Anda di halaman 1dari 12

Fifty Shades Freed - Prolog

Ibu! Ibu! Ibu sedang tidur di lantai. Dia sudah tertidur lama sekali. Aku mengusap rambutnya karena dia menyukainya. Dia tidak bangun. Aku mengguncangnya. Ibu! Perutku sakit. Aku lapar. Laki-laki itu tidak ada disini. Aku haus. Di dapur aku menarik kursi ke bak cuci dan aku minum. Airnya memercik ke switer biruku. Ibu masih tetap tertidur. Ibu bangun! Dia masih terbaring. Tubuhnya dingin. Aku mengambil selimutku, dan kututupi ibu, dan aku berbaring disebelahnya pada permadani hijau yang lengket. Ibu masih saja tertidur. Aku punya dua mainan mobil-mobilan. Mereka berpacu dilantai di tempat ibu tertidur. Aku pikir ibu sedang sakit. Aku mencari sesuatu untuk dimakan. Di lemari pendingin aku menemukan kacang polong. Kacang polongnya dingin. Aku memakannya pelan-pelan. Mereka membuat perutku sakit. Aku tidur disebelah ibu. Kacang polongnya habis. Di kulkas ada sesuatu lagi. Baunya aneh. Aku menjilatnya dan lidahku tersangkut pada benda itu. Aku memakannya perlahan. Rasanya menjijikkan. Aku meminum beberapa teguk air. Aku bermain dengan mobilku, dan aku tidur di samping Ibu. Ibu kedinginan dan dia tidak mau bangun. Pintu terbuka dengan dentuman keras. Aku menutupi ibu dengan selimutku. Laki-laki itu disini. Sialan. Apa yang sedang terjadi disini? Oh, perempuan jalang gila sialan itu. Brengsek. Sial. Pergi dariku, kamu anak kecil sialan. Dia menendangku, dan kepalaku terbentur ke lantai. Kepalaku sakit. Dia menelepon seseorang lalu pergi. Dia mengunci pintu. Aku berbaring di sebelah ibu. Kepalaku sakit. Polisi perempuan itu disini. Tidak. Tidak. Tidak. Jangan sentuh aku. Jangan sentuh aku. Jangan sentuh aku. Aku terdiam disebelah ibu. Tidak. Menjauh dariku. Polisi perempuan itu mengambil selimutku, dan dia menangkapku. Aku berteriak. ibu! Ibu! Aku mau ibuku. Kata-kata itu hilang. Aku tidak bisa mengatakannya apapun. Ibu tidak bisa mendengarku. Aku tidak bisa bicara. Christian! Christian! suaranya mendesak, menariknya kedalaman mimpi buruknya, kedalaman rasa putus asanya. Aku disini. Aku disini. Dia bangun dan wanita itu membungkuk mendekat padanya, dia menggenggam bahunya, mengguncangnya, wajahnya menggoreskan kepedihan yang mendalam, mata birunya terbuka lebar dan penuh dengan airmata. Ana, suaranya merupakan bisikan yang terengah-engah. Rasa takut menodai mulutnya. Kau disini. Tentu saja aku disini.

Aku Aku tahu. Aku disini, aku

bermimpi... disini.

Ana. Dia bernafas sambil menyebutkan namanya, dan ini merupakan jimat untuk melawan kegelapan yang mencekik yang memburu melalui tubuhnya. ssstt sudahlah, aku disini. wanita itu meringkuk didekatnya. Tungkainya mengempompongi dirinya, kehangatannya seperti melekat pada tubuhnya, memaksa mundur bayangannya kembali kebelakang, memaksa mundur ketakutannya. Dia adalah sianr mataharinya, dia adalah cahaya... dia adalah miliknya.

