Oleh :
Ira Nailas Saadah Selva Rosyta Dewi Muhammad Naufal Hendra Febryanto Nur Apriana Hakimah Diaz Rizka Darisa Indira Faya Nirwana (081014097) (081014099) (081014100) (081014103) (081014106) (081014107) (081014111) (081014114)
PROGRAM STUDI BIOLOGI DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA 2011
BAB 1 PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
- Mahasiswa mampu melakukan isolasi baktari dan malakukan pemindahan bakteri dengan teknik aseptic dengan benar.
2.1
Pemindahan Bakteri
Mikroorganisme terdapat di mana-mana, oleh karena itu mikroorganisme luar yang tidak dikehendaki dapat masuk ke dalam biakan murni melalui aliran udara, kontak tangan yang tercemar, atau melalui tersentuhnya media atau permukaan tabung bagian dalam oleh benda yang belum disterilkan. Untuk mencegah mikroorganisme luar yang tidak dikehendaki masuk ke dalam biakan murni, perlu digunakan teknik aseptik, dimana semua peralatan maupun media pertumbuhan yang akan digunakan pada teknik ini harus dalam keadaan steril/aseptik. Teknik aseptis sangat penting dalam pengerjaan mikrobiologi yang memerlukan ketelitian dan keakuratan disamping kesterilan yang harus selalu dijaga agar terbebas dari kontaminan yang dapat mencemari. Populasi mikroba di alam sekitar kita sangat besar dan komplek. Beratus-ratus spesies berbagai mikroba biasanya menghuni bermacam-macam bagian tubuh kita, termasuk mulut, saluran pencernaan, dan kulit. Sekali bersin terdapat beribu-ribu mikroorganisme sehingga diperlukan teknik yang dapat meminimalisirnya seperti pengisolasian (Pelczar & Chan, 1986). 2.2 Inokulasi
Penanaman bakteri atau biasa disebut juga inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Untuk melakukan penanaman bakteri (inokulasi) terlebih dahulu diusakan agar semua alat yang ada dalam hubungannya dengan medium agar tetap steril, hal ini agar menghindari terjadinya kontaminasi (Dwijoseputro, 1998). Ada beberapa tahap yang harus dilakukan sebelum melakukan teknik penanaman bakteri (inokulasi) yaitu : 1. Menyiapkan ruangan Ruang tempat penanaman bakteri harus bersih dan keadannya harus steril agar tidak terjadi kesalahan dalam pengamatan atau percobaaan .dalam labotarium pembuataan serum vaksin dan sebagainya. Inokulasi dapat dilakukan dalam sebuah kotak kaca (encast) udara yang lewat dalam kotak tersebut dilewatkan saringan melalui suatu jalan agar tekena sinar ultraviolet (Pelezar, 1986). 2. Pemindahan dengan dengan pipet Cara ini dilakukan dalam penyelidikan air minum atau pada penyelidikan untuk diambil 1 ml contoh yang akan diencerkan oleh air sebanyak 99 ml murni (Pelezar, 1986).
3. Pemindahan dengan kawat inokulasi Ujung kawat inokulasi sebaliknya dari platina atau nikel .ujungnya boleh lurus juga boleh berupa kolongan yang diametrnya 1-3mm. Dalam melakukuan penanaman bakteri kawat ini terlebih dahulu dipijarkan sedangkan sisanya tungkai cukup dilewatkan nyala api saja setelah dingin kembali kawat itu disentuhkan lagi dalam nyala (Pelezar, 1986). 2.3 Teknik Inokulasi
Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengisolasi biakan murni mikroorganisme yaitu : 1. Metode Gores (streak) Teknik ini lebih menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu, tetapi memerlukan ketrampilan-ketrampilan yang diperoleh dengan latihan. Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah Inokulum digoreskan di permukan media agar nutrien dalam cawaan petridish dengan jarum pindah (lup inokulasi). Di antara garis-garis goresan akan terdapat sel-sel yang cukup terpisah sehingga dapat tumbuh menjadi koloni (Winarni, 1997). 2. Metode Tuang (pour plate) Isolasi menggunakan media cair dengan cara pengenceran. Dasar melakukan pengenceran adalah penurunan jumlah mikroorganisme sehingga pada suatu saat hanya ditemukan satu sel di dalam tabung (Winarni, 1997). 3. Metode Sebar (spread) Setetes inokolum diletakan dalam sebuah medium agar nutrien dalam cawan petridish dan dengan menggunakan batang kaca yang bengkok dan steril. Inokulasi itu disebarkan dalam medium batang yang sama dapat digunakan dapat menginokulasikan pinggan kedua untuk dapat menjamin penyebaran bakteri yang merata dengan baik .Pada beberapa pinggan akan muncul koloni koloni yang terpisah pisah (Winarni, 1997).
