Anda di halaman 1dari 5

BAB II LANDASAN TEORI

I. TEAMWORK A. Definisi Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat dipisahkan dari komunitasnya dan setiap orang di dunia ini tidak ada yang dapat berdiri sendiri melakukan segala aktivitas untuk memenuhi kebutuhannya tanpa bantuan orang lain. Secara alamiah, manusia melakukan interaksi dengan lingkungannya, baik sesama manusia maupun dengan makhluk hidup lainnya. Dalam aktivitas usahanya, setiap orang selalu membutuhkan kehadiran dan peran orang lain. Tidak ada seorangpun pengusaha atau wirausahawan yang sukses karena hasil kerja atau usahanya sendiri. Oleh karena itu, salah satu kunci kesuksesan sebuah usaha adalah teamwork (kerjasama team). Team dapat dikatakan sebagai sekumpulan orang yang memiliki tujuan yang sama dan saling berinteraksi dalam kinerja membentuk suatu kolaborasi usaha pada setiap anggota kelompok sesuai peran masing-masing. Menurut Snow (1992), Johnson & Johnson (2000), dan Cummings & Worley (2001), team terdiri dari dua/lebih individu yang : a. menyadari adanya interdependensi yang positif dalam mencapai sasaran bersama b. saling berinteraksi c. menyadari siapa saja yang menjadi anggota dan bukan anggota team d. memiliki peran atau fungsi spesifik dalam menampilkan performa

B. Latar Belakang Dibentuknya Team Seperti telah dikemukakan sebelumnya, manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan memisahkan diri dari lingkungan sekitarnya. Sebagai seorang individu, tentu setiap manusia memiliki keterbatasannya masing-masing.

Keterbatasannya tersebut dapat berupa keterbatasan fisik, tenaga, pengetahuan ataupun ide, skill / keterampilan, modal usaha, kekuasaan, dan lain sebagainya. Segala

keterbatasan tersebut tentu akan mengurangi peluang kesuksesan yang mungkin dicapai. Untuk itu, setiap individu dengan keterbatasannya yang unik akan membutuhkan

individu lain yang mampu menutupi keterbatasannya tersebut. Sinergi ini akan meningkatkan kemungkinan individu meraih keberhasilan yang lebih besar lagi, yang mungkin tidak dapat dicapainya jika ia hanya mengandalkan diri dan kemampuannya sendiri.

C. Manfaat Teamwork Kerjasama dalam kelompok membawa beberapa manfaat bagi anggota-anggotanya, antara lain : Ketika mengerjakan suatu tugas atau proyek bersama-sama dengan anggota lainnya, maka beban kerja yang tadinya ditanggung sendiri akan dibagi dengan orang lain. Hal ini tentunya membuat pekerjaan yang tadinya kita anggap berat menjadi lebih ringan untuk diselesaikan. Dengan komitmen dan pembagian peran yang jelas di antara para anggota team, maka proses pencapaian tujuan yang ingin diraih oleh team akan berlangsung lebih singkat dibandingkan jika pekerjaan tersebut dikerjakan secara individual. Bekerja dalam team membuat para anggotanya memiliki perspektif yang kaya dalam memandang suatu masalah yang ditemui. Jika dapat ditangani dengan tepat, maka keragaman pengetahuan maupun keterampilan yang dimiliki para anggotanya memungkinkan team untuk menemukan solusi yang kreatif dan inovatif.

