Anda di halaman 1dari 12

PENATALAKSANAAN DIET PADA PENDERITA STROKE NON HEMORRAGIC DISERTAI KOLIK ABDOMEN DI RUANG AN-NUR II RUMAH SAKIT ISLAM

JAKARTA PONDOK KOPI

Inden Nurul

PROGRAM KEAHLIAN MANAJEMEN INDUSTRI JASA MAKANAN DAN GIZI PROGRAM DIPLOMA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2013

I.

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Hipertensi merupakan penyebab yang paling sering dari gagal jantung dan merupakan faktor resiko utama untuk aterosklerosis. Hipertensi juga merupakan resiko utama untuk terjadinya pendarahan otak, yang merupakan salah satu penyebab kematian di seluruh dunia. Menurut Jauch (2005) Stroke adalah suatu kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke suatu bagian otak tiba-tiba terganggu. Dalam jaringan otak, kurangnya aliran darah menyebabkan serangkaian reaksi biokimia, yang dapat merusak atau mematikan sel-sel saraf di otak. Kematian jaringan otak dapat menyebabkan hilangnya fungsi yang dikendalikan oleh jaringan itu. Kolik abdomen adalah gangguan pada aliran normal isi usus sepanjang traktus intestinal (Nettina, 2001). Obstruksi terjadi ketika ada gangguan yang menyebabkan terhambatnya aliran isi usus kedepan tetapi peristaltiknya normal (Reeves, 2001). Pelayanan gizi Rumah Sakit adalah pelayanan gizi yang disesuaikan dengan keadaan pasien, berdasarkan keadaan klinis, status gizi dan status metabolisme tubuh. Keadaan gizi pasien sangat berpengaruh pada proses penyembuhan penyakit, sebaliknya proses perjalanan penyakit dapat berpengaruh terhadap keadaan gizi pasien. Sering terjadi kondisi pasien semakin buruk, hal ini akibat tidak tercukupinya kebutuhan zat gizi tubuh, karena diet yang sudah diupayakan penyelenggaraannya oleh petugas tidak bisa optimal ( PGRS, 2003 ). Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengkaji penatalaksanaan diet pada stroke non hemorragic disertai dengan kolik abdomen di Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi. 1.2 Tujuan Tujuan umum dari pengamatan ini adalah mempelajari penatalaksanaan diet melalui pengkajian terhadap penderita yang dirawat inap di rumah sakit. Tujuan khusus pengamatan ini adalah : 1. Mengkaji permasalahan gizi penderita melalui identifikasi riwayat penyakit dan riwayat gizi, tanda dan gejala penyakit, baik yang bersifat subyektif maupun objektif. 2. Mengamati makanan yang dihidangkan bagi pasien rawat inap di Rumah Sakit. 3. Mengamati sisa makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, hidangan sayur, buah, dan makanan selingan. 4. Memberikan konseling gizi kepada pasien dan keluarganya. II. METODE PENGAMATAN

II.1 Waktu, Tempat, dan Objek Pengamatan Pengumpulan data dilakukan mulai tanggal 9 september 2013 sampai 11 September 2013, di ruang rawat inap RS Islam Jakarta Pondok Kopi. Objek pengamatan adalah pasien yang dirawat di ruang An-Nur II. Penderita yang

diamati dalam keadaan sadar serta menjalani diet. Karakteristik dan jenis penyakit yang diderita terdapat pada Tabel 1. Tabel 1 Objek Pengamatan dan Ruang Perawatan Nama Gender Umur Diagnosa Ruang Medik Perawatan Tn. S Laki-laki 49 th Stroke non An-Nur 2 (Kelas hemorragic + II) kolik abdomen II.2 Jenis dan Cara Pengambilan Data Pengambilan data dilakukan dengan pengamatan langsung pada penderita, wawancara, serta mencatat dari status pasien. Data yang diperoleh dicatat dalam Format Penatalaksanaan Diet. 3. GAMBARAN UMUM KASUS 3.1 Assesment Assesment permasalahan gizi penderita dilakukan melalui identifikasi riwayat penyakit, berupa keluhan dan gejala penyakit penderita, yang dirasakan secara subyektif, pemeriksaan antropometri, klinis, laboratorium dan pemeriksaan lain yang mendukung. Kebiasaan makan penderita sebelum masuk rumah sakit diperlukan untuk mengetahui masalah gizi pada domain behavior. Riwayat penyakit dan diet Tn. S seorang pegawai swasta berumur 49 tahun, mengeluh perut terasa sakit dan kram serta tidak bisa buang angin serta lemah anggota gerak kiri. Tn. S memiliki riwayat penyakit hipertensi lebih dari lima tahun. Diagnosa dokter Tn. S menderita Suspect stroke non hemorragic disertai kolik abdomen. Tn. S tidak pernah menjalankan terapi diet ataupun konseling gizi sebelum dirawat di rumah sakit. 3.1.2 Kebiasaan makan sebelum masuk rumah sakit Kebiasaan makan os yaitu makanan lengkap sebanyak tiga kali waktu makan pada pagi, siang dan malam hari. Os setiap hari mengkonsumsi nasi 300 400 g ssetiap satu kali waktu makan, ayam goreng 1 potong setiap kali waktu makan, tahu dan tempe digoreng 3 4 kali setiap satu kali waktu makan, tumis toge atau sayur daun singkong 1 mangkuk. Os biasa mengkonsumsi pepaya buah setiap satu kali waktu makan. Os memiliki kebiasaan minum kopi dengan gula setiap pagi hari. Teknik pengolahan makanan yang digunakan adalah deep frying, shalow frying, steaming dan boiling. Os tidak memiliki alergi terhadap makanan. Kebutuhan energi os sebelum masuk rumah sakit adalah 1861 Kal, Asupan energi Os sebelum masuk Rumah sakit berkisar 4579 Kal. (Data Terlampir). Tingkat kecukupan energi os sebelum masuk rumah sakit adalah 246 %. 3.1.1

No 1

3.1.3 Antropometri Berdasarkan pengukuran langsung diperoleh tinggi badan Tn. S 163 cm dan berat badan 76 kg sehingga indeks massa tubuh Tn. S yaitu 28,6 dan status gizi os tergolong obese 1 (WHO, 2000). Berat badan ideal Tn. S dihitung berdasarkan standar brocca yaitu 57 kg. 3.1.4 Pemeriksaan Laboratorium Berikut merupakan hasil pemeriksaan biokimia Tn. S ketika menjalani perawatan dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Pemeriksaan laboratorium Tn. S (7 september 2013)
Pemeriksaan Hemoglobin Leukosit Hematokrit Natrium Kalium Glucose random Hasil 15,0 12,4 42 141 2,36 157 Satuan Mg/dl 10^/uL % mmol/L mmol/L Mg/dl Nilai rujukan 13,5 17,5 5,0 10,0 40 50 132 145 3,50 5,50 70 200 Keterangan Normal Tinggi Normal Normal Rendah Normal Istilah Leukositosis Hipokalemia -

Sumber: Data Rekam Medik RS Islam Jakarta Pondok Kopi, 2013. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukan Os mengalami leukositosis dan hipokalemia. 3.1.4 Pemeriksaan Klinik dan Fisik Berikut adalah hasil pemeriksaan klinik ketika hari pertama pasien masuk rumah sakit dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Hasil Pemeriksaan klinik Tn. S (7 september 2013)
Tanggal 06/09/2013 Keadaan Umum Kompos mentis TD 120/80 mmHg 110/70 S 370C 370C P 20 x/mnt 20x/mnt N 80 x/mnt 76x/mnt

Sumber: Data Rekam Medik RSIslam Jakarta Pondok Kopi, 2013. Pemeriksaan klinik menunjukan tekanan darah, suhu, nafas dan nadi pasien dalam keadaan normal. 3.1.5 Terapi Medis Berikut adalah beberapa jenis obat per oral yang dikonsumsi oleh Tn. S dan efek sampingnya terhadap zat gizi. Tabel 4 Konsumsi obat pasien
Jenis Obat Vometa Inpepsa New diatabs Braxidin KSR Amlodipin Rebamipide Canderin Fungsi Pengobatan mual & muntah akut Pengobatan jangka pendek pada ulcer Pengobatan simtomatik pada diare Terapi simptomatik tukak lambung, diare, sindrom iritasi usus & kolitis. Pengobatan hipokalemia Pengobatan hipertensi Antikolinergik, untuk tukak lambung Pengoabatan hipertensi Efek samping Mulut kering, sakit kepala, rasa haus, cemas dan gatal Konstipasi & mulut terasa kering Konstipasi Mengantuk, retensi urin, hipotensi. Mual & muntah fatigue, nyeri, peningkatan/penurunan berat badan Konstipasi, perut terasa membesar Infeksi saluran pernafasan atas, nyeri punggung, pusing

Dapat dilihat bahwa jenis obat yang dikonsumsi os secara oral memiliki beberapa efek samping seperti konstipas, perut terasa membesar, pusing, mual dan muntah.

