DIAJUKAN KEPADA
OLEH :
DILENGKAPI DENGAN :
1. Surat Permohonan Tugas Akhir 2. Proposal Tugas Akhir 3. Daftar Riwayat Hidup (CV) 4. Transkrip Nilai
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOFISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN YOGYAKARTA Jl. SWK 104 (Lingkar Utara) Condongcatur, Yogyakarta Telp. (0274) 486733, 486188 Fax (0274) 486400
Oleh:
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOFISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN YOGYAKARTA 2013
Jln. SWK 104 (Lingkar Utara), Condong Catur, Yogyakarta 55283 Telp. (0274) 486733, 486188 Fax (0274) 486400
APLIKASI METODE GEOLISTRIK UNTUK IDENTIFIKASI ZONA ALTERASI KANDUNGAN Au (Emas) DI DAERAH KONDENSI PT. FREEPORT INDONESIA
I. PENDAHULUAN Sesuai dengan kurikulum yang berlaku di Program Studi Teknik Geofisika, Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta tahun akademik 2011/2012 bahwa setiap mahasiswa yang menempuh program Strata 1 (S1) wajib melaksanakan Tugas Akhir (TA) dengan topik yang disesuaikan dengan teori yang telah didapat di bangku kuliah sehingga dapat diaplikasikan di lapangan. Selain itu interaksi antara perguruan tinggi dalam hal ini Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta khususnya mahasiswa dapat mengetahui strategi dan metode serta perkembangan teknologi yang digunakan oleh PT.Freeport Indonesia, sedangkan pihak perusahaan dapat pula mengetahui konsep dan pemikiran yang telah diterapkan dan dipelajari oleh mahasiswa tersebut untuk kelancaran kegiatan eksplorasi dan eksploitasi dimasa yang akan datang. Atas kewajiban ini, dan sesuai dengan konsentrasi bidang studi yang kami pelajari di bidang geofisika, kami berkeinginan untuk melakukan Tugas Akhir (TA) di PT.Freeport Indonesia mengenai survei geolistrik polarisasi terinduksi dalam eksplorasi mineral logam.Dengan demikian, interaksi antara lembaga pendidikan dan industri pertambangan (PT. Freeport Indonesia) dapat terjalin baik dan berkesinambungan.
II. LATAR BELAKANG Kegiatan eksplorasi di bidang pertambangan sangat dibantu dengan
daplikasikannya berbagai macam metode geofisika yang berpengaruh terhadap pencarian dan penemuan suatu mineral. Selain itu juga metode geofisika berguna untuk mengetahui pelamparan dan penyebaran mineral, maupun asosiasi mineralnya sehingga dapat menggambarkan keadaan jebakan mineral di daerah tersebut. Disamping itu metodemetode yang diterapkan guna eksplorasi suatu endapan mineral di suatu daerah juga haruslah diperhatikan keefektifannya. Geolistik adalah metode geofisika yang mempelajari sifat aliran listik dalam bumi dan bagaimana mendeteksinya dipermukaan bumi. Metode ini memanfaatkan variasi resistivitas batuan bawah permukaan berdasarkan beda potensial yang terukur di permukaan akibat dari arus listrik yang diinjeksikan ke dalam bumi.
Secara garis besar metode geolistrik dibagi menjadi 2 macam berdasarkan sifatnya, yaitu: 1. Geolistrik yang bersifat pasif Pengukuran beda potensial batuan bawah permukaan tanpa harus melakukan injeksi arus. 2. Geolistik yang bersifat aktif Pengukuran beda potensial batuan bawah permukaan akibat dari arus yang diinjeksika ke dalam bumi. Eksplorasi merupakan tahap awal dari kegiatan eksploitasi, maka dari kegiatan eksplorasi tersebut perlu dilakukan pengukuran, pengolahan, dan analisis data yang tepat serta cermat dan dibandingkan dengan keadaan litologi daerah tersebut dalam pengambilan keputusan hasil akhir sehingga terjadi hubungan yang simbiosis mutualisme antara manusia (mahasiswa), alam, dan pemilik modal (perusahaan).
.
