Anda di halaman 1dari 3

Perkembangan Geosinklin di Indonesia

Perkembangan geosinklin di Indonesia dapat dilihat mulai dari Masa Arkeozoikum, Masa Paleozoikum yang meliputi Zaman Kambrium, Zaman Silur, Zaman Devon, Zaman Perm, Masa Mesozoikum yang meliputi Zaman Trias, Zaman Yura, Zaman Kapur, Masa Kenozoikum yang meliputi Zaman Tersier termasuk di dalamnya Kala Eosen, Kala Oligosen, Kala Miosen, Dan Zaman Kwarter termasuk di dalamnya Kala Pleistosen dan Kala Holosen.

Selama Masa Arkeozoikum


Selama masa tersebut Indonesia termasuk dalam benua yang dikenal sebagai daratan Aequinoctia. Di daratan tersebut terdapat cekungan sedimentasi bukan geosinklin dan belum terdapat cekungan sedimentasi geosinklin

Selama Masa Paleozoikum

Zaman Kambrium
Pada Zaman Kambrium pelamparan daratan Aequinoctis mulai berkurang pada saat itulah terbentuk Geosinklin Tasmania di bagian timur Indonesia.

Zaman Silur
Pada Zaman Silur pelamparan daratan Aequinoctia makin berkurang, pembentukan Geosinklin Tasmania makin meluas bersambung dengan Palung Papua.

Zaman Devon
Pada Zaman Devon pelamparan daratan Aequinoctia makin berkurang, hamper sebagian besar daerah Irian berlaku sebagai geosinklin. Geosinklin Tasmania masih tetap ada sedang di bagian darat Australia berbatasan dengan Pulau Timor terbentuk Geosinklin Westralia.

Zaman Karbon
Pada Zaman Karbon geosinklin yang terbentuk pada zaman sebelumnya sudah menghilang. Sebagian dari Irian masih berfungsi sebagai geosinklin. Geosinklin Westralia lenyap sedang daerah antara Pulau Sumatera dan Pulau Kalimantan sebagian menjadi Palung Anambas.

Zaman Perm
Pada Zaman Perm yang merupakan akhir Masa Paleozoikum geosinklin yang sudah ada pada zaman sebelumnya tetap ada hanya pelamparannya yang mengalami perubahan, sedang Palung Anambas yang sekarang berfungsi sebagai Geosinklin Danau makin meluas. Pulau-pulau Indonesia lainnya masih merupakan daerah pelamparan daratan Aequinoctia.

Selama Masa Mesozoikum

Zaman Trias
Pada Zaman Trias yang merupakan permulaan dari Masa Mesozoikum hampir merubah wajah Kepulauan Indonesia. Geosinklin Papua berubah menjadi daratan, Geosinklin Tasmania menyempit, Geosinklin Danau, Geosinklin Westralia mulai berhubungan dengan terbentuknya Geosinklin Timor-Sulawesi yang dikenal pula sebagai Geosinklin Banda

Zaman Yura
Pada Zaman Yura terbentuk beberapa geosinklin yang baru. Geosinklin Papua yang pada Zaman Trias sudah merupakan daratan sekarang berfungsi kembali sebagai geosinklin dan dikenal sebagai Geosinklin Papua, Geosinklin Westralia, Geosinklin Timor-Sulawesi makin meluas sehingga masih tetap berhubungan dengan Geosinklin Danau yang kesemuanya berhubungan dengan Geosinklin Himalaya yang munculnya bersamaan dengan Geosinklin Danau. Yang menarik perhatian ialah terbentuknya Geosinklin Sumatra-Jawa yang relative luas, sehingga mengakibatkan pola geosinklin di Indonesia merubah sama sekali wajah daratan Indonesia.

Zaman Kapur
Pada Zaman Kapur timbul geosinklin yang baru antara lain Geosinklin Mariana, Geosinklin Birma, Geosinklin Danau mulai menyempit sedang Geosinklin Sumatra-Jawa, Geosinklin Banda, Geosinklin Papua masih tetap ada dan Geosinklin Tasmania muncul kembali. Pada zaman inilah terjadi perubahan pola yang relative lain sama sekali bila dibandingkan dengan zaman-zaman sebelumnya.

Selama Masa Kenozoikum


1. Zaman Tersier
Zaman Tersier yang diawali dengan Kala Eosen Geosinklin Sumatra-Jawa, Geosinklin Papua, Geosinklin Westralia, Geosinklin Banda, Geosinklin Danau, Geosinklin Birma, Geosinklin Mariana masih tetap ada, disamping timbul di bagian utara Geosinklin Philipina.

Pada Kala Oligosen Geosinklin Papua, Geosinklin Sumatra-Jawa, Geosinklin Westralia, Geosinklin Banda, Geosinklin Philipina, Geosinklin Mariana masih tetapberfungsi dan satu sama lain berhubungan.

Pada Kala Miosen, geosinklin yang sudah ada pada Kala Oligosen masih tetap ada di samping itu Geosinklin Tasmania yang telah hilang pada Kala Oligosen di Kala Miosen muncul kembali sebagai suatu geosinklin.

Pada Kala Pliosen geosinklin yang sudah ada pada Kala Miosen masih tetap ada, kecuali Geosinklin Tasmania yang lenyap. Terlihat bahwa untuk pertama kalinya daratan Australia terpisah dengan daratan Papua, sedang Geosinklin Birma dan Geosinklin Sumatra-Jawa bersambungan dan dikenal sebagai Geosinklin Birma-Sumatra-Jawa.

Zaman Kwarter
Pada Zaman Kwarter yang diawali dengan Kala Pliosen, pola penyebaran geosinklin di Indonesia bagian darat relatif masih sama dengan pola penyebaran geosinklin pada akhir Zaman Tersier. Di Indonesia bagian timur, sebelah utara Papua, terbentuklah Geosinklin Carolina, sedang daratan Australia dan daratan Papua kembali lagi bersatu membentuk suatu daratan yang luas dan dikenal sebagaiPaparan Sahul. Menjelang akhir Kala Plistosen terjadilah peristiwa glasiasi yang hampir melanda sebagian besar dunia, termasuk Indonesia, dan mengakibatkan terbentuknya pola penyebaran kepulauan Indonesia sekarang ini.

Anda mungkin juga menyukai