3.2. Bahan
Bahan : 1. Media NA 2. Media NB 3. Rak tabung reaksi 4. Tabung reaksi Alat : 1. Jarum ose/lup inokulasi 2. Batang kaca bentuk L 3. Api Bunsen/spritus 4. Alkohol 5. Aluminium foil 6. kapas
5. Mengangkat sumbat kapas ke dua tabung reaksi satu demi satu, mulai dengan sumbat tabung yang terdekat dengan tangan kanan yaitu tabung reaksi yang berisi biakan bakteri, dengan cara melingkarkan jari kelingking di sekitar sumbat kapas. 6. Mengangkat sumbat kapas tabung yang berisi media steril dengan jari manis, gerakan memutar biasanya memudahkan lepasnya sumbat dari mulut tabung. 7. Memanaskan mulut kedua tabung reaksi yang tidak bersumbat dengan cara melakukannya bolak-balik sebanyak dua kali di atas api. Kemudian menjaga agar sudut kemiringan tabung tidak melebihi 45 bila tidak tersumbat. Gambar 4 8. Memasukkan lup pada tabung yang berisi bakteri untuk dipindahkan ke dalam tabung yang berisi media cair steril. Gambar 5 9. Memanaskan kembali mulut kedua tabung tersebut seperti semula. Gambar 6 10.Mengembalikan sumbat masing-masing tabung seperti sediakala, tutup dengan alumunium foil. 11. Mengulangi pemindahan aseptic untuk memindahkan sejumlah kecil bakteri kedalam tabung berisi agar miring NA steril. Cara inokulasi agar miring dimulai dengan meletakkan lup ysng mengandung bakteri pada dasar kemiringan agar, lalu ditarik ke atas dengan gerakan zig-zag. Gambar 7 12. Setelah mulut tabung dipanaskan dan disumbat kembali dengan kapas dan alumunium foil, kemudian menyimpan tabung ke rak tabung. 13. Memberi etiket pada semua tabung yang baru diinokulasi, meletakkan tabung diruang yang disediakan untuk diinkubasi selama 48 jam pada suhu kamar. 14. Pada kegiatan praktikum berikutnya, mengamati tabung-tabung tersebut, bila teknik pemindahan secara aseptic dilakukan dengan baik maka tabung NB akan tampak keruh, sedangkan pada agar miring NA tampak zig-zag koloni bakteri. 15. Menunjukkan hasil praktikum pada Dosen/asisten yang bertugas. B. Metoda streak/gores pada agar cawan petri 1. Bagian bawah cawan petri yang berisi Nutrient Agar dibagi menjadi 4 bagian dengan mengggunakan spidol. Gambar 8 2. Membuka tutup cawan petri dengan mulutnya didekat api Bunsen. Gambar 9 3. Memijarkan ujung lup, kemudian didinginkan. Gambar 10 4. Memasukkan lup pada tabung yang berisi bakteri. Gambar 7 5. Ujung lup yang berisi bakteri digoreskan di atas cawan petri dimulai dari bagian 1, melanjutkan ke bagian 2, kemudian bagian 3 dan terakhir bagian 4. Memperhatikan
