Anda di halaman 1dari 64

ACARA 1 MIKROSKOP A. Pelaksanaan Praktikum 1.

Tujuan praktikum : Mengenal dan memahami bagianbagian mikroskop sehingga dapat menggunakannya secara baik dan benar. 2. Hari, tanggal praktikum : Selasa, 9 Oktober 2012

3. Tempat praktikum

Laboratorium Botani FKIP Universitas Mataram.

B. Landasan Teori Pengenalan mikroskop dan bagaian- bagiannya maupun fungsinya merupakan hal yang sanagt penting. Mikroskop merupakan alat utama yang digunakan di laboratorium. Dengan bantuan mikroskop, kita dapat mengetahui dan mengamati bakteri yang tidak dapat dilihat oleh mata telanjang. Mikroskop berfungsi untuk membesarkan benda- banda renik karena mata biasa tidak bisa membedakan benda dengan diameter 0,1 nm (Volk, 1988: 3). Berdasarkan sumber eliminasi yang dipakai, dikenal dua kelompok utama mikroskop yaitu mikroskop cahaya dan mikroskop electron. Mikroskop cahaya menggunakan gelombang cahaya sebagai sumber eliminasi, tergolong didalamnya adalah mikroskop medan terang (bright field), medan gelap (dark field), kautraspase, dan pendar flour untuk eliminasinya. Ada dua macam tipe mikroskop electron yaitu tipe transmisi dan tipe layar. Dalam menggunakan mikroskop cahaya hanya digunakan medan terang yang konvensional karena penggunaan mikroskop cahaya lainnya yang lebih mutakhir (Ratna, 1995: 1). Mikroskop adalah alat yang digunakan untuk memperbesar bayangan sebuah benda, terutama benda- benda yang sulit atau tidak dapat

dilihat dengan mata telanjang. Mikroskop yang digunakan pertama kali oleh ilmuan adalah mikroskop cahaya. Berdasarkan mekanisme kerjanya, mikroskop digolongkan menjadi mikroskop cahaya biasa dan mikroskop ultraviolet (Dwijoseputro, 1987: 4).

C. Alat dan Bahan 1. Alat : Mikroskop Cahaya

2. Bahan -

D. Cara Kerja 1. Mengamati bagian mikroskop a. Memperhatikan cara memegang mikroskop, b. Meletakkan mikroskop pada meja yang banyak mendapatkan cahaya, c. Mengamati dan mempelajari bagian-bagian mikroskop beserta fungsinya, d. Menggambar mikroskop pada lembar hasil pengamatan. 2. Mencari bidang pandang a. Melatakkan mikroskop dekat dengan sumber cahaya, b. Mengarahkan cermin agar mendapatkan cahaya, c. Cahaya yang masuk dapat di atur dengan membuka penutup diafragma agar cahaya dapat masuk dengan maksimal, d. Mengatur lensa objektif agar tegak lurus terhadap meja mikroskop, e. Memutar pemutar kasar dan pemutar halus agar dapat melihat bidang pandang, f. Melihat bidang pandang melalui lensa okuler, apabila cahaya yang diperoleh belum maksimal, mengatur cermin ke arah cahaya. Jika telah terlihat lingkaran penuh (lapangan pandang) yang terang,

putih dan bersih, artinya bidang pandang yang ditemukan sudah baik untuk memulai pengamatan. E. Hasil Pengamatan a. Gambar

Keterangan : 1. Lensa okuler 2. Tabung (tubus) 3. Revolver 4. Lensa objektif 5. Meja mikroskop 6. Kondensor 7. Diafragma 8. Kaki mikroskop 9. Cermin 10. Sendi inklinasi 11. Pegangan sediaan 12. Lengan mikroskop 13. Sekrup pengarah halus 14. Sekrup pengarah kasar

b. Gambar Pembanding

Sumber: (Anonim, 2003: 1)

F. Pembahasan Mikroskop adalah alat yang dapat digunakan untuk melihat serta mempelajari struktur makhluk hidup yang bersifat mikroskopis yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Mikroskop sangat membantu dalam melakukan pengamatan atau penelitian ilmiah. Ada berbagai macam mikroskop, misalnya mikroskop cahaya, mikroskop polarisasi, mikroskop elektron, mikroskop DIP (Difference Interference Polarization). Mikroskop memiliki beberapa bagian antara lain, lensa okuler, lensa objektif, tabung mikroskop, revolver (penukar objektif berputar), kondensor, pengatur pengarah halus, lengan mikroskop, meja preparat dan kaki mikroskop. Lensa okuler adalah lensa yang berhubungan dengan pengelihatan, tempat mata mengamati objek. Lensa okuler terdiri atas susunan lensa yang berfungsi untuk memperbesar bayangan benda. Bayangan yang dibentuk lensa okuler bersifat maya, tegak, dan diperbesar. Lensa objektif adalah lensa yang langsung berhubungan dengan objek yang diamati. Lensa objektif merupakan susunan lensa, biasanya terdiri dari 3 atau 4 buah perbesaran, yaitu 4x, 10x, 45x dan 100x. Bayangan yang dibentuk lensa objektif bersifat nyata, terbalik dan diperbesar. Tabung mikroskop (tubus) berfungsi untuk mengatur fokus yang menghubungkan lensa okuler dan lensa objektif. Mikroskop yang digunakan dalam praktikum ada dua yaitu tak dapat dinaikturunkan (mikroskop dari Spencer A dan O) dan yang dapat dinaikturunkan dengan sekrup pengarah halus dan sekrup pengarah kasar (mikroskop Reichert). Revolver berfungsi untuk memilih lensa objektif yang akan digunakan. Caranya dengan memutar revolver sampai terdengar bunyi klik. Kondensor berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang

dipantulkan oleh cermin dan di fokuskan pada objek. Kondesor dapat dinaikturunkan dengan sekrup pemutar kondensor. Pengatur diafragma berfungsi untuk mengatur diafragma. Diafragma adalah bagian mikroskop yang berfungsi untuk mengatur banyak

sedikitnya cahay yang masuk ke objek. Diafragma terletak di bawah kondensor. Di bawahnya ada cincin filter ; ada yang bisa di geser keluar dan ada yang tidak. Cermin berfungsi untuk mengarahkan cahaya pada objek. Permukaan yang satu terdiri atas cermin datar dan yang lainnya cermin cekung. Cermin ini dapat di putar-putar menurut dua sumbu yang bersilang tegak lurus sehingga kemampuan putarnya sangat besar untuk mengarahkan sinar ke kondensor. Cermin datar untuk menampung sinar matahari dan cermin cekung menampung sinar lampu. Sekrup pengarah kasar (makrometer) merupakan alat untuk menggerakkan tabung sehingga objek yang terfokuskan dapat terlihat. Sekrup pengarah halus (mikrometer) berfungsi menggerakkan tabung secara lebih halus dan teliti. Lengan mikroskop ialah tempat memegang pada waktu mengangkat mikroskop. Meja preparat berfungsi untuk meletakkan objek pengamatan. Pada bagian tengahnya terdapat lubang untuk melewatkan sinar. Pada bagian sisi meja preparat terdapat dua penjepit untuk memegang kaca objek yang dapat digerakkan depanbelakang dan kanan-kiri. Kaki mikroskop yang kukuh dan berat berguna supaya mikroskop dapat berdiri dengan stabil. Sebelum memulai pengamatan, carilah bidang pandang yang baik agar objek dapat terlihat jelas saat diamati melalui mikroskop. Letakkan mikroskop dekat dengan sumber cahaya, kemudian arahkan cermin agar mendapatkan cahaya. Cahaya yang masuk dapat diatur dengan membuka penutup diafragma agar cahaya dapt masuk dengan maksimal. Selanjutnya, atur lensa objektif agar tegak lurus terhadap meja mikroskop dan terdengar bunyiklik. Putarlah pemutar kasar dan pemutar halus agar dapat melihat bidang pandang. Lihatlah bidang pandang melalui lensa okuler, pabila cahaya yang diperoleh belum maksimal aturlah cermin ke arah cahaya. Jika telah terlihat lingkaran penuh (lapangan pandang) yang terang, putih dan bersih artinya bidang pandang yang baik telah ditemukan.

G. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa : a. Mikroskop adalah alat optik yang terdiri dari lensa-lensa yang berguna untuk memberikan bayangan yang di perbesar dari bendabenda yang terlalu kecil jika di lihat dengan mata biasa. b. Mikroskop mampu melakukan proses pembesaran, yaitu mampu membuat benda-benda kecil terlihat lebih besar dan proses penguraian, yaitu mampu memperjelas pola-pola rumit yang tidak dapat di lihat dengan mata telanjang. c. Dengan memahami bagian-bagian dari mikroskop, di harapkan kita mampu menggunakan mikroskop dengan baik dan benar. 2. Saran Sebaiknya sebelum memulai praktikum, alat yang di gunakan di cek terlebih dahulu keadaannya agar tidak mengganggu praktikan saat melakukan praktikum.

ACARA 2 STRUKTUR SEL TUMBUHAN A. Pelaksanaan Praktikum 1. Tujuan praktikum : Mengetahui bagian-bagian penyusunan sel baik yang merupakan bagian protoplasma yang bersifat hidup maupun yang bukan protoplasma antara lain nukleus, amilum, sitoplasma, dan kristal Ca oksalat. 2. Hari, tanggal praktikum : Selasa, 16 Oktober 2012

3. Tempat praktikum

Laboratorium Mataram.

