Anda di halaman 1dari 14

HIDROSFER

Oleh: A. Faruq Hamdani, S.Pd


A. Konsep Hidrosfer
Hidrosfer merupakan wilayah perairan yang mengelilingi bumi. Hidrosfer meliputi samudra, laut, sungai, danau, air tanah, mata air, hujan, dan air yang berada di atmosfer. Sekitar tiga perempat dari permukaan bumi ditutupi oleh air. Air di bumi bersirkulasi dalam lingkaran hidrologi, di mana air jatuh sebagai hujan dan mengalir ke samudra-samudra sebagai sungai dan menguap kembali ke atmosfer. Air di alam terbagi menjadi tiga, sebagai berikut. 1. Air di permukaan bumi, meliputi laut, sungai, danau, rawa, salju, es, dan gletser. 2. Air di udara, meliputi uap air, kabut, dan berbagai macam awan. 3. Air di dalam tanah, meliputi air tanah, air kapiler, geiser, dan artesis. B. Siklus Hidrologi Jumlah air di bumi secara keseluruhan relatif tetap, yang berubah adalah wujud dan tempatnya, dan berubahya wujud air itu melalui proses yang dinamakan siklus hidrologi. Siklus Hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfir ke bumi dan kembali ke atmosfir melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi, transpirasi serta proses lainnya.

Tahapan siklus hidrologi, yakni: 1. 2. 3.

Gambar. Siklus Hidrologi

Precifitation (P) yakni proses turunnya titik-titik air dari atmosfer ke pemukaan bumi Intercepsi (I) yakni proses turunnya hujan yang mengenai tumbuh-tumbuhan. Through fall (TF) yakni proses air hujan yang mengenai tumbuh-tumbuhan dan jatuh ke permukaan tanah

4.

Steam Flow (SF) yakni proses turunnya hujan yang mengenai tumbuhan dan mengalir melewati pohon.

5.

Surface Retention (SR) yakni bagian air hujan yang tidak mengalami infiltrasi selama dan sesudah air berlangsun. Surface retention ini terdiri dari depression storage dan evapotranspirasi selama hujan berlangsung. (air yang menghilang atau tidak masuk kedalam tanah)

6. 7.

Surface Detention (SD) yakni suatu ketebalan air yang ada dipermukaan, tetapi air belum mengalir Overland Flow (OF) merupakan air yang ada dipermukaan yang sudah jenuh, maka akan mengalir ke topografi yang lebih rendah.

8. 9.

Suface Run Off (SRO) yakni air yang masukdi permukaan dan masuk ke saluran (parit) Run Off (RO) yakni air yang mengalir di sungai

10. Depresion Storage (DS) yakni timbunan air yang berasal dari air sungai / air permukaan yang masuk ke cekungan / bendungan. 11. Infiltrasi (F) yakni proses peresapan air ke dalam tanah sampai pada batas zone perakaran. (25-50 cm). 12. Perkulasi (FP) yakni proses infiltarsi yang lebih dalam lagi dan merupakan suplai utama air tanah. 13. Sub Surface Run Off (SSRO) yakni air tanah yang bergerak secara lateral dan mengalir ke sungai berupa seepage. 14. Evaporasi (Eo) yakni suatu proses penguapan yang bersumber dari permukaan tanah dan permukaan air. 15. Transpirasi (T) yakni suatu proses penguapan yang bersumber dari stomata daun. 16. Evaprotanspirasion (EP) yakni suatu proses penguapan yang bersumber dari permukaan tanah, permukaan air dan stomata.

C. Bentuk-Bentuk Perairan
1. Perairan Darat a) Sungai Sungai merupakan salah satu jenis perairan darat, sungai dapat dibedakan menjadi beberapa macam menurut kriteria-kriteria tertentu sebagai berikut: a) Berdasarkan Asal atau sumber Airnya (1) Sungai yang Bersumber dari Mata Air Sungai semacam ini biasanya terdapat di daerah yang mempunyai curah hujan sepanjang tahun dan alirannya tertutup vegetasi. (2) Sungai yang Bersumber dari Air Hujan Sungai hujan yaitu sungai yang airnya bersumber dari air hujan. Sungai di Indonesia pada umumnya termasuk sungai jenis ini, sebab wilayah Indonesia beriklim tropis dan banyak turun hujan. (3) Sungai Gletser Sungai gletser yaitu sungai yang sumber airnya berasal dari pencairan es. Sungai jenis ini biasanya hanya terdapat di daerah dengan ketinggian di atas 5.000 m dpl. (4) Sungai Campuran
Gambar. Sungai Ciujung sungai yang bersumber dari air hujan

