Anda di halaman 1dari 7

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang Tenaga keperawatan merupakan salah satu bagian dari tenaga kesehatan secara umum. Tenaga kesehatan secara umum, terdiri dari: tenaga medis, tenaga keperawatan, tenaga paramedis non-keperawatan dan tenaga non medis. Tenaga kesehatan yang bekerja di rumah sakit, dari semua katagori, tenaga perawatan merupakan tenaga terbanyak dan waktu kontak lebih lama dengan pasien

dibandingkan dengan tenaga kesehatan yang lain, serta berada pada semua setting pelayanan kesehatan sehingga tenaga perawatan mempunyai peranan penting terhadap mutu pelayanan di rumah sakit. Kerja keras perawat tidak dapat mencapai level optimal jika tidak didukung dengan sarana prasarana, manajemen rumah sakit dan tenaga kesehatan lainnya(Ariyani.2008). Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk juga untuk rumah sakit. Ada lima isu penting yang terkait dengan keselamatan di rumah sakit yaitu keselamatan pasien (patient safety) , keselamatan pekerja atau

petugas kesehatan, keselamatan bangunan dan peralatan di rumah sakit yang bisa berdampak terhadap keselamatan pasien dan petugas, keselamatan lingkungan yang berdampak terhadap pencemaran lingkungan dan keselamatan bisnis rumah sakit yang terkait dengan kelangsungan hidup rumah sakit(DepKes.2006). Kelima aspek tersebut sangat penting untuk dilaksanakan di setiap rumah sakit. Namun harus diakui kegiatan institusi rumah sakit dapat berjalan apabila ada pasien. Keselamatan pasien merupakan prioritas utama untuk dilaksanakan dan hal tersebut terkait dengan isu mutu dan citra

perumahsakitan(DepKes,2006) WHO pada tahun 2004 mengumpulkan angka-angka penelitian rumah sakit di berbagai negara: Amerika, Inggris, Denmark dan Australia, ditemukan KTD (Kejadian Tidak Diharapkan) dengan rentang 3,2 16,6 %. Data-data

tersebut menjadikan pemicu berbagai negara untuk segera melakukan penelitian dan pengembangan Sistim Keselamatan Pasien.(DepKes,2006) Data tentang KTD dan KNC (Kejadian Nyaris Cedera) di Indonesia masih langka, namun dilain pihak terjadi peningkatan tuduhan mal-praktek yang belum tentu sesuai dengan pembuktian akhir. Insidensi pelanggaran patient safety 28,3% dilakukan oleh perawat. Perawat harus menyadari perannya sebagai penjaga gawang sehingga harus dapat berpartisipasi aktif dalam mewujudkan patient safety. Kerja keras perawat tidak dapat mencapai level optimal jika tidak didukung dengan sarana prasarana, manajemen rumah sakit dan tenaga kesehatan lainnya. Karakteristik profesi adalah memiliki ilmu pengetahuan, attitude, responsible, dan accountable tenaga kesehatan

profesional harus bertanggung jawab dan bertanggung gugat, dengan demikian mengurangi resiko pelanggaran patient safety.( Adib, 2009). Kebijakan strategi penerapan patient safety di Rumah Sakit Dr. Kariadi Semarang adalah : Sosialisasi patient safety pada seluruh unit pelayanan, pencatatan dan pelaporan internal insiden kasus, solusi masalah dan akar masalah, standart keselamatan pasien dan self assessment instrument akreditasi, Pendidikan, pelatihan dan penelitian, Update patient safety sesuai kementrian kesehatan dan KPRS pusat. Keluhan pelanggan yang di sampaikan pos pembaca pada koran Suara Merdeka yang terbit tanggal 25 Juni 2010 menyampaikan kekecewaannya kepada RSUP Dr.Kariadi. Pasalnya penanganan yang diberikan dinilai lambat. Diharian yang sama anggota Komisi E DPRD Jateng dokter Messy Widiastuti MARS saat melakukan sidak di sejumlah ruang perawatan RSUP Dr.Kariadi, sejumlah peralatan di tempat HND masih dikerjakan secara manual. Hal yang sama juga datang dari keluarga salah seorang pasien sempat mengeluhkan