Botani

FKIP

Universitas

B. Landasan Teori Pada tumbuhan, istilah sel meliputi protoplasma dan dinding sel yang ada, sedangkan pada organism multiseluler yang ada membentuk struktur kompleks yaitu jaringan dan organ. Sel pada organism multiseluler tidak sama satu dengan lainnya., tetapi masing-masing mempunyai struktur dan fungsi yang berbeda. Pada awalnya, struktur dinding sel yang ada pada tumbuhan dianggap sebagai sel mati hasil sekresi zat hidup dalam sel, akan tetapi akhir-akhir ini makin banyak ditemui bukti bahwa ada satuan organik yang ada dianatara protoplasma dan dinding, khususnya pada sel muda (Saktiano, 1989: 31). Dua jenis utama sel, yaitu sel prokariotik dan sel eukariotik dapat dibedakan berdasarkan organisasi strukturalnya. Sel-sel dari mikroorganisme yang biasa disebut bakteri adalah sel prokariotik. Semua bentuk kehidupan lainnya tersusun dari sel-sel eukariotik. Sel eukariotik jauh lebih kompleks daripada sel prokariotik, karena dibagi-bagi oleh membran-membran internal menjadi ruangan-ruangan fungsional, atau organel yang berbeda-beda. Pada sel eukariotik, DNA tersusun bersama-

sama dengan beberapa jenis protein tertentu menjadi struktur yang disebut sebagai kromosom yang terdapat di dalam sebuah nukleus, organel terbesar pada sebagian besar sel eukariotik. Cairan kental yang mengelilingi nukleus tersebut adalah sitoplasma, tempat tersuspensinya berbagai jenis organel yang menjalankan sebagian besar fungsi sel tersebut. Beberapa sel eukariotik, termasuk sel eukariotik tumbuhan, memiliki dinding kokoh yang terletak di luar membran sel. Sel hewan tidak memiliki dinding. Pada sel prokariotik yang jauh lebih sederhana, DNA tidak terpisah dari bagian-bagian lain sel tersebut yang ada di dalam nukleus. Sel prokariotik juga tidak memiliki organel sitoplasma seperti yang dimiliki oleh sel eukariotik. Hampir semua sel prokariotik (bakteri) memiliki dinding sel eksternal yang kuat. Walaupun sel eukariotik dan sel prokariotik memiliki kompleksitas yang jauh berbeda, kita akan melihat bahwa keduanya ternyata memiliki beberapa kesamaan yang penting. Sel memiliki ukuran, bentuk, dan ciri-ciri struktural khusus yang sangat bervariasi, tetapi kesemuanya merupakan struktur yang sangat teratur yang bertugas menjalankan proses-proses rumit yang harus berlangsung demi kelangsungan hidup sel tersebut (Nani, 2012: 1). Diantara sel-sel terdapat banyak prebedaan, baik ukuran, bentuk, maupun struktur dalam. Hamper setiap sel mengandung sedikit-sedikitnya satu nucleus. Di dalam nucleus terdapat nucleolus dan di sekeliling

membrane nucleus terdpa badan sel yang didsebut protoplasma. Di dalam sitoplasma ada macam-macam struktur kecil (organel-organel) yang dapat dilihat denga pewarnaan yang khusus. Plastid mudah terlihat karen pigmennya sudah berwarna sendiri. Salah satu dari plastid adalah kloroplas berwarna hijau sehingga disebut klorofil (Sastrodinoto,1980: 153).

10

C. Alat dan Bahan 1. Alat : a. Mikroskop monokuler cahaya b. Cawan petri c. Penusuk d. Gelas benda e. Aca penutup f. Silet g. Pipet tetes

2. Bahan : a. Umbi lapis (Allium cepa) b. Kentang (Solanum tuberosum) c. Bayam (Amaranthus sp.) d. Aquadest

D. Cara Kerja Preparat 1: Allium cepa a. Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan, b. Mencari cahaya yang tepat untuk mengamati sel bawang pada mikroskop, c. Kupas kulit bawang dengan silet, d. Ambil selaput bagian dalam bawang dengan pinset, e. Letakkan selaput bagian dalam umbi lapis (bulbus) pada gelas benda lalu tetesi dengan aquadest secukupnya, f. Tutup gelas benda dengan kaca penutup (deck glass) dengan hatihati agar tidak ada gelembung udara di dalam gelas benda, g. Letakkan kaca benda di meja mikroskop lalu jepit dengan penjepit preparat agar kaca benda tidak bergeser,

11

h. Amati di bawah mikroskop. Mula-mula gunakan pembesaran lemah lalu pembesaran kuat, i. Menggambarkan hasil pengamatan serta keterangannya di kertas.

1. Preparat 2: Solanum tuberosum a. Memotong kentang hingga berukuran sebesar dadu, b. Menusuk tuber kentang secara berulang-ulang dengan ujung jarum preparat, c. Peras sari kentang pada kaca benda lalu tetesi dengan aquadest secukupnya, d. Menutup kaca benda dengan kaca penutup (deck glass) secara berhati-hati, e. Letakkan kaca benda pada meja mikroskop lalu jepit dengan penjepit agar kaca benda tidak bergeser, f. Amati objek menggunakan mikroskop , g. Menggambar hasil pengamatan lengkap dengan keterangannya dikertas. 2. Preparat 3: Amaranthus sp. a. Sayat tipis penampang melintang batang/tangkai bayam segar, b. Letakkan penampang melintang tersebut pada kaca benda lalu ditetesi aquadest secukupnya, c. Tutup penampang bayam dengan kaca penutup, d. Letakkan kaca benda di meja mikroskop lalu jepit dengan penjepit agar kaca tidak bergeser, e. Menggambar sel-sel yang mengandung Kristal Ca oksalat lengkap dengan keterangannya.

12

E. Hasil Pengamatan a. Umbi lapis (Allium cepa) Keterangan: 1. Inti sel 2. Dinding sel 3. Membrane plasma

Perbesaran 15x 10

Sumber: (Anonim, 2004: 1) b. Kentang (Solanum tuberosum) Keterangan: 1. Hilus 2. Lamela

Perbesaran 15x 10

13

Sumber: (Anonim, 2005: 1)

c. Bayam (Amaranthus sp.) Keterangan: 1. Inti sel 2. Dinding sel 3. Membrane plasma

Perbesaran 15x 10

Sumber: (Anonim,2001: 1)

14

F. Pembahasan Sel tumbuhan memiliki bentuk, ukuran dan struktur yang bervariasi dan sangat rumit. Walaupun demikian , tumbuhan juga merupakan organism yang tersusun atas sel- sel. Protoplas merupakan bagian yang ada di sebelah dalam dinding sel. Protoplas tersusun atas bahan hidup yang disebut protoplasma. Tumbuhan terdiri dari komponen protoplasma dan non protoplasma Pada praktikum kali ini akan diamati beberapa sel tumbuhan yaitu umbi lapis (Allium cepa), kentang (Solanum tuberosum) dan bayam (Amaranthus sp.) untuk mengetahui bagian sel dari tumbuhan tersebut yang merupakn protoplasma dan non protoplasma. Pengamatan pertama yaitu pada tanaman bawang dimana yang diamati adalah bagian dari epidermisnya. Dibawah perbesaran mikroskop, terlihat sel bawang berwarna keunguan dengan betuk sel kotak bertumpuk dan memiliki inti sel di tengahnya. Warna pada sel bawang, disebabkan karena mengandung kloroplast, tetapi bukan klorofil. Disini yang termasuk protoplasma yaitu inti sel dan sitoplasma. Selanjutnya pada pengamatan sel kentang terlihat butir pati yang berbentuk lonjong dengan garis- garis ditengahnya. Garis- garis tersebut merupakan lamella yang membentuk satu hilus dipinggirnya. Hal ini seasuai dengan referensi yang menyatakan bahwa pada beberapa tempat, kloroplast dapat membentuk butir pati yang besar sebagai cadangan makanan. Butir yang besarmenunjukkan lapisan yang mengelilingi sebuah titik yaitu hilus. Praktikum selanjutnya yaitu dengan bahan batang bayam dengan irisan melintang. Pada hasil perbesaran mikroskop terlihat ada kloroplast yang berwarna hijau (klorofil) dan dapat diamati adanya kristal- kristal kalsium oksalat yang seperti butiran pasir yang jumlahnya banyak dan berwarna putih kecoklatan. Kristal- kristal ini memiliki berbagai bentuk, salah satunya adalah kristal dengan bentuk butiran kecil yang banyak ditemukan pada sel- sel daun dan batang bayam.

15

G. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa : a. Sel tumbuhan memiliki dua komponen protoplas yaitu protoplasma dan non protoplasma. b. Sel bawang terdiri atas dinding sel, inti sel dan cairan yaitu sitoplasma. c. Sel kentang memiliki butir amilum yang terdiri atas hilus dan lamela. d. Pada sel bayam terdapat klorofil dan kristal kalsium oksalat yang berbentuk seperti butiran pasir. 2. Saran -

16

ACARA 3 MITOSIS A. Pelaksanaan Praktikum 1. Tujuan praktikum : Mengamati dan mengetahui fase pembelahan mitosis yang terjadi pada organ tanaman. 2. Hari, tanggal praktikum : Selasa, 6 November 2012

3. Tempat praktikum

Laboratorium Botani FKIP Universitas Mataram.