3.2 Analisis Assessment Data IMT 28,6 Tabel 4 Analisis assesment Tn. S Masalah Gizi Tujuan Jenis Intervensi Intervensi Obese I Membantu Memberikan makanan mencapai rendah kalori status gizi untuk normal membantu mencapai satus gizi normal Gangguan Membantu Diet rendah garam keseimba menormalk ngan an tekanan natrium darah Membantu menormalk an kadar leukosit Membantu menormalk an kadar kalium Membantu mengatasi stroke Energi dan protein cukup Diet tinggi kalium

Tekanan darah 200/100 mmHg (hipertensi stadium II) Leukosit 12,4 10^3/uL Kalium 2,36 mmol/L (hipokalemia) Anggota gerak kiri lemah, tidak bisa bergerak (stroke)

Terhambatnya aliran darah ke otak

Membatasi asupan natrium (diet rendah garam)

Perut keram, Gangguan Membantu Memberikan makanan kembung saluran mengatasi dengan konsistensi dan susah pencernaan gangguan lunak buang saluran angin pencernaan Seorang laki-laki berumur 49 tahun dengan status gizi obese 1 menderita hipertensi stadium 2, stroke non hemorragic disertai dengan kolik abdomen. 3.3 Patofisiologi Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah presisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya datas 90 mmHg (Smith Tom, 1995). Menurut WHO, penyakit hipertensi meru[akan peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolik sama atau lebih besar 95 mmHg (kodim Nasrin, 2003). Hipertensi meningkatkan resiko penyakit jantung iskemik, stroke, penyakit jantung periferal vaskular dan penyakit kardiovaskular lainnya. Menurut WHO stroke merupakan gangguan fungsional otak yang terjadi secara mendadak dengan tanda dan gejala klinik baik fokal maupun global yang berlangsung lebih dari 24 jam atau dapat menimbulkan kematian disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak. Berdasarkan patologi

anatomi dan penyebabnya stroke dibagi menjadi dua yaitu stroke iskemik dan stroke hemoragik. Stroke Iskemik atau stroke non hemoragik terjadi akibat penutupan aliran darak ke sebagian otak tertentu, maka terjadi serangkaian proses patologik pada daerah iskemik. Plak arterosklerotik di pembuluh darah arteri dan arteriol dalam otak Lintasan lipohialinosis dipembuluh ganglia basal

HIPERTENSI

stroke Gambar 1. Patofisiologi penyakit Sumber : 3.2 Intervensi Gizi dan Monitoring

Infark lakunar

3.2.1 Kebutuhan Energi dan Zat Gizi Kebutuhan energi dan zat gizi selama pasien berada di rumah sakit adalah kebutuhan energi sebesar 2047 Kal, kebutuhan protein sebesar 76,8 g, kebutuhan lemak sebesar 45,5 g, dan karbohidrat sebesar 332,6 g. 3.2.2 Jenis dan konsistensi diet Berdasarkan rumusan permasalahan yang dihadapi Tn. S dan patofisiologi terjadinya masalah tersebut maka jenis diet yang diberikan adalah Diet Rendah Garam 3 Rendah Lemak Tinggi kalium dengan konsistensi lunak. 3.2.3 Tujuan dan syarat diet a. Tujuan jangka pendek: 1. Menurunkan tekanan darah menuju tekanan darah normal 2. Membantu mengatasi kolik abdomen 3. Membantu mengatasi hipokalemia b. Tujuan jangka panjang 1. Membantu menurunkan berat badan menuju berat badan ideal 2. Membantu menormalkan tekanan darah dengan cara membatasi konsumsi sodium Syarat Diet: Makanan mudah dicerna Energi cukup, 2047 Kal dan dapat ditingkatkan secara bertahap sesuai dengan kemampuan pasien untuk menerimanya Kebutuhan protein 15% dari total kebutuhan energi sehari atau 76,8 g Lemak rendah, 20% dari kebutuhan energi total atau 45,5 g Natrium 1000 1200 mg Kalium > 4700 mg/hari Konsistensi makanan diberikan dalam bentuk lunak.

