Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL TUGAS AKHIR

PERANCANGAN STASIUN KERJA LABORATORIUM UNTUK PROSES PEMBUATAN MINIATUR FORMULA-1 DENGAN PENDEKATAN POKA YOKE
Nama NRP Jurusan / Prodi / Major Dosen Pembimbing Nama Tempat Pendidikan 1. : : : : : Muhammad Ridwan 209120544 S1 - Teknik Industri Sri Rahayu, S.T.,M.T. Sekolah Tinggi Teknik Surabaya

Latar Belakang Proses produksi merupakan salah satu mata kuliah Teknik Industri yang membahas tentang serangkaian aktivitas yang diperlukan untuk mengolah ataupun mengubah sekumpulan masukan (input) menjadi sebuah keluaran (output) yang memiliki nilai tambah (added value). Setelah mengikuti perkuliahan ini, para mahasiswa diharapkan memiliki pengetahuan tentang proses produksi dan dapat membuat suatu produk dimulai dari perancangan desain, pemilihan bahan baku yang tepat dan mampu mengoperasikan berbagai alat kerja untuk membuat produk. Salah satu bentuk dari penerapan mata kuliah tersebut adalah dengan membuat miniatur Formula-1 dengan berbahan triplek pada saat praktikum proses produksi. Alasan pembuatan miniatur tersebut sebagai tugas praktikum proses produksi adalah pembuatan miniatur Formula-1memiliki komponen yang banyak, sehingga membutuhkan banyak pengoperasian mesin dan alat-alat. Selain itu, bentuk yang variatif pada tiap-tiap komponen juga berpengaruh terhadap kemampuan dalam pengoperasian mesin dan alat-alat yang digunakan. alasan lain penetapan Formula-1 sebagai objek miniatur tugas praktikum dikarenakan menarik untuk dibuat. Para mahasiswa tidak hanya dituntut untuk mampu mengoperasikan alat untuk membuat produk, namun juga mampu mengerjakan dengan waktu yang optimal dan menghasilkan produk yang berkualitas. Permasalahan yang terjadi yaitu pertama, tidak adanya perancangan tata letak fasilitas mesin dan arah aliran pemindahan bahan yang tidak teratur, mulai dari penataan mesin yang tidak sesuai alur proses seperti lokasi scroll saw, bor duduk, tempat cutting plotter, tempat penghalusan dan pengecetan yang belum ditetapkan di laboratorium Analisis Perancangan Kerja, selain itu faktor lokasi antar mesin yang berjauhan mempengaruhi proses pembuatan miniatur memakan waktu yang banyak dan tidak terstruktur dengan jelas.

Gambar 1 Desain Auto CAD miniatur Formula-1 Kedua, para mahasiswa belum mempunyai pengalaman dalam memproduksi sebuah produk dengan menggunakan perkakas sehingga memungkinkan adanya potensi terjadinya pengerjaan dengan waktu yang lama karena belum memiliki pengalaman menggunakan alat-alat atau mesin, tidak mengerti urutan proses yang akan dilakukan secara efektif dan efisien, penggunaan mesin yang tidak tepat dalam pembuatan tiap-tiap komponen miniatur dan timbulnya kecacatan pada beberapa komponen miniatur Formula 1, seperti potongan tidak rata, bentuk lingkaran tidak sempurna dan hasil pengecatan yang tidak merata. Ketiga, tempat kerja yang tidak ergonomis seperti posisi kerja terlalu banyak keadaan berdiri, pengangkatan material triplek yang besar, gerakan memutar pada saat pengambilan material, tidak adanya tata letak antara komponen dan peralatan kerja yang rapi di area perakitan dan getaran yang berlebihan pada saat memotong kayu menggunakan scroll saw. Hal ini dibutuhkan suatu perbaikan yang mampu menciptakan suatu perancangan stasiun kerja yang efektif dan efisien di Laboratorium Analisis Perancangan Kerja guna menyelesaikan masalah tersebut. Penyelesaian permasalahan pada kecacatan produk tersebut dapat diselesaikan dengan melakukan pendekatan metode Poka Yoke yang mana dapat membantu mencegah kesalahan pada proses pemotongan sehingga terhindarnya dari kecacatan dan tercapainya nol cacat (zero defect) pada pembuatan miniatur tersebut. Pendekatan pengukuran waktu kerja jam henti dapat digunakan untuk mendapatkan waktu baku untuk menyelesaikan suatu siklus pekerjaan, yang mana waktu tersebut dapat digunakan sebagai standard penyelesaian pekerjaan bagi semua pekerja yang akan melaksanakan pekerjaan yang sama seperti tersebut. Penerapan tata letak pabrik dan pemindahan bahan yang mana dapat membantu dalam merancang tata letak fasilitas mesin efektif dan efisien. Serta penerapan tempat kerja yang ergonomis guna memudahkan pekerja sangat dibutuhkan serta pemberian prosedur kerja yang jelas pada setiap elemen proses. 2. Tujuan Tujuan yang akan dicapai dari penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Merancang prosedur kerja yang terstruktur dan jelas pada setiap elemen kerja dalam pembuatan miniature Formula-1.