B. Landasan Teori Reproduksi sel merupakan salah satu esensi kehidupan yang mendasar. Proses produksi seluler meliputi proses pembelahan inti untuk membentuk inti baru (mitosis)diikuti dengan pembagian sitoplasma (sitokinesis). Proses ini menghasilkan dua inti yang terpisah dalam sel yang berbeda. Mitosis dan sitokinesis adalah komponen pembelahan sel yang secara keseluruhan disebut reproduksi sel. Dalam mitosis, semua sifat yang terkandung di dalam inti sel terekam secara lengkap pada sel baru (Suryati, 2008: 1). Dalam bidang genetika, mitosis adalah proses yang

menghasilkan dua sel anak yang identik. Mitosis mempertahankan pasangan kromosom yng sama melalui pembelahan inti dari sel somatik secara berturut- turut. Proses ini terjadi secara bersama- sama dengan pembelahan sitoplasma dan bahan- bahan diluar inti sel. Proses ini memiliki peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan hampir semua organisme (Cowder, 1997: 1). Mitosis pada tanaman terjadi selama 30 menit sampai beberapa jam, ini merupakan bagian dari suatu proses yang berputar dan terus menerus, yang dapat digambarkan dalam bentuk diagram sel. Benangbenang ini terdiri dari serabut protein yang halus yang terbuat dari

17

mikrotubulus yang sangat kecil. Pada banyak sel hewan dan sel tumbuhan tingkat rendah, benang gelendong ini dibentuk dalam hubungannya dengan sentriol (Crowdler, 1986: 1).

C. Alat dan Bahan 1. Alat Torso mitosis

2. Bahan -

D. Cara Kerja a. Mengamati torso mitosis, b. Mendengarkan penjelasan mengenai tahapan- tahapan mitosis, c. Menggambar proses pembelahan mitosis.

E. Hasil Pengamatan 1. Interfase Keterangan: 1. Benang- benang kromatin 2. Nukleus 3. Membran nucleus 4. Membrane plasma 5. Sentriol

18

2. Profase Keterangan: 1. Sentriol 2. Kromosom 3. Membrane inti

3. Metafase awal Keterangan: 1. Sentriol 2. Kromosom

4. Metafase akhir Keterangan: 1. Serabut gelendong 2. Sentriol 3. Kromosom

19

5. Anafase awal Keterangan: 1. Serabut gelendong 2. Sentriol 3. Kromatid

6. Anafase Akhir Keterangan: 1. Serabut gelendong 2. Sentriol 3. Kromatid

7. Telofase Keterangan: 1. Membran inti 2. Sentriol 3. Nukleolus 4. Benang- benang kromatin

20

8. Sitokinesis Keterangan: 1. Membran inti 2. Sentriol 3. Anak inti (nukleolus)

Gambar Pembanding

Sumber: (Anonim, 2005: 1)

21

F. Pembahasan Mitosis adalah pembelahn sel menjadi dua bagianyang sama. Sifat kedua sel anak sama dengan induknya. Pembelahan ini umumnya terjadi pada pembelahan sel- sel di titik tumbuh. Pembelahan mitosis berfungsi untuk memperbanyak diri. Pembelahan mitosis berlangsung beberapa fase yaitu interfase, profase, metaphase, anaphase, dan telofase. Pada interfase sel mempersiapkan diri untuk membelah. Interfase dapat dibagi menjadi tiga tahapan yaitu fase G1, fase S dan fase G2. Sel yang memasuki fase G1 mulai menyiapkan dan

mensintesis bahan- bahan yang digunakan untuk pembelahan sel. Pada fase S terjadi sintesis DNA dengan cara replikasi. Pada fase G2, sel terus tumbuh dan mempersiapkan diri untuk pembelahan. Tahap ini membutuhkan waktu 90% dari tahapan mitosis. Pada tahap profase, terbentuk dua sentriol dari sentrosom. Setiap sentriol memancarkan benang gelendong pembelahan (benang spindel) yang menghubungkan sentriol yang satu dengan sentriol yang lain. Kromatin memanjang menjadi benang kromatin yang kemudian memendek dan menebal menjadi kromosom. Kromosom menduplikasi membujur dan menghasilkan dua kromatid. Lalu benang spindle

melekat pada kedua kromatid di bagian sentromer dan meluas ke segala arah, disebut aster. Pada akhir profase, nucleolus menghilang dan inti sel pecah. Tahap selanjutnya adalah matafase. Pada metaphase awal, kromosom berkumpul ditengah, sentriol berpisah. Dan pada metaphase akhir, kromosom berpindah tempat dan sejajar bidang ekuator pembelahannya. Kemudian dilanjutkan dengan anaphase. Pada anaphase awal, masing- masing kromosom menjadi dua kromatid yang terpisah pada sentromernya. Anaphase berakhir ketika masing- masing kromatid bergerak kearah kutub yang berlawanan.

22

Selanjutnya tahap telofase. Telofase dimulai ketika kromatidkromatid berkumpul di kutub- kutub pembelahan. Semua bahan- bahan materisudah ada di sitoplasma kemudian terjadi sitokinesis dan terbentuk dua sel anakan. Semua materi dan membrane telah terpisah dan terbentuk pada masing- masing anakan sel. Proses mitosis pun telah lengkap.

G. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan Berdasarkan disimpulkan bahwa: a. Pembelahan mitosis menghasilkan dua sel anakan yang identik dengan induknya. b. Pembelahn mitosis memiliki lima tahapan yaitu interfase, profase, metaphase, anaphase, dan telofase. c. Tahap interfase merupakan tahapan terlama dalam proses pembelahan mitosis. d. Pembelahan mitosis terjadi pada pembelahan sel di titik tumbuh (meristem). hasil pengamatan dan pembahasan, dapat

2. Saran -

23

ACARA 4 FOTOSINTESIS A. Pelaksanaan Praktikum 1. Tujuan praktikum : Mengetahui adanya fotosintesis pada tumbuhan.

2. Hari, tanggal praktikum :

Selasa, 13 November 2012

3. Tempat praktikum

Laboratorium Botani FKIP Universitas Mataram.

B. Landasan Teori Seluruh makhluk hidup di bumi secara langsung atau tidak langsung bergantung pada fotosintesis. Dalam peristiwa fotosintesis, karbon organic (CO2) dan air akan diubah menjadi karbon organik (karbohidrat) yang merupakan senyawa dasar bagi pembentukan senyawasenyawa utama yang berguna untuk menunjang kehidupan makhluk hidup. Disamping itu, dalam rekasi fotosintesis juga dihasilkan oksigen yang merupakan unsure vital kehidupan. Reaksi fotosintesis dapat dituliskan sebagai berikut : 6CO2 + 6 H2O C6H12O6 = 6O2 (Sardjoko,1991:10). Proses fotosintesis terjadi pada tumbuhan hijau yakni pada daun tumbuhan. Proses fotosintesis juga dipengaruhi oleh kemampuan daun menyerap spektrum cahaya. Kloroplas adalah salah satu pigmen fotosintesis yang berperan penting dalam proses fotosintesis dengan menyerap energi fotosintesis. Kloroplas adalah zat hijau daun yang terdapat pada tumbuhan yang berwarna hijau. Di dalam kloroplas ada klorofil yang dikenal sebagai fotosistem yang merupakan unit dari tumbuhan yang menangkap energy matahari (Nasir,1993:56). Fotosintesis dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdiri dari faktor luar dan faktor dalam. Faktor dalam yang berpengaruh antara lain kadar klorofil, keadaan morfologi daun dan kedudukan daun terhadap

24

cahaya. Faktor luar yang mempengaruhi yaitu intensitas cahaya, kadar karbondioksida, kadar oksigen, suhu dan kadar air serta mineral (Dwisang,2007:243).

C. Alat dan Bahan 1. Alat: Gelas Beker Corong Tabung Reaksi Stopwatch

2. Bahan: Air Tumbuhan Hidrilla Verticillata

D. Cara Kerja 1. Mengambil 2-3 tangkai daun Hidrilla Verticillata, 2. Memasukkan tangkai daun Hidrilla Verticillata kedalam corong, usahakan supaya tidak longgar, 3. Masukkan corong ke dalam gelas beker, 4. Mengisi gelas beker dengan air, 5. Menutup corong dengan tabung reaksi di dalam air, 6. Merangkai alat seperti pada gambar :

Keterangan: 1. Tabung reaksi 2. Corong 3. Hidrilla Verticillata 4. Air 5. Gelembung

25

7. Menempatkan alat pada tempat yang gelap dan terang, 8. Menghitung gelembung udara yang muncul, 9. Mencatat banyaknya gelembung.