III. TUJUAN 1. Mengaplikasikan teori yang telah didapatkan ke dalam praktek lapangan dari metode geofisika dengan cara penerapan secara langsung pada dunia kerja. 2. Mengembangkan ilmu yang telah diperoleh dijenjang perguruan tinggi. 3. Memahami dan mempraktekkan pengolahan data eksplorasi dengan menggunakan software yang sesuai. 4. Memenuhi salah satu mata kuliah wajib Program Studi Teknik Geofisika, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta 5. Menambah wawasan dunia kerja yang sesungguhnya
IV. TOPIK TUGAS AKHIR Topik Tugas Akhir diharapkan sesuai dengan bidang ilmu yang ditekuni yaitu : 1. Aplikasi Metode Geolistrik Untuk Identifikasi Zona Alterasi Kandungan Au (Emas) Di
Daerah Kondensi PT. Freeport Indonesia
2. Atau dapat menyesuaikan dengan alternatif topik yang diajukan PT. Freeport Indonesia dengan mempertimbangkan efektifitas, efisiensi, dan ketersediaan datadata yang ada pada PT. Freeport Indonesia V. LOKASI TUGAS AKHIR Lokasi Tugas Akhir rencananya akan dilaksanakan pada salah satu perusahaan Pertambangan di daerah Timika Papu yaitu: PT. Freeport Indonesia.
VI. DASAR TEORI VI.1 Zona Ubahan / Alterasi proses pergantian unsur-unsur tertentu dari mineral yang ada pada batuan dinding digantikan oleh unsur lain yang berasal dari larutan sehingga menjadi lebih stabil. Proses ini berlangsung dengan cara pertukaran ion dan tidak melalui proses pelarutan total, artinya tidak semua unsur penyusun mineral yang digantikan melainkan hanya unsur-unsur tertentu saja Menurut Corbett dan Leach (1996), faktor yang mempengaruhi proses alterasi hidrotermal adalah sebagai berikut : Suhu Komposisi kimia fluida Konsentrasi larutan Komposisi batuan induk Permeabilitas Peningkatan suhu membentuk mineral yang terhidrasi lebih stabil, suhu juga berpengaruh terhadap tingkat kristalinitas mineral, pada suhu yang lebih tinggi akan membentuk suatu mineral menjadi lebih kristalin, menurut Noel White (1996), kondisi suhu dengan tekanan dapat dideterminasi berdasarkan tipe alterasi yang terbentuk. Mineralogi alterasi banyak dipengaruhi oleh komposisi kimia fluida, menurut Noel White (1996) komposisi kimia fluida penting untuk mendeterminasi sistem potensial pembentuk bijih. Fluida yang dominan dalam endapan sistem porfiri berasal dari 2 sumber, yaitu : 1. Fluida magmatik yang berasal dari derivasi pengkristalan magma 2. Air meteorik yang jenuh dalam batuan Menurut Noel White (1996), fluida magmatik dari magma pada suhu dan tekanan tinggi, fluida ini terderivasi dari magma pada kedalaman kurang dari 4 km. Fluida ini tersegrasi dalam 2 fase yang berbeda, fase seperti gas dengan densitas dan salinitas yang rendah serta mengandung gas dalam jumlh yang besar pada magma. Komposisi dominannya adalah CO2, HCl dan gas belerang H2S dominan jika magma tereduksi dan SO2 jika teroksidasi yang mencirikan sistem porfiri. Pada sistem yang teroksidasi seperti Cu-Au porfiri mengalami fase dengan densitas rendah tidak terjadi transport logam. Berbeda dengan sistem yang tereduksi, permeabilitas akan menjadi lebih besar pada kondisi batuan yang terekahkan dan pada batuan yang berpermeabilitas tinggi dibandingkan dengan batuan masif kondisi permeabel akan
mempermudah pergerakan fluida yang selanjutnya akan memperbanyak kontak reaksi antara fluida dengan batuan. Pada alterasi hidrotermal dapat dibagi menjadi 6 zona alterasi, yaitu : 1. Alterasi Potasik Menurut Corbett & Leach (1996), mineral utama dalam alterasi ini berupa potash feldspar sekunder & biotit sekunder, serta aktinolit + klinopiroksen. 2. Alterasi Silisik Menurut Corbett & Leach (1996), zona alterasi ini dicirikan oleh kehadiran mineral dari kelompok silika yang stabil pada pH < 2. Kuarsa akan terbentuk pada suhu tinggi sedangkan pada suhu rendah (< 1000 C) akan terbentuk opal silika, kristobalit, tridimit, pada suhu menengah (1000-2000 C) akan terbentuk kalsedon. 