dokter yang dinilainya lambat dalam memberikan penanganan (Maulana,2010) Penelitian serupa tentang hubungan pengetahuan dan motivasi dengan sikap mendukung penerapan program patient safety di RSUD Moewardi Surakarta, oleh Aryani menyimpulkan bahwa pengetahuan perawat pelaksana

tentang konsep patient safety baik dan sikap mendukung penerapan program patient safety tinggi. . Tabel 1.1 Data kunjungan , pasien meninggal dan insiden keselamatan pasien IRDA RSUP Dr.Kariadi.Semarang Tahun 2010 Bulan Jumlah kunjungan Jumlah pasien KTD pasien meninggal Januari 3.192 22 2 kasus Februari 3.523 17 4 kasus Maret 4.391 20 April 3.781 21 Mei 3.712 21 Juni 3.239 16 Juli 3.240 36 1 kasus Agustus 3.361 24 2 kasus September 3.464 26 Oktober 3.859 33 1 kasus Nopember 3.695 19 Desember 3.481 20 total 42.938 275 Sumber file IRDA RSUP Dr.Kariadi Semarang 10

Tabel 1.1 diatas menunjukkan bahwa angka kematian di IRDA tercatat 275 orang selama periode satu tahun. Tingginya angka kematian pasien dikarenakan pasien yang dirawat di Instalasi Rawat Darurat RSUP Dr.Kariadi di Semarang sebagian besar merupakan pasien rujukan dari rumah sakit diwilayah Jawa Tengah yang kegawatannya sudah mengancam nyawa. Jumlah insiden keselamatan pasien sebanyak 10 kasus KTD selama periode satu tahun Insiden KTD di Instalasi Rawat Darurat RSUP Dr.Kariadi Semarang yang masih banyak ini menggambarkan bahwa praktik perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien secara aman yang merujuk pada konsep patient safety belum optimal. Wawancara yang dilakukan oleh peneliti di instalasi rawat darurat RSUP Dr.Kariadi Semarang tahun 2010 di peroleh data insiden keselamatan pasien sebagai berikut : Kejadian salah dalam pemeriksaan laborat dan radiologi

sehingga pasien diperiksa yang sama 2 kali, hal ini karena perawat salah informasi dan tidak melakukan pengecekan terlebih dahulu pada catatan

perawatan, kasus pasien cedera terjadi ketika pasien di dalam mobil ambulan

sehingga pasien terbentur dan mengalami cedera, kasus salah dalam memberian nomor seri pada kolf darah tranfusi sehingga darah batal diberikan ke pasien , kasus pasien jatuh dari tempat tidur ketika akan di antar ke ruang rawat inap. serta tahun sebelumnya insiden salah dalam memberi obat karena tidak

melakukan pengecekan oleh karena kemasan yang sama yaitu obat Aminophillin yang seharusnya diberikan keliru obat Dopamin yang diberikan ke pasien sehinggga pasien mengalami gangguan haemodinamik dan harus di rawat intensif.. Data tentang sosialisasi patient safety adalah meliputi: pengertian, manfaat penerapan program dan cara pelaporan KTD. Peserta yang diundang adalah : para pejabat struktural, Ka SMF, Ka Instalasi, Koordinator Keperawatan, Kepala Ruang, Ka Tim Shif, dan non shif, perwakilan perawat pelaksana dan perwakilan semua unit yang terkait. Peserta yang diundang untuk porsi perawat pelaksana masih kurang (hanya perwakilan). Hasil survey pendahulu peneliti diperoleh hasil 75 % perawat di instalasi rawat darurat RSUP. dr Kariadi Semarang sudah dilakukan sosialisasi program patient safety dan 25 % belum sosialisasi. Secara keseluruhan program patient safety di instalasi rawat darurat RSUP dr. Kariadi Semarang sudah berjalan dengan baik. Masalah yang masih perlu diperhatikan dilapangan yang merujuk pada konsep yaitu kenyataan

patient safety, karena walaupun

sosialisasi, pelatihan sudah dilaksanakan tetapi masih ada kasus pasien cedera, pasien jatuh, salah pengobatan, pendelegasian yang tindakan akurat saat

operan pasien yang mengakibatkan keselamatan pasien menjadi kurang maksimal. Hal ini diduga bahwa praktik perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien secara aman yang merujuk pada penerapan program patient safety belum optimal. Berdasarkan uraian yang telah disebutkan, serta belum adanya penelitian tentang hubungan pengetahuan dan sikap dengan praktik perawat dalam menerapkan program patient safety di instalasi rawat darurat, maka penulis tertarik melakukan penelitian tentang hubungan antara pengetahuan dan sikap