1) 2) 3) 4) 5) 6) 7)

8) Makanan Tidak mengandung bumbu yang berbau tajam, seperti cuka, lada, cabai, jahe, dll. Bahan makanan yang dianjurkan dan dibatasi dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Bahan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan Bahan Dianjurkan Dihindari makanan Sumber Beras, kentang, singkong, Roti, biscuit, dan kue-kue karbohidrat terigu, tapioca, hunkwe, yang dimasak dengan dan gula garam dapur dan/ baking powder dan soda Sumber protein hewani Daging, ayam dan ikan maksimal 100 g sehari Otak, ginjal, lidah, sardin; daging, ikan, susu, dan telur yang diawet dngan garam dapur seperti daging asap, ham, dendeng, abon, keju, ikan asin, ikan kaleng, ebi, udang kering, telur asin, dan telur pindang. Keju kacang tanah dan semua kacang-kacangan dan hasilnya yang dimasak dengan garam dapur Sayuran yang dimasak dan diawet dengan garam dapur seperti sayuran dalam kaleng, sawi asin, asinan, dan acar. Buah-buahan yang diawet dengan garam dapur seperti buah dalam kaleng Margarine dan mentega biasa. Baking powder, soda kue, vetsin, dan bumbu-bumbu yang mengandung garam dapur seperti kecap, terasi, petis, dan tauco. Minuman ringan

Sumber protein nabati

Semua kacang-kacangan dan hasilnya yang diolah dan dimasak tanpa garam dapur Semua sayuran segar; sayuran yang diawet tanpa garam dapur dan natrium benzoate Semua buah-buahan segar; buah yang diawet tanpa garam dapur dan natrium benzoate Minyak goreng, margarine, dan mentega tanpa garam Semua bumbu kering yang tidak menggunakan garam dapur. Garam dapur sesuai ketentuan untuk Diet Rendah Garam 3

Sayuran

Buah-buahan

Lemak Bumbu-bumbu

Minuman Teh, kopi Sumber : Almatsier, 2005

3.2.4 Konseling Gizi Pasien dan keluarga telah mendapat konseling gizi dari Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi.

3.2.5 Monitoring Antropometri Selama monitoring berat badan dan tinggi badan Tn. S tidak ada perubahan yaitu berat badan 76 kg dan tinggi badan 163cm. 3.2.6 Monitoring Biokimia Tn. S hanya melakukan pemeriksaan biokimia pada tanggal 7 september 2013 dan berdasarkan data biokimia tersebut beberapa komponen pemeriksaan masih dalam kadar normal. 3.2.7 Monitoring Klinis dan Fisik Keadaan os selama pengamatan sadar penuh, Monitoring pemeriksaan klinis os dapat dilihat di tabel 6 Tanggal 09/09/2013 Tabel 6 hasil pemeriksaan klinik Tn. S Waktu TD N S Pagi Siang 200/110 mmHg 36,4C 90x/mnt Malam 110/70 mmHg 36,2C 84x/mnt Pagi 120/80 mmHg 36,3C 85x/mnt Siang 120/90 mmHg 36C 80x/mnt Malam 140/90 mmHg 36C 100x/mnt Pagi 170/100 mmHg 37C 88x/mnt Siang 180/100 mmHg 37C 84x/mnt Malam RR 20x/mnt 20x/mnt 20x/mnt 20x/mnt 20x/mnt 20x/mnt 20x/mnt -

10/09/2013

11/09/2013

Dapat dilihat pada pemeriksaan klinis pasien dalam keadaan sadar peuh, hipertensi stadium 2, laju pernafasan, suhu dan naadi dalam batas normal 3.2.8 Keluhan Keluhan os selama pengamatan berkurang hari ke hari. pada hari kesatu pengamatan pasien masih mengeluh masih merasa sedikit nyeri pada perut bagian atas, kembung dan pusing. Pada hari kedua rasa nyeri pada bagian perut sudah berkurang. Hari ketiga pengamatan rasa sakit pada bagian perut hanya terasa jika perut kosong, perut masing sering terasa kembung. 4. Evaluasi Asupan Energi dan Zat Gizi Evaluasi asupan energi dan zat gizi dilakukan selama tiga hari pengamatan mulai tanggal 9 hingga 11 september 2013. Evaluasi asupan energi dan zat gizi tersebut terdiri dari evaluasi Asupan energi, protein, lemak dan karbohidrat. Asupan dan tingkat kecukupan energi dan protein, serta asupan dan kontribusi lemak dan karbohidrat.