E. Hasil Pengamatan 1. Tabel Pengamatan Menit ke Jumlah Gelembung Reaksi Terang 1 2 3 4 5 7 6 31 10 3 57 Reaksi Gelap 0

2. Analisis Data a. Jumlah rata-rata gelembung di tempat terang O2 = = = 11,4 b. Jumlah rata-rata gelembung di tempat gelap O2 = = =0

26

3. Grafik Hubungan anatara waktu dan gelembung udara. a. Grafik reaksi fotosintesis pada tempat terang

Tempat Terang
35 30 25 20 15 10 5 0 0 2 4 6 Menit keJumlah Gelembung

Tempat Terang

b. Grafik reaksi fotosintesis pada tempat gelap

Tempat Gelap
1 Jumlah Gelembung 0.8 0.6 0.4 0.2 0 0 2 4 6 Menit keTempat Gelap

F. Pembahasan Fotosintesis adalah proses pembuatan energy atau zat

makanan/glukosa yang berlangsung atas peran cahaya matahari dengan menggunakan zat hara/mineral, karbon dioksida dan air serta

menghasilkan oksigen. Tujuan dari pratikum ini adalah untuk mengetahui adanaya proses fotosintesis pada tumbuhan. Fotosintesiss terajadi pada tumbuhan hijau, yakni pada daun tumbuhan. Tumbuhan hijau dapat

27

melakukan fotosintesis karena memiliki klorofil. Dan indikator terjadinya fotosintesis pada pengamatan ini dapat dilihat dari adanya gelembung yang terbentuk. Dalam fotosintesis, cahaya merupakan faktor yang sangat penting, terutama caaya matahari. Untuk dapat melakukan fotosintesis, tumbuhan membutuhkan air dan karbondioksida yang diambil dari udara. Dalam proses fotosinstesis klorofil berperan sebagai pengantar energi matahari menjadi energi kimia. Oleh karena itu, fotosintesis terjadi pada tumbuhan berklorofil. Berdasarkan hasil pengamatan, dapat diketahui bahwa pada proses fotosintesis terbentuk oksigen yang dihasilkan dari fotolisis air selama fotosintesis yang terjadi di membran tilakoid organisme dan memerlukan energi empat foton. Oksigen ini berperan pada proses respirasi. Proses respirasi tanaman adalah proses perombakan gula (karbohidrat) hasil fotosintesis dan hasil akhir dari proses respirasi yaitu terbentuknya ATP yang merupakan sumber energi utama bagi tanaman untuk melakukan semua kegiatan seperti absorbsi, transpirasi, transportasi, pembelahan sel, pembungaan maupun fotosintesis. Oksigen digunakan di mitokondria untuk membantu menghasilkan adenosina trifosfat (ATP) selama fosforilasi oksidatif. Dari pengamatan yang telah dilakukan membuktikan bahwa proses fotosintesis mnghasilkan oksigen. Hidrilla dimasukkan ke dalam gelas beker yang terlebih dahulu dulengkapi dengan corong penutup dan gelas kimia, kemudian dimasukkan ke dalam air. Gelas beker yang berisi air di letakkan di tempat yang berbeda intensitas cahayanya agar diperoleh hasil gelembung yang berbeda pula jumlahnya, sehingga didapatkan hubungan anatara jumlah gelembung dengan intensitas cahaya yang ada. Tempat yang dipilih dalah ruangan tertutup dan diluar ruangan (ruangan terbuka) dengan lama pengamatan bervariasi antara 1 sampai 5 menit.

28

Dari hasil pengamatan, gelembung yang dihasilkan pada menit pertama adalah 7, menit kedua adalah 6, pada menit ketiga adalah 31, pada menit keempat diperoleh gelembung sebanyak 10 dan pada menit terakhir diperoleh gelembung sebanyak 3. Jumlah rata-rata gelembung ada tempat terang adalah 11,4 sedangkan jumah rata-rata gelembung di tempat gelap adalah 0 karena tidak ada gelembung yang dihasilkan selama pengamatan. Dari jumlah gelembung yang diperoleh pada kedua tempat pengamatan yang berbeda maka diperoleh grafik hubungan antara waktu dengan gelembung yang dihasilkan juga berbeda. Grafik hubungan antara waktu dengan gelembung yang dihasilkan pada tempat terang terjadi fluktuasi. Garis pada menit pertama berada pada titik 1,7 sedangkan garis pada menit kedua berada pada titik 2,6 sehingga garis bergerak turun. Pada menit ketiga, garis berada pada titik 3,31 sehingga dihasilkan garis yang menanjak. Pada menit keempat, garis berada pada titik 4,10 dan pada menit kelima garis berada pada titik 5,3 sehingga garis bergerak semakin turun. Hal tersebut sangat berbeda dengan grafik yang ditunjukkan oleh hubungan waktu dengan gelembung yang dihasilkan dari fotosintesis pada tempat gelap, karena pada grafik tersebut tidak ada garis yang dapat digambarkan karena tidak ada gelembung yang dihasilkan selama pengamatan. Dari tabel hasil pengamatan, dapat diketahui bahwa jumlah gelembung lebih banyak daripada tempat gelap (tidak terkena matahari langsung). Hal tersebut disebabkan karena proses fotosintesis khususnya pada Hidrilla dipengaruhi oleh beberapa factor, salah satunya yaitu intensitas cahaya. Selain itu proses fotosintesis yang terjadi di tempat gelap berjalan lambat. Sehingga gelembung yang dihasilkan tidak ada dibandingka dengan gelembung yang terbentuk pada Hidrilla yang dilettakkan pada tempat terang. Cahaya matahari menyebabkan

fotosintesis berjalan lebih cepat.

29

Dari pengamaan juga dapat diketahui bahwa, semakin lama penyinaran maka gelembung yang dihasilkan akan semakin sedikit. Hal itu terlihat pada pengamatan mulai dari menit pertama sampai dengam menit kelima. Semakin tinggi intensitas cahaya matahari maka proses fotosintesis yang berlangsung juga kaan semakin cepat. Cahaya matahari sangat dibutuhkan oleh tumbuhan untuk melakukan proses fotosintesis. Intensitas cahaya sangat mempengaruhi proses fotosintesis. Intensitas cahaya yang optimum sangat baik untuk proses foosintesis, sebaliknya dnegan intensitas cahaya yang terlalu rendah atau terlalu tinggi akan menghambat berlangsungnya proses fotosintesis. Selain intensitas cahaya dan kadar CO2, juga terdapat factor lain yang mempengaruhi fotosintesis, yaitu temperature, kadar O2, kadar air dan unsur mineral yang tersedia. Laju pembentukan oksigen dapat digunakan sebgai suatu petunjuk untuk laju fotosintesis yang dilakukan oleh tumbuhan. G. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa : a. Fotosintesis merupakan proses pembentukan senyawa organic dari senyawa anorganik yang terjadi pada tumbuhan berklorofil dengan bantuan sinar matahari. b. Proses fotosintesis menghasilkan amilum dan oksigen yang berasal dari karbon dioksida dan air. c. Faktor yang mempengaruhi proses fotosintesis adalah intensitas cahaya, kadar CO2, kadar klorofil dan kadar H2O. d. Jumlah gelembung udara yang dihasilkan pada reaksi terang adalah 57 degan rata-rata 11,4 sedangkan gelembung yang dihasilkan pada reaksi gelap adalah 0 karena tidak terbentuk gelembung saat pengamatan.

30

e. Grafik reaksi fotosintesis pada tempat terang mengalami fluktuasi sesuai dengan jumlah gelembung yang dihasilkan tiap menit sedangkan grafik pada reaksi fotosintesis pada tempat gelap tidak terjadi perubahan. f. Jumlah rata-rata gelembung adalah jumlah perbandingan antara jumlah gelembung pada tempat terang dngan jumlah gelembung pada tempat gelap.

2. Saran Semoga koas memberikan nilai yang terbaik ^^

31

ACARA 5 REPRODUKSI PADA TUMBUHAN


A. Pelaksanaan Praktikum 1. Tujuan praktikum : Mengetahui alat perkembangbiakan pada tumbuhan. 2. Hari, tanggal praktikum : Selasa, 20 November 2012

3. Tempat praktikum

Laboratorium Botani FKIP Universitas Mataram.

B. Landasan Teori Organisme yang memiliki tingkat reproduksi tinggi memiliki kemungkinan lebih besar untuk mempertahnkan kelangsungan hidupnya apabila dibandingkan dengan organisme yang memiliki tingkat reproduksi rendah. Reproduksi merupakan ciri makhluk hidup yang bertujuan melestarikan jenisnya agar tidak punah. Terdapat dua macam reproduksi yaitureproduksi vegetatif (aseksual atau tidak kawin), dan reproduksi generatif (seksual atau kawin). Tumbuhan pun mengalami proses tersebut. Reproduksi generatif atau seksual terjadi penyatuan dua macam gamet dari dua individu yang berbeda jenis kelaminnya, sehingga terjadi

pencampuran materi genetic yang memungkinkan terbentuknya individu baru. Individu baru inilah yang akan melanjutkan jenisnya masing- masing (Kimball, 1993: 339). Reproduksi vegetatif alami, adalah reproduksi yang terjadi secara alami tanpa bantuan manusia. Contoh reproduksi secara alami antara lain rhizoma (akar rimpang) adalah akar yang tumbuh mendatar dan terletak dibawah permukaan tanah. Bentuk rhizoma seperti akar, tapi berbukubuku (beruas- ruas) seperti batang dan pada ujungnya terdapat kuncup. Setiap buku terdapat daun yang berubah bentuk menjadi sisik dan setiap ketiak sisikterdapat tunas. Jika tunas diujungrhizoma dan ketiak daun
32

tumbuh menjadi tanaman baru, tanman itu akan tetap dengan induknya , sehingga membentuk rumpun. Rhizoma terdapat pada tanaman kunyit, temulawak dan lengkuas. Geragih atau stolon adalah batang yang tumbuh menjalar diatas atau dibawah permukaan tanah (Nugroho, 2006: 123). Pada geragih terdapat buku- buku dan tunas- tunas yang dapat tumbuh menjadi organisme baru. Kuncup bagian ujung umumnya menyentuh tanah. Setelah jauh dari induknya, ujung geragih akan membelok ke atas dan tumbuh menjadi tanaman baru. Tunas adventif adalah tunas yang tumbuh bukan pada ujung batang maupun ketiak daun. Tumbuhan yang berkembangbiak dengan tunas adventif adalah cocor bebek, kesemek dan sukun. Umbi lapis merupakan tunas yang mengalami modifikasi, terdiri atas batang yang sangat pendek dan dibungkus oleh daun- daun yang berdaging, serta menyerupai sisik ( Ashari, 2002: 54).

