Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Laboratorium Kimia Analisa Permanganometri 4 menggunakan natrium oksalat atau sebagai arsen (III) oksida standar-standar primer. Pereaksi kalium permanganat bukan pereaksi baku primer. Sangat sukar untuk mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murni, bebas dari mangan dioksida. Kalium permanganat merupakan zat pengoksida kuat yang berlainan menurut pH medium, kalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang menghasilkan larutan ungu bila dilarutkan dalam air, yang merupakan ciri khas untuk ion permanganat. Pembakuan larutan KMnO 4 ini dapat dilakukan dengan titrasi permanganometri secara langsung, biasanya dilakukan pada analit yang dapat langsung dioksida. Kalium permanganat merupakan zat pengoksida yang sangat kuat. Pereaksi ini dapat dipakai tanpa penambahan indikator, karena mampu bertindak sebagai indikator oleh karena itu pada larutan ini tidak ditambahkan indikator apapun dan langsung dititrasi dengan larutan KMnO4. Sumber-sumber kesalahan pada titrasi permanganometri, antara lain terlatak pada: larutan pentiter KMnO4 pada buret apabila percobaan dilakukan dalam waktu yang lama, larutan KMnO4 pada buret yang terkena sinar akan terurai menjadi MnO2- sehingga pada titik akhir titrasi akan diperoleh pembentukan resipiitat coklat yang seharusnya adalah larutan yang berwarna merah rosa. Penambahan KMnO4 yang berlaku cepat pada larutan seperti H 2C2O4 yang telah ditambahkan H2SO4 yang telah dipanaskan cenderung menyebabkan reaksi antara MnO4- dengan Mn2+ (Isnawati, 2010). 2.3 Prinsip Titrasi Permanganometri Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks. Dalam reaksi ini, ion MnO4- bertindak sebagai oksidator. Ion MnO4- akan berubah menjadi ion Mn2+ dalam suasana asam. Teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau besi dalam suatu sampel. Pada permanganometri, titran yang digunakan adalah kalium permanganat. Kalium permanganat mudah diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan larutan yang sangat encer serta telah digunakan secara luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih. Setetes permanganat memberikan suatu warna merah muda yang jelas kepada volume larutan dalam suatu titrasi. Warna ini digunakan untuk menunjukkan kelebihan pereaksi. Kalium Permanganat distandarisasikan dengan
Laboratorium Kimia Analisa Permanganometri 5 menggunakan natrium oksalat atau sebagai arsen (III) oksida standar-standar primer. Akhir titrasi ditandai dengan timbulnya warna merah muda yang disebabkan kelebihan permanganat. Zat organik dapat dioksidasi dengan KMnO4 dalam suasana asam dengan pemanasan. Sisa KMnO4 direduksi dengan asam oksalat berlebih. Kelebihan asam oksalat dititrasi kembali dengan KMnO4 (Yoni, 2012). 2.4 Kelebihan Titrasi Permanganometri Titrasi permanganometri ini lebih mudah digunakan dan efektif, karena reaksi ini tidak memerlukan indikator, hal ini dikarenakan larutan KMnO4 sudah berfungsi sebagai indikator, yaitu ion MnO4- berwarna ungu, setelah direduksi maka akan menjadi ion Mn- yang tidak berwarna, dan disebut juga sebagai autoindikator (Arga, 2011). 2.5 Kekurangan Titrasi Permanganometri Sumber-sumber kesalahan pada titrasi permanganometri, antara lain terletak pada: Larutan pentiter KMnO4 pada buret. Apabila percobaan dilakukan dalam waktu yang lama, larutan KMnO4 pada buret yang terkena sinar akan terurai menjadi MnO2 sehingga pada titik akhir titrasi akan diperoleh pembentukan presipitat coklat yang seharusnya adalah larutan berwarna merah rosa. Penambahan KMnO4 yang terlalu cepat pada larutan seperti H2C2O4. Pemberian KMnO4 yang terlalu cepat pada larutan H2C2O4 yang telah ditambahkan H2SO4 dan telah dipanaskan cenderung menyebabkan reaksi antara MnO4- dengan Mn2+. MnO4- + 3Mn2+ + 2H2O 5MnO2 + 4H+ Pemberian KMnO4 yang terlalu lambat pada larutan H2C2O4 yang telah ditambahkan H2SO4 dan telah dipanaskan mungkin akan terjadi kehilangan oksalat karena membentuk peroksida yang kemudian terurai menjadi air. H2C2O4 + O2 H2O2 + 2CO2 (g) H2O2 H2O + O2 (g)
Laboratorium Kimia Analisa Permanganometri 6 Hal ini dapat menyebabkan pengurangan jumlah KMnO4 yang diperlukan untuk titrasi yang pada akhirnya akan timbul kesalahan titrasi permanganometri yang dilaksanakan (Arga, 2011). 2.6 Aplikasi Permanganometri Uji Permanganat dalam Sampel Air Kecenderungan pemakaian air minum isi ulang (AMIU) oleh masyarakat terutama di perkotaan semakin meningkat. Namun demikian kualitasnya masih perlu dikaji dalam rangka pengamanan kualitas airnya yang mempengaruhi kesehatan masyarakat. Oleh karena itu telah dilakukan penelitian kualitas air minum. Pada uji permanganat dari sampel air dilakukan dengan penambahan asam sulfat pekat bebas zat organik dan dilakukan pemanasan untuk mempercepat reaksi.Dan di titrasi dengan larutan KMnO4. Tujuan adalah untuk mengetahui proses pengolahan air minum di depot AMIU, kualitas air minum isi ulang dari depot AMIU yang banyak beredar saat ini dan mengetahui kondisi kesehatan lingkungan (Ramadhan, 2012).
Laboratorium Kimia Analisa Permanganometri 7 Flowchart Uji Permanganat dalam Sampel Air Mulai Ukur 100 ml air suling ke dalam labu erlenmeyer
Tidak
Gambar 2.1 Flowchart Uji Permanganat dalam Sampel Air (Ramadhan, 2012)