kota ekspor udara kotor dampak terburuk dari polusi udara fotokimia berasal new york city dan

daerah sekitarnya segera dikunjungi di negara-negara tetangga ke timur laut, para peneliti telah menemukan. connecticut dan massachusetts membayar dosa-dosa lingkungan daerah itu karena reaksi kimia tertunda. ozon, yang dalam konsentrasi berat merupakan polutan menjengkelkan dan mungkin berbahaya, diciptakan oleh reaksi sinar matahari pada senyawa tertentu yang dipancarkan oleh mobil dan industri, namun reaksi membutuhkan waktu beberapa jam. pada saat itu, arus udara dapat telah membawa iritan sebanyak 200 km sebelah utara-timur. patterr ini, ditemukan melalui analisis komputer oleh para peneliti laboratorium bell, sejalan dengan beberapa penelitian sebelumnya pollutation udara regional. ilmuwan di Boyce Thompson lembaga, bahwa angin yang berlaku dan lintasan badai di seluruh negara bersatu sering membawa polutan udara ratusan mil jauhnya, sehingga besar kemungkinan bahwa sementara connecticut dan massachusetts adalah recipiens malang udara kotor daerah new york kota. kota dan sekitarnya yang juga mewarisi polutan dari pusat-pusat industri di tempat lain. CARA MENGATASI PENCEMARAN UDARA 1. Mengembangkan teknologi yang ramah lingkungan 2. Menghemat Energi yang digunakan. 3. Menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal. 4. Tidak menebang hutan dan melakukan penebangan hutan secara liar 5. Melakukan penanaman pohon dan memeliharanya dengan baik. 6. Gunakan kendaraan yang ramah lingkungan

Penyebab Pencemaran Udara : Di kota besar sangat sulit untuk mendapat udara yang segar, diperkirakan 70 % pencemaran yang terjadi adalah akibat adanya kendaraan bermotor. Contoh : di Jakarta antara tahun 1993-1997 terjadi peningkatan jumlah kendaraan berupa : - Sepeda motor 207 % - Mobil penumpang 177 % - Mobil barang 176 % - Bus 138 %

Dampak Pencemaran Udara : - Penipisan Ozon - Pemanasan Global ( Global Warming ) - Penyakit pernapasan, misalnya : jantung, paru-paru dan tenggorokan - Terganggunya fungsi reproduksi - Stres dan penurunan tingkat produktivitas

- Kesehatan dan penurunan kemampuan mental anak-anak - Penurunan tingkat kecerdasan (IQ) anak-anak.

Jenis-Jenis Bahan Pencemar: - Karbon monoksida (CO) - Nitrogen dioksida (N02) - Sulfur Dioksida (S02) - CFC - Karbon dioksida (CO2) - Ozon (03 ) - Benda Partikulat (PM) - Timah (Pb) - HydroCarbon (HC)

HOW TO OVERCOME THE AIR POLLUTION 1. Develop environmentally friendly technologies 2. Energy saving is used. 3. Keeping the environment clean place to stay. 4. Do not cut down forests and illegal logging 5. Tree planting and keep well. 6. Use of environmentally friendly vehicles Causes of Air Pollution: In the big city is very difficult to get fresh air, an estimated 70% of the pollution that occurs is the result of a motor vehicle. Example: in Jakarta between the years 1993-1997 an increase in the number of vehicles in the form of: - Motorcycle 207% - Passenger cars 177% - Cars goods 176% - Bus 138% Impact of Air Pollution: - Ozone Depletion - Global Warming (Global Warming) - Respiratory disease, such as: heart, lungs and throat - Disruption of reproductive function - Stress and decreased levels of productivity - Health and decline in mental abilities of children - Decreased levels of intelligence (IQ) of children. Types of Pollutants: - Carbon monoxide (CO) - Nitrogen dioxide (N02)

