Anda di halaman 1dari 8

DENTAL SIDE TEACHING (DST) GIGI TIRUAN MAHKOTA DAN JEMBATAN (CROWN AND BRIDGE)

KASUS Seorang pria berusia 21 tahun berdomisili di Poopo Barat Minahasa Selatan, datang ke BP RSGMP PSKG UNSRAT atas edukasi operator dan kemauan pasien untuk mengganti gigi belakang kanan bagian bawah dengan gigi tiruan yang tidak bisa dilepas. Setelah dilakukan pemeriksaan di dalam mulut, pasien kehilangan gigi 46. Gigi yang akan dipakai sebagai penyangga yaitu gigi 45 dan 47, memenuhi syarat untuk digunakan sebagai gigi penyangga.

Tanggal pemeriksaan: 15 Maret 2013

Gigi yang dirawat: 45, 46, 47

Riwayat kesehatan penderita yang perlu diperhatikan : Riwayat penyakit menular Riwayat penyakit yang diidap penderita Riwayat alergi obat-obatan : t. a. k : t. a. k : t. a. k

ODONTOGRAM O O 8 7 8 O 7 O O 6 5 4 3 3 2 2 1 1 1 1 2 2 3 3 4 4 5 5 O 6 6 X O O 7 8 7 8 O O

6 5 4 X TA

Keterangan : O : karies X : gigi yang telah dicabut

TA

: tumpatan amalgam

Keluhan Utama : Pasien ingin dibuatkan gigi tiruan yang tidak bisa dilepas pada gigi belakang kanan bagian bawah yang telah dicabut.

1|Page

Riwayat gigi terlibat : a. Gigi 45 Tumpatan Amalgam Klas II Telah ditumpat oleh dokter gigi 1 tahun yang lalu dengan tumpatan amalgam. b. Gigi 46 Missing Gigi telah tanggal sejak 1 tahun yang lalu karena tersisa akar. Pencabutan dilakukan oleh dokter gigi. c. Gigi 47 Pulpitis Reversible Terdapat karies superfisialis di daerah oklusal. Gigi tersebut tidak terasa ngilu jika terkena minum atau makanan yang dingin dan belum ada keluhan spontan. Gigi bereaksi terhadap dingin (vital).

Diagnosis : a. Gigi 45 Pasca Tumpatan Amalgam Klas II b. Gigi 46 Missing c. Gigi 47 Pulpitis Reversible

Rencana perawatan Mahkota dan Jembatan dengan bahan porcelain fused to metal (PFM)

Prognosis Baik, karena kondisi gigi penyangga masih bagus, belum terjadi penutupan ruang dan pasien kooperatif.

Foto keadaan gigi sebelum perawatan :

2|Page

Alat dan bahan yang perlu disediakan : Masker, handscoen, penutup dada (celemek) Diagnostik Set (Kaca Mulut, Sonde, Eskavator, Pinset), Nierbekken Contra Angle Handpiece (Low- Speed & High- Speed) Mata Bur Low-Speed (round dan fissure diamond bur) Mata Bur High-Speed (round, long fissure, small wheel, dan fine finishing diamond bur serta diamond bur bentuk buah pear atau flame bur) 1 (satu) Ampul Pehacain + 1 (satu) buah Syringe 3 cc Spatula Semen Cement Stopper Glass Lab Dappen Glass Benang Retraksi Kapas + Alkohol 70% Cotton Roll dan Cotton Pellet Shade Guide Penahan Rahang Dental Floss GIC Tipe I (Lutting Cement) Temporary Cement Sendok Cetak No.1 dan Sendok Cetak Partial Bahan Cetak Elastomer (Double Impression), Putty Type dan Light Body Bahan Cetak Alginate Gips Biru (Gipsum tipe III) + Gips Merah (Gipsum tipe IV) Mahkota Sementara Siap Pakai (self curing acrylic)

TAHAP PERAWATAN 1. 15 Maret 2013 - Pengisian kartu status, anamnesa, dokumentasi gigi sebelum perawatan - Pemilihan warna gigi dengan menggunakan shade guide (A3) - Pencetakan gigi yang akan digunakan sebagai study model untuk persiapan DST
3|Page