2. Merancang stasiun kerja yang efektif dan efisien bagi proses pembuatan miniatur Formula-1 dengan berbasis Poka yoke pada tiap elemen kerja. 3. Menentukan waktu kerja standar untuk pembuatan komponen pada setiap elemen. 3. Ruang Lingkup Pembatasan permasalahan bertujuan untuk membatasi ruang lingkup penulisan agar sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Adapun batasan-batasan yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

1.

Ruang Lingkup Permasalahan Pada tugas akhir ini yang yang akan diteliti adalah proses pembuatan miniatur Formula 1 berbahan triplek yang merupakan salah satu tugas praktikum proses produksi Teknik Industri Sekolah Tinggi Teknik Surabaya yang dilakukan di laboratorium Analisis Perancangan Kerja. Penelitian dilakukan pada proses pemotongan, penghalusan, pengecatan dan perakitan. Permasalahan yang akan dianalisa adalah: a. Perancangan tata letak fasilitas yang tidak efektif dan efisien b. Aliran bahan yang tidak terstruktur c. Posisi pekerja dalam pengoperasian mesin atau peralatan d. Jenis kecacatan yang terjadi pada komponen-komponen miniatur e. Penyebab kecacatan yang terjadi pada komponen-komponen miniatur f. Potensi timbulnya kesalahan yang akan terjadi pada saat memproses pembuatan komponen-komponen miniatur pada tiap-tiap elemen proses g. Waktu penyelesaian yang lambat pada tiap-tiap elemen Teori yang digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah Poka Yoke, Fishbone Diagram, Stop Watch Time Study, Ergonomi 7 guidelines for improving working efficiency, Ergonomi Vibration,teori mengenai tata letak fasilitas mesin dan pola aliran bahan. 2. Asumsi Dalam analisa penelitian ini digunakan beberapa asumsi asumsi sebagai landasan antara lain : a. Kemampuan dalam memproses mesin diasumsikan sama baiknya antara mahasiswa ataupun mahasiswi. b. Mahasiswa yang menjadi objek penelitan, sebelumnya telah mendapati pengenalan dalam menggunakan mesin yang digunakan dalam pembuatan miniatur Formula 1. c. Pada saat pengujian awal, mahasiswa yang telah berpengalaman dalam menggunakan mesin dan peralatan yang akan melakukan pengujian tersebut. d. Tidak memberlakukan rework atas kecacatan yang terjadi. e. Rating Performance pada pengujian awal yang dilakukan oleh peneliti dengan kecepatan normal yaitu 100% (performance = 1).

3.

