Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH LAMA PERENDAMAN RESIN AKRILIK HEAT CURED DALAM JUS BUAH KIWI (Actinidia deliciosa) TERHADAP KEKUATAN

IMPAK Sri Handajani*, Delvi Fitriani*, Monia Tarida** * Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya ** Mahasiswa

ABSTRAK Resin akrilik merupakan bahan yang masih sering digunakan sebagai basis gigi tiruan di bidang kedokteran gigi. Jenis resin akrilik yang banyak dipakai adalah heat cured karena memiliki banyak kelebihan, tetapi jenis ini juga memiliki kekurangan yaitu mudah menyerap cairan, sisa makanan, bahan kimia, dan mudah patah bila terjatuh pada permukaan yang keras. Buah kiwi yang sudah banyak dikenal dan dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia mengandung antioksidan atau polifenol (senyawa flavonoid). Senyawa flavonoid dapat bereaksi dengan resin akrilik yang menyebabkan kerusakan kimiawi pada permukaannya sehingga menimbulkan keretakan dan penurunan kekuatan impak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perendaman resin akrilik heat cured dalam jus buah kiwi (Actinidia deliciosa) terhadap kekuatan impak. Penelitian ini menggunakan 24 sampel dengan ukuran 65mm x 10mm x 2,5mm dengan waktu perendaman selama 7 hari dan 14 hari yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok kontrol (perendaman dengan aquades) dan kelompok perlakuan (perendaman dengan jus buah kiwi), dimana setiap kelompok terdiri dari 6 sampel. Kekuatan impak ini diukur dengan menggunakan alat uji impact testing KRY modifikasi ITS. Hasil pengujian kemudian dianalisis dengan menggunakan uji One-way ANOVA dan dilanjutkan dengan uji LSD. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah lama perendaman resin akrilik heat cured dalam jus buah kiwi mempengaruhi kekuatan impak secara signifikan. Penurunan kekuatan impak paling rendah ada pada perendaman dalam jus buah kiwi selama 14 hari. Disarankan kepada masyarakat yang menggunakan gigi tiruan lepasan sebaiknya mengurangi mengkonsumsi jus buah kiwi untuk menjaga keutuhan dan kekuatan gigi tiruan lepasan resin akrilik heat cured. Kata kunci: resin akrilik heat cured, jus buah kiwi, flavonoid, kekuatan impak.

ABSTRACT Acrylic resin is a material that is often used as a denture base in the field of dentistry. Acrylic resins that are widely used heat cured because it has many advantages, but this type also has the disadvantage that easily absorbs liquids, food waste, chemicals, and easily broken if dropped on a hard surface. Kiwi fruit is already widely known and consumed by the people of Indonesia contain antioxidants or polyphenols (flavonoids). Flavonoid compounds can react with acrylic resin chemical that causes damage to the surface causing crazing and a decrease in impact strength. This study aimed to investigate the effect of long immersion heat cured acrylic resin in kiwi fruit juice (Actinidia deliciosa) on the impact strength. This study using 24 samples of size 65mm x 10mm x 2.5 mm with a time of immersion for 7 days and 14 days were divided into two groups: a control group (soaking with distilled water) and treatment group (soaking with kiwi fruit juice), where each group consisted of 6 samples. The impact strength

was measured using test equipment modifications ITS KRY impact testing. The test results are then analyzed using One-way ANOVA test and followed by LSD test. The conclusion of this research is a long immersion heat cured acrylic resin in kiwi fruit juice affects the impact strength is significant. Decrease most low impact strength for immersion in kiwi fruit juice for 14 days. It is suggested that people who use a removable denture should reduce the consumption of kiwi fruit juice to keep the integrity and strength of acrylic resin removable denture heat cured. Keywords: heat cured acrylic resin, fruit juices kiwi, flavonoid, the impact strength

