Kelarutan atau solubilitas adalah kemampuan suatu zat kimia tertentu, zat
terlarut (solute), untuk larut dalam suatu pelarut (solvent). Kelarutan dinyatakan
dalam jumlah maksimum zat terlarut yang larut dalam suatu pelarut pada
kesetimbangan. Larutan hasil disebut larutan jenuh. Zat-zat tertentu dapat larut
dalam air. Sifat ini lebih dalam bahasa Inggris lebih tepatnya disebut miscible.
Pelarut umumnya merupakan suatu cairan yang dapat berupa zat murni
ataupun campuran. Zat yang terlarut, dapat berupa gas, cairan lain, atau padat.
Kelarutan bervariasi dari selalu larut seperti etanol dalam air, hingga sulit terlarut,
seperti perak klorida dalam air. Istilah "tak larut" (insoluble) sering diterapkan
pada senyawa yang sulit larut, walaupun sebenarnya hanya ada sangat sedikit
kasus yang benar-benar tidak ada bahan yang terlarut. Dalam beberapa kondisi,
1. Temperatur
(∆H) negatif, maka daya larut turun dengan turunnya temperatur. Bila panas
pelarutan (∆H) positif, maka daya larut naik dengan naiknya temperatur.
Zat-zat dengan struktur kimia yang mirip, umumnya dapat saling bercampur
3. Tekanan
Tekanan tidak begitu berpengaruh terhadap daya larut zat padat dan zat cair,
Zat-zat dengan struktur kimia yang mirip, umumnya dapat saling bercampur
baik sedang yang tidak biasanya sukar bercampur. Air dan alkohol bercampur
immiscible).
2. Temperatur.
- Zat padat dalam cairan.
Kebanyakan zat padat menjadi lebih banyak larut ke dalam suatu cairan,
Kelarutan suatu gas dalam suatu cairan biasanya menurun dengan naiknya
temperatur.
(Keenan, Charles W, Kimia Untuk Universitas, Jilid I edisi keena, hal. 383)
3. Tekanan
Tekanan tidak begitu berpengaruh terhadap daya larut zat pada zat cair,
Tergantung pada jenis gas, jenis pelarut, tekanan dan temperatur. Daya larut
N2, H2, O2 dan He dalam air, sangat kecil. Sedangkan HCl dan NH3 sangat
besar. Hal ini disebabkan karena gas yang pertama tidak bereaksi dengan air,
sedangkan gas yang kedua bereaksi sehingga membentuk asam klorida dan
ammonium hidroksida. Jenis pelarut juga berpengaruh, misalnya N2, O2, dan
CO2 lebih mudah larut dalam alkohol daripada dalam air, sedangkan NH 3 dan
Bila dua cairan dicampur, zat ini dapat bercampur sempurna, bercampur
sebagian, atau tidak sama sekali bercampur. Daya larut cairan dalam cairan
Contoh :
Benzena-Toluena
Air-Alkohol
Air-Metil
Air-Nitro Benzena
Air-Kloro Benzena
Daya larut zat padat dalam cairan tergantung jenis zat terlarut, jenis pelarut,
air sangat berbeda, tergantung jenis zatnya. Umumnya daya larut zat-zat
Kelarutan timbal balik adalah kelarutan dari suatu larutan yang bercampur
kritis, maka larutan tersebut dapat bercampur sempurna (homogen) dan jika
temperaturnya telah melewati temperatur kritis maka sistem larutan tersebut akan
kembali dalam kondisi bercampur sebagian lagi. Salah satu contoh dari
temperatur timbal balik adalah kelarutan fenol dalam air yang membentuk kurva
temperatur baik di bawah temperatur kritis. Jika temperatur dari dalam kelarutan
fenol aquadest dinaikkan di atas 50°C maka komposisi larutan dari sistem larutan
tersebut akan berubah. Kandungan fenol dalam air untuk lapisan atas akan
bertambah (lebih dari 11,8 %) dan kandungan fenol dari lapisan bawah akan
berkurang (kurang dari 62,6 %). Pada saat suhu kelarutan mencapai 66°C maka
1. Larutan homogen, yaitu apabila dua macam zat dapat membentuk suatu
larutan yang susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya
2. Larutan heterogen, yaitu apabila dua macam zat yang bercampur masih
a. Insoluble, yaitu jika kelarutannya sangat sedikit, yaitu kurang dari 0,1
gram zat terlarut dalam 1000 gram pelarut. Misalnya, kaca dalam air.
b. Immisable, yaitu jika kedua zat tersebut tidak dapat larut antara zat satu
Kelarutan adalah banyaknya zat yang melarut dalam suatu kuantitas tertentu
pelarut untuk menghasilkan larutan jenuh (gram zat terlarut/100 cm3 pelarut).
Sifat-sifat metanol :
a. Tidak bewarna
c. Bersifat racun
Sifat-sifat fenol :
Sifat NaCl :
a) Berasal dari reaksi antara NaOH dengan HCl menjadi NaCl dan H2O.
b) Biasanya bersifat higroskopis yang artinya zat yang dapat menyerap air.
c) Aplikasi nyata adalah garam dapur, bila tidak disimpan ditempat tertutup rapat
− Mempunyai rumus molekul H2O. Satu molekul air tersusun atas dua molekul
− Air bersifat tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa pada kondisi standar,
yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) dan temperatur 273,15 K (0°C).
− Air merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki kemampuan untuk
− Air juga mempunyai sifat adesi yang tinggi disebabkan oleh sifat alami
kepolarannya.