Kumohon jangan bertengkar. Suaranya serak saat dia membungkus kakinya di sekitar tubuh wanita itu. Okay. Sumpah itu. Untuk tidak mematuhi. Aku bisa melakukannya. Kita akan menemukan caranya. Kata-kata itu keluar terburu-buru dari mulutnya dalam emosi yang bergulung-gulung dan kebingungan serta kegelisahan. Ya. Kita pasti akan menemukan. Kita pasti akan menemukan caranya, bisik wanita itu dan bibirnya menyatu pada bibir pria itu, membungkamnya, membawanya kembali ke saat sekarang. ***

Fifty Shades Freed Bab 1a


Aku menatap melalui sela payung hijau rumput pada langit yang sangat biru, musim panas yang cerah, Laut Mediterrania yang biru dengan nafas panjang penuh kesenangan. Christian disampingku, meregang pada kursi berjemurnya. Suamiku suamiku yang seksi, tampan, tanpa baju, dan jeans pendek - sedang membaca sebuah buku tentang prediksi keruntuhan sistem bank aliran barat. Setelah semua perhitungan, dia membalik halaman bukunya. Aku belum pernah melihatnya duduk diam seperti ini, sekalipun. Dia lebih terlihat seperti seorang murid daripada seorang CEO papan atas yang berada pada peringkat tinggi perusahaan milik pribadi di Amerika Serikat. Di penghujung bulan madu kami, kami bersantai di pantai saat matahari siang pada teras yang bernama Pantai Plaza Monte Carlo di Monako, meskipun kami tidak benarbenar menginap di hotel itu. Aku membuka mataku dan menatap keluar dari "Fair Lady" yang bersauh di pelabuhan. Kami tinggal, tentu saja, di atas kapal pesiar yang

mewah. Dibangun pada 1928, dia mengapung dengan anggun di atas air, ratu dari semua kapal pesiar yang ada di pelabuhan. Dia terlihat seperti mainan anak-anak yang menggoda. Christian sungguh menyukai kapal ini aku menduga dia tergoda untuk membelinya. Jujur saja, laki-laki dan mainannya. Duduk kembali, aku mendengarkan iPod baruku yang berisi lagu-lagu campuran dari Christian Grey dan selusin dari matahari siang yang terus bersinar, sembari bermalas-malasan dan mengingat saat dia melamarku. Oh lamarannya yang sungguh hebat di rumah kapal...Aku hampir bisa mencium aroma dari bunga padang rumput itu... *** Bisakah kita menikah besok? Christian berbisik lembut di telingaku. Aku tergeletak di dadanya di dalam bungalow rumah kapal yang penuh dengan bunga, puas akan gairah setelah bercinta. Hmm. Apakah Hmm. Tidak? Hmm. Aku Aku merasakan seringainya. tersenyum Nona Stelee, pikiranmu lebar. sedang kacau ya? itu artinya YA? aku mendengar harapannya yang tak terduga.

Hmm.

Dia membungkusku dan memelukku erat, mencium ujung kepalaku. Besok, Vegas, lalu pernikahannya. Dengan mengantuk aku mengangkat kepalaku. Kupikir orang tuaku akan sangat tidak senang dengan itu." Dia mengetuk-ketukan ujung jarinya keatas dan kebawah pada punggung telanjangku, membelaiku dengan lembut. Apa yang hiasannya? kau inginkan, Anastasia? Vegas? Pernikahan Katakan besar dengan segala padaku.

Tidak besar...Hanya teman dan keluarga. Aku menatapnya dengan penuh perhatian pada permintaan mendesaknya dalam mata abu-abu yang berpijar. Apa yang dia inginkan?

Oke. Aku Bisakah Di Dia Oke. Dia Jadi, Tentu kita tempat mendengus. Disini. mengusap kita sudah saja Aku

Dia

mengangguk. mengangkat

Dimana? bahu.

mengadakannya keluargamu? Ibuku yakin rambutku. menetapkan kau

disini? Apa

dia

bertanya mereka di surga juga lebih kita

denga akan tingkat akan

ragu-ragu. setuju? tujuh. setuju. lagi?

akan ibu

berada dan

ayahku aku sekarang

Bisakah dimana, harus

bahagia tetapkan pada

waktunya. ibumu.