Instruktur : drg. Ni Wayan Mariati, M.Kes 2. Preparasi gigi penyangga - Preparasi bagian proksimal Tujuannya untuk membuat bidang mesial dan distal preparasi sesuai dengan arah pasang jembatannya. Selain itu untuk mengurangi kecembungan proksimal yang menghalangi pemasangan jembatan. Preparasi bagian proksimal dilakukan dengan menggunakan diamond bur berbentuk kerucut sebesar 1 - 2 mm. Pengurangan bagian proksimal membentuk konus dengan kemiringan 5 - 10o - Preparasi permukaan oklusal Pengurangan permukaan oklusal harus disesuaikan dengan bentuk tonjolnya. Preparasi permukaan oklusal untuk memberi tempat logam bagian oklusal dari mahkota jembatan yang menyatu dengan bagian oklusal dari gigi penyangganya berkisar 1 - 2 mm. Dengan demikian, gigi terlindungi dari karies, iritasi, serta fraktur. - Preparasi permukaan bukal dan lingual Pengurangan permukaan bukal menggunakan diamond bur berbentuk silinder berkisar 1 - 2 mm. Preparasi permukaan bukal bertujuan untuk memperoleh ruangan yang cukup untuk logam dari mahkota jembatan yang memberi kekuatan pada gigi penyangga dan supaya beban kunyah dapat disamaratakan. Pembulatan sudut preparasi bidang aksial Pembentukan tepi servikal bahu (shoulder) Preparasi akhiran servikal menggunakan long fissure diamond bur dan posisi bur membentuk sudut 120 terhadap permukaan aksial dan lebar preparasi berkisar 1 - 1,5 mm dan berada dibawah permukaan gusi sedalam 0,5 mm atau setengah dari kedalaman sela gusi. 3. Isolasi gigi dan retraksi gingiva Adapun tujuan dilakukannya retraksi gingiva yaitu melebarkan sulkus gingiva untuk menyediakan akses bahan cetak mencapai daerah subgingiva, membantu diperolehnya cetakan batas preparasi yang baik dan untuk mengontrol aliran perdarahan gingiva maupun cairan sulkular sehingga tidak mengganggu proses pencetakan (benang retraksi dapat dibasahi dengan vasokonstriktor seperti adrenalin). Apabila tidak ada
4|Page

adrenalin murni, maka kita dapat memperoleh adrenalin dari bahan anestetikum Pehacaine. Tata laksananya yaitu dengan bantuan pinset benang retraksi terlebih dahulu direndam dalam dappen glass yang berisi cairan adrenalin, selanjutnya benang retraksi ditekan dengan hati-hati ke dalam sulkus gingiva menggunakan plastic filling instrument (berujung datar).Setelah 3-5 menit benang retraksi dikeluarkan dari dalam sulkus gingiva.

4.

Pencetakan Pendahuluan Rahang atas dan rahang bawah pasien dicetak menggunakan alginat kemudian dicor dengan gips biru. Dari model tersebut diperiksa batas-batas preparasi gigi 45 dan 47 apakah sudah sejajar ataukah masih memerlukan pengurangan di bagian tertentu. Apabila ada bagian gigi yang berlebih atau belum sejajar, maka pada saat kunjungan selanjutnya diperbaiki lagi.

5.

Pemasangan mahkota sementara Gigi yang telah dipreparasi tadi (gigi 45 dan 47) ditutup dengan mahkota sementara yang sebelumnya telah disediakan operator sesuai ukuran gigi pasien menggunakan bahan self curing acrylic. Mahkota sementara disementasi menggunakan Temporary Cement. Selanjutnya pasien dipulangkan dan diminta kembali pada keesokan hari.

6. Pencetakan gigi - Sebelum proses pencetakan gigi dimulai, terlebih dahulu dilakukan pembongkaran mahkota sementara dan pembersihan menyeluruh pada kavitas. Semua partikel kotoran dibersihkan dengan semprotan udara dan air, lalu dikeringkan. - Proses pencetakan dilakukan dengan teknik mencetak double impression. Tahap pencetakan dilakukan 2 kali yaitu dengan menekan sendok cetak yang telah diberi bahan cetak pada gigi. Cetakan kavitas dan lengkung gigi (RB) dibuat dengan menggunakan bahan cetak elastomer, sedangkan cetakan dari rahang antagonisnya (RA) dicetak dengan alginate. - Tahap I bahan cetak putty type diaduk sesuai aturan pabrik dan diletakkan pada sendok cetak. Dimasukkan ke dalam mulut pasien (RB) dan ditunggu sampai setting. Kemudian dikeluarkan dari dalam mulut.
5|Page

