TUBAN S-1 Keperawatan Doc.
hipokalemia
FONTANEL (BAYI)
Inspeksi:
Cekung Kekurangan volume cairan
Menonjol Kelebihan volume cairan
MATA
Inspeksi:
- Cekung, konjungtiva kering, air mata Kekurangan volume cairan
berkurang/ tidak ada
- Edema periorbital, papil edema Kelebihan volume cairan
Riwayat:
- Penglihatan kabur Kelebihan volume cairan
SISTEM KARDIOVASKULER
Insfeksi:
- Vena leher datar Kekurangan volume cairan
- Vena leher distensi Kelebihan volume cairan
- Dependent body parts (bagian- bagian
tubuh yang tertekan pada saat
berbaring): tungkai, punggung,
sakrum
- Lambatnya pengisian vena Kekurangan volume cairan
Palpasi:
- Edema (bagian tubuh dependent: Kelebihan volume cairan
punggung, sakrum, tungkai)
- Distritmia (juga dicatat sebagai Asidosis metabolik, alkalosis dan asidosis
perubahan EKG) respiratorik, ketidak seimbangan kalium,
hipomagnesemia
- Peningkatan frekuensi denyut nadi Alkalosis metabolik, asidosis respiratorik,
hiponatremia, kekurangan volume cairan,
kelebihan volume cairan, hipomagnesemia
SISTEM PERNAFASAN
Inspeksi:
~ 15 ~
Moh. Ubaidillah Faqih STIKES NU TUBAN S-1 Keperawatan Doc.
SISTEM GASTROINTESTINAL
Riwayat:
- Anoreksia Asidosis metabolik
- Kram abdomen Asidosis metabolik
Inspeksi:
- Abdomen cekung Kekurangan volume cairan
- Abdomen distensi Sindrom ruang ke -3
- Muntah Kekurangan volume cairan, hiperkalsemia,
hiponartremia
- Diare Hiponatremia
Auskultasi:
- Hiperperistaltik disertai diare atau Kekurangan volume cairan, hipokalemia
hipoperistaltik
SISTEM GINJAL
Inspeksi:
- Oliguria/ anuria Kekurangan volume cairan, kelebihan
volume cairan
- Diuresis (jika ginjal normal) Kelebihan volume cairan
- Berat jenis urine meningkat Kekurangan volume cairan
SISTEM NEUROMUSKULAR
Inspeksi:
- Baal, kesemutan Alkalosis metabolik, hipokalsemia,
ketidakseimbangan kalium
- Kram otot, tetani Hipokalsemia,alkalosis respiratorik/
- Koma metabolik
Ketidakseimbangan hipoosmolar/
- Tremor hiperosmolar, hiponatremia
- Tanda Chvostek (+) Asidosis respiratorik, hipomagnesemia
Palpasi: Hipokalsemia, hipomagnesemia
- Hipotonisitas
- Hipertonisitas Hipokalemia, hiperkalsemia
Perkusi: Hipokalsemia, hipomagnesemia, alkalosis
- Refleks tendon dalam menurun/ tidak metabolik
ada Hiperkalsemia, hipermagnesemia
- Refleks tendon dalam hiperaktif/
meningkat Hipokalsemia, hipomagnesemia
KULIT
Suhu tubuh
- Meningkat Hipernatremia, ketidakseimbangan
hiperosmolar, asidosis metabolik
- Menurun Kekurangan volume cairan
Inspeksi:
- Kering, kemerahan Kekurangan volume cairan, hipernatremia,
Palpasi: asidosis metabolik
- Turgor kulit tidak elastis, kulit dingin Kekurangan volume cairan
dan lembab
~ 16 ~
Moh. Ubaidillah Faqih STIKES NU TUBAN S-1 Keperawatan Doc.