bertanya

Hmm. Senyuman Christian melengkung ke bawah. Ibu punya waktu sebulan, itu saja. Aku terlalu menginginkanmu dan tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Christian, kau memilikiku. Kau memilikiku saat ini. Tapi baiklah waktunya sebulan. Aku mencium dadanya, ciuman lembut nan murni, dan tersenyum padanya. *** kamu akan terbakar. Christian berbisik di telingaku, membuatku takjub dan tersadar dari rasa kantukku. Hanya untukmu. Aku memberinya senyuman termanisku. Matahari sore telah bergeser, dan aku tepat di bawah kilauan penuhnya. Dia menyeringai dan dalam sekali gerakan cepat mendorong kursi berjemurku kedalam tempat teduh di bawah payung. Hindari matahari Laut Tengah, Mrs. Grey.

Terimakasih atas altruisme (sifat yang mementingkan kepentingan orang lain, -pent.) mu, Mr. grey. Dengan senang hati, Mrs. Grey, dan aku sama sekali bukan seseorang yang berusaha untuk mementingkan kepentingan orang lain. Jika kau terbakar, aku tidak akan bisa menyentuhmu. Dia mengangkat alisnya, matanya bersinar oleh kegembiraan dan hatiku mengembang. Tapi aku sudah menduga kamu mengetahuinya dan menertawakanku. Bisakah aku seperti itu? aku melenguh, pura-pura tidak bergairah.

Ya kau bisa dan kau melakukannya. Sering. Ini adalah salah satu dari sekian banyak hal yang aku cintai dari dirimu. Dia membungkuk dan menciumku, menggigit dengan main-main pada bibir bawahku. Aku berharap kau mau menggosok tubuhku dengan losion anti matahari. Aku mencibir di bibirnya. Mrs. Grey, itu adalah pekerjaan kotor...tapi itu adalah sebuah tawaran yang tidak bisa aku tolak. duduklah. Dia memerintahku, suaranya serak. Aku melakukan sesuai perintah, dan dengan usapan lembut yang cermat dari jari-jari yang kuat dan luwes, dia melumuriku dengan losion pelindung matahari. Kau sungguh sangat mengagumkan. Aku pria yang beruntung. Dia bergumam saat jari-jarinya meluncur diatas payudaraku, menyebarkan losionnya. Ya kau memang lelaki yang beruntung, Mr. grey. Aku menatapnya denga tersipu melalui bulu mataku. Kamu sungguh sopan, Mrs. Grey. Berbaliklah. Aku akan melumuri punggungmu. Tersenyum, aku memutar tubuhku, dan dia membuka tali pengikat dari bikini mahalku yang menyeramkan. Bagaimana perasaanmu jika aku bertelanjang dada, seperti wanita-wanita lain di pantai? aku bertanya. Tidak senang. Tidak berkata tanpa ragu. Aku sangat tidak senang melihatmu memakai pakaian yang minim seperti saat ini. Dia mendekatiku dan berbisik di telingaku. Jangan memaksa keberuntunganmu. Apa Tidak. Ini itu sebuah pernyataan tentang tantangan, sebuah fakta, Mr. Mrs. Grey? Grey.

Aku mendesah dan menggelengkan kepalaku. Oh, Christian...si posesifku, pencemburu, Christian sok penguasa. Ketika dia selesai, dia memukul punggungku. Sudah selesai, dara. Blackberry-nya yang selalu hadir dan selalu aktif berbunyi. Aku memasang tampang masam dan dia menyeringai. Jangan jauh dari mataku, Mrs. Grey. Dia menaikkan alisnya dalam peringatan yang main-main, memukul punggungku sekali lagi, kembali duduk di kursi berjemurnya untuk menanggapi panggilan itu. Dewi batinku mendengkur. Mungkin malam ini kita akan melakukan semacam