3. Alterasi Filik Dicirikan oleh seritisasi hampir seluruh mineral silikat, kecuali kuarsa. Plagioklas feldspar tergantikan oleh serisit dan kuarsa halus. K-Feldspar magmatik juga mengalami seritisasi tapi lebih kecil intensitasnya dari plagioklas. 4. Alterasi Argilik Lanjut (Advanced Argilic) Alterasi ini terbentuk dari hasil pencucian alkali dan kalsium dari fase alumina seperti feldspar dan mika, tetapi hanya hadir jika aluminium tidak bersifat mobile, apalagi aluminium bergerak lagi diikuti dengn bertambahnya serisit dan terjadi alterasi serisit (Evans, 1992). Alterasi advanced argilik ini dicirikan oleh hadirnya mineral yang terbentuk pada kondisi asam terutama kaolinit, dickit, piropilit, diaspor, alunit, jarosit dan zunyit. Perlu dibedakan antara alterasi hipogen dan supergen. Alterasi advanced argilik hipogen terbentuk hasil kondensasi gas alam (terutama gas HCl) dan
ketidakseimbangan SO2 dalam membentuk asam sulfur dan hidrogen sulfida. Alterasi advanced arrgilik supergen dapat terbentuk dalam 2 macam, pertama terbentuk oleh kondensasi gas hasil pendidihan fluida hidrotermal yang membentuk air tanah yang teroksidasi. Oksidasi oleh atmosfer merubah H2S membentuk asam sulfur yang akan merombak silikat dan akan membentuk kaolinit dan alunit. Pada proses ikatan silikat terlepas akan membentuk desposit (dengan alunit) sebagai layer silikaan pada permukaan air tanah. Erosi yang datang kemudian membentuk layer silikaan yang berasal dari kaolinit dan membentuk silika cap. Kedua alterasi ini terbentuk oleh
pelapukan batuan kaya sulfida, oksida sulfida membentuk asam sulfur yang merusak batuan kemudian membentuk kaolinit & alunit. 5. Alterasi Argilik Menurut Corbett & Leach (1996), jenis alterasi ini dicirikan dengan kehadiran anggota dari kaolin (Halloysit, kaolinit dan dickit) dan illit (smektit, interlayer, illit-smektit, illit), serta asosiasi mineral transisi yang terbentuk pada pH menengah dan suhu rendah. Kelompok dari mineral temperatur rendah-transisi yaitu kelompok klorit-illit juga hadir. 6. Alterasi Propilitik Jenis alterasi ini umumnya dicirikan oleh kehadiran mineral klorit epidot aktinolit (Corbett & Leach, 1996). Menurut White (1996), alterasi ini mempunyai penyebaran yang terluas dan kaitannya secara langsung dengan mineralisasi sangat kecil. Kristal plagioklas mengalami argilitisasi dengan intensitas kecil, biotit mengalami perubahan menjadi klorit dengan atau tanpa karbonat VI.2 Metode Induced Polarization Metode Induced Polarization atau Polarisasi terimbas merupakan salah satu bagian dari metode geolistrik. Metode geolistrik itu sendiri merupakan salah satu metode geofisika yang memanfaatkan variasi resistivitas listrik berdasarkan pengukuran beda potensial akibat arus listrik yang diinjeksikan ke dalam bumi untuk mengetahui konfigurasi bawah permukaan. VI.2.1 Sumber Efek Induksi Polarisasi Ketika arus diinjeksikan ke bawah permukaan, arus listrik memberikan energi kepada material penyusun batuan yang kemudian disimpan dalam bentuk energi elektrokimia. Dimana energi ini merupakan hasil dari: Perbedaan kecepatan ion-ion yang bergerak di dalam fluida dari pori-pori batuan. Perbedaan nilai konduktivitas ion dan konduktivitas listrik batuan yang mengandung mineral logam. Perbedaan-perbedaan di atas yang menjadi penyebab terjadinya polarisasi membran dan elektroda pada batuan. a. Polarisasi Membran Polarisasi membran banyak terjadi pada batuan yang pori-porinya terisi dengan elektrolit yang pada pori-pori tersebut terdapat juga mineral
lempung. Mineral lempung umumnya bermuatan negatif, sehingga disekitarnya akan terkumpul ion-ion positif.