Sungai campuran yaitu sungai yang sumber airnya berasal dari air hujan dan pencairan es. Contoh sungai campuran di Indonesia adala Sungai Memberamo dan Sungai Digul di Papua. b) Berdasarkan Letak Aliran Sungai (1) Sungai Permanen Sungai ini merupakan sungai yang debit airnya sepanjang tahun relatif tetap. Contoh sungai jenis ini adalah sungai Kapuas, Kahayan, Barito dan Mahakam di Kalimantan. Sungai Musi, Batanghari dan Indragiri di Sumatera. (2) Sungai Periodik Sungai ini merupakan sungai yang pada waktu musim hujan airnya banyak, sedangkan pada musim kemarau airnya kecil. Contoh sungai jenis ini banyak terdapat di pulau Jawa misalnya sungai Bengawan Solo, dan sungai Opak di Jawa Tengah. Sungai Progo dan sungai Code di Daerah Istimewa Yogyakarta serta sungai Brantas di Jawa Timur. (3) Sungai Episodik Sungai episodik merupakan sungai yang pada musim kemarau airnya kering dan pada musim hujan airnya banyak. Contoh sungai jenis ini adalah sungai Kalada di pulau Sumba. (4) Sungai Ephemeral Sungai ini ada airnya hanya pada saat musim hujan. Pada hakekatnya sungai jenis ini hampir sama dengan jenis episodik, hanya saja pada musim hujan sungai jenis ini airnya belum tentu banyak. c) Berdasarkan Arah Aliran Airnya (1) Sungai konsekuen Sungai konsekuen merupakan sungai yang arah aliran airnya searah dengan kemiringan lerengnya. (2) Sungai subsekuen Sungai subsekuen merupakan sungai yang arah aliran airnya tegak lurus dengan sungai konsekuen. (3) Sungai resekuen Sungai resekuen adalah sungai yang arah aliran airnya sejajar dengan sungai konsekuen. (4) Sungai obsekuen Sungai obsekuen adalah sungai yang arah aliran airnya berlawanan dengan sungai konsekuen. (5) Sungai anteseden Sungi anteseden yakni sungai yang kekuatan erosi ke dalamnya mampu mengimbangi pengangkatan daerah yang dilaluinya. (6) Sungai reverse Sungai yang kekuatan erosi ke dalammya tidak mampu mengimbangi pengangkatan daerah yang dilaluinya. Oleh karena itu arah aliran sungai ini berbelok menuju ke tempat lain yang lebih rendah. (7) Sungai insekuen Sungai yang arah aliran airnya tidak mengikuti perlapisan batuan sehingga arahnya tidak menentu. d) Pola Aliran Sungai (1) Pola dendritik

Pola ini merupakan pola aliran sungai yang anak-anak sungainya bermuara pada sungai induk secara tidak teratur. Pola aliran ini terdapat di daerah yang batuannya homogen dan lerengnya tidak begitu terjal. (2) Pola trellis Pola treallis ialah suatu pola aliran sungai yang sungai-sungai induknya hampir sejajar dan anakanak sungainya. Anak-anak sungai ini hamper membentuk sudut 90 dengan sungai induknya. (3) Pola rectangular Pola rectangular ialah suatu pola aliran sungai yang terdapat di daerah yang berstruktur patahan. Pola aliran air membentuk sudut sikusiku. (4) Pola radial sentrifugal
Gambar. Pola aliran sungai

Pola ini ialah suatu pola aliran sungai yang arahnya menyebar. Pola aliran ini terdapat

di kerucut gunung berapi atau dome yang berstadium muda, pola alirannya menuruni lereng-lereng pegunungan. (5) Pola radial sentripetal Pola ini merupakan pola aliran sungai yang arah alirannya menuju ke pusat. Pola aliran ini terdapat di daerah-daerah cekungan. (6) Pola paralel Pola aliran sungai yang arah alirannya hampir sejajar antara sungai yang satu dengan sungai yang lain. Pola aliran ini terdapat di daerah perbukitan dengan lereng yang terjal.

e) Berdasarkan tahapan pembentukannya (1) Sungai stadia muda Sungai ini dicirikan dengan dinding terjal dibagian tepi dan penampang kecil. Biasanya terletak di daerah hulu (2) Sungai stadia dewasa Memasuki tahap dewasa, keterjalan sungai berkurang. Demikian pula dengan daya erosi dan kecepetan alirannya, serta mulai terjadi pengendapan di beberapa bagian. (3) Sungai stadia tua Sungai ini ditandai dengan penampang sungai melebar dan daerah limpasan banjir disekitarnya, serta banyak material endapannya. b. Danau