pertunjukkan hanya untuk dirinya saja. Dia menyeringai dengan paham, melengkungkan alisnya. Aku tersenyum lebar pada pikiran itu dan melayang kembali pada tidur siangku. Mamselle? Un Perrier moi, un Coca-Cola light pour ma femme, sil vous plait. Et quelqe chose a manger...laissez-moi voir la carte. Hmm...Christian yang berbicara fasih dalam bahasa perancis telah membangunkanku. Bulu mataku berkepak dalam silauan matahari, dan aku menemukan Christian menontonku saat wanita berpakaian pelayan itu pergi menjauh, mengangkat nampan tinggi diatasnya, ekor kuda tingginya terayun secara provokatif. haus? Ya. Aku Aku Aku sanggup memerah. Aku dia bergumam menontonmu tidak dapat cukup seharian. tidur tadi bertanya. mengantuk. Lelah? malam.

Aku pun begitu. Dia tersenyum lebar, menaruh kembali Blackberry-nya, dan berdiri. Celana pendeknya turun sedikit dan menggantung...dengan cara itu celana pendek renangnya terlihat sangat tidak pantas. Christian menarik turun celana pendeknya, melepaskan dari sandal jepitnya. Aku kehilangan alur pikiranku. Berenang bersamaku. Dia menjulurkan tangannya saat aku menatapanya, linglung. Berenang? kata dia lagi, menelengkan kepalanya ke satu sisi, dan menunjukkan eskpresi geli di wajahnya. Ketika aku tidak memberikan respon, dia menggelengkan kepalanya perlahan. Aku pikir kau butuh panggilan untuk bangun. Tiba -tiba dia menerkam dan mengangkatku di tangannya ketika aku menjerit, lebih terkejut daripada mendengar ketakutan. Christian! Dia terkekeh. Turunkan hanya jika aku! kita sudah Aku dilaut, memekik. sayang.

Beberapa orang yang sedang berjemur di pantai menonton dengan tatapan melongo yang khas dengan tipe orang yang melongo namun menunjukkan ketidaktarikan, yang sekarang baru aku sadari bahwa memang seperti itu orang-orang Perancis saat Christian membawaku ke laut, tertawa dan mengarunginya. Aku mendekapkan tanganku di sekitar lehernya. kau tidak akan melakukannya. Aku berkata terengah-engah, mencoba menahan kekehanku.

Dia menyeringai. Oh, Ana, sayang, apa kau tidak belajar apapun bahwa kita mengenal satu sama lain dalam waktu singkat ini? Dia menciumku, dan aku merebut kesempatan itu, melarikan jari-jariku melalui rambutnya, menggenggamnya dalam dua tangan penuh dan menciumnya dia kembali saat aku menyerang mulutnya dengan lidahku. Dia menghirup napas dan mundur kebelakang, matanya berasap namun waspada. Aku tahu permainanmu, Dia berbisik dan perlahan tenggelam ke dalam air yang dingin dan jernih, membawaku bersamanya saat bibirnya menemukan bibirku sekali lagi. Ketenangan Laut Mediterrania terlupakan dengan cepat saat aku membungkus tubuhku di sekitar suamiku. Kupikir kau mau berenang, aku bergumam pada mulutnya.

kau sangat mengalihkan perhatianku. Christian menyentuhkan giginya di sepanjang bibir bawahku. Tapi aku tak yakin aku ingin orang-orang baik di Monte Carlo melihat istriku dalam pergolakan nafsunya. Aku melarikan gigiku di sepanjang rahangnya, ujung janggutnya menggeletik lidahku, tidak memperdulikan picisan tentang orang-orang baik di Monte Carlo. Ana, erangnya. Dia membungkus ekor kudaku di sekitar pergelangan tangannya dan menariknya dengan lembut, memiringkan kepalaku kebelakang, memamerkan leherku. Dia menjalankan ciumannya dari kupingku turun ke leherku. Bisakah Ya. aku membawamu di lautan? dia menarik napas. Bisikku.