Gambar 1. Skema polarisasi membran (Telford, 1976) Pada saat batuan dialiri arus listrik ion-ion akan bergerak , ion positif kearah katoda dan ion negatif kearah anoda. Adanya ion negatif dari lempung yang tidak dapat bergerak menyebabkan gerakan ion-ion tertahan, setelah arus diputus ion-ion akan kembali ke posisi seimbang memerlukan waktu beberapa detik. b. Polarisasi Elektroda atau Overvoltage Bila dalam pori-pori batuan terdapat mineral logam dan elektrolit, maka pada bidang batas antara mineral logam dan elektrolit terjadi susunan muatan yang berlawanan membentuk suatu susunan kapasitor yang disebut dengan lapisan kembar listrik ( electrical double layer).
Gambar 2. Proses polarisasi elektroda (Telford, 1976) Pada saat batuan dialiri arus listrik ion-ion akan bergerak dan sebagian tertahan oleh adanya mineral logam. Pada bidang batas antara mineral logam dan larutannya akan terjadi reaksi-reaksi kimia yang menimbulkan potensial ekstra yang disebut dengan overvoltage. Besarnya overvoltage dipengaruhi oleh besarnya arus dan lama arus yang
melewatinya., overvoltage dapat berharga positif atau negatif. Pada saat arus melewati butir-butir mineral logam, mineral akan terpolarisasi , (karena efek elektrokimia) satu sisi menjadi kutub positif sedang sisi lain menjadi kutub negatif, seperti dua buah elektroda, maka polarisasi ini disebut juga sebagai polarisasi elektroda. Overvoltage akan hilang secara perlahan-lahan pada saat arus dimatikan, sehingga menimbulkan potential decay yang terukur pada elektroda potensial. VI.2.2 Pengukuran Metode Pengukuran IP dilakukan dalam dua cara yaitu Time Domain IP, yaitu pengukuran polarisasi dengan menghitung harga potential decaynya, dan Frequency Domain IP yaitu pengukuran polarisasi dengan mengukur harga resistivitas sebagai fungsi frekuensi arus yang dimasukkan ke dalam medium. a. Kawasan Waktu (Time Domain IP) Arus listrik searah dimasukkan ke dalam medium melalui dua buah elektroda arus, kemudian diukur beda potensial pada dua elektroda potensialnya, selama arus masih mengalir dicatat beda potensial Vp. Arus listrik dialirkan selama beberapa detik untuk menimbulkan polarisasi dalam medium. Setelah arus dimatikan, pada elektroda potensial terukur adanya potential decay V(t). Arus listrik dialirkan pada arah yang berlawanan, setelah arus dimatikan akan terjadi juga potential decay V(t), jadi dalam pengukuran selalu dilakukan urutan pemberian arus listrik positif (+), mati (nol) dan negatif (-).
Gambar 3.
(II.6)
V (t 1 ) x100% Vp
(II.7)
Kawasan Frekuensi (Frequency Domain) Proses elektrokimia berlangsung lambat, sehingga bila arus bolak-balik dimasukkan ke dalam medium yang polarisabel (banyak terjadi polarisasi), maka pada saat arus dengan frekuensi rendah dimasukkan ke dalam medium harga Vp terukur tinggi yang mencerminkan harga resistivitas tinggi, karena pemberian arus yang lama menimbulkan polarisasi yang besar. Sebaliknya polarisasi belum terjadi bila pemberian arus listrik searah hanya sebentar kemudian dibalik arahnya, atau dengan kata lain pemberian arus bolak-balik dengan frekuensi tinggi menyebabkan harga Vp yang terukur lebih rendah sehingga mencerminkan harga resistivitas pada frekuensi tinggi lebih rendah. Paramater yang diukur (dihitung). 1. Percent Frequency Effect PFE) PFE =
l h x 100% h
(II.8)
PFE
x 2 x1000
(II.9)
Apabila arus listrik dialirkan ke dalam medium, maka terjadi penyimpanan energi di dalam medium dalam bentuk energi mekanik, energi listrik atau energi kimia. Studi di laboratorium menunjukkan bahwa penyimpanan energi dalam bentuk energi kimia adalah hal yang paling penting dalam metode polarisasi. Pada saat arus listrik diputus, maka energi yang tersimpan dalam medium akan dilepaskan kembali dalam bentuk energi listrik yang dalam metode IP terukur sebagai potential decay V(t).
Energi yang tersimpan dalam medium mengakibatkan variasi mobilitas ion dalam larutan yang mengisi pori-pori batuan, atau variasi daya hantar listrik ionik dan elektronik bila dalam batuan terdapat mineral logam. Efek polarisasi yang pertama disebut polarisasi membrane, sedang yang kedua disebut polarisasi elektroda atau overvoltage. VI.2.3 IP Konfigurasi Elektroda Pengukuran IP dilakukan dengan menggunakan metode mapping yaitu pengukuran dengan elektroda yang konstan. Umumnya desain survei IP menggunakan konfigurasi dipole-dipole. Konfigurasi elektroda dipole-dipole sering digunakan karena kopling gelombang elektromagnetik yang kecil antara rangkaian arus dan rangkaian potensial. Elektroda arus A dan B diletakkan pada jarak a, elektroda potensial M dan N juga berjarak a, dan jarak B-M adalah an dengan n = 1, 2, 3, dst. dalam satu garis survei.
Gambar 4. Susunan Elektroda Konfigurasi Dipole-Dipole VI.2.4 Penetrasi Kedalaman Dalam konfigurasi dipole-dipole yang berpengaruh terhadap daya penetrasi kedalaman adalah harga n (jarak elektroda arus dan elektroda potensial terdekat). Penambahan nilai n akan memberikan perkiraan kedalaman yang makin dalam. Pada pengukuran IP di daerah penelitian, jarak antara elektroda arus dan elektroda potensial terdekat untuk n1 = 5 meter, dengan demikian penetrasi kedalaman = 5 meter. Jarak antara elektroda arus dan elektroda potensial terdekat untuk n5 = 15 meter, dengan demikian penetrasi kedalaman = 15 meter. Penetrasi kedalaman dari konfigurasi elektroda diilustrasikan seperti gambar plotting pseudosection berikut.
VII. METODOLOGI PENELITIAN VII.1 Pengumpulan Data Data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah : Data Literature, Jurnal, Makalah dan Laporan penelitian terdahulu Data Struktur geologi yang terdapat di lapangan Data Geologi bawah permukaan lainnya sebagai data pendukung
VII.2 Diagram Alir Penelitian MULAI Informasi Geologi Desain Survei Persiapan Alat Akuisi Data Pengolahan Data Interpretasi Kesimpulan SELESEI Studi Literatur
Gambar 6. Diagram Alir Penelitian Penelitian ini dimulai dengan melakukan studi literatur kemudian membuat desain survei berdasarkan informasi geologi yang tersedia. Setelah desain survei selesei dibuat, dilanjutkan dengan mempersiapkan alat untuk kemudian dilakukan
akuisisi data. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan software kemudian diinterpretasi sehingga dapat ditarik kesimpulan. VII.3 Pengolahan Data Data lapangan yang diperoleh akan diolah menggunakan software yang sesuai dengan data yang didapatkan,serta analisis data pendukung lainnya yg tersedia di lokasi Langkah-langkah pengolahan data lapangan yang diperoleh dari survey metode IP adalah sebagai berikut: 1. Parameter IP dan tahanan jenis () diplot dengan teknik pseudodepth secction. Data tersebut diplot pada titik yang merupakan perpotongan garis yang ditarik dari tengah elektroda arus dan elektoda potensial dengan sudut 45o terhadap horizontal. Titik potong dianggap sebagai posisi data yang diukur. 2. Untuk memperoleh harga reesistivitas dan IP yang sebenarnya pada
tiap lintasan pengukuran maka dilakukan pengolahan lebih lanjut dengan menggunakan software RES2DINV. VII.4 Interpretasi Data Interpretasi data dilakukan secara kualitatif maupun kuantitatif. Interpretasi kuantitatif dilakukan dengan melihat nilai resistivitas dan PFE yang terlihat pada penampang, baik itu penampang apparent maupun penampang inversi. Dari nilai matematis ini dapat dilihat persebaran resistivitas dan PFE yang ada pada medium. Interpretasi kualitatif dilakukan untuk dapat mengetahui zona alterasi argilik yang ada pada daerah penelitian. Interpretasi kualitatif dilakukan dengan cara membandingkan penampang inversi resistivitas dengan penampang inversi PFE.