selama menggores dari bagian 1 sampai bagian 4, ujung lup yang mengandung bakteri tidak boleh keluar dari dalam cawan petri. Gambar 11 6. Menutup cawan petri, kemudian memberi isolasi sekeliling cawan, sehingga cawan tertutup rapat. Gambar 12 7. Memberi etiket pada semua tabung yang baru diinokulasi, meletakkan tabung diruang yang disediakan untuk diinkubasi selama 48 jam pada suhu kamar. 8. Pada kegiatan praktikum berikutnya, mengamati tabung-tabung tersebut, bila teknik pemindahan secara aseptic dilakukan dengan baik maka tabung NB akan tampak keruh, sedangkan pada agar miring NA tampak zig-zag koloni bakteri. 9. Menunjukkan hasil praktikum pada Dosen/asisten yang bertugas C. Metode spread atau sebar 1. Mengambil 0,1 ml biakan murni bakteri dengan pipet volume. 2. Membuka tutup cawan petri yang berisiagar nutrient dengan mulutnya didekat api Bunsen. 3. Mengambil 0,1 ml biakan bakteri dan diteteskan di atas media padat dengan menggunakan popet volume. 4. Kemudian menyebarkan/Spread dengan alat spread dari gelas bentuk L secara merata. 5. Menutup cawan petri, kemudian cawan tertutup rapat. 6. Memberi etiket pada semua tabung yang baru diinokulasi, meletakkan tabung diruang yang disediakan untuk diinkubasi selama 48 jam pada suhu kamar. 7. Pada kegiatan praktikum berikutnya, mengamati tabung-tabung tersebut, bila teknik pemindahan secara aseptic dilakukan dengan baik maka tabung NB akan tampak keruh, sedangkan pada agar miring NA tampak zig-zag koloni bakteri. 8. Menunjukkan hasil praktikum pada Dosen/asisten yang bertugas. D. Metode pour plate/cawan tuang 1. Pipet 1 ml biakan murni bakteri dengan pipet volume. 2. Buka tutup cawan petri kosong yang sudah steril dengan mulutnya didekat api bunsen. 3. Masukkan 1 ml biakan bakteri tersebut di atas cawan petri kosong. memberi isolasi sekeliling cawan, sehingga
4. Kemudian tuang larutan nutrient agar yang masih cair 40oC (dapat dicoba dengan menempelkan labu erlenmeyer yang berisi NA cair, jika dipipi sudah tidak terasa tidak terlalu panas siap digunakan) kedalam cawan petri yang berisi bakteri tersebut. 5. Tutup cawan petri , putar-putar 3 kali ke kiri dan 3 kali ke kanan. 6. Biarkan di suhu ruang sampai agarnya membeku dan diisolasi sekitar cawan. Biarkan lalu disimpan di inkubator sesuai dengan suhu yang dibutuhkan untuk pertumbuhannya. 7. Selanjutnya sama dengan di atas mulai no 13-15.
Setelah dibiakkan satu hari II. Metode streak pada agar cawan petri
IV.
HASIL DISKUSI
1. Apakah kelemahan utama dari metode penghitungan mikroba selain metode
pengenceran berseri-pencawanan agar? Jawab : Pada metode selain metode pengenceran berseri-pencawanan agar ialah mikroba tidak seperti yang diharapkan, yaitu satu mikroba, namun ada beberapa mikroba bahkan banyak berkumpul menjadi satu koloni. 2. Sebutkan perbedaan antara pengenceran dan faktor pengenceran?
Jawab : Pengenceran merupakan suatu metode penghitungan jumlah sel tampak dan didasarkan pada asumsi bahwa bakteri hidup akan tumbuh, membelah dan memproduksi satu koloni tunggal. Faktor pengenceran ialah kalibrasi yang dilakukan pada pengenceran berseri. Dimana pada tabung reaksi satu menjadikan media utama bakteri sebagai bahan bakteri yang diencerkan, sedangkan pada tabung reaksi kedua, merupakan pengenceran kedua, menjadikan tabung reaksi satu sebagai sumber biakan bakteri, begitu seterusnya.
3. agar?
keselektifannya sehingga hasil penghitungan menjadi bias. Pada metode agar tuang misalnya, inokulum mikroorganisme dicampur dengan agar cair (suhu 45oC-50oC) sehingga bakteri bercampur relatif merata pada media padat. Meskipun demikian tidak semua bakteri dapat hidup pada temperatur tersebut, hal ini menunjukkan kelamahan metode ini. Keunggulan dari prosedur pengenceran berseri-pencawanan agar ialah jika ingin menghitung populasi mikroorganisme spesifik pada pada suatu tempat, maka tidak perlu menghitung semuanya melainkan cukup menggunakan sampel.
BAB V PEMBAHASAN
Proses pemindahan, penuangan media agar serta penuangan dan penggoresan bakteri, setiap alat dan media harus melalui fiksasi untuk menjamin keadaan tetap aseptic. Termasuk untuk kawat ose atau lup inokulasi harus difiksasi juga di atas api bagian dalam yang berwarna biru hingga berpijar. Biakan bakteri pada cawan gores petri dilakukan secara aseptic. Penggoresan dilakukan tanpa tekanan yang kuat tapi manatap untuk menghindai terjadinya kerusakan pada permukaan media agar Pekerjaan memindahkan mikroba dari medium lama ke medium yang baru harus dilaksanakan secara teliti. Terlebih dahulu harus diusahakan agar semua alat alat yang sangkut paut dengan medium dan pekerjaan inokulasi ( penanaman ) itu benar benar streil. Hal ini untuk menghindarkan kontaminasi, yakni masuknya mikroorganisme yang tidak kita inginkan. Beberapa langkah pada pekerjaan inokulasi dan isolasi mikrobe adalah sebagai berikut : 1. Menyiapkan Ruangan Ruang tempat inokulasi harus bersih, dan bebas angin. Dinding ruang yang basah menyebabkan butir butir debu menempel. Pada waktu mengadakan inokulasi, baik sekali bila meja tempat inokulasi didasari dengan kain basah. Pekerjaan inokulasi dapat dilakukan di dalam suatu kotak berkaca ( ent- kas ). Di laboratorium untuk membuat vaksin, serum, dan lain sebagainya, udara yang masuk ke dalam ruangan dilewatkan saringan yang disinari dengan sinar ultra ungu. 2. Pemindahan dengan Kawat Inokulasi Ujung kawat inokulasi sebaiknya lebih dahulu dipijarkan, sedang sisanya sampai tangkai cukup dilewatkan nyala api saja. Setelah dingin kembali, ujung kawat itu disentukan suatu koloni. Mulut tabung tempat pemiaraan itu dipanasi juga setelah sumbatnya diambil. Setelah pengambilan inokulum ( sampel bakteri ) selesai, mulut tabung dipanasi lagi kemudian disumbat seperti semula. Ujung kawat yang membawakan inokulum tersebut digesekkan pada medium baru. Komponen komponen yang harus disterilkan yaitu : a. Alat alat yang akan digunakan, seperti : cawan petri , pipet volume, ose.
b. Lingkungan, yaitu meja tempat kita bekerja disemprot alkohol. c. Person yaitu dengan menyemprot tangan dengan alkohol serta dapat juga memakai masker. d. Media 3. Teknik Biakan Murni Di alam bebas tidak ada mikroba yang hidup tersendiri terlepas dari spesies lain. Seringkali mikrobe patogen kedapatan secara bersama sama dengan mikrobe saproba ( saprobakteri ). Dalam teknik biakan murni tidak saja diperlukan bagaimana memperoleh suatu biakan murni, tetapi juga bagaimana memelihara serta mencegah pencemaran dari luar. Medium untuk membiakkan mikrobe haruslah steril sebelum digunakan. Pencemaran ( kontaminasi ) dari luar terutama berasal dari udara yang mengandung banyak mikroorganisme. Teknik biakan murni untuk suatu spesies dikenal dengan beberapa cara, yaitu : a. Cara streak Cara ini lebih menguntungkan bila ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu, tetapi memerlukan keterampilan yang diperoleh dari latihan. Penggoresan yang sempurna akan mengahsilkan koloni yang