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
BATASAN KARAKTERISTIK
Mayor
Ketidak cukupan asupan cairan per oral
Balans negative antara asupan dan haluaran
Penurunan berat badan
Kulit/membrane mukosa kering ( turgor menurun)
Minor
Minor
~ 17 ~
Moh. Ubaidillah Faqih STIKES NU TUBAN S-1 Keperawatan Doc.
BATASAN KARAKTERISTIK
Mayor
Perubahan kadar kalium
Minor
Aritmia
Kram tungkai
Mual
Hipotensi
Bradikardia
Kesemutan
~ 18 ~
Moh. Ubaidillah Faqih STIKES NU TUBAN S-1 Keperawatan Doc.
INTERVENSI KEPERAWATAN
~ 19 ~
Moh. Ubaidillah Faqih STIKES NU TUBAN S-1 Keperawatan Doc.
~ 20 ~
Moh. Ubaidillah Faqih STIKES NU TUBAN S-1 Keperawatan Doc.
~ 21 ~
Moh. Ubaidillah Faqih STIKES NU TUBAN S-1 Keperawatan Doc.
~ 22 ~
Moh. Ubaidillah Faqih STIKES NU TUBAN S-1 Keperawatan Doc.
resiko iritasi
mukosa
lambung.
Pantau nilai Streoid
kalium serum kortison
pada klien dapat
yang menyebabka
mendapat n retensi
obat diuretic natrium dan
dan steroid. ekresi kalium
Kaji tanda Nilai kalium
dan gejala yang rendah
toksisitas dapat
digitalis jika meningkatka
klien tengah n kerja
mendapat digitalis.
obat
golongan
digitalis dan
diuretikatau
steroid.
Peningkatan
Kadar Kalium
Observasi Dengan
tanda dan mengetahui
gejala tanda
hiperkalemia hipokalemia,
(mis. perawat
Bradikardia, dapat
kram menetapkan
abdomen, langkah
oliguria, selanjutnya
kesemutan
dan kebas
pada
ekstremitas)
Kaji haluaran Haluaran urin
urin. yang sedikti
Sedikitnya 25 dapat
ml/ jam atau menyebabka
600 ml/ hari n
hiperkalemia
Laporkan Nilai kalium
nilai kalium lebih dari 7
serum yang mEq/ l dapat
melebihi 5 menyebabka
mEq/ l. batasi n henti
asupan jantung
kalium jika
perlu.
Pantau EKG Untuk
melihat
adanya
pelebaran
kompleks
~ 23 ~
Moh. Ubaidillah Faqih STIKES NU TUBAN S-1 Keperawatan Doc.
QRS dan
gelombang T
tinggi yang
merupakan
tanda
hiperkalemi.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
2. Kelebihan Volume cairan Kaji asupan diet dan Mengkaji asupan diet dan
berhubungan dengan: kebiasaan yang mendorong kebiasaan yang mendorong
- Gangguan mekanisme terjadinya setensi cairan terjadinya setensi cairan
regulasi cairan, sekunder Anjurkan klien untuk Menganjurkan klien untuk
akibat gagal jantung nenurunkan konsumsi nenurunkan konsumsi
garam. garam.
- Preload, penurunan Anjurkan klien untuk: Menganjurkan klien untuk:
kontraktilitas, dan i. Menghindari makanan i. Menghindari makanan
penurunan curah gurih,makanan gurih,makanan
jantung, sekunder akibat kaleng,dan makanan kaleng,dan makanan
infark miokard, gagal beku beku
jantung, penyakit katup ii. Mengonsumsi ii. Mengonsumsi
jantung makanan tanpa garam makanan tanpa garam
dan menambahkan dan menambahkan
- Hipertensi porta, bumbu aroma bumbu aroma
tekanan osmotic, koloid iii. Menggunakan cuka iii. Menggunakan cuka
~ 24 ~
Moh. Ubaidillah Faqih STIKES NU TUBAN S-1 Keperawatan Doc.
~ 25 ~
Moh. Ubaidillah Faqih STIKES NU TUBAN S-1 Keperawatan Doc.