Durasi Penelitian Pada tugas akhir yang akan dilakukan, informasi dapat diperoleh dari wawancara langsung maupun observasi untuk melengkapi data data yang diperlukan yang akan dilakukan pada : Penelitian dimulai : 1 Maret 2013 Berakhir pada : 1 Juli 2013 Estimasi waktu : 4 bulan 4. Pembatasan Masalah Dalam penyusunan tugas akhir ini pembatasan masalahnya adalah sebagai berikut : a. Mahasiswa yang dijadikan objek penelitian adalah mahasiswa yang sedang mengikuti praktikum proses produksi. b. Penelitian ini dilakukan dan dikhususkan hanya pada proses pembuatan miniatur Formula 1. c. Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan miniatur Formula-1 adalah triplek dengan ketebalan 2 mm. d. Peralatan atau mesin yang digunakan dalam pembuatan miniatur tersebut merupakan fasilitas yang tersedia di Laboratorium Analisis Perancangan Kerja jurusan Teknik Industri Sekolah Tinggi Teknik Surabaya. Adapun peralatan dan mesin yang digunakan adalah mesin cutting plotter, Scroll saw, gergaji tangan, bor duduk, mesin penghalus kayu, kikir kayu dan pilok. e. Data-data yang diambil pada penelitian ini adalah : 1. Data desain komponen-komponen miniature Formula-1 2. Jumlah komponen-kompenen miniatur Formula-1 3. Jenis komponen-kompenen miniatur Formula-1 4. Alur proses produksi 5. Peralatan dan mesin-mesin yang digunakan 6. Tata letak fasilitas mesin (layout) 7. Aliran bahan 8. Posisi pekerja dalam mengoperasikan peralatan atau mesin pada tiap elemen proses 9. Data ketidaknyamanan saat bekerja 10. Karakteristik mesin dan peralatan 11. Jenis kecacatan pada komponen-kompinen miniatur yang dihasilkan 12. Data potensi timbulnya kesalahan proses yang akan terjadi pada saat memproses pembuatan komponen miniatur pada tiap-tiap elemen proses 13. Waktu penyelesaian kerja pada tiap-tiap pembuatan jenis komponen miniatur per elemen proses. f. Data-data tersebut didapat dengan melakukan pengamatan secara langsung dari mahasiswa yang sedang memproses pembuatan miniatur Formula-1.

4.

Teori Pendukung Teori-teori pendukung yang digunakan dalam penelitian adalah Poka Yoke dan Stop Watch Time Study. Adapun penjelasan singkat dari kedua teori tersebut adalah sebagai berikut : 1. Poka Yoke Poka-Yoke ditemukan oleh Shigeo Shingo pada tahun 1963. Istilah PokaYoke berasal dari bahasa Jepang. Poka artinnya kesalahan dan Yoke artinya menghindari. Sehingga Poka-Yoke diartikan sebagai anti kesalahan. Tujuan PokaYoke adalah merancang proses agar kesalahan dapat dicegah atau dideteksi dan dikoreksi secepatnya sehingga menghasilkan Zero Defect. Penerapan Poka Yoke tidak lepas dari Inspection System, karena dengan berbagai jenis metode inspeksi yang dilakukan, menentukan cara perbaikan proses yang akan dilakukan dengan konsep Poka Yoke. Berikut salah satu penerapan Poka Yoke dalam perakitan Ball valves dan Caps.

Gambar 2 Aplikasi Poka Yoke pada pencegahan kelalaian Sebelum perbaikan : a. Pekerja harus memasukan ball valves kedalam karburator mobil kemudian memasangkan ke caps b. Kecacatan terjadi, terkadang pekerja lupa memasukan ball valves kedalam karburator sebelum memasang ke Caps Sesudah perbaikan : a. Photoelectic switch dipasang di depan kotak ball valves b. Shutter ditempatkan didepan kotak yang berisi caps c. Saat tangan kiri pekerja mengambil ball valve yang berada dalam kotak, pergerakan tangan terdeteksi oleh photoelectric switch dan 5