- Tahap II bahan cetak light body type diaduk kemudian dituangkan di atas hasil cetakan yang jenis putty type tadi, lalu dicetakkan kembali ke dalam mulut pasien. Setelah bahan cetak setting, sendok cetak dikeluarkan dari mulut dengan hati-hati. Diperiksa keakuratan hasil cetakan tersebut. 7. Pembuatan die dan model kerja Hasil cetakan tadi kemudian dicor dengan gips kuning pada RB dan gips biru pada RA yang mana cetakan ini akan menjadi model kerja dan die. Die adalah tiruan atau replika berupa model gips dari gigi pasien yang telah selesai dipreparasi dan akan dilanjutkan pada proses laboratorium. 8. Pembuatan catatan gigitan Pencatatan gigitan dilakukan dengan cara menuntun pasien menggigit (oklusi sentrik) 2 lapis lempeng malam merah yang diantaranya diberi selapis kain kasa sebagai penguat dan pembatas sehingga pada kedua sisi lempeng malam tersebut tampak cetakan dari bidang oklusal gigi. 9. Pemasangan kembali mahkota sementara Gigi 45 dan 47 ditutup kembali dengan mahkota sementara yang sebelumnya telah disediakan operator sesuai ukuran gigi pasien. Mahkota sementara disementasi menggunakan Temporary Cement. Pasien dipulangkan dan akan didatangkan kembali ketika Mahkota dan Jembatan berbahan porcelain fused to metal (PFM) telah selesai dibuat.

10. Proses Pembuatan di Dental Laboratorium Model kerja akan dikirim ke Dental Laboratorium untuk proses pembuatan Mahkota dan Jembatan berbahan porcelain fused to metal (PFM), dengan desain sebagai berikut: Berdasarkan bahan pembuatan, pontik yang dipilih adalah kombinasi logam dan porselen. Berdasarkan hubungan dengan jaringan lunak, jenis pontik yang dipilih adalah Pontik Sanitary. Pada pontik ini, dasar pontik tidak berkontak sama sekali dengan

6|Page

linggir alveolus sehingga terdapat ruangan/jarak antara dasar pontik dengan linggir alveolus (1-3 mm). Permukaan dasar pontik cembung dalam segala aspek. Warna gigi dengan Shade Guide adalah A3. 11. Tahap pasang coba mahkota dan jembatan Setelah Mahkota dan Jembatan berbahan PFM selesai dibuat, kemudian dilakukan pasang coba mahkota dan jembatan tersebut. Tujuan tahap pasang coba mahkota dan jembatan pada gigi penyangga yang telah dipreparasi adalah untuk mengetahui ketepatan kontak dan kontur proksimal, oklusi dan artikulasi, serta batas preparasi.

12. Tahap sementasi Semen yang akan digunakan pada tahap sementasi ini adalah GIC tipe I. laksananya adalah sebagai berikut : a. Gigi diisolasi dari saliva dengan bantuan cotton roll dan saliva ejector b. Aplikasi dentin conditioner pada permukaan gigi - gigi yang telah dipreparasi. Diamkan selama 10 detik, kemudian bilas dengan kapas yang telah dibasahi dengan aquades. Setelah itu keringkan dengan kapas. c. Mahkota jembatan dibersihkan dan dikeringkan. d. Semen dicampur sesuai instruksi pemakaian. e. Semen diaplikasikan ke permukaan gigi - gigi yang telah dipreparasi dan juga pada mahkota jembatan. f. Mahkota jembatan didudukkan pada tempatnya secara perlahan-lahan kemudian ditekan selama 1 menit, bersihkan kelebihan semen dengan menggunakan eskavator. g. Sisa semen yang berada di daerah tersembunyi (proksimal) dibersihkan dengan menggunakan benang gigi (dental floss). Benang gigi harus melewati titik kontak, tepi gingiva dan sulkus gingiva. h. Instruksikan pada pasien untuk menggigit cotton roll selama 7 menit. i. Diperiksa kembali kondisi mahkota dan jembatan pada gigi, oklusi serta artikulasi pasien. Tata

7|Page

13. Tahap kontrol Kontrol dilakukan 2-3 minggu kemudian setelah pemasangan mahkota dan jembatan. Pada saat pasien datang kontrol dilakukan pemeriksaan oklusi dan tepi mahkota jembatan serta dianamnesa kembali, tanyakan pada pasien apa ada keluhan selama ia memakai mahkota jembatan tersebut.

8|Page

Anda mungkin juga menyukai