C. Alat dan Bahan 1. Alat o Silet 2. Bahan o Batang tebu (Saccharum officinarum) o Batang singkong (Manihot utillisima) o Daun cocor bebek (Kalanche pinnata) o Kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) o Lengkuas (Alpinia galanga) D. Cara Kerja 1. Batang tebu (Saccharum officinarum) a) Mengamati stuktur luar batang tebu, b) Menidentifikasi bagian- bagiannya, c) Menggambar batang tebu dan menuliskan masing- masing keterangannya.

33

2. Batang singkong (Manihot utillisima) a) Mengamati stuktur luar batang singkong, b) Menidentifikasi bagian- bagiannya, c) Menggambar batang singkong dan menuliskan masing- masing keterangannya. 3. Daun cocor bebek (Kalanche pinnata) a) Mengamati stuktur luar daun cocor bebek, b) Menidentifikasi bagian- bagiannya, c) Menggambar daun cocor bebek dan menuliskan masing- masing keterangannya. 4. Kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) a) Morfologi luar Menamati kembang sepatu yang utuh, Mengidentifikasi bagian- bagiannya, Menggambar struktur morfologi luar kembang sepatu dan menuliskan keterangannya masing- masing. b) Morfologi dalam Membagi dua kembang sepatu, Membelah kembang sepatu mulai dari bagian atas, Mengidentifikasi morfologi dalam kembang sepatu, Menggambar dan menuliskan keterangannya.

5. Lengkuas (Alpinia galanga) a) Mengamati stuktur luar lengkuas, b) Menidentifikasi bagian- bagiannya, c) Menggambar keterangannya. lengkuas dan menuliskan masingmasing

34

E. Hasil Pengamatan a. Gambar Batang tebu (Saccharum officinarum)

Keterangan: 1. Nodus 2. Internodus 3. Tunas

Batang singkong (Manihot utillisima)

Keterangan: 1. Internodus 2. Nodus 3. Tunas

Daun cocor bebek (Kalanche pinnata) Keterangan: 1. Ibu tulang daun 2. Tunas adventif 3. Tepi daun 4. Helaian daun (Lamina) 5. Anak tulang daun (Costae) 6. Tangkai daun

35

Kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) Morfologi Luar Keterangan: 1. Putik 2. Benang sari 3. Stilus 4. Mahkota bunga 5. Kelopak 6. Tangkai bunga Morfologi Dalam Keterangan: 1. Putik 2. Benang sari 3. Mahkota bunga 4. Bakal buah (ovarium) 5. Bakal biji (ovolum) 6. Kelopak

Lengkuas (Alpinia galanga)

Keterangan: 1. Batang lengkuas 2. Tunas (Gemma aksiler) 3. Akar (Radiks)

36

b. Gambar pembanding Batang tebu (Saccharum officinarum)

Sumber: (Anonim, 2010: 1)

Batang singkong (Manihot utillisima)

Keterangan: 1. Nodus 2. Internodus 3. Tunas

Sumber: (Anonim, 2010: 1)

37

Daun cocor bebek (Kalanche pinnata)

Keterangan: 1. Tunas 2. Tepi daun 3. Daun cocor bebek (Lamina) 4. Urat daun 5. Tangkai Sumber: (Anonim, 2010: 1)

Kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)

Sumber: (Anonim, 2010: 1)

38

Lengkuas (Alpinia galanga)

Keterangan: 1. Batang lengkuas 2. Tunas (Gemma aksiler) 3. Akar (Radiks) Sumber: (Anonim, 2010: 1)

F. Pembahasan Reproduksi pada tumbuhan dapat dibedakan menjadi dua yaitu secara aseksual (vegetatif) dan secara seksual (generatif). Reproduksi aseksual atau vegetatif merupakan cara reproduksi (perbanyakan diri) tanpa melewati proses peleburan dua gamet. Artinya, satu induk tumbuhan dapat memperbanyak diri dan menghasilkan keturunan yang memiliki sifat yang identik dengan induknya. Pada praktikum kali ini, mengidentifikasi cara perkembangbiakan tebu, singkong, daun cocor bebek, sepatu, dan lengkuas. Tanaman tebu berkembangbiak secara vegetative alami yaitu dengan tunas. Tunas merupakan bagian yang memiliki bakal tunas yang akan menjadi individu baruyang dipengaruhi oleh lingkungan kembang

(kelembapan, suhu, pH dan cadangan makanan). Tebu terdiri dari nodus,internodus dan tunas. Nodus merupakan garis melingkar yang ada pada batang tebu. Internodus adalah ruang antara nodus yang satu dengan nodus yang lainnya. Pada tanaman singkong yang juga berkembangbiak dengan tunas. Sama halnya dengan tebu, batang tanaman singkong juga terdiri dari nodus, internodus dan tunas. Namun, ruas- ruas pada batang singkong

39

tidak begitu jelas. Nodus dapat ditemukan dibawah tempat sisa daun dan tunas berada diatas nodus. Inernodus merupakan jarak antar nodus. Selanjutnya pada pengamatan daun cocor bebek, terdiri atas tepid au, ibu tulang daun, anak tulang daun (costae), helaian daun (lamina), tangkai daun (petiolus) dan tunas adventif di sepanjang tepi daun. Tumbuhan cocor bebek berkembangbiak secara alami dengan tunas adventif. Tunas ini akan tumbuh dan berkembang menjadi individu baru yang sama persis dengan induknya. Pada pengamatan selanjutnya, mengamati struktur morfologi luar dan morfologi dalam bunga sepatu. Bunga merupakan alat reproduksi generatif tumbuhan. Morfologi luar bunga sepatuterdiri dari kelopak, mahkota, benangsari, dan putik. Kelopak dan mahkota adalah perhiasan bunga, sedangkan benangsari dan putik merupakan alat kelamin bunga. Bunga sepatu termasuk bunga lengkap karena memiliki keempat bagian tersebut. Benang sariterdiri atas kepala sari (antena) dan tangkai sari (filamen). Benang sari menghasilkan gamet jantan (serbuk sari/ polen). Putik merupakan alat kelamin betina yang terdiri dari kepala putik (stigma) dan tangkai putik (stilus). Morfologi dalam bunga sepatu masih merupakan bagian dari putik, yng terdiri dari bakal buahdan bakal biji. Perkembangbiakan bungasepatu dimulaidari penyerbukan, yaitu melekatnya atau jatuhnya benang sari ke kepala putik. Setelah terjadi penyerbukan, pada serbuk sari akan tumbuhbuluh serbuk sari yang menuju ruang bakal biji. Kemudian spermatozoid masuk ke ruang bakal biji melalui buluh kelamin. Hasil pembuahan berupazigot. Zigot berkembang menjadi lembaga, bakal biji berkembang menjadi biji dan bakal buah berkembang menjadi buah. Lembaga yang ada di dalam biji merupakan calon tumbuhan baru. Pengamatan terakhir yaitu pada lengkuas. Lengkuas

berkembangbiak dengan rhizoma. Rhizoma (rimpang, akar tinggal) merupakan batang ynag tumbuh menjalar secara horizontal didalam tanah menyerupai akar. Masing- masing rimpang biasanya telah memiliki mata

40

tunas yang nantinya akan tumbuh tunas dan berkembang menjadi individu baru.

G. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasn, maka dapat disimpulkan bahwa: Tumbuhan dapat brkembangbiak dengan dua cara yaitu secara vegetatif dan generatif. Vegetatif dapat dibedakan menjadi dua yaitu vegetatif alami dan vegetatif buatan. Perkembangbiakan generatif denganbunga pada

Angiospermae dan strobilus pada Gymnospermae. Vegetatif alami antara lain rhizome (akar tinggal), tunas, stolon, umbi akar, umbi lapis, tunas adventif (pada daun), dll. Putik merupakan alat kelamin betina dan benang sari merupakan alat kelamin jantan. Penyerbukan terjadi saat serbuk sari menempel di kepala putik.

2. Saran -

41

ACARA 6 GOLONGAN DARAH A. Pelaksanaan Praktikum 1. Tujuan praktikum : Mengetahui salah satu sifat yang diturunkan pada manusia (golongan darah)

2. Hari, tanggal praktikum :

Selasa, 20 November 2012

3. Tempat praktikum

Laboratorium Botani FKIP Universitas Mataram.