shutter untuk kotak caps akan terbuka secara otomatis. Jika tidak mengambil ball valves, maka Shutter tidak akan membuka untuk mengambil caps dalam kotak. Poka Yoke System merupakan sistem peminimalan kecacatan prosduk dengan memanfaatkan Poka Yoke Device yang mana memiliki 2 (dua) fungsi, yaitu : 1. Melakukan 100% inspeksi 2. Memberikan tanggapan atau umpan balik (feedback) dan aksi yang akan dilakukan bila kecacatan terjadi. Selain itu, terdapat 2 (dua) tipe Poka Yoke System : 1. Fungsi Regulasi, Fungsi Regulasi merupakan tujuan dari Jenis Poka Yoke yang diterapkan. Terdapat 2 (dua) fungsi regulasi yang dilakukan oleh Poka Yoke System, yaitu : a. Control Method Metode yang digunakan dengan menghentikan mesin atau operasi apabila terjadi kesalahan atau kecacatan, sehingga menghindari kecacatan yang berulang-ulang. b. Warning Method Metode yang memberitahukan perhatian kepada pekerja apabila ada kesalahan yang terjadi dengan mengaktifkan suara, getaran atau lampu. 2. Fungsi Pengaturan Fungsi pengaturan merupakan teknik yang akan dipakai pada penerapan Poka Yoke. Terdapat 3 (tiga) fungsi pengaturan yang dilakukan oleh Poka Yoke System, yaitu : a. Contact Method Metode yang mendeteksi adanya kelainan pada bentuk dan dimensi produk. b. Fixed Value Method Metode yang mendeteksi adanya kesalahan pada penjumlahan produk yang berulang ulang. Biasanya pekerjaan ini dilakukan oleh pekerja yang melakukan operasi yang berulang-ulang sampai pada jumlah unit atau part yang ditentukan. c. Motion Step Method Kesalahan terdeteksi dengan memeriksa kesalahan dengan gerakan standar. Contoh, terkadang pekerja lupa menempelkan label, disini diberikan penerapan Poka Yoke dengan pemeriksaan label yang menggunakan photoelectric tube. Kesalahan manusia bisa terjadi baik disengaja maupun tidak. Peralatan PokaYoke dapat membantu mencegah kecacatan, bahkan saat tidak sengaja melakukan kesalahan. Poka-Yoke membantu dalam membangun proses berkualitas. Terdapat 5 (lima) contoh aplikasi Poka-Yoke atau bisa disebut juga Five Best Poka-Yoke 6

untuk mendeteksi atau mencegah kecacatan yang dikarenakan kesalahan manusia, yaitu sebagai berikut : 1. Pin Penunjuk Mencegah kesalahan dalam pemasangan komponen-komponen.

Gambar 3 Aplikasi Poka Yoke guna mencegah kesalahan pemasangan 2. Deteksi Error dan Alarm Alat deteksi mendapatkan sebuah produk cacat yang terdeteksi lalu memberikan sinyal (error).

Gambar 4 Aplikasi Warning Method 3. Tombol/saklar pembatas 4. Penghitung (Counter) Penghitung digital menghitung jumlah lubang yang telah dibor pada sebuah pelat. Ditetapkan suatu standar jumlah lubang, apabila melebihi akan dinyatakan sebagai error. 5. Checklist Pekerja memberikan tanda pada sebuah daftar sesuai dengan yang telah dikerjakannya.

2. Tipe Tata Letak Fasilitas Mesin Macam tipe tata letak fasilitas mesin secara umum memilik 4 macam jenis desain yang berbeda, yaitu : a) Tata letak fasilitas berdasarkan aliran produksi ( Production line lay out) b) Tata letak fasilitas berdasarkan lokasi material tetap (Fixed material location) c) Tata letak fasilitas berdasarkan kelompok produk ( Product family atau group technology lay out) d) tata letak fasilitas berdasarkan fungsi atau macam proses (Functional layout)

3. Stop Watch Time Study Stop Watch Time Study atau disebut pengukuran kerja dengan jam henti pertama kali diperkenalkan oleh Frederick W. Taylor sekitar abad 19. Metode ini cocok untuk pekerjaan yang berlangsung singkat dan berulang-ulang. Hasil pengukuran akan diperoleh akan ditetapkan waktu baku untuk dijadikan standar penyelesaian pekerjaan bagi semua pekerja yang melakukan proses yang sama. Berikut rumus yang digunakan pada Stop Watch Time Study adalah sebagai berikut : Waktu Normal = Waktu pengamatan x Rating factor 100% Waktu Standar = Waktu Normal x Output Standar = 1 Waktu Standar 100% 100% - Allowance

5. Metodologi Penelitian Sebuah penelitian merupakan proses yang panjang dan memerlukan tahaptahap dalam pelaksanaannya. Tahapan sistematis sangat dibutuhkan agar penelitian dapat terarah dan terlaksana dengan baik dan terstruktur. Berikut tahapan penelitian sebagai berikut : 1. Menentukan Objek Penelitian Objek penelitian yang akan dilakukan yaitu aktivitas produksi yang memiliki hubungan tentang permasalahan perancangan stasiun kerja yang kurang optimal dan memiliki kecacatan pada hasil produk. Kriteria tersebut sangat cocok pada proses pembuatan Formula 1 pada tugas praktikum proses produksi Teknik Industri Sekolah Tinggi Teknik Surabaya. 2. Mengindetifikasi Masalah