VIII. TAHAPAN PENELITIAN Sistematika penelitian yang akan dilakukan antara lain: 1. Studi pustaka Melakukan studi pustaka dari literatur, jurnal, makalah, dan laporan penelitian yang terdahulu mengenai tahapan dan cara pengolahan data petrofisika Hal ini dipandang sebagai langkah awal untuk pendalaman materi sebelum melakukan penelitian. 2. Pengumpulan data Merupakan tahapan pengumpulan data-data yang diperlukan dalam
pelaksanaan penelitian berupa data yang telah diperoleh dari tahapan akuisisi data di lapangan.
3.
Pengolahan (prosesing) dan analisis data Melakukan pengolahan data dan analisis data terhadap data-data yang telah dikumpulkan untuk mencapai tahapan penelitian yang telah disusun dan direncanakan sehingga dapat mencapai tujuan dari penelitian tersebut yang sesuai dengan tema yang diangkat.
IX. WAKTU PENELITIAN Pelaksanaan dari penelitian dalam jangka waktu yang akan ditentukan oleh PT.Freeport Indonesia, namun sebagai perkiraan waktu adalah kurang lebih 8 (delapan) Minggu atau 2 (dua) bulan yaitu pada awal bulan Juli 2013 sampai awal September 2013. Adapun susunan rencana jadwal pelaksanaan kegiatan, tertera di bawah ini: Rencana jadwal kegiatan Tugas Akhir (penelitian) yang diusulkan adalah: JENIS KEGIATAN Studi Literatur Pengumpulan Data Pengolahan Data Analisis Pembuatan Laporan dan Evaluasi MINGGU KE I II III IV V VI VII VIII
X. PERALATAN, FASILITAS, DAN AKOMODASI Untuk mendukung kegiatan Tugas Akhir (penelitian) ini, maka dibutuhkan beberapa alat pendukung antara lain, yaitu: Peralatan a. Peta topografi daerah penelitian b. Geologi regional dan peta geologi lokal c. Literatur yang terkait d. Data hasil pengukuran e. Seperangkat komputer (PC) f. Peralatan lain yang menunjang pelaksanaan penelitian Fasilitas a. Akses ke perpustakaan b. Akses ke internet c. Akses untuk penggandaan data d. Akomodasi, transportasi, dan konsumsi (apabila di lapangan)
Akomodasi Tugas Akhir (penelitian) yang dilakukan selama di PT.Freeport Indonesia, akan memberikan manfaat dan pengalaman kerja yang baik bagi mahasiswa dan pihak
PT.Freeport Indonesia jika beberapa hambatan yang ada dapat dipertimbangankan oleh pihak perusahaan karena jarak yang begitu jauh antara tempat tinggal mahasiswa dengan lapangan penelitian sehingga dibutuh waktu untuk penelitian yang relatif lama. Oleh karena itu dibutuhkan beberapa fasilitas yang menunjang dan memperlancar penelitian antara lain: akomodasi dan konsumsi untuk mahasiswa selama penelitian di lapangan. Ketentuan mengenai pemberangkatan dan kedatangan mahasiswa lebih lanjut dapat diatur oleh pihak PT.Freeport Indonesia XI. PEMBIMBING Untuk pembimbing di lapangan diharapkan dapat disediakan oleh pihak PT.Freeport Indonesia, sedangkan untuk pembimbing di kampus oleh salah satu staf pengajar di Program Studi Teknik Geofisika, Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta. XII. LAPORAN Semua hasil pengolahan data yang telah dilakukan selama kegiatan Tugas Akhir akan disusun dalam bentuk laporan tertulis dan dilaporkan kepada PT.Freeport Indonesia, kemudian diberikan pengesahan sebagai bukti bahwa telah menempuh mata kuliah wajib Tugas Akhir sebanyak 4 SKS. Ketentuan mengenai jadwal kegiatan kerja praktek disesuaikan dengan kesepakatan dan ketentuan dari PT. Freeport Indonesia
XIII. PENUTUP Kesempatan yang diberikan kepada mahasiswa untuk melakukan kegiatan Tugas Akhir di PT. Freeport Indonesia akan memberikan pengalaman yang berharga dan membuka wawasan akademisi pada bidang teknologi geofisika di dunia kerja khususnya bidang pertambangan. Tugas Akhir (penelitian) ini akan dimanfaatkan semaksimal mungkin dan hasil penelitiannya akan dibuat dalam bentuk laporan serta dipresentasikan di Program Studi Teknik Geofisika, Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta. Semoga akan terjalin hubungan yang baik dan menguntungkan antara lembaga perguruan tinggi yaitu Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta dengan pihak PT. Freeport Indonesia dalam mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan berkompeten diberbagai bidang baik eksplorasi maupun eksploitasi.