D. Unsur-Unsur dalam Team Tujuan : sebuah team harus memiliki tujuan yang jelas yang diketahui oleh para anggotanya. Solusi : anggota-anggota team harus bekerjasama untuk menciptakan ide-ide ataupun alternatif solusi Analisa masalah : masalah yang dihadapi harus dianalisa dengan tepat terlebih dahulu sehingga team dapat mencari solusi yang tepat sasaran

Action : team perlu melakukan tindakan nyata untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkannya. Tanpa tindakan dan usaha nyata, maka tujuan yang ingin dicapai tersebut akan tetap menjadi sekedar cita-cita. Komunikasi : merupakan aspek yang sangat penting dalam keseharian kerja team. Komunikasi yang efektif memungkinkan para anggota team berbagi informasi yang diperlukan dalam menyelesaikan pekerjaan mereka. Kepemimpinan : team harus memiliki pemimpin yang dapat mengarahkan dan memotivasi para peserta team agar tetap fokus pada usaha mereka mencapai tujuan yang diinginkan. Pengawasan : pemimpin dan anggota team bertanggungjawab untuk mengawasi setiap proses kerja yang dilakukan oleh team mereka. Evaluasi logis : pengadaan evaluasi kepada seluruh anggota team sangatlah penting. Dengan demikian team memperoleh informasi dan masukan mengenai hal-hal apa saja yang menghambat ataupun mendukung proses pelaksanaan kerja mereka.

E. Ciri-Ciri Team yang Efektif Berkomitmen Bertanggungjawab Fleksibel Bekerja sesuai jadwal/disiplin Mampu mengelola stress sendiri Saling percaya dan saling mendukung Berorientasi pada kelompok

F. Siklus Hidup Sebuah Team 1. Forming Adalah tahapan dimana para anggota setuju untuk bergabung dalam suatu team. Setiap orang masih membawa kebiasaan, pendapat dan cara kerja sendiri-sendiri. Konflik masih sangat jarang terjadi karena setiap orang masih sungkan/gugup/malu-malu. Kelompok cenderung belum dapat memilih pemimpin (kecuali team yang sudah dipilih ketua kelompoknya terlebih dahulu).

2. Storming Adalah tahapan dimana kekacauan mulai timbul di dalam team. Pemimpin yang telah dipilih mulai dipertanyakan kemampuannya dan anggota kelompok tidak ragu-ragu untuk mengganti pemimpin yang dinilai tidak mampu. Mulai terjadi pertentangan karena masalah-masalah pribadi, semua ngotot dengan pendapat masing-masing. Komunikasi yang terjadi sangat sedikit sedikit yang mau mendengar, kurang terbuka. 3. Norming Adalah tahapan dimana individu-individu dan sub-group yang ada dalam team mulai merasakan keuntungan bekerja bersama dan berjuang untuk menghindari team tersebut dari kehancuran (bubar). Semangat kerjasama sudah mulai timbul. Setiap anggota mulai merasa bebas untuk mengungkapkan perasaan dan pendapatnya kepada seluruh anggota team. Mekanisme kerja dan aturan-aturan main ditetapkan dan ditaati seluruh anggota. 4. Performing Merupakan titik kulminasi dimana team sudah berhasil membangun sistem untuk dapat bekerja secara produktif dan efisien. Pada tahap ini keberhasilan team akan terlihat dari prestasi yang ditunjukkan.

G. Masalah yang Umum Muncul dalam Team 1. Komunikasi Komunikasi team yang tidak efektif bisa mengarah pada kesalahpahaman, salah penafsiran, dan kekeliruan tindakan. 2. Adanya konflik Anggota team sering memiliki pendekatan & insting tersendiri dalam mengatasi konflik kadang kontradiktif, sehingga sering bukan mengatasi konflik tapi justru memperburuk konflik 3. Keragaman anggota team Tidak ada orang dalam team yang bisa persis sama. Perbedaan kepribadian, budaya, jenis kelamin, dan sebagainya bisa mendatangkan kesulitan, meskipun juga ada manfaatnya.

4. Pengambilan keputusan Upaya untuk menyelesaikan masalah dengan memilih alternatif solusi yang ada dalam team seringkali membawa konflik ataupun pertentangan tersendiri di antara para anggota team. 5. Motivasi Motivasi tidak muncul begitu saja. Anggota team perlu menyadari faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi dan teknik mempertahankannya.

Anda mungkin juga menyukai