Christian menarik diri dan menatapku, matanya hangat, penuh keinginan, dan geli. Mrs. Grey, kau tidak pernah puas dan sangat tebal muka. Monster seperti apa yang sudah aku ciptakan? Monster yang cocok denganmu. Dapatkah kau memilikiku dengan cara lain? Aku akan memilikimu dengan posisi apapun yang bisa aku lakukan, kau tahu itu. Tapi tidak sekarang. Tidak dengan para penonton. Dia menengokkan kepalanya kearah pantai. Apa? Aku cukup yakin, beberapa penjemur di pantai telah menanggalkan ketidakacuhan mereka dan sekarang memandang kami dengan ketertarikan. Tiba-tiba, Christian menangkap pinggangku dan meluncurkanku ke dalam air, membiarkan ku jatuh ke dalam air dan tenggelam di bawah gelombang menuju pasir lembut di bawahnya. Aku muncul ke permukaan, terbatuk, memercik, dan terkekeh.

Christian! hardikku, marah padanya. Aku pikir kita akan bercinta di laut...dan membuat keberuntungan pertama lainnya. Dia menggigit bibir bawahnya untuk menahan kegiranganya. Aku memerciknya, dan dia memercikku dengan air juga. Kita punya waktu semalaman, Katanya, tersenyum lebar seperti orang bodoh. Nanti, sayang. Dia menyelam di bawah laut dan muncul ke permukaan sejauh tiga kaki dariku, lalu dalam ketidak pastian, merangkak dengan penuh syukur, berenang menjauh dari pantai, menjauh dariku. Gah! Fifty yang menggiurkan dan suka main-main! Aku melindungi mataku dari matahari saat melihatnya menjauh dariku. Dia seperti penggoda...apa yang bisa kulakukan untuk membuatnya kembali? Saat aku berenang kembali ke pantai, aku merenungkan pilihanku. Minuman kami sudah tersaji di kursi berjemur, dan aku meneguk Coke dengan cepat. Christian terlihat seperti titik lemah di kejauhan. Hmm...aku membaringkan diriku di depan dan, meraba tali pengikat bikiniku, membukanya dan melemparkannya begitu saja ke atas kursi berjemur milik Christian. Lihat...betapa sanggupnya aku bertebal muka, Mr. grey. Rasakan ini. Aku menutup mataku dan membiarkan matahari menghangatkan kulitku...menghangatkan tulangku, dan aku hanyut kembali di bawah panasnya matahari, pikiranku kembali pada hari pernikahanku. *** Kau Aku bisa mencium mempelaimu, Pendeta menatap Walsh mengumumkan. suamiku.

berseri-seri

Akhirnya kau menjadi milikku. Dia berbisik dan menarikku ke dalam lengannya dan menciumku dengan kemurnian di bibirnya. Aku telah menikah. Aku adalah Mrs. Christian Grey. Aku riang dengan sukacitaan. Kau terlihat cantik, Ana, dia bergumam dan tersenyum, matanya bersinar penuh rasa cinta...dan sesuatu yang gelap, sesuatu yang seksi. Jangan biarkan orang lain melepaskan gaunmu kecuali aku, mengerti? Senyumannya memanas ratusan derajat saat ujung jarinya berjalan turun di pipiku, memicu darahku. Sialan...bagaimana dia melakukan ini, meski disini dengan semua orang-orang yang sedang menatap kami? Aku mengangguk dalam diam. Tuhan, aku harap tidak ada orang yang mendengar kami. Sungguh beruntung Pendeta Walsh diam-diam melangkah mundur. Aku menatap sekilas pada kerumunan yang berkumpul dengan riasan pesta pernikahan mereka...