- Sulfur Dioxide (S02) - CFC - Carbon dioxide (CO2) - Ozone (03) - Objects Particulate (PM) - Lead (Pb) - Hydrocarbon (HC)
Air pollution is the introduction of chemicals, particulate matter, or biological materials that cause harm or discomfort to humans or other living organisms, or cause damage to thenatural environment or built environment, into the atmosphere. The atmosphere is a complex dynamic natural gaseous system that is essential to support life on planet Earth. Stratospheric ozone depletion due to air pollution has long been recognized as a threat to human health as well as to the Earth's ecosystems. Indoor air pollution and urban air quality are listed as two of the world's worst pollution problems in the 2008 Blacksmith Institute World's Worst Polluted Places report. Polusi udara adalah pengenalan bahan kimia, partikulat, atau bahan biologis yang menyebabkan kerugian atau ketidaknyamanan pada manusia atau organisme hidup lainnya, atau menimbulkan kerusakan lingkungan thenatural atau lingkungan binaan, ke atmosfer. Atmosfer adalah sistem gas alam dinamis yang kompleks yang penting untuk mendukung kehidupan di planet Bumi. Penipisan ozon stratosfir akibat polusi udara telah lama dikenal sebagai ancaman bagi kesehatan manusia serta ekosistem bumi. Polusi udara dalam ruangan dan kualitas udara perkotaan terdaftar sebagai dua masalah pencemaran terburuk di dunia dalam Terburuk Tercemar laporan Places 2008 Blacksmith Institute Dunia. CAUSES OF AIR POLLUTION INDUSTRIAL EMMISIONS Manufacturing facilities, power plants, and waste incinerators are all industries that emit high levels of carbon monoxide, organic compounds, and chemicals into the atmosphere, just to name a few. Possibly the most devastating thing about this particular cause is that it effects every single corner of the globe. There is not an ecosystem that isnt exposed to industrial emissions in some way shape or form. There have been efforts to limit the amount of harmful particulates and filter the materials which are produced by these facilities. However, there is a good amount of research that states that the damage has already been done and the regulations that are now being passed are too little too late. In addition to these typical industrial emission contributors, there are also a number of other culprits. Petroleum refineries release a variety of particulates and hydrocarbons into the Earths atmosphere. Also, though a bit more rare, radioactive fallout from nuclear facilities is also one of the causes of air pollution. Fasilitas manufaktur, pembangkit listrik, dan insinerator limbah semua industri yang memancarkan tingkat tinggi karbon monoksida, senyawa organik, dan bahan kimia ke atmosfer, hanya untuk beberapa nama. Mungkin hal yang paling dahsyat tentang penyebab khusus ini adalah bahwa hal itu mempengaruhi setiap sudut tunggal dunia. Tidak ada sebuah ekosistem yang tidak terkena emisi industri dalam beberapa cara atau bentuk. Ada upaya untuk membatasi jumlah partikulat berbahaya dan menyaring bahan yang diproduksi oleh fasilitas ini. Namun, ada baik jumlah penelitian yang menyatakan bahwa kerusakan telah dilakukan dan peraturan yang sekarang sedang berlalu terlalu sedikit terlambat. Selain kontributor emisi industri yang khas, ada juga sejumlah penyebab lainnya. Minyak kilang merilis