B. Landasan Teori Golongan darah adalah cirri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat darah protein pada permukaan membrane sel darah merah. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang di jumpai. Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfuse imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok dan kematian (Istamar, 2004 : 56). Prinsip dasar penggolongan darah yaitu faktor yang menentukan golongan darah manusia berupa antigen yang terdapat pada permukaan luar sel darah merah yang disebut aglutinogen. Yang kedua yaitu zat anti terhadap antigen tersebut disebut zat anti atau anti bodi yang bila bereaksi akan menghancurkan antigen yang bersangkutan disebut agglutinin dalam plasma, suatu antibody alamiah yang secara otomatis terdapat pada tubuh manusia. Golongan darah manusia di tentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam darahnya. Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan

42

membrane selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya. Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya. Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibody terhadap antigen A maupun B. Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah merah tanpa antigen, tapi memproduksi antibody terhadap antigen A dan B (Kimball, 1999 : 96). Individu dengan golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut resipien universal. Namun orang dengan golongan darah AB-positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif. Individu dengan golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut donor universal. Namun, orang dengan golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-negatif (Anonim, 2011 :01).

C. Alat dan Bahan 1. Alat : a) Kaca benda b) Blood lancets c) Korek api 2. Bahan a) Darah praktikum b) Anti serum A c) Anti serum B d) Alcohol e) Kapas

43

D. Cara Kerja 1. Menyiapkan alat dan bahan terlebih dahulu, 2. Menyiapkan praktikan yang akan di periksa golongan darahnya, 3. Membersihkan jari praktikan menggunakan kapas yang sudah diberi alcohol, 4. Menusuk jari praktikan menggunakan blood lancets, 5. Meletakkan darah praktikan di kaca benda, 6. Menetesi darah di masing-masing kaca benda dengan antiserum A dan antiserum B, 7. Mengaduk darah menggunakan batang korek api, 8. Mengamati perubahan yang terjadi pada masing-masing kaca benda (menggumpal atau tidak), 9. Menulis hasil pengamatan.

E. Hasil Pengamatan 1. Gambar hasil pengamatan Ditetesi dengan serum anti A

Darah tidak menggumpal

44

Ditetesi dengan serum anti B

Darah menggumpal

2. Tabel pengamatan kelas Kelompok Darah yang ditetesi Serum anti A I II III IV V Menggumpal Serum anti B Menggumpal A O O B O Keterangan

F. Pembahasan Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup tingkat tinggi (kecuali tumbuhan)yang berfungsi mengirimkan zat- zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh. Pada percobaan kali ini dilakukan pemeriksaan golongan darah. Telah dilakukan

pemeriksaan golongan darah terhadap salah seorang praktikan. Saat darahnya ditetesi serum anti A darahnya tidak menggumpal, dan saat ditetesi serum anti B tenyata darahnya menggumpal.dari pengamatan ini dapat diketahui bahwa praktikan bergolongan darah B. Penggumpalan yang terjadi menunjukkan identitas dari golongan darah. Pada golongan darah B setelah ditetesi serum anti A tidak terjadi penggumpalan karena golongan B mempunyai antigen B dan

45

zat anti a, sehingga ketika ditetesi serum anti B darah justru menggumpal. Selanjutnya pada tabel pengamatan data kelas, masingmasing praktikan mewakili dari masing- masing kelompok, ada yang bergolongan darah A, B dan O. Berdasarkan literature, dalam tubuh manusia terdapat tiga golongan darah utama yaitu ABO, golongan darah rhesus dan golongan darah MN. Dari masing- masing praktikan memiliki golongan darah yang berbeda sehingga dapat dibandingkan satu dengan yang lain. Pada golongan darah A, didalam sel darahnya terdapat aglutinogen A dan agglutinin b, sehingga apabila ditetesi serum anti A sel darah merahnya akan menggumpal karena serum anti A mengandung aglutinin yang dapat menggumpalkan darah golongan A dan AB. Sedangkan bila ditetesi serum anti B darahnya tidak menggumpal, karena serum anti B dapat menggumpalkan golongan darah B dan AB tetapi tidak ada pengaruhnya terhadap golongan darah A. Untuk golongan darah B, sama seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa golongan darah B akan menggumpal jika ditetesi serumanti B, dan tidak berpengaruh jika ditetesi dengan serum anti A. Untuk golongan darah O, memiliki sel darah tanpa antigen tapi memproduksi antibody terhadap antigen A dan B. Apabila golongan darah O ditetesi serum anti A dan serum anti B maka drahnya tidak akan menggumpal karena serum tersebut tidak ada pengaruhnya terhadap golongan darah O. Golongan darah O juga seing disebut sebagai donor universal karena dapat menyumbangkan darahnya kepada semua golongan darah. Selanjutnya untuk yang bergolongan darah AB tidak memiliki antibody terhadap antigen A maupun antigen B, sehingga bila ditetesi serum anti A darahnya akan menggumpal dan bila ditetesi serum anti B darahnya juga akan menggumpal, karena serum anti A mengandung aglutinin yang dapat menggumpalkan darah golongan A dan AB, sedangkan serum anti B mengandung aglutinin yang dapat menggumpalkan darah golongan B dan AB. Golongan

46

darah AB adalah resipien universal, dimana golongan darah AB dapat menerima darah dari semua golongan darah.

G. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa: a) Sistem golongan darah yang umum digunakan adaalh golongan darah sistem ABO. b) Untuk menentukan golongan darah seseorangmenurut sistem ABO dapat menggunakan serum anti A dan serum anti B. c) Golongan darah A mengandung aglutinogen A dan aglutinin b. d) Golongan darah B adalah golongan daarh yang mengandung aglutinogen B dan aglutinin a. e) Golongan darah O mengandung aglutinin a dan aglutinin b tetapi tidak memiliki aglutinogen. f) Golongan darah AB mengandung aglutinogen A dan B tetapi tidak memiliki aglutinin. g) Golongan darah O merupakan donor universal. h) Golongan darh AB merupakan resipien universal. 2. Saran -

47

ACARA 7 IMITASI DARI PERBANDINGAN GEN A. Pelaksanaan Praktikum 1. Tujuan praktikum : Membuktikan akan kebenaran suatu percobaan yang dilakukan dengan menggunakan Chisquare List. 2. Hari, tanggal praktikum : Selasa, 27 November 2012

3. Tempat praktikum

Laboratorium Botani FKIP Universitas Mataram.

B. Landasan Teori Hukum Mendel I dikenal sebagai hukum segregasi. Selama proses meiosis berlangsung, pasangan- pasangan kromosom homolog saling berpisah dan tidak berpasangan lagi. Setiap set kromosom itu terkandung di dalam satu sel gamet. Proses pemisahan gen secara bebas dikenal sebagai segregasi bebas. Hukum Mendel I dikaji dari persilangan monohibrid (Syamsuri, 2004: 101). Hukum Mendel I berlaku pada gametogenesis F1. F1 itu memiliki genotip heterozigot. Baik bunga betinamaupun benang sari, terbentuk dua macam gamet. Maka jika terjadi penyerbukan sendiri (F1x F1) terdapat empat macam perkawinan (Yatim, 1996: 72). Contoh lain dapat dilihat dari karakter batang tinggi yang dominan terhadap batang rendah berlaku pada tumbuhan, termasuk jagung. Pada jagung juga dikenal adanya karakter pertumbuhan seperti tebu. Pada jamur roti, Neurospora sp. dikenal pula warna karakter miselium yang merah dominan terhadap yang putih. Adapun beberapa hal yang penting dalam persilangan monohibrid antara lain: semua individu F1 adalah seragam, jika didominasi tampak sepenuhnya, maka individu F1 memiliki fenotip seperti induknya, dan di dominasi nampak sepenuhnya dari hasil

48

persilangan monohibrid ini menghasilkan keturunan dengan perbandingan 3:1 (Tjan, 1995: 91). Untuk dapat menentukan apakah suatu fenomena yang diamati sesuai atau tidak dengan teori tertentu, perlu dilakukan suatu pengujian dengan melihat besarnya penyimpangan nilai pengamatan terhadap nilai harapan. Selanjutnya besarnya penyimpangan tersebutdibandingkan terhadap criteria model tertentu. Dalam pecobaan persilangan akan dibandingkan frekuensi genotip yang diamati terhadap frekuensi harapannya dengan rumus x2h = d2/e, d= deviasi (o- e), o= hasil, e= harapan. Keputusan pengujian didapatkan dengan cara membandingkan x2h total terhadap x2 tabel. Bila x2h lebih kecil dari x2 tabel maka hipotesisditerima dan jika sebaliknya maka hipotesis ditolak (Anonim, 2009: 1).

C. Alat dan Bahan 1. Alat: o Kancing genetika dua warna o Kantung baju praktikum 2. Bahan: D. Cara Kerja a. Mengambil kancing genetika secara acak, 2 buah dari kantung baju praktikum, b. Mengamati dan mencatat warna yang muncul, c. Melakukan langkah yang sama sebanyak 50 kali, d. Mencatat dan mengelompokkan data yang dominan dan intermediet, e. Membuat hasil pengamatan sementara.

49

E. Hasil Pengamatan 1. Data Pengamatan Kelompok Intermediet MM 15 Mm 30 mm 5 50

Dominant M_ 35 mm 15 50

2. Analisis Data a. Data kelompok Intermediet (1: 2: 1) Percobaan ke1 2 Total MM 15 7 22 Jumlah Mm 30 26 56 mm 5 17 22 50 50 100

MM o e d x2h 22 25 -3 0,36

Mm 56 50 6 0,72

mm 22 25 -3 0,36

Keterangan: o= hasil e= harapan d= deviasi

50

x2h= d2/e x2h total = x2h MM+ x2h Mm+ x2h mm = 0,36 + 0,72+ 0,36 = 1,44 Derajat kebebasan (df) = n-1 = 3- 1 =2 Nilai kemungkinan yang diambil 5% (0,05), x2 tabel= 5,99 *Taraf signifikan berdasakan nilai x2 tabel yang diperoleh, maka x2 tabel > x2h total. Jadi hipotesis diterima (percobaan sesuai dengan hukum Mendel).

Dominant (3:1) Jumlah Percobaan ke1 2 Total M_ 35 31 66 mm 15 19 34 50 50 100

M_ o e d x2h 66 75 -9 1,08

mm 34 25 9 3,42

x2h total = x2h M_ + x2h mm = 1,08 + 3,24 = 4,32

Derajat kebebasan (df) = n-1


51

= 2- 1 =1 Nilai kemungkinan yang diambil 5% (0,05), x2 tabel= 3,84 *Taraf signifikan berdasakan nilai x2 tabel yang diperoleh, maka x2 tabel < x2h total. Jadi hipotesis ditolak (percobaan tidak sesuai dengan hukum Mendel). b. Data kelas Intermediet (1: 2: 1) Kelompok MM I II III IV V Total 17 20 24 22 22 105 Jumlah Mm 54 50 44 56 51 255 mm 29 30 32 22 27 140 100 100 100 100 100 500

MM o e d x2h 105 125 -20 3,2

Mm 255 250 5 0,1

mm 140 125 15 1,8

Keterangan: o= hasil e= harapan d= deviasi x2h= d2/e

52

x2h total = x2h MM+ x2h Mm+ x2h mm = 3,2 + 0,1+ 1,8 = 5,1 Nilai kemungkinan yang diambil 5% (0,05), x2 tabel= 5,99 *Taraf signifikan berdasakan nilai x2 tabel yang diperoleh, maka x2 tabel > x2h total. Jadi hipotesis diterima (percobaan sesuai dengan hukum Mendel).

Dominant (3:1) Kelompok M_ I II III IV V Total 66 72 72 66 66 342 Jumlah mm 34 28 28 34 34 158 100 100 100 100 100 500

M_ o e d x2h 342 375 -33 2,904

mm 158 125 33 8,712

x2h total = x2h M_ + x2h mm = 2,904 + 8,712 = 11, 616

53

Nilai kemungkinan yang diambil 5% (0,05), x2 tabel= 3,84 *Taraf signifikan berdasakan nilai x2 tabel yang diperoleh, maka x2 tabel < x2h total. Jadi hipotesis ditolak (percobaan tidak sesuai dengan hukum Mendel).

F. Pembahasan Hereditas merupakan pewarisan sifat- sifat genetik dari orang tua ke anak, dan ilmu yang mempelajarinya disebut genetika. Teori pewarisan sifat yang diterima oleh para ahli saat ini adalah teori Mendel dimana hukum Mendel I (Hukum segregasi) berbunyi Dalam peristiwa pembentukan gamet, pasangan- pasangan alel memisah secara bebas. Pada praktikum kali ini ialah tentang imitasi perbandingan

genetikpercobaan Mendel yang mana pada percobaan ini menggunakan dua perlakuan berbeda yaitu monohibrid intermediet dan monohibrid dominan, dimana nantinya hasil percobaan ini akan dibuktikan kebenarannya dengan menggunakan chisquare list. Monohibrid identik dengan hukum Mendel I. persilangan dominan dapat dikatakan dalam penyilangannya didapat hasil yang salah satuya membawa sifat dominan dari induknya dan untuk intermediet, hasil yang didapatkan ialahketurunan yang tidak mirip dengan salah satu sifat induknya, tetapi sifat keturunannya berada diantara sifat kedua induknya. Pada percobaaan menggunakan kancing yang diibaratkan sebagai gamet ini, menggunakan data kelompok dan data kelas, dengan tujuan agar dapatmembandingkan antara data masing- masing kelompok, sehingga akan terlihat apakah ada perbedaan satu sama lain. Pada data kelompok monohibrid intermediet didapatkan hasil yang sesuai dengan hukum Mendel karena nilai x2h total lebih kecil daripada x2 tabel yaitu 1,44 dan 5,99, sehingga percobaan yang dilakukan tepat dan hipotesis diterima. Pada persilangan monohibrid intermediet ini, hasil yang paling banyak muncul adalah yang bergenotip Mm dengan jumlah 30 dari 50 kali pengambilan kancing secara acak. Selanjutnya masih pada data kelompok

54

yaitu monohibrid dominan dimana hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan hukum Mendel karena x2h total lebih besar dari x2 tabel yang mana nilai x2h total yang didapat adalah 4,32 dan x2 tabel 3,84. Percobaan ini tidak tepat dan hipotesis ditolak. Untuk data kelas monohibrid intemediet, hasil yang didapat juga sesuai dengan hukum Mendel yaitu x2h total yaitu 5,1 lebih kecil dari x2 tabel yaitu 5,99 sehingga hipotesis dapat diterima. Pada percobaan monohibrid dominan pada tabel data kelas didapatkan hasil yang tidak sesuai dengan hukum Mendel dimana x2h total didapat 10,806 yang jauh lebih besar dibandingkan x2 tabel yaitu 5,99, sehingga percobaan ini dapat dikatakan tidak tepat dan hipotesis ditolak. Hasil percobaan yang telah dilakukan dan hasilnya tidak sesuai dengan hukum Mendel , dapat disebabkan karena dalm percobaan ini kurang randomisasi oleh praktikan saat mengocoknya, sehingga kancing genetika yang didapat menjadi kuang akurat dan perbandingan antara genotip satu dengan yang lainnya berbeda jauh.

G. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan Berdasarkan disimpulkan bahwa: a. Persilangan monohibrid identik dengan hukum Mendel I. b. Percobaan yang dilakukan dapat dibuktikan kebenarannya hasil pengamatan dan pembahasan, dapat

menggunakan chisquare list. c. Percobaan dapat diterima jika x2 tabel lebih besar daripada x2h total. d. Percobaan tidak sesuai dengan hukum Mendel apabila x2 tabel lebih kecil dari x2h total. 2. Saran -

55

ACARA 8 PLASMOLISIS A. Pelaksanaan Praktikum 1. Tujuan praktikum : Mengetahui konsentrasi sukrosa yang menyebabkan terjadinya plasmolisis. 2. Hari, tanggal praktikum : Selasa, 4 Desember 2012

3. Tempat praktikum

Laboratorium Botani FKIP Universitas Mataram.

B. Landasan Teori Plasmolisis adalah pristiwa terlepasnya membrane sel pada sel tumbuhan akibat sel berada pada lingkungan yang bersifat hipertonis. Kondisi sel yang hipertonis terhadap lingkungan mengakibatkan terjadinya peristiwa osmosis dari sel kelingkungan. Akibatnya kadar air dalam sel menurun drastic dan membrane sel terlepas dari dinding sel ( Kimball, 1983 :33). Plasmolisis biasanya terjadi pada kondisi yang ekstrim dan jarang terjadi dialam. Biasanya terjadi secara sengaja di laboratorium dengan meletakkan sel pada larutan bersalinitas tinggi ataupun larutan pekat untuk menyebabkan eksmosis. Plasmolisis adalah suatu proses yang secara riil bias menunjukkan bahwa sel sebagai unit terkecil kehidupan ternyata terjadi sirkulasi keluar masuknya suatu zat,artinya suatu zat atau materi bisa keluar masuk dari sel melalui membrannya ( Pratiwi, 2007: 56 ). Adanya sirkulasi ini bias menjelaskan bahwa sel tidak diam,ternyata sungguh dinamis dengan lingkungannya. Jika memerlukan materi dari luar maka ia harus mengambil materi itu dengan segala cara, yaitu mengatur tekanan agar terjadi perbedaan tekanan sehingga materi dari luaritu bias masuk. Kondisi sel tidak selalu berada pada keadaan yang normal