Danau adalah cekungan yang merupakan genangan air yang sangat luas di daratan. Danau dapat dipandang sebagai tempat penampungan (reservoir) air tawar di darat pada ketinggian tertentu di atas permukaan laut yang bersumber dari mata air, air hujan, sungai, dan gletser. Klasifikasi danau berdasarkan proses terbentuknya dapat dibedakan menjadi danau alami dan danau buatan. 1) Danau Alami a) Danau Tektonik Danau tektonik adalah danau yang terjadi karena adanya tenaga tektonik yang menyebabkan bentuk permukaan bumi lebih rendah daripada daerah di sekitarnya. Air yang masuk ke tempat itu tergenang dan terjadilah danau. Contoh danau tektonik antara lain Danau Tempe, Towuti, Poso, Tondano (Pulau Sulawesi), Laut Tawar, Maninjau, dan Singkarak (Pulau Sumatra). b) Danau Vulkanik Danau vulkanik adalah danau yang terjadi karena adanya aktivitas gunung api. Daerah bekas letusan gunung, terbentuk cekungan yang kemudian terisi oleh material vulkanik yang tidak tembus air sehingga air hujan yang jatuh di cekungan itu tertampung dan terbentuklah danau vulkanik. Contoh danau vulkanik antara lain Danau Kalimutu (Flores), Segara Anakan (Rinjani), Sarangan, Kawah Ijen, dan Kerinci. Apabila emudian vulkan aktif kembali dan aktivitas vulkan ini bersamaan dengan peristiwa tektonik, danau yang terbentuk disebut danau vulkano tektonik. Contoh danau tekto vulkanik adalah Danau Toba di Sumatra Utara. c) Danau Karst Danau karst adalah danau yang terjadi di daerah karst. Danau ini terjadi karena adanya lapisan yang tidak tembus air menutup dasar dan pipa karst, sehingga air hujan yang jatuh di tempat itu tidak dapat meresap dan terbentuklah danau. Biasanya danau ini kecil dan bersifat temporer. Contohnya danau karst di Pegunungan Sewu, Yogyakarta. d) Danau Gletser Danau gletser adalah danau yang terjadi karena adanya pencairan es. Danau gletser biasanya terdapat di kaki gunung atau pegunungan bersalju, misal di pegunungan Jawa Wijaya dan Alpen. e) Danau Tapal Kuda (Oxbow Lake) Danau tapal kuda adalah danau yang terbentuk karena meander yang terputus. Danau ini bentuknya seperti tapal kuda atau melengkung. 2) Danau Buatan Danau buatan juga disebut dengan waduk. Danau bendungan atau waduk adalah adalah danau yang terjadi karena adanya aliran air yang tertimbun baik secara alami maupun buatan manusia. Bendungan yang dibuat oleh manusia sering disebut waduk atau danau buatan. Contoh danau buatan antara lain Jatiluhur, Karangkates, Riamkanan, dan Gajah Mungkur.
Gambar. Danau Maninjau

c. Rawa Rawa adalah tanah basah yang sering digenangi air karena letaknya yang relatif rendah. Rawa biasanya ditumbuhi oleh tumbuh-tumbuhan yang batangnya lunak atau rumput-rumputan. Ada dua jenis rawa, yaitu rawa di daerah pedalaman yang berisi air tawar dan rawa yang disebabkan oleh pasang naik dan pasang turun yang berisi air asin. Rawa-rawa banyak terdapat
Gambar. Rawa Pening

di Pantai Sumatra bagian timur dan Pantai Kalimantan bagian selatan. d. Gletser

Gletser adalah massa besar es yang terbentuk dari penimbunan salju dan bergerak menuju ke bawah akibat gravitasi bumi, sambil menguap ataupun meleleh. Timbunan salju lama kelamaan menjadi sangat tebal, sehingga akan terbentuk lapisan es di atas permukaan bumi. Lapisan es yang tebal menjadi materi yang plastis dan mempunyai gaya gravitasi yang sangat besar, sehingga es tersebut secara perlahan-lahan bergerak menyebar ke daerah yang lebih luas atau turun melalui lereng pegunungan. Massa es yang bergerak itulah yang disebut gletser. e. Air Tanah Air tanah adalah air yang mengisi semua pori-pori dalam suatu lapisan tanah atau batuan. Pembagian distribusi air tanah dibagi menjadi 2 kelompok: 1) Zone of aeration Suatu lapisan batuan yang pori-porinya tidak seluruhny terisi oleh air atau sebgaian terisi oleh air dan sebgaian terisi oleh udara. 2) Zone of saturatian Zone meruapakan hidroastatik. dimana zona air tanah dan terdapat, terdapat yang