Setelah menentukan objek penelitian, langkah selanjutnya adalah melakukan identifikasi masalah yang terjadi di area proses produksi miniatur Formula 1. Identifikasi permasalahan yang dilakukan yaitu dengan melakukan pengujian awal yang dilakukan oleh peneliti. Tujuan dari pengujian awal adalah agar mengetahui masalah-masalah yang akan dan yang telah terjadi. 3. Studi Literatur Setelah masalah ditemukan, langkah selanjutnya adalah mencari studi literatur yang merupakan solusi dari permasalahan yang terjadi pada proses pembuatan miniatur Formula 1. Studi literatur yang digunakan pada penelitian ini adalah Poka Yoke, Fishbone Diagram, Stop Watch Time Study, Ergonomi 7 guidelines for improving working efficiency , Ergonomi Vibration, teori mengenai tata letak fasilitas dan pola aliran bahan. 4. Pengumpulan Data Setelah studi literatur dilakukan, langkah selanjutnya adalah pengumpulan data dilakukan di area proses pembuatan miniatur Formula 1. Data yang akan diambil adalah data primer dan sekunder. Data primer yang diperoleh seperti Alur proses produksi, jenis kecacatan, penyebab kecacatan, potensi kesalahan proses yang akan terjadi pada tiap elemen proses, karakteristik mesin atau peralatan yang digunakan, posisi pekerja saat menggunakan alat atau mesin , ketidaknyamanan kerja, aliran bahan, tata letak fasilitas mesin dan waktu penyelesaian kerja tiap-tiap elemen proses. Data tersebut merupakan data primer yang didapat dengan observasi dan wawancara secara langsung. Sedangkan, data sekunder yaitu data desain komponen-komponen miniatur, jumlah dan jenis komponen-komponen miniatur Formula-1. 5. Pengolahan Data Data yang telah lengkap dikumpulkan, langkah selanjutnya adalah pengolahan data. Data yang akan diolah yaitu data waktu penyelesaian pembuatan jenis komponen per elemen proses dengan pengukuran kerja dengan stopwatch time study. Hasil perhitungan ini akan digunakan sebagai waktu acuan tercepat dalam pembuatan miniatur. 6. Analisis Data Pada tahap ini, jenis kecacatan yang dihasilkan juga akan dianalisa dengan metode fishbone diagram tentang apa saja yang mengakibatkan kecacatan terjadi. Selain itu data informasi mengenai tata letak akan dianalisis untuk dilakukan perencanaan perancangan stasiun kerja. Data posisi kerja dan ketidaknyamanan akan dianalisis dengan pendekatan ergonomi. 7. Usulan Perancancangan Stasiun kerja Pada tahap ini merupakan perancangan dari hasil data yang telah dianalisa. Hasil analisa penyebab waktu yang tidak standar akan disesuaikan dengan data alur proses produksi, mesin atau alat yang digunakan, tata letak fasilitas 9

mesin yang digunakan serta aliran bahan. Data tersebut digunakan untuk merancang fasilitas terbaik dengan pendekatan teori tata letak fasilitas berdasarkan kelompok produk dan pola aliran bahan guna mencapai stasiun kerja yang efektif dan efisien. Hal ini tentu tidak lepas dari ergonomi, yang mana posisi kerja juga sangat menentukan peningkatan efisiensi kerja dengan metode 7 guidelines. Secara kualitas tentunya akan dilakukan pendekatan berbasis poka yoke pada tiap-tiap elemen proses, sehingga terhindarnya kecacatan yang terjadi. 8. Analisa Perancangan Stasiun Kerja Pada tahap ini merupakan tahap akhir terakhir, dimana tahap ini dilakukan pengujian akhir apakah perancangan stasiun kerja yang dilakukan telah efektif dan efisien dengan berbasis poka yoke. Pengujian ini dilakukan oleh mahasiswa yang mengambil praktikum proses produksi. Setekah diketahui efektif dan efisien, maka akan menghasilkan proses dan hasil produk yang berkualitas dan tentunya dengan waktu yang efisien. 9. Penutup Dari hasil perancangan stasiun kerja yang telah mencapai tujuan, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu mengenai perancangan stasiun kerja efektif dan efisien yang berbasis poka yoke di tiap elemen proses, tempat kerja yang aman, nyaman dan ergonomis, dan waktu yang telah terstandarkan. Berikut alur flowchart metodologi penelitian yang dilakukan pada penelitian.yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :

Start

Tahap Pengamatan Awal

Menentukan lokasi dan objek penelitian

Identifikasi masalah

Tahap Pencarian Studi Literatur

Poka Yoke, Fishbone Diagram, Stop Watch Time Study, Ergonomi 7 guidelines for improving working efficiency, Ergonomi Vibration, teori mengenai tata letak fasilitas dan pola aliran bahan

10

A Tahap Pengumpulan data Data Primer Data hasil pengamatan dan wawancara secara langsung, seperti alur proses, posisi kerja, tata letak fasilitas awal, kecacatan dan waktu proses. Tahap pengolahan dan Analisis Data Data Sekunder Data desain komponen miniatur, Data jenis dan jumlah komponen-kompenen miniatur Formula-1

Analisis fishbone diagram

Perencanaan perancangan stasiun kerja

Pendekatan Ergonomi

Perhitungan stopwatch time study

Tahap Usulan Perancangan

Perancangan stasiun kerja baru

Pengujian hasil perancangan stasiun kerja baru Tahap Analisis Perancangan 11

Apakah Perancangan stasiun kerja sudah efektif dan efisien?

Tidak

Ya

Tahap Penutup

Kesimpulan dan saran

Finish

Gambar 5 Alur Metode Penelitian 6. Sistematika Penulisan Dalam penyusunan tugas akhir ini, pengelompokan materi atau topik dalam masing-masing bab dijabarkan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN Berisi tentang latar belakang pemilihan judul tugas akhir, tujuan penulisan, ruang lingkup, metodologi penelitian, teori pendukung, sistematika penulisan. LANDASAN TEORI Berisi tentang teori-teori yang digunakan dan berhubungan dengan permasalahan perancangan tata letak fasilitas dan pemindahan bahan, tempat kerja yang kurang ergonomis,

BAB II

12

waktu estndar dan kecacatan yang terjadi pada komponenkomponen miniatur. Metode Poka Yoke, Fishbone Diagram, Stop Watch Time Study, Ergonomi 7 guidelines for improving working efficiency, Ergonomi Vibration, teori mengenai tata letak fasilitas dan pola aliran bahan.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Berisi tentang langkah-langkah yang sistematis dari awal penyusunan tugas akhir tersebut sampai akhir. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Pada bab ini, berisi tentang data-data apa saja yang dibutuhkan dalam merancang stasiun kerja untuk pembuatan miniatur Formula-1 dengan berbasis poka Yoke. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan pendekatan pengukuran jam kerja henti (Stopwatch Time Study) meliputi waktu normal, waktu standar dan output standar. ANALISA DATA Berisi tentang analisa dari data yang telah diolah dengan menggunakan fishbone diagram lalu menggunakan hasil analisa tersebut untuk dijadikan perancangan stasiun kerja yang efektif dan efisien dengan pendekatan Poka Yoke, tata letak fasilitas, 7 Guidlines, Ergonomi Vibration dan aliran pola bahan. PENUTUP Berisi kesimpulan dari analisa yang dilakukan dan saran yang diharapkan dapat berguna bagi penelitian selanjutnya.

BAB IV

BAB V

BAB VI

7. Daftar Pustaka Shingo, Shigeo, (1986), Zero Quality Control: Source Inspection and the Pokayoke System. Stamford: Productivity Press. ..., (1988), Poka-yoke: Improving Product Quality by Preventing Defects , Nikkan Kogyo Shimbun. Wignjosoebroto, Sritomo, (1995), Ergonomi Studi Gerak dan Waktu. Edisi Pertama. Cetakan Keempat. Penerbit Guna Widya. Surabaya Wignjosoebroto, Sritomo, (2000), Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Edisi Ketiga. Cetakan Keempat. Penerbit Guna Widya. Surabaya Metode Poka Yoke untuk mengurangi angka defect industri manufactur, http://naidra19.blogspot.com/2012/10/metode-poka-yoke-untuk mengurangi-angka.html, 1 Februari 2013 Poka Yoke, http://ergonomi-fit.blogspot.com/2011/06/poka-yoke.html, 1 Februari 2013 Zero Defect, http://www.mindtools.com/pages/article/newTMC_87.htm, 5 Februari 2013 13

Anda mungkin juga menyukai