berbagai partikulat dan hidrokarbon ke atmosfir bumi. Juga, meskipun sedikit lebih jarang, kejatuhan radioaktif dari fasilitas nuklir juga merupakan salah satu penyebab polusi udara. BURNING OF FOSSIL FUELS Fossil fuels are emitted from our cars, and has become a big part of our everyday lives. Fossil fuel is even used to extract greater amounts of fossil fuel from the earth, where it is naturally occurring, and is also used to break it down into its individual components. As a result, this is typically among the highest on every pollution list today. It is also the most controversial of the causes of air pollution, as fossil fuels are a necessary element of todays society, despite the fact that their effects are causing great harm to us and to the environment. Without using fossil fuels, factories would not produce goods and we would not experience the ease of travel that we do today. Essentially, most of us are extremely dependent upon what fossil fuels, such as coal and oil, provide us. Until an alternative is widely accepted, we run the risk of further damaging the environment and our overall health. Bahan bakar fosil yang dipancarkan dari mobil kami, dan telah menjadi bagian besar dari kehidupan kita sehari-hari. Bahan bakar fosil bahkan digunakan untuk mengekstrak jumlah yang lebih besar bahan bakar fosil dari bumi, di mana ia alami, dan juga digunakan untuk memecahnya menjadi komponen individu. Akibatnya, ini biasanya salah satu yang tertinggi di setiap daftar polusi hari ini. Hal ini juga yang paling kontroversial dari penyebab polusi udara, seperti bahan bakar fosil merupakan elemen penting dari masyarakat saat ini, meskipun fakta bahwa efek mereka yang menyebabkan kerugian besar bagi kita dan lingkungan. Tanpa menggunakan bahan bakar fosil, pabrik tidak akan menghasilkan barang dan kita tidak akan mengalami kemudahan perjalanan yang kita lakukan hari ini. Pada dasarnya, sebagian besar dari kita sangat tergantung pada apa bahan bakar fosil, seperti batu bara dan minyak, berikan kepada kami. Sampai alternatif diterima secara luas, kami menjalankan risiko lebih merusak lingkungan dan kesehatan kita secara keseluruhan. CHEMICALS This cause encompasses a number of chemicals, such as those commonly used household cleaning products or painting supplies. However, it can be argued that the main chemical that most associate with pollution are pesticides. Crop dusting, fumigating homes, and over the counter insect/pest killers emit harmful chemicals into the environment, to contribute to the overall poor air quality that most regions experience today. Another pollutant found in the this category is fertilizer dust, which is released into the air from agricultural grade fertilizers. A health condition is even directly related to this particular group of pollutants, known as Sick Building Syndrome, whereby the toxic fumes we use daily in our homes and offices, as well as mold, can cause us to become ill if the area is not properly ventilated. It might not seem as though simply eradicating some termites from your house or spraying for ants makes that much of a difference when it comes to cluttering the air we breathe, but every little bit counts. Penyebab ini meliputi sejumlah bahan kimia, seperti yang umum digunakan produk pembersih rumah tangga atau perlengkapan melukis. Namun, dapat dikatakan bahwa bahan kimia utama yang paling diasosiasikan dengan polusi pestisida. Tanaman debu, mengasapi rumah, dan selama serangga / hama kontra pembunuh memancarkan bahan kimia berbahaya ke lingkungan, untuk berkontribusi pada keseluruhan kualitas udara yang buruk bahwa kebanyakan daerah alami saat ini. Polutan lain yang ditemukan dalam kategori ini adalah debu pupuk, yang dilepaskan ke udara dari pupuk pertanian kelas. Sebuah kondisi kesehatan bahkan langsung berhubungan dengan kelompok tertentu polutan, yang dikenal sebagai Sick Building Syndrome, dimana asap beracun yang kita gunakan sehari-hari di rumah kita dan kantor, serta jamur, dapat menyebabkan kita menjadi sakit jika daerah tersebut tidak benar berventilasi. Ini mungkin tidak tampak seolah-olah hanya memberantas rayap dari rumah Anda atau penyemprotan untuk