jenuh

tekanan
Gambar. Zona Air tanah

Batas antara 2 zona tersebut dibatasi oleh water table (permukaan air yang mempunyai tekanan sama dengan tekanan atmosfer) dan kedudukan water table selalu berubah-ubah seseuai dengan kondisi. Air tanah dapat di klasifikasikan menjadi 3 yakni a) Air Bebas (Drainase): Air bebas memiliki ciri-ciri sebagai berikut, Air yang berada di atas kapasitas lapang Air yang ditahan tanah dg tegangan kurang dari 0.1-0.5 atm Tidak diinginkan, hilang dengan drainase Bergerak sebagai respon thd tegangan dan tarika gravitasi bumi Hara tercuci bersamanya b) Air Kapiler Air kapiler ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut, Air antara kapasitas lapang dan koefisien higroskopis

Tegangan lapisan air berkisar 0.1 - 31 atm Tidak semuanya tersedia bagi tanaman Bergerak dari lapisan tebal ke lapisan tipis Berfungsi sebagai larutan tanah c) Air Higroskopik Air higroskopik ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut, Air diikat pd koefisien higroskopis Tegangan berkisar antara 31 - 10.000 atm Diikat oleh koloid tanah Sebagian besar bersifat non-cairan Bergerak sebagai uap air 2. Perairan Laut Laut dapat didefinisikan sebagai bagian dari permukaan bumi yang digenangi oleh air dan mempunyai kadar garam yang cukup tinggi. Ilmu yang mempelajari laut adalah oceanografi. Indonesia merupakan salah satu negara maritime dengan luas laut territorial sebesar 3,1 juta km2 atau kira-kira 63 % dari seluruh wilayah Indonesia. Klasifikasi zona laut dapat dikelompokkan menurut
Gambar. Perairan Laut

kriteria-kriteria tertentu, yakni:

a) Berdasarkan letaknya 1) Laut Tepi Laut tepi merupakan laut yang terletak di tepi benua, seakan-akan terpisah oleh sederetan pulaupulau atau jajazirah, seperti Laut cina selatan. 2) Laut Pertengahan Laut pertengahan adalah laut yang terletak di antara benua, seperti laut tengah yang berada di antara benua eropa, benua afrika dan benua asia. 3) Laut Pedalaman Laut pedalaman adalah laut yang berada di tengah-tengah benua atau laut yang dikelilingi oleh daratan, seperti laut mati, laut hitam, dan laut kaspia. b) Berdasarkan kedalamnnya. 1) Zona Litoral (zona pesisir) Zona litoral merupakan laut yang terletak di antara garis pasang dan garis surut atau seringkali disebut pesisir pantai. 2) Zona Neuritik

Zona ini merupakan laut yang mempunyai kedalaman dari 0 m - 200 m. Wilayah ini memiliki ciri-ciri; sinar matahari masih tembus sampai zona ini, tempat ikan dan tumbuhan laut, seperti yang terdapat di laut jawa, selat malaka, dan laut arafuru. c) Zona Bathyal Zona ini merupakan laut dengan kedalaman 200 m 1000 m. Wilayah ini memiliki ciri-ciri; sinar matahari sudah tidak bisa menembus zona ini, ikan dan tumbuhan yang dihidup di wilayah ini mulai berkurang. d) Zona Abyssal Zona abyssal merupakan zona laut yang mempunyai kedalaman 1000 m sampai 6000 atau bahkan bisa lebih dalam lagi. Wilayah ini memiliki ciri-ciri; sinar matahari tidak ada lagi, suhu sangat rendah hingga mencapai titik beku, dan tumbuhan serta binatang yang ada sangat terbatas.
Gambar. Zona perairan laut