4.1 Evaluasi Asupan dan Tingkat Kecukupan Energi Evaluasi tingkat ketersedian energi makan pasien diperoleh dari ketersediaan energi makan selama sehari dibagi dengan kebutuhan energi pasien. Evaluasi tingkat kecukupan energi pasien diperoleh dari Asupan energi pasien sehari dibagi dengan kebutuhan energi pasien.

100% 80% 60% 40% 20% 0%

82% 58%

72% Hari 1 Hari 2 Hari 3

Energi

Gambar 1 Tingkat kecukupan energi Tn. S Berdasarkan gambar 1, dapat dilihat tingkat kecukupan energi pasien dari hari pertama ke hari ketiga naik turun, pada hari pertama pengamatan pasien tidak menghabiskan makan siang dan makan sore karna perut terasa kembung dan penuh sehingga tingkat kecukupan energi yang diperoleh rendah, hari kedua pengamatan pasien menghabiskan semua makanan yang disediakan sehingga tingkat kecukupan energi pasien tinggi dan pada hari ketida pengamatan nafsu makan pasien semakin membaik sehingga semua makanan yang disajikan dimakan habis. Kecukupan energi dihari pertama adalah 1170 Kal, pada hari kedua mengalami peningkatan yang cukup baik menjadi 1669 Kal dan pada hari ketiga sebesar 1474 Kal. 4.2 Evaluasi Asupan dan Tingkat Kecukupan Protein Evaluasi tingkat kecukupan protein pasien diperoleh dari Asupan protein pasien sehari dibagi dengan kebutuhan protein pasien. Evaluasi kontribusi protein pasien diperoleh dari Asupan protein pasien dikali empat dan dibagi dengan kebutuhan energi sehari pasien.
73% 75,00% 60% Hari 1 Hari 2 Hari 3 Protein

80% 60% 40% 20% 0%

Gambar 2 Tingkat kecukupan protein Tn. S Dilihat dari hasil pengamatan yang telah dilakukan tingkat kecukupan protein selama tiga hari naik turun. Tingkatan kecukupan protein tersebut dipengaruhi oleh bahan dari hidangan yang disajikan.

Pada hari pertama pengamatan bahan makanan sumber protein lebih banyak dibandingkan dengan bahan makanan di hari kedua. Pada hari ketiga bahan makanan sumber protein lebih banyak dibanding hari kedua sehingga grafik tingkat kecukupan protein naik turun. Pada hari pertama asupan protein sebesar 55,7 g, hari kedua mengalami penurunan menjadi 36,5 g dan hari ketiga kembali 57,5 g. Dari grafik diatas dapat disimpulkan tingkat kecukupan protein pasien cukup baik. 4.3 Evaluasi Asupan dan Kontribusi Lemak Evaluasi kontribusi ketersedian lemak makan pasien diperoleh dari ketersedian lemak selama sehari dikali sembilan dan dibagi dengan kebutuhan energi ketersediaan sehari dan kontribusi konsumsi lemak makan pasien diperoleh dari Asupan lemak selama sehari dikali sembilan dan dibagi dengan kebutuhan energi sehari.
17,8% 16,0% Hari 1 6,4% Hari 2 Hari 3 Lem ak

20,0% 15,0% 10,0% 5,0% 0,0%

Gambar 3 Kontribusi lemak Tn. S Berdasarkan grafik kontribusi lemak dari hari pertama hingga hari ketiga mengalami peningkatan yang cukup baik karna nafsu makan pasien dari hari pertama ke sampai hari ketiga terus mengalami peningkatan. Hari pertama kotribusi lemak sebesar 32,3 g atau sekitar 6,4% dari total kebutuhan energi, hari kedua kontribusi lemak sebesar 36,5 g atau 16% dari total kebutuhan energi sehari dan pada hari ketiga sebesar 40,5g atau 17,8% dari total kebutuhan energi sehari. 4.4 Evaluasi Asupan dan Kontribusi Karbohidrat Evaluasi kontribusi karbohidrat makan pasien diperoleh dari asupan karbohidrat selama sehari dikali empat dan dibagi dengan kebutuhan energi sehari. Kontribusi konsumsi karbohidrat makan pasien diperoleh dari asupan karbohidrat selama sehari dikali empat dan dibagi dengan kebutuhan energi sehari.
60,0% 50,0% 40,0% 30,0% 20,0% 10,0% 0,0% 55,7% 37,8% 42% Hari 1 Hari 2 Hari 3 Karbohidra t

Gambar Kontribusi Karbohidrat Tn. S Berdasarkan grafik kontribusi karbohidrat dari hari pertama hingga hari ketiga naik turun. Pada hari pertama Asupan karbohidrat sebesar

37,8% atau 193 g, pada hari kedua kontribusi karbohidrat naik menjadi 55,7% atau 285 g, dan pada hari ketiga mengalami sedikit penurunan menjadi 41,9% atau 214,8 g. 5. SIMPULAN Hasil pengamatan terhadap penderita yang dirawat inap di Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi dapat disimpulkan : 1. Saat os dibawa ke rumah sakit, os mengeluh lemah anggota gerak kiri, perut terasa sakit dan kram, susah buang angin & nyeri ulu hati. Pemeriksaan klinik menunjukan pasien mengalami hipertensi stadium 2. Pemeriksaan lab menunjukan pasien mengalami hipokalemia dan leukositosis. Diagnosa medis menyatakan osmenderita suspect stroke non hemorragic diserta kolik abdomen. 2. Makanan yang diberikan pada makan pagi adalah berupa menu selektif misalnya bubur ayam, bubur sum-sum, dan bubur kacang ijo serta roti isi selai/jam yang ditanyakan pada saat makan sore hari sebelumnya. Makan siang dan makan malam disesuaikan dengan siklus menu dan diet pasien. Makan selingan pagi berupa snack cair misalnya kolak labu dan es sarang burung, sedangkan untuk makan selingan sore berupa snack kering misalnya puding hunkwe dan kue lapis. Makanan tersebut disesuaikan dengan terapi diet yang diberikan yaitu diet rendah garam. 3. Pada hari pertama pengamatan pasien menyisakan 1/8 bagian makanan pokok, bagian lauk hewani dan bagian hidangan sayur pada makan siang. Pada makan sore pasien menyisakan makanan pokok dan bagian lauk nabati. Sementara untuk hari kedua dan ketiga pengamatan pasien selalu menghabiskan makanan yang disajikan. Dapat disimpulkan tingkat kecukupan energi pasien selama tiga hari pengamatan relatif stabil. 4. Pasien telah mendapa konseling gizi dari pihak rumah sakit islam jakarta pondok kopi sehingga penulis tidak melakukan konseling gizi pada pasien. DAFTAR PUSTAKA Almatsier, 2005. Penuntun Diet Edisi Baru. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama. Uripi, V. 2011. Penuntun Praktikum dan Kuliah Dietetik 1: diktat yang tidak dipublikasikan. Bogor: Program Keahlian Manajemen Industri Jasa Makanan dan Gizi: Direktorat Program Diploma. Institut Pertanian Bogor.

LAMPIRAN RECALL KEBIASAAN MAKAN PASIEN SEBELUM MASUK RUMAH SAKIT Waktu Hidangan Bahan Ukuran E P L KH Na makan (g) (Kal) (g) (g) (g) (mg) Makan Nasi putih beras 150 540 10,2 1,1 118,4 7,5 pagi Ayam goreng ayam 65 114 6,9 9,4 65 Minyak 10 90 10 Tempe goreng Tempe 150 224 27,5 6 19,1 minyak 36 325 36 Gula 25 90 23,5 0,08 Subtotal 1383 44,6 26,5 196,6 72,6 Nasi putih Beras 200 720 13,6 1,4 157,6 10 Ayam 65 114 6,9 9,4 65 Ayam goreng minyak 10 90 10 Makan tempe 250 373 45,8 10 31,8 Siang Tempe goreng minyak 60 514 60 Tumis toge toge 100 23 2,9 0,2 4,1 Pepaya pepaya 60 21 0,2 5,5 2,4 Subtotal 1855 69,4 31 259,1 77,4 Nasi putih beras 175 630 11,9 1,2 138,1 8,75 ayam 65 114 6,9 9,4 65 Ayam goreng minyak 10 90 10 Makan sore tempe 200 46 5,8 0,4 8,2 Tempe goreng minyak 48 433 48 Pepaya pepaya 50 28 0,3 11 153,6 2 Subtotal 1341 24,9 80 299,7 75,8 4579 138, 137, 755,4 225, Total 9 5 8 Kalium (mg) 150 227,5 0,1 277,6 200 227,5 132,6 560,1 175 227,5 110,5 513 1350,7

Anda mungkin juga menyukai