semut membuat banyak perbedaan ketika datang untuk mengacaukan udara yang kita hirup, tapi setiap jumlah sedikit. THE EARTH ITSELF There are a number of air pollutants which come directly from the earth itself, which seems a bit ironic. Methane emitted by animals simply digesting their food or carbon monoxide from wild fires are all contributing factors to the worlds pollution problem. On warmer days, there are even some regions where the vegetation can produce great amounts of VOCs, and volcanic activity has the capability to disperse sulfur and chlorine into the air we breathe. Also, the radioactive decay occurring within the Earths crust emits radon. Radon is a colorless, odorless gas that is the bi-product of radium. It can then collect in buildings and tight spaces that have little or ventilation. Ada sejumlah polutan udara yang datang langsung dari bumi itu sendiri, yang tampaknya sedikit ironis. Metana yang dipancarkan oleh hewan hanya mencerna makanan mereka atau karbon monoksida dari kebakaran liar adalah semua faktor yang berkontribusi terhadap masalah pencemaran di dunia. Pada harihari yang lebih hangat, bahkan ada beberapa daerah di mana vegetasi dapat menghasilkan sejumlah besar VOC, dan aktivitas gunung berapi memiliki kemampuan untuk membubarkan sulfur dan klor ke udara yang kita hirup. Juga, peluruhan radioaktif yang terjadi di dalam kerak bumi memancarkan radon. Radon adalah tidak berwarna, tidak berbau gas itu adalah bi-produk radium. Hal ini kemudian dapat mengumpulkan dalam bangunan dan ruang yang ketat yang memiliki sedikit atau ventilasi. HEALTH EFFECTS Air pollution is a significant risk factor for multiple health conditions including respiratory infections, heart disease, and lung cancer, according to the WHO. The health effects caused by air pollution may include difficulty in breathing, wheezing, coughing and aggravation of existing respiratory and cardiac conditions. These effects can result in increased medication use, increased doctor or emergency room visits, more hospital admissions and premature death. The human health effects of poor air quality are far reaching, but principally affect the body's respiratory system and the cardiovascular system. Individual reactions to air pollutants depend on the type of pollutant a person is exposed to, the degree of exposure, the individual's health status and genetics. The most common sources of air pollution include particulate matter, ozone, nitrogen dioxide, and sulfur dioxide. Both indoor and outdoor air pollution have caused approximately 3.3 million deaths worldwide. Children aged less than five years that live in developing countries are the most vulnerable population in terms of total deaths attributable to indoor and outdoor air pollution. Polusi udara merupakan faktor risiko yang signifikan untuk beberapa kondisi kesehatan termasuk infeksi saluran pernapasan, penyakit jantung, dan kanker paru-paru, menurut WHO. Efek kesehatan yang disebabkan oleh polusi udara mungkin termasuk kesulitan bernapas, mengi, batuk dan kejengkelan kondisi pernapasan dan jantung yang ada. Efek ini dapat mengakibatkan peningkatan penggunaan obat, peningkatan kunjungan ruang dokter atau darurat, rawat inap lebih dan kematian dini. Efek kesehatan manusia kualitas udara miskin jauh mencapai, tetapi terutama mempengaruhi sistem pernapasan tubuh dan sistem kardiovaskular. Reaksi individu terhadap polutan udara tergantung pada jenis polutan seseorang terkena, tingkat paparan, status kesehatan individu dan genetika. Sumber yang paling umum dari polusi udara termasuk partikulat, ozon, nitrogen dioksida, dan sulfur dioksida. Polusi udara baik indoor dan outdoor telah menyebabkan sekitar 3,3 juta kematian di seluruh dunia. Anak-anak berusia kurang dari lima tahun yang hidup di negara-negara berkembang adalah penduduk yang paling rentan dalam hal total kematian disebabkan polusi udara dalam ruangan dan luar ruangan. [15]

 The greenhouse effect is a phenomenon whereby greenhouse gases create a condition in the upper atmosphere causing a trapping ofheat and leading to increased surface and lower tropospheric temperatures. Carbon dioxide emissions from combustion of fossil fuelsare a source of greenhouse gas emissions. Other greenhouse gases include methane, hydrofluorocarbons, perfluorocarbons, chlorofluorocarbons, nitrogen oxides, and ozone. This effect has been understood by scientists for about a century, and technological advancements during this period have helped increase the breadth and depth of data relating to the phenomenon. Currently, scientists are studying the role of changes in composition of greenhouse gases from natural and anthropogenic sources for the effect on climate change. A number of studies have also investigated the potential for long-term rising levels of atmospheric carbon dioxide to cause increases in the acidity of ocean waters and the possible effects of this on marine ecosystems Efek rumah kaca merupakan fenomena dimana gas rumah kaca menciptakan kondisi di bagian atas atmosfer menyebabkan ofheat menjebak dan mengarah ke peningkatan permukaan dan suhu troposfer yang lebih rendah. Emisi karbon dioksida dari pembakaran fosil fuelsare sumber emisi gas rumah kaca. Gas rumah kaca lainnya termasuk metana, hidrofluorokarbon, perfluorokarbon, chlorofluorocarbon, nitrogen oksida, dan ozon. Efek ini telah dipahami oleh para ilmuwan selama sekitar satu abad, dan kemajuan teknologi selama periode ini telah membantu meningkatkan luas dan kedalaman data yang berhubungan dengan fenomena tersebut. Saat ini, para ilmuwan sedang mempelajari peran perubahan komposisi gas rumah kaca dari sumber alami dan antropogenik untuk efek pada perubahan iklim. Sejumlah studi juga telah meneliti potensi tingkat kenaikan jangka panjang karbon dioksida atmosfer menyebabkan peningkatan keasaman air laut dan kemungkinan efek ini pada ekosistem laut