Ibuku, Ray, Bob dan keluarga Grey semua bertepuk tangan bahkan Kate, pendamping pengantinku, yang telihat mempesona dalam balutan gaun pink muda saat berdiri di samping pendamping pria Christian., saudara laki-lakinya Elliot. Siapa yang tahu bahkan Elliot bisa terlihat sangat keren? Semua tersenyum lebar dan berseri-seri kecuali Grace, yang sedang menangis penuh syukur pada sapu tangan putihnya yang halus. Siap untuk berpesta, Mrs. Grey? Christian berbisik, memberikanku senyuman malumalu. Aku meleleh. Dia terlihat hebat dalam tuxedo hitam yang sederhanan dengan rompi silver dan dasi. Dia sangat...tampan. Siap seperti biasanya. Aku tersenyum lebar, benar-benar senyuman bodoh di wajahku. Kemudian pesta pernikahan itu langsung pada puncaknya...Carrick dan Grace benarbenar hebat. Mereka memiliki tenda besar yang dipasang dan dekorasi pink muda yang cantik, silver, dan warna gading dengan sisinya yang terbuka, memperlihatkan teluk. Kami di berkahi dengan udara yang bagus, sinar matahari sore diatas air. Ada satu lantai dansa diujung tenda besar, buffet yang mewah di sisi lainnya. Ray dan ibuku menari dan tertawa bersama. Aku merasakan pahit-manis melihat mereka bersama. Aku harap aku dan Christian bisa bersama selamanya. Aku tak tahu apa yang akan kulakukan jika ia meninggalkanku. Menikah terburu-buru, menyesalinya saat di waktu luang. Kata-kata itu menghantuiku. Kate disebelahku, terlihat sangat cantik dalam gaun sutera panjangnya. Dia menatap sekilas padaku dan merengut. Hey, ini seharusnya menjadi hari yang paling bahagia dalam hidupmu, tegurnya. Memang, Oh, Aku Mereka Bahagia Apa kau memiliki dengan keraguan? Tanya Kate Ana, ada apa? Apa kamu sedang melihat ibumu dan bisikku. Ray? sedih. bahagia. berpisah. khawatir.

mengangguk

Tidak. Tidak juga. Ini hanya...aku sangat mencintainya. Aku membeku, tak mampu atau tak sanggup mengucapkan rasa takutku dengan jelas. Ana, ini sudah jelas bahwa dia memujamu. Aku tahu kau punya hubungan yang diawali dengan keadaan yang tidak biasa, tapi aku bisa lihat betapa bahagianya kalian

berdua telah melewati waktu lebih dari sebulan. Dia menggenggam tanganku, meremasnya. Disamping itu, ini sudah terlambat. Dia menambahkan dengan seringaian. Aku terkekeh. Kepercayaan Kate untuk menunjukkan dengan jelas. Dia menarikku ke pelukan spesial Katherine Kavanagh. Ana, kau akan baik-baik saja. Dan jika dia melukaimu sehelai saja rambut di kepalamu, dia akan menghadapiku. Sambil melepaskanku, dia tersenyum lebar dengan siapapun itu yang ada di belakangku. Hi, sayang. Christian meletakkan tangannya ditubuhku, mengejutkanku, dan mencium ujung kepalaku. Kate, Dia mengakui keberadaan Kate. Dia tetap bersikap dingin terhadap Kate bahkan setelah enam minggu. Halo lagi, Christian. Aku akan pergi mencari pendamping pria (best man) mu, yang juga menjadi pria terbaikku (best man). Dengan senyuman untuk kami berdua, dia mendatangi Elliot, yang sedang minum bersama adik laki-lakinya Ethan dan teman kami Jose. Saatnya pergi. Christian bergumam.

Sekarang? Ini pesta pertama dimana aku tidak keberatan untuk menjadi pusat perhatian di dalamnya. Aku berbalik dalam lengannya untuk menghadap padanya. Kau Begitu Dia tersenyum, ekspresinya pantas mendapatkannya. Kau pula memanas. Gaun cantik ini cocok terlihat mempesona, Anastasia. dirimu. untukmu.

Gaun lama ini? aku memerah malu-malu dan menarik hiasan renda halus pada gaun pengantin yang sederhana dan pas yang di rancang untukku oleh Ibu nya Kate. Aku sangat suka pada rendanya yang menghiasi pundakku sedikit sopan, namun memikat, aku harap. Dia membungkuk dan menciumku. Ayo. Aku tak mau lagi membagimu dengan semua yang ada disini. Memang kita bisa meninggalkan pesta pernikahan kita sendiri?