− Air memiliki tegangan permukaan yang besar yang disebabkan oleh kuatnya
− Air mempunyai densitas 0,998 gr/cm3 (berupa fase cairan pada 20°C), dan
− Kalor jenis air yaitu 4184 J/(kg.K) berupa cairan pada 20°C.
- batang pengaduk
- beakerglass
- botol aquadest
- corong kaca
- gelas arloji
- karet penghisap
- labu ukur
- masker
- neraca analitik
- penjepit kayu
- piknometer
- pipet tetes
- pipet volume
- sarung tangan
- tabung reaksi
- termometer
- timbangan digital
- waterbath
- fenol (C6H5OH)
- metanol (CH5OH) 1%
- natriumklorida (NaCl) 1%
- aquadest (H2O)
1. Sistem fenol-aquadest
seperti di atas.
- Mengaduk campuran dengan perlahan dan mencatat suhu pada saat
menjadi dingin serta mencatat suhu pada saat campuran menjadi keruh
lagi.
- Mencatat suhu pada saat campuran berubah dari keruh menjadi jernih.
2. Sistem fenol-metanol.
- Mencatat suhu pada saat campuran berubah dari keruh menjadi jernih.
3. Sistem fenol-NaCl.
- Mencatat suhu pada saat campuran berubah dari keruh menjadi jernih.
A. Sistem fenol-air
Rumus:
Wfenol
% W fenol = ×100%
W fenol + ( ρ × v ) air
Untuk tabung I :
2
% W fenol = ×100% = 34,3571 %
2 + ( 0,9798 × 3,9 )
Dengan cara yang sama untuk variasi berat fenol dan volume air yang
B. Sistem fenol-metanol
Rumus :
C1 = konsentrasi metanol 1 %
C2 = konsentrasi metanol 100 %
50 x 1% = V2 x 100%
V2 = 0,5 mL
Jadi untuk membuat metanol 1% sebanyak 50 mL adalah dengan memipet
40,572 − 15,4720
ρ=
25
= 1,004 g/mL
= 33,8090 %
C. Sistem fenol-NaCl
Rumus :
WNaCl
% W NaCl = × 100%
W NaCl + ( ρ × v ) air
WNaCl
1% = × 100%
WNaCl + ( 0,9798 × 50 )
WNaCl = 0,489 g
Jadi untuk membuat NaCl 1% sebanyak 50 mL adalah dengan menimbang
Volume piknometer : 25 mL
Rumus :
W1 − W2
ρ=
V
W1 − W2
ρ=
V
40,097 − 15,4720
ρ=
25
= 0,985 g/mL
Rumus :
Wfenol
% W fenol = ×100%
Wfenol + ( ρ × v ) NaCl
2
= × 100%
2 + ( 0,985 × 3,9 )
= 34,2378 %
4.4. Grafik
57
56
55
54
% berat
53
52
51
50
0 10 20 30 40 50 60 70
T rata-rata
Grafik 4.7.1. Hubungan antara % berat fenol terhadap suhu pada sistem
fenol-air.
4.5. Pembahasan
1. Sistem fenol-Aqudest
temperatur kritis sistem fenol air adalah 66°C dengan komposisi berat fenol
34%. Dari hasil ini dapat diketahui bahwa terjadi penyimpangan yang
disebabkan karena :
dari keruh menjadi jernih dan dari jernih ke keruh kembali karena
perubahan larutan dari keruh menjadi jernih terjadi dalam waktu yang
singkat.
b. Kesalahan pada saat penimbangan fenol, karena fenol teroksidasi sehingga
mudah menguap.
gram/100 ml. Fenol memiliki sifat yang cenderung asam, artinya ia dapat
2. Sistem fenol-metanol
fenol air seperti dalam buku Kimia Organik Hart Suminar halaman 165 sebab
fenol metanol memiliki titik didih relatif tinggi sebab tidak saja hanya
memasok kalor (energi) yang cukup untuk menguapkan setiap molekul tetapi
juga memasok kalor yang cukup untuk memutus ikatan hidrogen sebelum
setiap molekul dapat diuapkan, dan titik didih metanol secara teoritis adalah
adalah 650C. Dilihat dari percobaan yang dilakukan diketahui bahwa hasil
percobaan tidak sesuai dengan hasil teoritis yang ada hal ini disebabkan
karena :
- Perubahan dari keruh menjadi jernih menjadi keruh kembali terjadi dalam
tepat.
- Fenol mudah menguap sehingga komposisi menjadi berkurang.
kelarutan sistem fenol-aquadest tetapi lebih besar dari kelarutan sistem fenol-
3. Sistem fenol-NaCl
sistem fenol NaCl di atas temperatur kritis sistem fenol dalam air. Sistem
teori dalam wikipedia bahwa titik didih NaCl adalah 1465ºC. Hal ini
disebabkan juga karena sifat solute (fenol) dan solvent (NaCl) tidak memiliki
gugus fungsi yang sama dan fenol-NaCl tidak dapat membentuk ikatan
memiliki sifat yang cenderung asam, artinya ia dapat melepaskan ion H+ dari
4.6. Kesimpulan
1. Temperatur kritis untuk sistem fenol-air adalah 56,5°C dengan komposisi
temperatur kritis sistem fenol-air dan suhu rata-rata pada sistem fenol-metanol
kelarutan sistem fenol-aquadest tetapi lebih besar dari kelarutan sistem fenol-
NaCl
NaCl lebih tinggi dari pada sistem fenol-metanol dan sistem fenol-aquadest,