PENDAHULUAN Resin akrilik merupakan suatu polimer yang mempunyai peran penting dalam pembuatan gigi tiruan lepasan, reparasi gigi tiruan, dan protesa maksilofasial untuk menggantikan struktur rongga mulut atau sebagian wajah yang hilang. Resin akrilik digunakan di bidang kedokteran gigi mulai tahun 1946 sebagai basis gigi tiruan yang terbuat dari polimer atau kopolimer metil metakrilat.4 Jenis resin akrilik yang banyak dipakai adalah heat cured karena mememenuhi beberapa syarat antara lain stabilitas warna baik, tidak mengiritasi, tidak toksik, harga relatif murah, cara manipulasi mudah, pembuatan dan reparasi yang mudah. Selain memiliki kelebihan resin akrilik juga memiliki kekurangan yaitu dapat menyerap air atau cairan, sisa makanan atau bahan kimia, serta mudah patah bila terjatuh pada permukaan yang keras.3 Dalam fungsinya basis gigi tiruan akrilik mempunyai karakteristik kekuatan, salah satunya adalah kekuatan impak. Kekuatan impak adalah daya tahan suatu bahan agar tidak patah bila mendapat daya yang besar dan tiba-tiba dalam bentuk compression.4 Kekuatan impak suatu gigi tiruan diperlukan untuk mengatasi gigi tiruan jika mengalami tekanan tiba-tiba, misalnya jatuh pada permukaan yang keras. Di Indonesia, masyarakat umumnya sudah mengenal buah kiwi yang mempunyai rasa sedikit asam dan dagingnya berwarna hijau ini. Berdasarkan riset yang telah dilakukan Zepri International dalam meneliti manfaat

dan menyempurnakan kualitas produk buah kiwi, buah kiwi mengandung banyak zat gizi dan antioksidan dibanding buahbuahan lainnya, bahkan buah kiwi memiliki nutrisi paling banyak. Ini artinya, kita akan mendapatkan vitamin dan mineral lebih banyak per gramnya maupun per kalorinya.10 Buah kiwi mengandung polifenol atau antioksidan (senyawa flavonoid), karotenoid, karoten lutein untuk memerangi radikal bebas di dalam tubuh sehingga kita bisa terhindar dari penyakit degeneratif dan kanker. Flavonoid merupakan golongan terbesar dari senyawa fenol. Polifenol dapat bereaksi dengan resin akrilik. Fenol bila berkontak dengan resin akrilik dapat menyebabkan kerusakan kimiawi pada permukaan resin akrilik. Senyawa fenol dapat berdifusi ke dalam lempeng akrilik dan mulai menyebabkan kerusakan kimiawi resin akrilik.10 Perusakan secara kimia menimbulkan kekasaran pada permukaan resin akrilik sehingga dapat menyebabkan retak atau crazing dan penurunan kekuatan serta kekerasan.1 Dengan banyaknya keunggulan dari buah kiwi kemungkinan semakin banyak pula yang mengonsumsi jus buah kiwi dan mungkin diantaranya ada yang memakai gigi tiruan. Beberapa penelitian membuktikan bahwa kekuatan fisik resin zat seperti benzene, methanol, fenol, dan lainlain dapat memperkuat atau memperlemah.1 Berdasarkan pemikiran tersebut, penulis ingin mengetahui bagaimana pengaruh lama perendaman resin akrilik heat cured dalam jus buah kiwi terhadap kekuatan impak.

METODE PENELITIAN Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratoris dengan uji impak menggunakan alat Mini impact tester type KRY modifikasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Sampel yang digunakan dalam penelitian sebanyak 24 sampel dengan ukuran 65 x 10 x 2,5 mm.

Gambar 1. Sampel resin akrilik Perendaman sampel dilakukan pada akuades sebagai kelompok kontrol dan jus buah kiwi sebagai kelompok perendaman selama 7 dan 14 hari dalam suhu kamar. Kekuatan impak dihitung dengan rumus: W.L (cos - cos) (gram/cm) A Keterangan rumus: W = berat bandul + berat logam (gr) L = panjang lengan (cm) = sudut awal bandul sebelum diayunkan = sudut akhir bandul sesudah diayunkan A = luas penampang batang uji (cm) Prosedur Penelitian. Sebelum diberi perlakuan, pada masing-masing kelompok perlakuan semua lempeng uji direndam dalam akuades selama 2 x 24 jam. Resin akrilik menyerap suatu cairan sampai jenuh setelah 2 x 24 jam, sehingga untuk mencapai tingkat kejenuhan yang maksimal semua sampel direndam dalam akuades selama 2 hari. Perendaman dilakukan di gelas plastik yang bening dan ditutup dengan

posisi lempeng akrilik tergantung. Dengan cara melilitkan benang pada salah satu ujung akrilik dengan rapat agar tidak mudah lepas, kemudian digantung dengan posisi permukaan yang bawah tidak menempel pada gelas sampai seluruh bagian lempeng terendam pada bahan perendam. Bahan perendam diganti setiap hari. Perendaman dilakukan dalam 4 sub kelompok yang berbeda perlakuan dan lama perendaman. a.Kelompok 1 : Perendaman lempeng dalam akuades i. Sub kelompok 1 : perendaman selama 7 hari ii. Sub kelompok 2 : perendaman selama 14 hari b. Kelompok 2 : Perendaman lempeng dalam jus buah kiwi i. Sub kelompok 1 : perendaman selama 7 hari ii. Sub kelompok 2 : perendaman selama 14 hari Pembuatan Bahan Perendam. Empat buah kiwi yang sudah matang dilakukan penimbangan sebesar 300 gram untuk setiap sampel setelah itu dikupas kulitnya dan dipotong-potong lalu diblender dan didinginkan dalam suhu kamar. Jus buah kiwi ini baru dibuat pada saat akan digunakan untuk perendaman dan diganti dengan jus yang baru setiap harinya.

Gambar 2. Perendaman akuades 7 hari

HASIL PENELITIAN Uji Saphiro Wilk Pengujian normalitas data dilakukan menggunakan uji Shapiro-Wilk apabila sampel kecil (kurang dari 30). Asumsi normalitas dikatakan terpenuhi jika nilai signifikansi hasil penghitungan lebih besar dari = 0,05. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh nilai sig. sebesar 0.538 lebih besar dibandingkan sebesar 0.05 (0.538>0.05) sehingga dapat disimpulkan bahwa menurut data pada penelitian ini menyebar normal. Uji Levene Pengujian homogenitas varian dilakukan menggunakan uji Levene. Asumsi homogenitas varian dikatakan terpenuhi jika nilai signifikansi hasil penghitungan lebih besar daripada = 0,05. Melalui nilai sig. yang dihasilkan sebesar 0.065 lebih besar dibandingkan sebesar 0.05 (0.065>0.05) sehingga data pada penelitian memiliki varian yang homogen. Uji One-way ANOVA dan LSD Test Hasil pengujian Anova melalui uji F dihasilkan nilai sig. sebesar 0.000 lebih kecil dibandingkan sebesar 0.05 (0.000<0.05) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan signifikan antara perlakuan yang diberikan. Kemudian untuk mengetahui pasangan perlakuan yang berbeda maka dilakukan uji lanjutan menggunakan uji LSD (Least Square Distance). Apabila nilai sig. yang dihasilkan dari pasangan perlakuan lebih kecil dibandingkan sebesar 0.05 (sig.<0.05) maka kedua perlakuan tersebut memiliki perbedaan signifikan. Sehingga menurut hasil LSD dapat diketahui bahwa kekuatan impak pada perendaman dengan akuades selama 7 hari tidak berbeda signifikan dengan perendaman akuades selama 14 hari, akan tetapi pada perendaman dengan jus buah kiwi selama 7 hari dan perendaman dengan jus buah kiwi selama 14 hari terdapat perbedaan yang signifikan. Begitu pula dengan kekuatan impak pada perendaman dengan

Gambar 3. Perendaman jus buah kiwi 7 hari

Gambar 4. Perendaman akuades 14 hari

Gambar 5. Perendaman jus buah Kiwi 14 hari Analisis Data. Data yang diperoleh dari hasil penelitian ditabulasikan dan dilakukan uji statistik dengan menggunakan Shapiro wilk untuk mengetahui distribusi data, levene untuk uji homogenitas dimana keduanya merupakan asumsi yang mendasari uji ANOVA. Uji ANOVA yang dilakukan adalah One way ANOVA untuk melihat adanya perbedaan kekuatan impak antar kelompok perlakuan.