DAFTAR PUSTAKA
Telford, W. M., Geldart, L. P., dan Sherrif, R. E. 1990. Applied Geophysics Second Edition. London: Cambridge University Press. Kurniawan, Wahyu. 2007. Survei Geofisika Metode Induksi Polarisasi (IP). Yogyakarta: Teknik Geofisika UPN Veteran Yogyakarta.
Pendidikan Non Formal ( Seminar ) 2008 Sumber Daya Mineral Sebagai Pemersatu Bangsa oleh Dr.Ir.Hadiyanto (Dosen UPN), & Sumber Daya Mineral Dan Wawasan Kebangsaan oleh Dr.Didit Welly Ujianto.,Msc (Rektor UPN Veteran Yogyakarta ), Sebagai Peserta 2009 Pengaruh Eksploitasi Sumber Daya Mineral Terhadap Global Warming, Bagaimana Menyikapinya, oleh Kiap M. A. Wicaksono , Sebagai Peserta 2010 CLEAN ENERGY -Prospect And Utilitation Of Nuclear And Geothermal As An Effective,Efficient. And Friendly Environment Alternative Energy Sources, oleh Drs. H. Wahyu Alamsyah Somantri, MS,dkk (Dekan III Fak.MIPA.UNPAD), Sebagai Peserta 2012 Black Innovation Awards Goes To Campus Show Off Your Big Ideas, oleh Yoris Sebastian, & Joshua Simajuntak, Sebagai Peserta 2012 Peran Mahasiswa Dalam Memerangi Korupsi, oleh BPKP Prov. D.I. Yogyakarta Sebagai Peserta 2012 Kembalikan Kedaulatan Energy Nasional oleh Serikat Pekerja Pertamina Patra Wijayakusuma ,Sebagai Peserta 2012 Inplementasi Keistimewaan Yogyakarta Kemiskinan, oleh KAGAMA PENGDA DIY, Sebagai Peserta Dalam Pengentasan
Pendidikan Non Formal ( Pengalaman Lapangan ) 2009 Ekskursi Petrologi, Kulon Progo, D.I. Yogyakarta 2009 Ekskursi Geolistrik, Pantai Pandansari Yogyakarta 2009 Ekskursi Geomorfologi, Wonosari, Seloharjo, Pantai Parangtritis Yogyakarta 2010 Ekskursi Geomagnetic, Pantai Pandansari Kulonprogo Yogyakarta 2010 Kuliah Lapangan Geologi 1, Bayat Klaten 2010 Ekskursi Seismik Refraksi, Candi Prambanan Yogyakarta 2010 Ekskursi Elektromagnetik, Piyungan Yogyakarta 2012 Kuliah Kerja Nyata (KKN), Ds.Sambirejo, Kec. Prambanan, Kab.Sleman, D.I.Y 2013 Kuliah Lapangan Geofisika II, Bayat Klaten Kegiatan Ekstrakulikuler 2009-2010 2010 2010-2011 Dewan Perwakilan Jurusan Partai PiSS UPN Veteran Yogyakarta Relawan Dalam Penanggulangan Bencana Gunung Merapi 2010 Ketua Divisi Media & Informasi ZERO PHASE (Geophysic Adventure) 2010-2011 2010-2011 Sekjen Partai PiSS UPN Veteran Yogyakarta Staff Komisi Interen Dewan Perwakilan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa UPN Veteran Yogyakarta 2011-2012 Menteri Pers & Propaganda Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa UPN Veteran Yogyakarta 2012-2013 Presiden Mahasiswa UPN Veteran Yogyakarta
Demikian Daftar Riwayat hidup di atas adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Acipdiper Bakiul