56

sehingga ia mudah mengatur hingga ia bias mencapai keseimbangan (homeostasis). Terkadang sel juga bias berada di lingkungan yang ekstrem menyebabkan semua isi sel dipaksakan keluar karena tekanan diluar lebih besar. Jika terjadi demikian maka terjadilah lisis ( plasmolisis ) yang membawa sel itu mati. Plasmolisis adalah contoh kasus transportasi sel secara osmosis dimana terjadi perpindahan larutan dari kepekatan yang rendah ke larutan yang kepekatannya tinggi melaluimembran semi permeable ( Anonim, 2011: 1 ). Plasmolisis merupakan dampak dari pristiwa osmosis. Jika sel tumbuhan diletakkan dilarutan garam terkonsentrasi (hipertonik), sel tumbuhan akan kehilangan air dan juga tekanan turgor menyebabkan sel tumbuhan lemah. Tumbuhan dengan sel dalam kondisi seperti ini layu. Kehilangan air lebih banyak akan menyebabkan terjadinya plasmolisis. Tekanan terus berurang sampai di suatu titik dimana protoplasma sel terelupas dari dinding sel menyebabkan adanya jarak antara dinding sel dan membrane sel. Akhirnya cytorrhysis, runtuhnya seluruh dinding sel dapat terjadi. Tidak ada mekanisme dalam sel tumbuhan untuk mencegah kehilangan air secara berlebihan, juga mendapatkan air secara berlebihan. Tetapi plasmolisis dapat dibalikkan jika sel diletakkan dilarutan hipotonik ( Anonim, 2011: 1 ). Menurut Tjitrosomo ( 1987 ), jika sel dimasukkan kedalam larutan gula. Maka arah gerak air di tentukan oleh perbedaan nilai potensial air larutan dengan nilainya didalam sel. Jika potensial larutan lebih tinggi, air akan bergerak dari luar kepotensial air yang lebih rendah yaitu dalam sel. Bila potensial larutan lebih rendah maka yang terjadi sebaliknya. Artinya sel akan kehilangan air. Apabila kehilangan air itu cuup besar, maka ada kemungkinan bahwa volume sel akan menurun demikian besarnya sehingga tidak dapat mengisi seluruh ruangan yang di bentuk oleh didnding sel. Plasmolisis merupakan keadaan membrane dan sitoplasma akan terlepas dari dinding sel. Sel daun Rhoe Discolor yang dimasukkan kedalam larutan sukrosa mengalami plasmolisis. Semakin tinggi

57

konsentrasi larutan maka semakin banyak sel yang mengalami plasmolisis ( Wilkins, 1992 : 41 ).

C. Alat dan Bahan 1. Alat: Mikroskop Cawan petri Silet Pinset Kaca benda Kaca penutup Stopwatch

2. Bahan: o Daun Rhoe discolor o Larutan sukrosa 20 % o Larutan sukrosa 30 %

D. Cara Kerja a. Menyiapkan alat dan bahanyang digunakan, b. Mengiris bagian belakang daun Rhoe Discolor dengan menggunakan silet setipis mungkin sebanyak dua irisan, c. Merendam irisan daun Rhoe Discolor pertama dilarutan sukrosa 20 % , tunggu sampai 5 menit, d. Merendam irisan daun Rhoe Discolor kedua dilarutan sukrosa 30 % , tunggu sampai 5 menit, e. Setelah 5 menit, mengambil irisan tersebut mengggunakan pinset dan meletakkannya dikaca benda, kemudian menutup dengan kaca penutup,

58

f. Mengamati daun Rhoe Discolor yang sudah direndam dengan larutan surosa 20% dan larutan sukrosa 30 % secara bergilir dibawah miroskop, g. Menghitung jumlah sel yang terplasmolisis pada masing masing daun Rhoe Discolor h. Mencatat hasil pengamatan

E. Hasil Pengamatan 1. Gambar daun Rhoe discolor setelah direndam dilarutan sukrosa 20 % a. Gambar hasil pengamatan Keterangan: 1. Sel yang

terplasmoloisis 2. Sel yang tidak terplasmolisis (warnanya ungu) 3. Stomata

b. Gambar pembanding

Sumber : (Anonim, 2007: 1)

59

2.

Gambar daun Rhoe discolor setelah direndam dilarutan sukrosa 30 % a. Gambar hasil pengamatan Keterangan: 1. Sel yang terplasmoloisis 2. Sel yang tidak terplasmolisis (warnanya ungu)

b. Gambar pembanding

Sumber : (Anonim, 2007: 1) 3. Tabel hasil pengamatan No Larutan Jumlah sel yang terplasmolisis 1 2 Sukrosa 20% Sukrosa 30 % 35 43

60

F. Pembahasan Praktikum kali ini adalah plasmolisis. Plasmolisis adalah pristiwa terlepasnya membrane sel pada sel tumbuhan akibat sel berada pada lingkungan yang bersifat hipertonis. Tujuan dari praktikum kali ini adalah mengetahui konsentrasi yang menyebabkan terjadinya plasmolisis. Alat alat yang digunakan pada praktikum kali ini antara lain mikroskop, cawan petri, silet,kaca benda, kaca penutup, dan stopwatch. Dan bahan bahan yang digunakan adalah daun Rhoe Discolor, larutan sukrosa 20%, dan larutan sukrosa 30%. Ketika Rhoe discolor dalam keadaan normal terlihat bagian bagian sel berbentuk rongga segi enam dengan sitoplasma berwarna ungu memenuhi dinding sel. Setelah direndam di larutan sukrosa 20 % dan 30 % kemudian diamati lagi dibawah mikroskop, terjadi perubahan warna pada sebagian atau beberapa sel dari sayatan daun rhoe discolor. Warna dari beberapa sel itu beryubah menjadi putih. Hal itu terjadi karena sel sel tersebut terplasmolisis. Dari hasil pengamatan, terjadi perbedaan jumlah sel yang terplasmolisis antara daun Rhoe discolor yang direndam pada larutan sukrosa 20% dengan larutan sukrosa 30%. Jumlah sel yang terplasmolisis pada larutan sukrosa 30%lebih banyak daripada larutan sukrosa 20%. Sesuai dengan landasan teori yang tercantum bahwa semakin tinggi

konsentrasi larutan maka semakin banyak sel yang mengalami plasmolisis. Pada perbesaran 15 x 10 , jumlah sel yang terplasmolisis pada sayatan daun rhoe discolor yang terlihat adalah 35 pada larutan 20% dan 43 sel untuk daun rhoe discolor pada larutan sukrosa 30%.

G. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa :

61

a. Plasmolisis

merupakan

proses

terlepasnya

sel

karena

kehilangan air. b. Plasmolisis merupakan salah satu contoh peristiwa osmosis c. Semakin tinggi konsentrasi suatu zat, maka semakin banyak sel yang mengalami plasmolisis d. Faktor yang menyebabkan terjadinya plasmolisis adalah konsentrasi larutan 2. Saran -

62

Daftar Pustaka

Anonim. 2005. Mitosis. Diakses dari: http://medical-dictionary.com pada tanggal 8 November 2012 pukul 18.30 WITA. Anonim. 2009. Genetika Dasar. Diakses dari: http:// pertanian.blogspot.com pada tanggal 1 Desember 2012 pukul 17.00 WITA. Anonim. 2011. Biologi Umum. Di akses dari: http://lovely.zulafdal.com pada tanggal 29 November 2012 pukul 16.00 WITA. Anonim. 2011. Plasmolisis. Diakses dari : http://sketsaistjoerney.wapres.com pada tanggal 6 Desember 2012 pukul 16.00 WITA. Ashari. 2002. Pengantar Reproduksi Biologi Tanaman. Jakarta: Erlangga. Crowder. 1997. Mitosis. Diakses dari: http://friziah.blogspot.com pada tanggal 9 November 2012 pukul 18.45 WITA. Crowdler. 1986. Mitosis Phases. Diakses dari: http://encarta.com pada tanggal 8 November 2012 pukul 18.00 WITA. Dwijoseputro. 1987. Dasar- Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan. Dwisang. 2007. Biologi .Tangerang: Scientific Press. Kimball. 1993. Biologi Jilid 2. Jakarta: Erlangga. Kimball. 1999. Biologi Umum. Jakarta: Erlangga. Nani. 2012. Sel Sebagai Unit Fungsional Terkecil dari Organisme. Diakses dari: http://stikesnh.ac.id/index.php/2012-08-15-07-06-21/artikel/139 kehidupan-sel-sebagaiunit-fungsional-terkecil-dari-organisme.html pada tanggal 15 Oktober 2012 pukul 12.12 WITA.

63

Nasir. 1993. PenuntunPratikum Biologi Umum. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada. Nugroho. 2006. Struktur Perkembangan Tumbuhan. Jakarta: Penebar Swadaya. Pratiwi. 2007. Biologi. Jakarta: Erlangga. Ratna. 1995. Dasar- Dasar Biologi. Jakarta: Gramedia. Saktiano. 1989. Struktur Sel Pada Tumbuhan. Erlangga. Samsuri, Istamar dkk. 2004. Biologi. Malang : Erlangga. Sardjoko. 1991. Bioteknologi Latar Belakang dan Penerapanannya. Jakarta: Gramedia. Sasmita.1996. Fisiologi Tumbuhan. Bandung: Depdikbud. Sastrodinoto. 1980. Sel Tumbuhan. Jakarta: Erlangga. Suryati. 2008. Pembelahan Mitosis. Diakses dari: http://genetikadasar.blogspot.com pada tanggal 8 November 2012 pukul 19.00 WITA Syamsuri. 2004. Biologi. Jakarta : Erlangga. Tjan. 1995. Genetika Dasar. Bandung: ITB Press. Volk. 1988. Mikrobiologi. Jakarta: Erlangga. Wilkins. 1992. Fisiologi Tanaman. Jakarta: Bumi Angkasa. Yatim. 1996. Genetika. Bandung: Tarsinto. Yulistio. 2012. Reproduksi Tumbuhan. Diakses dari: http://adityayulistio.blogspot.com pada tanggal 24 November 2012 pukul 18.30 WITA.

64

Anda mungkin juga menyukai