akuades selama 14 hari berbeda signifikan dengan perendaman jus buah kiwi selama 7 hari dan perendaman dengan jus buah kiwi selama 14 hari. Sehingga berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa lama perendaman resin akrilik heat cured dalam jus buah kiwi berpengaruh terhadap kekuatan impak. PEMBAHASAN Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perendaman jus buah kiwi (Actinidia deliciosa) terhadap kekuatan impak resin akrilik heat cured. Terdapat dua macam perlakuan kelompok dengan akuades sebagai kelompok kontrol dan jus buah kiwi sebagai kelompok perlakuan. Terdapat 24 sampel resin akrilik dimana masingmasing kelompok memiliki subkelompok yaitu perendaman selama 7 hari dan 14 hari. Hasil penelitian ini dianalisa dengan menggunakan One-way ANOVA. Sebelum menggunakan uji One-way ANOVA terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk apabila sampel kecil kurang dari 30 dan uji homogenitas varian dengan menggunakan Levene. Asumsi normalitas dan homogenitas terpenuhi karena nilai signifikansi hasil penghitungannya lebih besar dari = 0,05. Setelah pengujian asumsi normalitas dan homogenitas varian telah dipenuhi selanjutnya dilakukan pengujian untuk mengetahui pengaruh perendaman jus buah kiwi dan waktu perendaman terhadap kekuatan impak dengan Oneway ANOVA yang kemudian dilanjutkan dengan uji LSD (Least Significant Difference) untuk mengetahui lebih lanjut perbedaan rata-rata kekuatan impak. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan ANOVA menunjukkan adanya perbedaan kekuatan impak yang signifikan antara kelompok kontrol (perendaman dengan akuades) dengan kelompok perlakuan (perendaman dengan jus buah kiwi). Sedangkan pada uji LSD apabila nilai signifikan yang dihasilkan dari pasangan

perlakuan lebih kecil dibandingkan sebesar 0.05 (sig.<0.05) maka kedua perlakuan tersebut memiliki perbedaan signifikan. Sehingga menurut hasil LSD dapat diketahui bahwa kekuatan impak pada perendaman dengan akuades selama 7 hari tidak berbeda signifikan dengan perendaman akuades selama 14 hari, akan tetapi pada perendaman dengan jus buah kiwi selama 7 hari dan perendaman jus buah kiwi selama 14 hari terdapat perbedaan yang signifikan. Begitu pula dengan kekuatan impak pada perendaman dengan akuades selama 14 hari berbeda signifikan dengan perendaman jus buah kiwi selama 7 hari dan perendaman dengan jus buah kiwi selama 14 hari. Sehingga berdasarkan hasil penelitian LSD dapat disimpulkan bahwa semakin lama waktu perendaman pada jus buah kiwi maka kekuatan impak semakin menurun. Kesimpulan ini sesuai dengan pernyataan Shen 1989, bahwa polifenol atau senyawa fenol dapat bereaksi dengan resin akrilik. Fenol apabila berkontak dengan resin akrilik dapat berdifusi sehingga menyebabkan kerusakan kimiawi pada permukaan resin akrilik. Berdasarkan penelitiannya, polifenol yang berkontak dengan lempeng akrilik akan bereaksi dengan ester dari polimetil metakrilat dalam lempeng resin akrilik. Ikatan rantai polimer dari resin akrilik menjadi terganggu yang mengakibatkan sifat fisis lempeng akrilik semakin melemah karena senyawa tersebut akan masuk ke dalam permukaan resin akrilik dan mengakibatkan permukaannya mengembang dan menjadi lunak. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan pernyataan Anusavice 2004 yang menyatakan, bahwa penurunan kekuatan impak dari resin akrilik tersebut disebabkan oleh penyerapan zat cair secara difusi oleh resin akrilik heat cured. Molekul air mengakibatkan ikatan polimer terpisah sehingga mempengaruhi kekuatan rantai polimer dan molekul air juga berperan sebagai plasticizer sehingga menyebabkan penurunan kekuatan impak. Semakin lama waktu perendaman maka molekul air yang

berdifusi ke dalam resin semakin banyak menyebabkan kekuatan impak semakin menurun. Pada hasil penelitian dengan menggunakan LSD menunjukkan kekuatan impak pada perendaman dengan akuades (kelompok kontrol) selama 7 hari tidak ada perbedaan yang signifikan dengan perendaman dengan akuades selama 14 hari. Dikarenakan akuades tidak mengandung zat yang dapat berinteraksi secara kimiawi dengan resin akrilik heat cured, sehingga penurunan kekuatan impak tidak signifikan. Dibutuhkan larutan yang mengandung asam, senyawa dari golongan flavonoid serta fenol untuk dapat memberikan efek penurunan kekuatan impak pada resin akrilik heat cured.6 Sehingga perendaman dengan akuades tidak mengalami penurunan kekuatan impak yang signifikan.1 Jus buah kiwi ini mengandung flavonoid atau senyawa fenol, dimana senyawa tersebut akan berinteraksi secara kimiawi dengan resin akrilik heat cured sehingga pada kelompok perlakuan mengalami penurunan kekuatan impak yang signifikan. Dari hasil penelitian ini dapat dikatakan bahwa resin akrilik heat cured yang dilakukan perendaman dengan jus buah kiwi selama 14 hari mengalami penurunan kekuatan impak yang signifikan dan memiliki kekuatan impak yang paling rendah dibandingkan dengan perlakuan yang lainnya sehingga lamanya resin akrilik berkontak dengan flavonoid yang terkandung pada jus buah kiwi dapat mempengaruhi kekuatan impak. KESIMPULAN 1. Lama perendaman resin akrilik heat cured dalam jus buah kiwi (Actinidia deliciosa) berpengaruh terhadap kekuatan impak. 2. Semakin lama resin akrilik heat cured direndam dalam jus buah kiwi (Actinidia deliciosa) makan semakin menurun kekuatan impaknya.

SARAN 1. Bagi pemakai gigi tiruan dari bahan akrilik sebaiknya untuk mengurangi atau tidak berlebihan dalam mengkonsumsi jus buah kiwi karena kandungan yang terdapat di dalam buah kiwi dapat menyebabkan penurunan kekuatan impak pada resin akrilik tersebut sehingga akan mudah mengalami kerusakan. 2. Bagi dokter gigi sebaiknya memberi penjelasan kepada pasien yang menggunakan gigi tiruan tentang pengaruh jus buah kiwi terhadap kekuatan impak resin akrilik heat cured. 3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh lama perendeaman resin akrilik heat cured dalam jus buah kiwi terhadap kekuatan transversa. DAFTAR PUSTAKA 1. Anusavice K.J.,2003. Phillips Science of Dental Materials 10th ed, 2003. Phillips Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi, Johan Arief Budiman, Susi Purwoko (penterjemah), EGC, Jakarta, Indonesia, hal 41, 197-198, 201-214. 2. Astuty, H.T.I. 2010. Perubahan kekerasan Resin Akrilik Heat Cured Setelah Perendaman Dalam Larutan Cuka Apel. Skripsi. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara, Medan. 3. Combe E.C. 1992. Notes of Dental Material 6th ed, 1992. Sari Dental Material, Slamat Tarigan (penterjemah), Balai Pustaka, Jakarta, Indonesia, hal 27, 52, 174, 270-277. 4. Craig R.G. 2002. Restoratif Dental Material 11th ed. Mosby, Departement of Biologic and Material Sciences The University of Michigan School of Dentistry, United State of America, hal.56-68,431-489, 516-521,529. 5. Craig RG, Powers JM, Sakaguchi RL, 2007. Restorative Dental Material 12th ed, Mosby; p.520-521.

6. David. 2005. Perubahan Warna Lempeng Resin Akrilik yang Direndam dalam Larutan Desinfektan Sodium Hipoklorit dan Klorhexidin. Skripsi, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga, Surabaya. 7. Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. 1992. Petunjuk Praktikum Logam. Jurusan Teknik Mesin FTIITS; p. 40-53. 8. Putriyanti, Agatha Rufina. 2011. Perbandingan Lama Perendaman Resin Akrilik Heat Cured Dalam Larutan Natrium Bikarbonat 5% dan Klorheksidin Glukonat 0,2 % Terhadap Kekuatan Impak.Pendidikan Dokter Gigi Universitas Brawijaya 9. Munadziroh E, Indrasari M. Kekuatan Impak Resin Akrilik Heat Cured dan Self Cured setelah Direndam Larutan Teh Hitam, Majalah Kedokteran Gigi, 2000, 33(3):B95-98.

10. Ross, NC et al. 2008. Analysis of expressed sequence tags from actinidia: applications of a cross species EST database for gene discovery in the areas of flavor, health, color and ripening. BMC Genomics, 9:351. 11. Shen C, Javid NS, Colaizzi FA. 1989. The Effect of Glutaraldehyde Base Desifectant on Denture Base Resin. J. Prosthet. Dent. 12. Soebagio. 2001. Efektifitas Lama Perendaman Lempeng Resin Akrilik dalam Berbagai Konsentrasi Seduhan Teh Hitam Terhadap Kekuatan Tranversa. Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Airlangga, Surabaya. 13. Weisburger, John H. 1998. International Scientific Symposium on Tea and Human Health. Blackwell Science, Washington DC.

Anda mungkin juga menyukai