terpisah. Tetapi kelemahan cara ini adalah bakteri bakteri anaerob tidak dapat tumbuh. .Untuk mendapatkan koloni yang terpisah sewaktu melakukan goresan harus memperhatikan, antara lain : Gunakan ose yang telah dingin untuk menggores permukaan agar. Ose yang panas akan mematikan mikroorganisme, sehingga tidak terjadi pertumbuhan pada bekas goresan. Sewaktu menggores, ose dibiarkan meluncur diatas permukaan agar. Agar yang luka akan menganggu pertumbuhan mikroorganisme, sehingga sulit diperoleh koloni yang terpisah. Ose harus dipijarkan setelah menggores suatu daerah, hal ini dengan tujuan mematikan mikroorganisme yang melekat pada mata ose dan mencegah pencemaran pada penggoresan berikutnya. Menggunakan tutup cawan petri untuk melinduingi permukaan supaya terhindar dari pencemaran. b. Cara spread atau sebar
Pengenceran sampel sama seperti pada cara penuangan. Dengan memipet sebanyak 0,1 ml cairan dari botol pengencer kemudian diteteskan pada tengah-tengah cawan petri dan biarkan cairan mengalir ke atas permukaan agar. Pada metode spread digunakan alat utama yaitu batang kaca berbentuk huruf "L" yang berguna sebagai alat penyebar. Kemudian cairan sampel disebarkan dengan alat penyebar. Pada teknik ini sterilisasi alat penyebar dilakukan dengan mencelupkan ke dalam alkohol dan kemudian dipanaskan sampai alkohol terbakar habis. Alat penyebar didinginkan dahulu sebelum digunakan untuk menyebar cairan sampel pada permukaan agar. Penyebaran cairan sampel dilakukan dengan cara memutar agar lempengan tersebut. Setelah diinkubasi, maka akan muncul koloni-koloni bakteri yang terpisah-pisah dan tersebar di seluruh permukan medium agar dalam cawan petri. c. Cara Pour plate atau tuang Isolasi dengan menggunakan medium cair dengan cara penuangan. Prinsip melakukan penuangan adalah menurunkan jumlah mikroorganisme sehingga suatu saat hanya ditemukan suatu sel dalam cawan petri. Metode ini pertama kali dilakukan oleh Robert Koch (1843 1905). Terkadang masih terjadi kontaminasi pada medium biakan yang kita buat. Hal ini dikarenakan oleh : 1. Sterilisasi media dan alat kurang sempurna 2. Kontak langsung dengan permukaan atau tangan kita tercemar 3. Terentuhnya media atau permukaan cawan petri bagian dalam oleh benda benda yang belum disterilkan 4. Melalui udara
BAB VI KESIMPULAN
1. Metode pemindahan biakan murni secara aseptik, antara lain : a. Metode streak atau gores Penggoresan sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah. Kelemahannya adalah bakteri anaerob tidak dapat tumbuh. Alat yang utama yaitu ose. b. Metode spread atau sebar Alat utamanya yaitu gelas berbentuk L c. Metode pour plate atau tuang Alat utama yang digunakan yaitu pipet volume 2. Tujuan pemindahan bakteri ke media adalah untuk merefresh bakteri agar bakteri bereproduksi lebih banyak dan sempurna.
3. Teknik pemindahan mikroorganisme secara aseptik harus menggunakan alat alat
dan bahan yang steril agar bakteri yang dipindahkan tidak menjadi bakteri yang terkontaminasi.
Chan,E.C.S. dan Michael J.Pelezar.1986. Dasar-dasar mikrobiologi. Jakarta:UI Press. Hadioetomo, Ratna Siri. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktik. Jakarta: PT. Gramedia http://www.x3-prima.com/2009/11/laporan-mikrobiologi-dasar.html Schlegel,H.G. dan Schmidt, K.1994. Mikrobiologi Umum. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta. Waluyo,Lud.Drs.M.Kes.2004.Mikrobiologi Umum.Universitas Muhammadiyah Press : Malang.
Lampiran
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
Gambar 4
Gambar 5
Gambar 6
Gambar 7
Gambar 8
Gambar 9
Gambar 10
Gambar 11
Gmbar 12