An air current is a mass of moving air. They are caused by a number of conditions, but especially differences in pressure and temperature. Air currents both shape and are influenced by the Earth's climate and weather and are experienced as wind, both on the surface of the Earth and when aloft, by aircraft and flying animals. Air currents have also shaped the history of the world, as they have influenced the trade and exploration routes of oceangoing sailing ships since ancient times. The Earth's climate and weather is an extremely complex system of many interrelated components, of which air currents are just one component. An air current is usually created by one of two conditions. A difference in air pressure or temperature between two air masses is by far the most common, but other types of air currents exist, such as the jet stream.

When two air masses have differing air pressure, an air current will form as air flows from the area of higher pressure to the area of lower pressure. This type of air current is common at or near the Earth's surface, and air pressure currents are the source of much of the planet's surface wind. On a weather map, differences in pressure are often marked by lines called isobars. Isobars themselves connect areas of equal atmospheric pressure. When they appear very close together, a large difference in air pressure between air masses is present over a relatively short distance, causing air currents to flow very quickly in the form of strong winds. A temperature current, or rising air current, is formed when air masses of differing temperatures meet. Cold air is denser than warm air, and when a cold air mass meets a mass of warmer air, the warmer air tends to rise, forming a rising air current. This interaction between warm and cold air is the source of thunderstorms and, in extreme cases, tornadoes. The jet stream is a type of air current, caused by great differences in temperature between air masses. It is sometimes characterized as a river of fast-moving air that often flows at over 200 miles per hour (320 km/h), giving it its name. At any one time, as many as four or more distinct jet streams may be flowing high above the Earth's surface, circling the globe at altitudes of around 4 miles (6.4 km). A pair of jet streams, the polar jet stream and the tropical jet stream, flow from west to east in both the northern and the southern hemisphere.

A substance in the air that can be harmful to humans and the environment is known as an air pollutant. Pollutants can be in the form of solid particles, liquid droplets, or gases. In addition, they may be natural or man-made. Pollutants can be classified as primary or secondary. Usually, primary pollutants are directly produced from a process, such as ash from a volcanic eruption, the carbon monoxide gas from a motor vehicle exhaust or sulphur dioxide released from factories. Secondary pollutants are not emitted directly. Rather, they form in the air when primary pollutants react or interact. An important example of a secondary pollutant is ground level ozone one of the many secondary pollutants that make up photochemical smog. Some pollutants may be both primary and secondary: that is, they are both emitted directly and formed from other primary pollutants. Major primary pollutants produced by human activity include: Sulphur oxides (SOx) - especially sulphur dioxide, a chemical compound with the formula SO2. SO2 is produced by volcanoes and in various industrial processes. Since coal and petroleum often contain sulphur compounds, their combustion generates sulfur dioxide. Further oxidation of SO2, usually in the presence of a catalyst such as NO2, forms H2SO4, and thus acid rain.[2] This is one of the causes for concern over the environmental impact of the use of these fuels as power sources. Nitrogen oxides (NOx) - especially nitrogen dioxide are emitted from high temperature combustion, and are also produced naturally during thunderstorms by electric discharge. Can be seen as the brown haze dome above or plume downwind of cities. Nitrogen dioxide is the chemical compound with the formula NO2. It is one of the several nitrogen oxides. This reddish-brown toxic gas has a characteristic sharp, biting odor. NO2 is one of the most prominent air pollutants. Carbon monoxide (CO)- is a colourless, odorless, non-irritating but very poisonous gas. It is a product by incomplete combustion of fuel such as natural gas, coal or wood. Vehicular exhaust is a major source of carbon monoxide. Volatile organic compounds - VOCs are an important outdoor air pollutant. In this field they are often divided into the separate categories of methane (CH4) and non-methane (NMVOCs). Methane is an extremely efficient greenhouse gas which contributes to enhanced global warming. Other hydrocarbon VOCs are also significant greenhouse gases via their role in creating ozone and in prolonging the life of methane in the atmosphere, although the effect varies depending on local air quality. Within the NMVOCs, the aromatic compounds benzene, toluene and

xylene are suspected carcinogens and may lead to leukemia through prolonged exposure. 1,3-butadiene is another dangerous compound which is often associated with industrial uses.