c) Berdasarkan terjadinya. 1) Laut Trangresi Laut Transgresi (laut yang meluas), terjadi karena adanya perubahan permukaan laut secara positif (secara meluas). Perubahan permukaan ini terjadi karena naiknya permukaan air laut atau daratannya yang turun, sehingga bagian-bagian daratan yang rendah tergenang air laut. Perubahan ini terjadi pada zaman es. Contoh laut jenis ini adalah laut Jawa, laut Arafuru dan laut Utara. 2) Laut Ingresi Laut Ingresi, adalah laut yang terjadi karena adanya penurunan tanah di dasar laut. Oleh karena itu laut ini juga sering disebut laut tanah turun. Penurunan tanah di dasar laut akan membentuk lubuk laut dan palung laut. Lubuk laut atau basin adalah penurunan di dasar laut yang berbentuk bulat. Contohnya lubuk Sulu, lubuk Sulawesi, lubuk Banda dan lubuk Karibia. Sedangkan Palung Laut atau trog adalah penurunan di dasar laut yang bentuknya memanjang. Contohnya palung Mindanau yang dalamnya 1.085 m, palung Sunda yang dalamnya 7.450 m, palung Jepang yang dalamnya 9.433 m serta palung Mariana yang dalamnya 10.683 m (terdalam di dunia). 3) Laut Regresi Laut Regresi, adalah laut yang menyempit. Penyempitan terjadi karena adanya pengendapan oleh batuan (pasir, lumpur dan lain-lain) yang dibawa oleh sungai-sungai yang bermuara di laut tersebut. Penyempitan laut banyak terjadi di pantai utara pulau Jawa. Laut merupakan lapisan air yang paling dominan di Bumi ini, hampir 70% bumi ini adalah samudra atau lautan. Laut juga mempengaruhi dalam kehidupan yang ada di bumi, hal ini dipegaruhi oleh

aktivitas laut itu sendiri. Gerak laut yang berpengaruh terhadap kehidupan antara lain arus laut, gelombang laut, dan pasang surut air laut. a) Arus Laut Arus laut (sea current) adalah gerakan massa air laut dari satu tempat ke tempat lain baik secara vertikal (gerak ke atas) maupun secara horizontal (gerakan ke samping). Contoh-contoh gerakan itu seperti gaya coriolis, yaitu gaya yang membelok arah arus dari tenaga rotasi bumi. Pembelokan itu akan mengarah ke kanan di belahan bumi utara dan mangarah ke kiri di belahan bumi selatan. Gaya ini yang mengakibatkan adanya aliran gyre yang searah jarum jam (ke kanan) pada belahan bumi utara dan berlawanan dengan arah jarum jam di belahan bumi selatan. Perubahan arah arus dari pengaruh angin ke pengaruh gaya coriolis dikenal dengan spiral ekman. Menurut letaknya arus dibedakan menjadi dua yaitu arus atas dan arus bawah. Arus atas adalah arus yang bergerak di permukaan laut. Sedangkan arus bawah adalah arus yang bergerak di bawah permukaan laut. Faktor pembangkit arus permukaan disebabkan oleh adanya angin yang bertiup diatasnya. Selain pergerakan arah arus mendatar, angin dapat menimbulkan arus air vertikal yang dikenal dengan upwelling dan sinking di daerah-daerah tertentu. Proses upwelling adalah suatu proses massa air yang didorong ke atas dari kedalaman sekitar 100 sampai 200 meter. Angin yang mendorong lapisan air permukaan mengakibatkan kekosongan di bagian atas, akibatnya air yang berasal dari bawah menggantikan kekosongan yang berada di atas. Oleh karena air yang dari kedalaman lapisan belum berhubungan dengan atmosfer, maka kandugan oksigennya rendah dan suhunya lebih dingin dibandingkan dengan suhu air permukaan lainnya. Persebaran arus laut di dunia antara lain: 1) Di Samudra Pasifik a) Sebelah utara khatulistiwa (1) Arus Khatulistiwa Utara, merupakan arus panas yang mengalir menuju ke arah barat sejajar dengan garis khatulistiwa dan ditimbulkan serta didorong oleh angin pasat timur laut. (2) Arus Kuroshio, merupakan lanjutan arus khatulistiwa utara karena setelah sampai di dekat Kepulauan Filipina, arahnya menuju ke utara. Arus ini merupakan arus panas yang mengalir dari utara Kepulauan Filipina, menyusur sebelah timur Kepulauan Jepang dan terus ke pesisir Amerika Utara (terutama Kanada). Arus ini didorong oleh angin barat. (3) Arus Kalifornia, mengalir di sepanjang pesisir barat Amerika Utara ke arah selatan menuju ke khatulistiwa. Arus ini merupakan lanjutan arus kuroshio, termasuk arus menyimpang (pengaruh daratan) dan arus dingin. (4) Arus Oyashio, merupakan arus dingin yang didorong oleh angin timur dan mengalir dari selat Bering menuju ke selatan dan berakhir di sebelah timur Kepulauan Jepang karena ditempat ini arus tersebut bertemu dengan arus Kuroshio (terhambat oleh kuroshio). Di tempat pertemuaan arus dingin Oyashio dengan arus panas Kuroshio terdapat daerah perikanan yang kaya, sebab plankton-plankton yang terbawa oleh arus Oyashio berhenti pada daerah pertemuaan arus panas Kuroshio yang hangat dan tumbuh subur.