~ 26 ~
Moh. Ubaidillah Faqih STIKES NU TUBAN S-1 Keperawatan Doc.
Tindakan Keperawatan
Tindakan ini dilakukan pada klien yang mengalami atau beresiko mengalami kekurangan
volume cairan (mis. Klien menderita diare, demam tinggi/ baru pulih dari pemberian
anastesia). Dalam pemberianya, pasien umumnya mendapatkan makanan/ cairan dengan
konsentrasi rendah. Jika dapat ditolerans, selanjutnya pasien akan mendapatkan makanan/
minuman dengan jumlah dan konsentrasi yang lebih tinggi hingga memenuhi kebutuhan
diet yang diharapkan.
Pembatasan cairan per oral diperlukan pada klien yang mengalami retensi cairan (mis.
Klien yang menderita gagal ginjal, gagal jantung, atau SIADH).
Pemberian makan
Pada kondisi ketidak seimbangan cairan dan elektrolit, diperlukan asupan makanan yang
sesuai kebutuhan diet guna memulihkan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh. Sebagai
contoh, pada klien yang mendapat furosemid (diuretic), dapat diberikan banyak pisang dan
jeruk guna mencegah hipokalemia, sedangkan pada pasien yang kekuranmgan zat besi
dapat diberikan sayuran dan daging.
Terapi intra vena merupakan metode yang efektif dan efesien untuk menyuplai kebutuhan
cairan dan elektrolit tubuh. Perawat berperan dalam melakukan pemasangan terapi intravena,
perawatan, serta pemantauan terapi intravena.
TERAPI CAIRAN
(PEMASANGAN INFUS)
PENGERTIAN :
Pemasangan infuse untuk pemberian obat/cairan melalui parentral.
~ 27 ~
Moh. Ubaidillah Faqih STIKES NU TUBAN S-1 Keperawatan Doc.
TUJUAN :
1. Mempertahankan atau mengganti cairan tubuh yang menganung air, elektrolit, vitamin,
protein lemak, dan kalori yang tidak dapat dipertahankan secara adekuat melalui oral
2. Memperbaiki keseimbangan asam basa
3. Memperbaiki volume komponen-komponen darah
4. Memberikan jalan masuk untuk pemberian obat-obatan kedalam tubuh
5. Memonitor tekan Vena Central (CVP)
6. Memberikan nutrisi pada saat system pencernaan di istirahatkan.
INDIKASI:
1. Pada Keadaan emergency resusitasi jantung paru memungkinkan pemberian obat secara
langsung kedalam intravena.
2. Untuk memberikan respon yang cepat terhadap pemberian obat(furosemid, digoxin)
3. Untuk memasukkan dosis obat dalam jumlah obat dalam jumlah besar secara terus-
menerus melalui infuse (lidokain, xilokain)
4. Untuk menurunkan ketidaknyamanan pasien dengan mengurangi kebutuhan dengan
injeksi intramuskuler.
5. Untuk mencegah masalah yang mungkin timbul apabila beberapa obat di campur dalam
satu botol.
6. Untuk memasukkan obat yang tidak dapat diberikan secara oral (missal :pada pasien
koma) atau intra muskuler (missal : pasien dengan gangguan koagulasi)
KOMPLIKASI:
1. Infiltrasi (Ekstravasasi)
2. Tromboplebitis
3. Bakterimia
4. Emboli Udara
5. Perdarahan
PERALATAN :
Baki dan alasnya
Korentang pada tempatnya
Seperangkat Infus Steril:
Infuse set
Surflo/abocath/
venflon
Cairan steril
Infuset
Surflo
Wing Needle
Venflon
Cairan steril
Macam cairan infus
Standart Infus
Pinset dalam bak instrument
Kassa steril 2 x 2 cm pada tempatnya
Bethadin
Kapas alkohol pada tempatnya
~ 28 ~
Moh. Ubaidillah Faqih STIKES NU TUBAN S-1 Keperawatan Doc.