dengan praktik perawat menerapkan program patient safety di instalasi rawat darurat RSUP dr.Kariadi Semarang B. Rumusan masalah Keselamatan atau perlindungan pasien dari efek pemeriksaan dan pengobatan harus diutamakan. Peningkatan mutu pelayanan tidak ada artinya bila keselamatan pasien terancam. Kegagalan untuk mencegah kejadian yang merugikan pasien, atau timbulnya efek samping, proses diagnosis dan pengobatan, telah mengakibatkan kematian dan penderitaan serta kerugian finansial yang sebenarnya dapat diantisipasi. Kejadian-kejadian yang sebagian besar dapat dihindari meliputi : pasien jatuh, pasien cedera, salah informasi sehingga pasien menderita karena harus diulang pemeriksaannya, keterlambatan penanganan , pengawasan yang kurang maksimal, kegagalan dalam pengobatan, membuktikan masih dijumpai insiden keselamatan pasien. Kejadian ini menunjukkan bahwa praktik perawat dalam menerapkan program patient safety di instalasi rawat darurat RSUP dr. Kariadi Semarang belum sempurna, baik dalam pemberian asuhan pada pasien oleh semua tenaga kesehatan yang ada maupun dalam pelaporan kejadian tak diharapkan belum maksimal. Masalah yang masih perlu diperhatikan yaitu kenyataan dilapangan yang merujuk pada konsep patient safety masih belum optimal. menunjukkan praktik perawat yang kurang sempurna Kenyataan ini

dalam menerapkan

program keselamatan pasien . Dugaan peneliti ada pengaruh pengetahuan dan sikap terhadap praktik perawat dalam menerapkan keselamatan pasien , maka masalah penelitian yang dapat dirumuskan adalah Adakah hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan praktik perawat menerapkan program patient safety di instalasi rawat darurat RSUP dr.Kariadi Semarang C. Tujuan penulisan 1. Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan praktik perawat menerapkan program patient safety di instalasi rawat darurat RSUP dr Kariadi Semarang

2.

Tujuan Khusus a. Mendiskripsikan pengetahuan perawat tentang patient safety di instalasi rawat darurat RSUP dr Kariadi Semarang. b. Mendiskripsikan sikap perawat tentang patient safety di instalasi rawat darurat RSUP dr Kariadi Semarang.. c. Mendiskripsikan praktik perawat menerapkan patient safety di instalasi rawat darurat RSUP dr Kariadi Semarang.. d. Menganalisis hubungan antara pengetahuan dengan praktik perawat menerapkan program patient safety di instalasi rawat darurat RSUP dr Kariadi Semarang. e. Menganalisis hubungan antara sikap dengan praktik perawat menerapkan program patient safety Semarang. di instalasi rawat darurat RSUP dr Kariadi

D. Manfaat penelitian 1. Masukan bagi sarjana keperawatan UNIMUS Semarang agar dapat

memperkaya bahasan dalam bidang manajemen sumber daya manusia bidang kesehatan yang berhubungan dengan pengetahuan , sikap dan praktik perawat dalam menerapkan program patient safety di instalasi rawat darurat RSUP dr Kariadi Semarang 2. Masukan bagi RSUP dr Kariadi Semarang dalam upaya pengembangan sumber daya manusia, dalam meningkatkan pengetahuan sikap dan praktik perawat dalam menerapkan program patient safety di instalasi rawat darurat RSUP Dr Kariadi Semarang 3. Masukan bagi peneliti agar dapat menerapkan ilmu atau teori pada waktu kuliah yang di gunakan untuk penelitian ini. Disamping itu penelitian ini menambah wawasan peneliti tentang pengetahuan sikap serta praktik perawat dalam menerapkan program patient safety di instalasi rawat darurat RSUP dr Kariadi Semarang. 4. Masukan bagi pasien diharapkan penelitian ini dapat meningkatkan mutu pelayanan keperawatan terhadap pasien sebagai tentang keselamatan pasien. konsumen khususnya

5. Masukan bagi profesi agar dapat memberi gambaran secara nyata tentang program keselamatan pasien oleh perawat sehingga dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi peningkatan kualitas pelayanan keperawatan di masa yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai