Anda di halaman 1dari 1

Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan

cita-cita bangsa Indonesia. Sudah terdapat pasal dalam UUD 1945 yang menegaskan bahwa setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Selain itu ada juga pasal yang menjelaskan bahwa Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan yang layak bagi masyarakat. seorang tenaga kesehatan dituntut untuk selalu benar dalam menjalankan tugasnya demi menghindari terjadinya mal praktik dan medical error. Namun, Hingga saat ini masih saja terdapat masalah kesehatan yang terjadi akibat kelalaian dari tenaga kesehatan. tidak setiap upaya pelayanan kesehatan hasilnya selalu memuaskan semua pihak terutama pasien, yang pada gilirannya dengan mudah menimpakan beban kepada pasien bahwa telah terjadi malpraktek. Medical error berbeda dengan mall praktek yang sering ditujukan kepada tenaga kesehatan apabila melakukan kesalahan. malpraktek adalah kelalaian dari seseorang tenaga kesehatan untuk mempergunakan tingkat kepandaian dan ilmu pengetahuan dalam mengobati dan merawat pasien, yang lazim dipergunakan terhadap pasien atau orang yang terluka menurut ukuran dilingkungan yang sama. malpraktek harus dibuktikan bahwa apakah benar telah terjadi kelalaian tenaga kesehatan dalam menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang ukurannya adalah lazim dipergunakan diwilayah tersebut.Mall praktek, medical error dan kelalaian yang lain akan selalu menimbulkan kerugian bagi pasien. Yang dimaksud dengan kerugian disini adalah segala sesuatu yang dirasakan oleh pasien sebagai kerugian akibat dari layanan kesehatan / kedokteran yang diberikan oleh pemberi layanan. Jadi, unsur kerugian ini sangat berhubungan erat dengan unsur hubungan sebab-akibatnya. Kerugian dapat berupa kerugian materiel dan kerugian immateriel. Kerugian yang materiel sifatnya dapat berupa kerugian yang nyata dan kerugian sebagai akibat kehilangan kesempatan. Biasanya penyebab utama kelalaian medis karena miskomunikasi antara dokter dengan pasien. Miskomunikasi itu bisa karena dokter tidak memberikan informasi lengkap tentang kondisi pasien atau salah dalam memberikan informasi. Namun bisa juga karena adanya salah persepsi antara pasien dan dokter. Itulah mengapa dokter harus memperbaiki komunikasi dengan pasien. Jika komunikasi baik dan lancar, tidak akan terjadi masalah. Tindakan apa pun, terutama yang berkaitan dengan pembedahan, harus disertai inform consent yang ditandatangani keluarga pasien. Dengan menandatangani inform consent, pihak keluarga tahu dan setuju apa saja tindakan yang dilakukan dokter terhadap pasien. Dampak yang terjadi akibat adanya kelalaian ini diantaranya pasien yang merasa tidak puas terhadap pengobatan atau pelayanan medis yang dilakukan oleh dokter yang merawatnya. Ketidakpuasan tersebut terjadi karena hasil yang dicapai dalam upaya pengobatan tidak sesuai dengan harapan pasien dan keluarganya, misalnya terjadi kecacatan pada pasien ataupun kematian. Selain itu dampak medical error juga akan dirasakan oleh tenaga kesehatan yang melakukanya. Jika pasien yang menjadi korban kelalaian tersebut tidak terima dengan apa yang terjadi, tenaga medis tersebut bisa saja dituntut di depan hukum, diberhentikan dari instansi tempatnya bekerja sampai pencabutan izin praktik. Jika memang sampai terjadi pencabutan izin praktik bagi tenaga medis tersebut, maka tenaga medis tersebut harus mengulang profesinya dari nol untuk mendapatkan surat izin praktik. Dengan adanya kecenderungan masyarakat untuk menggugat tenaga medis karena adanya berbagai kelalaian yang dimungkinkan terjadi, diharapkan tenaga medis dalam menjalankan tugasnya selalu bertindak hati-hati.

Anda mungkin juga menyukai