b) Sebelah selatan khatulistiwa

(1) Arus Khatulistiwa Selatan, merupakan arus panas yang mengalir menuju ke barat sejajar dengan garis khatulistiwa. Arus ini ditimbulkan atau didorong oleh angin pasat tenggara. (2) Arus Humboldt atau Arus Peru, merupakan lanjutan dari sebagian arus angin barat yang mengalir di sepanjang barat Amerika Selatan menyusur ke arah utara. Arus ini merupakan arus menyimpang serta didorong oleh angin pasat tenggara dan termasuk arus dingin. (3) Arus Australia Timur, merupakan lanjutan arus khatulistiwa selatan yang mengalir di sepanjang pesisir Australia Timur dari arah utara ke selatan (sebelah timur Great Barrier Reef). (4) Arus Angin Barat, merupakan lanjutan dari sebagian arus Australia timur yang mengalir menuju ke timur (pada lintang 30 - 40 LS) dan sejajar dengan garis ekuator. Arus ini didorong oleh angin barat. 2) Di Samudra Atlantik a) Sebelah Utara Khatulistiwa (1) Arus Khatulistiwa Utara, merupakan arus panas yang mengalir menuju ke barat sejajar dengan garis khatulistiwa. Arus ini ditimbulkan dan didorong angin pasat timur laut. (2) Arus Teluk Gulfstream, merupakan arus menyimpang yang segera diperkuat oleh dorongan angin besar dan merupakan arus panas. Arus khatulistiwa utara (ditambah dengan sebagian arus khatulistiwa selatan) semula masuk ke Laut Karibia terus ke Teluk Mexiko dan keluar dari teluk ini melalui Selat Florida(sebagai Arus Florida). Arus Florida yang segera bercampur dengan Arus Antillen merupakan arus besar yang mengalir di sepanjang pantai timur Amerika Serikat ke arah Timur. Arus inilah yang disebut arus teluk sebab sebagian dari arus ini keluar dari teluk Meksiko. (3) Arus Tanah Hijau Timur atau Arus Greenland Timur, merupakan arus dingin yang mengalir dari laut Kutub Utara ke selatan menyusur pantai timur Tanah Hijau. Arus ini didorong oleh angin timur (yang berasal dari daerah kutub). (4) Arus Labrador, berasal dari laut Kutub Utara yang mengalir ke selatan menyusuri pantai timur Labrador. Arus ini didorong oleh angin timur dan merupakan arus dingin, yang pada umumnya membawa gunung es yang ikut dihanyutkan. (5) Arus Canari, merupakan arus menyimpang dan termasuk arus dingin. Arus ini merupakan lanjutan sebagian arus teluk yang mengubah arahnya setelah pengaruh daratan Spanyol dan mengalir ke arah selatan menyusur pantai barat Afrika Utara. b) Sebelah Selatan Khatulistiwa (1) Arus Khatulistiwa Selatan, merupakan arus panas yang mengalir menuju ke barat, sejajar dengan garis khatulistiwa. Sebagian dari arus ini masuk ke utara (yang bersama-sama dengan arus Khatulistiwa Utara ke Laut Karibia) sedangkan yang sebagian lagi membelok ke selatan. Arus ini ditimbulkan dan didorong oleh angin pasat tenggara. (2) Arus Brazilia, merupakan lanjutan dari sebagian arus angin barat yang mengalir ke arah selatan menyusuri pantai timur Amerika Selatan (khususnya Brazilia). Arus ini termasuk arus menyimpang dan merupakan arus panas. (3) Arus Benguela, merupakan lanjutan dari sebagian arus angin barat, yang mengalir ke arah utara menyusuri pantai barat Afrika Selatan. Arus ini merupakan arus dingin, yang akhirnya kembali menjadi Arus Khatulistiwa Selatan.

(4) Arus Angin Barat, merupakan lanjutan dari sebagian Arus Brazilia yang mengalir ke arah timur (pada lintang 30o - 40oLS) sejajar dengan garis ekuator. Arus ini didorong oleh angin barat dan merupakan arus dingin. 3) Di Samudra Hindia a) Sebelah Utara Khatulistiwa (1) Arus Musim Barat Daya, merupakan arus panas yang mengalir menuju ke timur menyusuri Laut Arab dan Teluk Benguela. Arus ini ditimbulkan dan didorong oleh angin musim barat daya. Arus ini berjalan kurang kuat sebab mendapa hambatan dari gerakan angin pasat timur laut. (2) Arus Musim Timur Laut, merupakan arus panas yang mengalir menuju ke barat menyusuri Teluk Benguela dan Laut Arab. Arus ini ditimbulkan dan didorong oleh angin musim timur laut. Arus yang terjadi bergerak agak kuat sebab di dorong oleh dua angin yang saling memperkuat, yaitu angin pasat timur laut dan angin musim timur laut. b) Sebelah Selatan Khatulistiwa (1) Arus Khatulistiwa Selatan, merupakan arus panas yang mengalir menuju ke barat sejajar dengan garis khatulistiwa yang nantinya pecah menjadi dua (Arus Maskarena dan Arus Agulhas setelah sampai di timur Madagaskar). Arus ini ditimbulkan dan didorong oleh angin pasat tenggara. (2) Arus Maskarena dan Arus Agulhas, merupakan arus menyimpang dan merupakan arus panas. Arus ini juga merupakan lanjutan dari pecahan Arus Khatulistiwa Selatan. Arus Maskarena mengalir menuju ke selatan, menyusuri pantai Pulau Madagaskar Timur. Arus Agulhas juga mengalir menuju ke selatan menyusuri pantai Pulau Madagaskar Barat. (3) Arus Angin Barat, merupakan lanjutan dari sebagian arus angin barat, yang mengalir ke arah utara menyusur pantai barat Benua Australia. Arus ini termasuk arus menyimpang dan merupakan arus dingin yang akhirnya kembali menjadi Arus Khatulistiwa Selatan.

Gambar. Zona persebaran arus laut

b) Gelombang Laut

Gelombang laut atau ombak merupakan gerakan air laut yang paling umum dan sering terjadi. Helmholts menerangkan prinsip dasar terjadinya gelombang laut sebagai berikut : Jika ada dua massa benda yang berbeda kerapatannya (densitasnya) bergesekan satu sama lain, maka pada bidang gerakannya akan terbentuk gelombang. Gelombang terjadi karena beberapa sebab, antara lain: 1) Karena angin. Gelombang terjadi karena adanya gesekan angin di permukaan, oleh karena itu arah gelombang sesuai dengan arah angin. 2) Karena menabrak pantai. Gelombang yang sampai ke pantai akan terjadi hempasan dan pecah. Air yang pacah itu akan terjadi arus balik dan membentuk gelombang, oleh karena itu arahnya akan berlawanan dengan arah datangnya gelombang 3) Karena gempa bumi. Gelombang laut terjadi karena adanya gempa di dasar laut. Gempa terjadi karena adanya gunung laut yang meletus atau adanya getaran/pergeseran kulit bumi di dasar laut. Gelombang yang ditimbulkan biasanya besar dan disebut dengan gelombang tsunami. Contoh ketika Gunung Krakatau meletus 1883, menyebabkan terjadinya gelombang tsunami yang banyak menimbulkan kerugian. Gerakan permukaan gelombang dapat dikelompokan sebagai berikut: 1) Gerak osilasi, yaitu gerak gelombang akibat molekul air bergerak melingkar. Gerak osilasi biasanya terjadi di laut lepas, yaitu pada bagian laut dalam. Adanya gelombang dibangkitkan oleh kecepatan angin, lamanya angin bertiup, luas daerah yang ditiup angin (fetch), dan kedalaman laut. Gelombang ini memiliki tinggi dan lembah gelombang. Puncak gelombang akan pecah di dekat pantai yang disebut breaker atau gelora. 2) Gerak translasi, yaitu gelombang osilasi yang telah pecah lalu seperti memburu garis pantai, bergerak searah dengan gerak gelombang tanpa diimbangi gerakan mundur. Gelombang ini tidak memiliki puncak dan lembah yang kemucian dikenal dengan istilah surf. Gelombang ini dimanfaatkan untuk olah raga surfing. 3) Gerak swash dan back swash berbentuk gelombang telah menyentuh garis pantai. Kedatangan gelombang disebut swash, sedangkan ketika kembali disebut back swash. Keterangan : a. Gelombang osilasi b. Gelora (surf atau breaker) c. Gelombang translasi d. Swash e. Back swash f. Arus dasar

Gambar. Bagian Gelombang Laut

c) Pasang surut air laut (ocean ride)

Pasang naik dan pasang surut merupakan bentuk gerakan air laut yang terjadi karena pengaruh gaya tarik bulan dan matahari terhadap bumi. Hal ini didasarkan pada hukum Newton yang berbunyi : Dua benda akan terjadi saling tarik menarik dengan kekuatan yang berbanding terbalik dengan pangkat dua jaraknya. Berdasarkan hukum tersebut berarti makin jauh jaraknya makin kecil daya tariknya, karena jarak dari bumi ke matahari lebih jauh dari pada jarak ke bulan, maka pasang surut permukaan air laut lebih banyak dipengaruhi oleh bulan. Pasang surut laut merupakan suatu fenomena pergerakan naik turunnya permukaan air laut secara berkala yang diakibatkan oleh kombinasi gaya gravitasi dan gaya tarik menarik dari benda-benda astronomi terutama oleh matahari, bumi dan bulan. Pengaruh benda angkasa lainnya dapat diabaikan karena jaraknya lebih jauh atau ukurannya lebih kecil. Faktor non astronomi yang mempengaruhi pasut terutama di perairan semi tertutup seperti teluk adalah bentuk garis pantai dan topografi dasar perairan. Puncak gelombang disebut pasang tinggi dan lembah gelombang disebut pasang rendah. Perbedaan vertikal antara pasang tinggi dan pasang rendah disebut rentang pasang surut (tidal range). Periode pasang surut adalah waktu antara puncak atau lembah gelombang ke puncak atau lembah gelombang berikutnya. Harga periode pasang surut bervariasi antara 12 jam 25 menit hingga 24 jam 50 menit. Pasang purnama (spring tide) terjadi ketika bumi, bulan dan matahari berada dalam suatu garis lurus. Pada saat itu akan dihasilkan pasang tinggi yang sangat tinggi dan pasang rendah yang sangat rendah. Pasang surut purnama ini terjadi pada saat bulan baru dan bulan purnama. Pasang perbani (neap tide) terjadi ketika bumi, bulan dan matahari membentuk sudut tegak lurus. Pada saat itu akan dihasilkan pasang tinggi yang rendah dan pasang rendah yang tinggi. Pasang surut perbani ini terjadi pada saat bulan 1/4 dan 3/4.
Gambar. Pasang Purnama dan Pasang Tipe Pebani pasut ditentukan oleh frekuensi air pasang dengan surut setiap harinya. Hal ini disebabkan

karena perbedaan respon setiap lokasi terhadap gaya pembangkit pasang surut. Jika suatu perairan mengalami satu kali pasang dan satu kali surut dalam satu hari, maka kawasan tersebut dikatakan bertipe pasut harian tunggal (diurnal tides), namun jika terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari, maka tipe pasutnya disebut tipe harian ganda (semidiurnal tides). Tipe pasut lainnya merupakan peralihan antara tipe tunggal dan ganda disebut dengan tipe campuran (mixed tides) dan tipe pasut ini digolongkan menjadi dua bagian yaitu tipe campuran dominasi ganda dan tipe campuran dominasi tunggal. Pada mulanya dipercaya bahwa permukaan dasar lautan itu adalah datar dan tidak mempunyai bentuk. Namun, ilmu pengetahuan dan tekhnologi sekarang telah membuktikan bahwa topografi laut kompleks seperti daratan. Dasar laut hampir sama dengan permukaan bumi, ada yang datar, rata, lereng,

ngarai, lembah, dan ada juga dataran rendah, dataran tinggi, dan gunung berapi. Morflogi dasar laut, yakni: a) Zona Abyssal Daerah atau kawasan ini relative datar terletak di bagian laut dalam. Kawasan abyssal luasnya mencakup hingga dua pertiga luas dasar lautan. b) Trench Palung memanjang adalah ngarai dasar laut sempit yang dalam dan panjang. Bagian laut yang terdalam adalah berbentuk seperti saluran yang seolah-olah terpisah sangat dalam yang terdapat di perbatasan antara benua dengan kepulauan. Contohnya palung jawa. Palung ini ada yang mencapai kedalaman 7700 m. c) Seamount Gunung laut adalah gunung yang ada di dasar laut. Gunung tersebut merupakan gunung-gunung berapi yang muncul dari dasar lautan, tetapi tidak dapat mencapai permukaan laut. Seamount mempunyai lereng yang curam, berpuncak runcing dan kemungkinan mempunyai tinggi 1 km. d) Pulau Gunung Api Pulau gunung api adalah gunung api laut yang tersembul hingga permukaan laut. e) Punggung laut atau pematang tengah samudera Pematang tengah samudera adalah pegunungan besar dan sangat panjang yang ada di tengah samudera. Panjangnya hingga puluhan ribu kilometer. Contohnya. Pematang tengah samudera pasifik dan pematang tengah samudera atlantik. f) Atol-atol Daerah ini terdiri dari kumpulan pulau-pulau yang sebagaian tenggelam di bawah permukaan air. Batu-batuan yang terdapat di sini ditandai oleh adanya terumbu karang yang terbentuk seperti cincin.

Gambar. Morfologi Dasar Laut

Anda mungkin juga menyukai