Sayang, ini pesta kita, dan kita bisa melakukan apapun yang kita mau. Kita sudah memotong kue. Dan sekarang, aku lebih suka untuk cepat-cepat membawamu keluar dan memilikimu hanya untuk diriku sendiri. Aku terkekeh. Kau memilikiku seumur hidupmu, Mr. grey.

Aku Oh, Aku disini

sangat kalian

senang berdua

mendengarnya, rupanya! nya Seperti Grace lagi Tentu burung telah

Mrs. lovebird

Grey. saja. kami.

mengerang

dalam

hati...Ibu dansa

menemukan

Christian, Christian

sayang

sekali

bersama saja

nenekmu? nek.

mengerutkan

bibirnya.

Dan kau, Anastasia yang cantik, pergilah dan buat pria tua itu bahagia berdansalah dengan Theo. Theo, Nyonya Travelyan?

Kakek Travelyan. Dan menurutku kau bisa memanggiku nenek. Sekarang, kalian berdua benar-benar harus berusaha untuk memberikan aku cucu. Aku tak mau menunggu lebih lama lagi. Dia memberi kami senyum simpul. Christian menatapnya ngeri. Ayo, nek, katanya, terburu-buru menarik tangan wanita tua itu dan menuntunnya ke lantai dansa. Christian memandangku lagi dengan tatapan sekilas, praktis cemberut dan memutar bola matanya. Nanti, sayang. Saat aku berjalan ke arah kakek Travelyan, Jose mencegatku. Aku tidak akan memintamu untuk berdansa lagi. Kupikir aku sudah memonopoli waktumu terlalu banyak di lantai dansa tadi. Aku senang melihatmu bahagia, tapi aku serius Ana. Aku ada disini...jika kau membutuhkanku. Jose, Aku terima serius. kasih. Mata Kau gelapnya adalah bersinar teman yang baik. ketulusan.

dengan

Aku tahu kau serius. Terima kasih Jose. Sekarang jika kau berkenan mengijinkanku aku punya kencan dengan pria tua. Dia Kakeknya mengerutkan Christian. keningnya Aku dalam kebingungan. mengklarifikasi.

Dia tersenyum lebar. Semoga berhasil kencannya, Annie. Semoga berhasil dengan segalanya. Terima kasih, Jose.

Setelah dansaku dengan kakeknya Christian yang paling menawan, aku berdiri di pintu

perancis, menatap matahari tenggelam perlahan di Seattle, menuang kilauan bayangan oranye dan biru laut melintasi teluk. Ayo pergi. Kata Christian mendesak.

Aku harus ganti pakaian. Aku menyambar tangannya, maksudnya untuk membawanya melalui jendela Perancis dan naik ke atas denganku. Dia mengerutkan dahi, tak mengerti dan menarik lembut tanganku, membuatku ragu. Kupikir kau mau menjadi satu-satunya orang yang melepaskan gaun ini, Aku menjelaskan. Matanya menyala. Benar. Dia memberiku seringai yang membangkitkan nafsu. Tapi aku tidak menelanjangimu disini. Kita tak akan pergi sampai...Aku tak tahu... Dia melambaikan jemari panjangnya, meninggalkan kalimatnya tidak selesai tapi maksudnya sangat jelas. Aku dan Tapi- Tidak ada tapi, Anastasia. Kau terlihat cantik. Dan aku ingin menjadi satu -satunya yang melepaskan pakaianmu. Oh. Aku merengut. jangan merona melepaskan dan rambutmu melepaskan juga, dia tangannya. bergumam gelap.

Kemasi baju berpergianmu. Perintahnya. Kau akan membutuhkannya. Taylor sudah menyimpan koper besarmu. Oke. Apa yang dia rencanakan? Dia tidak memberitahuku kemana kita akan pergi. ***

Anda mungkin juga menyukai