Plester/hypafix
Gunting
Pembalut / Verband
Bengkok
Perlak
Pembendung
sarung tangan
Bidai ( K/P)
Tali pengikat (K/P)
~ 29 ~
Moh. Ubaidillah Faqih STIKES NU TUBAN S-1 Keperawatan Doc.
Perhatian
Kelancaran cairan dan jumlah tetesan harus tepat, sesuai dengan program
pengobatan
Bila terjadi haematoma, bengkak dan lain – lain pada tempat pemasangan jarum
maka infus dihentikan dan dipindahkan pemasangannya pada tempat yang lain
Perhatikan reaksi pasien selam 30 menit pertama. Bila timbul reaksi alergi maka
infus harus segera diperlambat tetesannya , jika perlu dihentikan, kemudian
dilaporkan kepada penanggung jawab ruangan atau dokter
Buatlah catatan pemberian infus secara terinci yang meliputi
Tanggal, hari dan jam dimulainya pemasangan infus
Macam dan jumlah cairan atau obat, serta jumlah tetesan permenit
Keadaan umum pasien selama pemberian infus
Reaksi pasien yang timbul akibat pemberian cairan atau obat
Nama dokter, petugas pelaksana atau yang bertanggiung jawab
Siapkan cairan atau obat untuk pemberian selanjutnya
Perhatikan antiseptik
Cara pemberian infus harus disesuaikan dengan perangkat infus yang digunakan
EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi keperawatan yang dilakukan dengan melakukan pengumpulan data selama tindakan
keperawatan (mis., turgor kulit, aupan dan haluaran cairan, serta pengukuran berat badan) di
samping menentukan apakah criteria hasil yang telah ditentukan menurut masing- masing
diagnosis telah tercapai ataukah belum. Jika criteria hasil belum tercapai, perawat harus
menggali mengapa criteria tersebut belum tercapai dengan mengajukan pertanyaan-
pertanyaan berikut:
~ 30 ~
Moh. Ubaidillah Faqih STIKES NU TUBAN S-1 Keperawatan Doc.
Kasus . . .
An.S usia 2thn dengan BB = 15 kg, dibawa orangtuanya ke RSNU dengan keluhan utama
Feses cair, muntah, dan BB menurun. Frekuensi BAB lebih dari 4 kali dengan konsistensi
encer. BAK sedikit atau jarang, bibir tampak kering. Orang tua mengatakan bila anaknya
mengalami perut kembung sehingga mengakibatkan anaknya sulit untuk tidur…..
TTV
N :110x/menit
S : 370C
RR : 40x/ menit
TD : 130/90 mmHg
Asuhan Keperawatan
Pengkajian
No. Simptom & Sign Etiologi Problem
1. Ds : orang tua klien Output berlebih Kekurangan cairan
mengatakan perut klien (diare)
kembung, BAB lebih
dari 4 kali konsistensi
encer
Do :
Perkusi : perut pasien
kembung
Inspeksi : bibir klien
tampak kering
TTV:
- N: 110x/ menit
- S : 390C
- RR : 40 x/ menit
- Td : 130/90
mmHg
Diagnosa
Kekurangan cairan berhubungan dengan output berlebih (diare)
Intervensi
~ 31 ~
Moh. Ubaidillah Faqih STIKES NU TUBAN S-1 Keperawatan Doc.
Implementasi
~ 32 ~
Moh. Ubaidillah Faqih STIKES NU TUBAN S-1 Keperawatan Doc.
Evaluasi
~ 33 ~
Moh. Ubaidillah Faqih STIKES NU TUBAN S-1 Keperawatan Doc.
Daftar Pustaka
Carpenito, Linda Juall. 1998. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta: EGC
Potter & Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan edisi 4. Jakarta: EGC
Tamsuri, Anas. 2009. Seri Asuhan Keperawatan “Klien Gangguan Keseimbangan Cairan
& Elektrolit”. Jakarta: ECG
~ 34 ~