, MQHC Sistem Pelayanan Kesehatan Primer Sekunder Tersier Beda antara tiap strata + cara mengatasinya. Primary and secondary care
Pelayanan Jasa di RS: Intangible Tak dapat dipisah-pisah Berubah-ubah Tidak dapat disimpan Pengelolaan RS Mengelola Pelayanan RS Input Proses
Output Kompleksitas Pengelolaan Rumah Sakit Kompleks karena penyakitnya lebih kompleks, pekerja lebih banyak, waktu opname lebih panjang. Pembagian RS: Kepemilikan: Anggaran terbesar oleh pemilik, tapi bisa dari yang lain juga. Pemerintah: Depkes Luar depkes: perkebunan, angkatan laut, pertamina Pusat: eg. RSCM Daerah: eg. Rumah sakit provinsi, rumah sakit kabupaten/ kota Swasta Perorangan Yayasan PT
Kelas: A: utama B: madya C: pratama Jenis layanan Umum: kasus umum Khusus: jiwa, kusta (sekarang bisa jadi umum dengan unggulan tertentu, eg. RS Menur dengan unggulan perawatan jiwa *kalo nda salah inget contohnya) Jangka waktu pelayanan: Pendek Panjang: untuk perawatan penyakit jiwa, ketergantungan obat
Pelanggan RS: Internal: pegawai sendiri, menegakkan diagnosis, kerjasama dengan pihak lain *kurang jelas juga maksudnya. External: pasien, supplier obat/ alat kesehatan Aspek Mutu Milik RM punya pasien atau RS? Jangka waktu penyimpanan: 3-5 tahun Kerahasiaan aspek legal: hati-hati dalam mengisi Insurance
Action Pathway
Pathway of Care
Fallen Care
Integrated Care
Infeksi nosokomial: 2x24 jam sesudah masuk rumah, timbul penyakit baru
Bed Occupancy Rate (BOR) yaitu presentase pemakaian tempat tidur
pada suatu waktu tertentu, indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan dari tempat tidur rumah sakit. (Semakin tinggi semakin baik, tapi idealnya 60-80% supaya ada jeda untuk membersihkan). Hasil normalnya (idealnya) berkisar antara 60-85%. ini disamping dapat memberikan gambaran tingkat efisiensi juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan terutama bila diterapkan pada diagnosis tertentu yang dijadikan tracer (yang perlu pengamatan lebih lanjut). Hasil normalnya (ideal) ALOS berkisar antara 6-9 hari.
Length of Stay (LOS) yaitu rata-rata lama perawatan seorang pasien. Indikator
Bed Turn Over (BTO) yaitu frekwensi pemakaian tempat tidur (berapa kali)
dalam satu satuan waktu tertentu (biasanya 1 tahun) tempat tidur rumah sakit yang dipakai. Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi daripada pemakaian tempat tidur. Idealnya selama satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali.
Turn Over Interval (TOI) yaitu rata-rata hari, tempat tidur yang tidak ditempati
dari saat terisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini juga memberikan gambaran tingkat efisiensi daripada penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong hanya dalam waktu 1-3 hari. Net Death Rate (NDR) yaitu angka kematian > 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar. (Kalau sudah melewati 2x24 jam berarti kematian juga ditentukan oleh faktor perawatan di RS). Indikator ini dapat memberikan gambaran mutu pelayanan rumah sakit. Hasilnya yang ditolerir adalah kurang dari 25 per 1000 penderita keluar. Gross Death Rate (GDR) yaitu angka kematian umum untuk tiap tiap 1000 penderita keluar. Hasil seyogyanya tidak lebih dari 45 per 1000 penderita keluar. Untuk pasien yang dirawat di ruangan, berapa hari MRS (masuk rumah sakit) harus jelas batasannya dan dijelaskan ke pasien KRS: keluar rumah sakit, bisa karena meninggal, sembuh, atau pindah.