Particulates, alternatively referred to as particulate matter (PM), atmospheric particulate matter, or fine particles, are tiny particles of solid or liquid suspended in a gas. In contrast, aerosol refers to particles and the gas together. Sources of particulates can be man made or natural. Some particulates occur naturally, originating from volcanoes, dust storms, forest and grassland fires, living vegetation, and sea spray. Human activities, such as the burning of fossil fuels in vehicles, power plants and various industrial processes also generate significant amounts of aerosols. Averaged over the globe, anthropogenic aerosolsthose made by human activitiescurrently account for about 10 percent of the total amount of aerosols in our atmosphere. Increased levels of fine particles in the air are linked to health hazards such as heart disease,[2] altered lung function and lung cancer. Persistent free radicals connected to airborne fine particles could cause cardiopulmonary disease.[3][4 Toxic metals, such as lead and mercury, especially their compounds. Chlorofluorocarbons (CFCs) - harmful to the ozone layer emitted from products currently banned from use. Ammonia (NH3) - emitted from agricultural processes. Ammonia is a compound with the formula NH3. It is normally encountered as a gas with a characteristic pungent odor. Ammonia contributes significantly to the nutritional needs of terrestrial organisms by serving as a precursor to foodstuffs and fertilizers. Ammonia, either directly or indirectly, is also a building block for the synthesis of many pharmaceuticals. Although in wide use, ammonia is both caustic and hazardous. Odors such as from garbage, sewage, and industrial processes Radioactive pollutants - produced by nuclear explosions, nuclear events, war explosives, and natural processes such as the radioactive decay of radon. Pollution in the sky of Athens, Greece. Secondary pollutants include: Particulates created from gaseous primary pollutants and compounds in photochemical smog. Smog is a kind of air pollution; the word "smog" is a portmanteau of smoke and fog. Classic smog results from large amounts of coal burning in an area caused by a mixture of smoke and sulfur dioxide. Modern smog does not usually come from coal but from vehicular and industrial emissions that are acted on in the atmosphere by ultraviolet light from the sun to form secondary pollutants that also combine with the primary emissions to form photochemical smog. Ground level ozone (O3) formed from NOx and VOCs. Ozone (O3) is a key constituent of the troposphere. It is also an important constituent of certain regions of the stratosphere commonly known as the Ozone layer. Photochemical and chemical reactions involving it drive many of the chemical processes that occur in the atmosphere by day and by night. At abnormally high concentrations brought about by human activities (largely the combustion of fossil fuel), it is a pollutant, and a constituent of smog. Peroxyacetyl nitrate (PAN) - similarly formed from NOx and VOCs. Minor air pollutants include: A large number of minor hazardous air pollutants. Some of these are regulated in USA under the Clean Air Act and in Europe under the Air Framework Directive. A variety of persistent organic pollutants, which can attach to particulates.

Persistent organic pollutants (POPs) are organic compounds that are resistant to environmental degradation through chemical, biological, and photolytic processes. Because of this, they have been observed to persist in the environment, to be capable of long-range transport, bioaccumulate in human and animal tissue, biomagnify in food chains, and to have potential significant impacts on human health and the environment.

Sebuah zat di udara yang dapat berbahaya bagi manusia dan lingkungan dikenal sebagai polutan udara. Polutan dapat berupa partikel padat, tetesan cairan, atau gas. Selain itu, mereka mungkin alam atau buatan manusia. Polutan dapat diklasifikasikan sebagai primer atau sekunder. Biasanya, polutan primer secara langsung dihasilkan dari suatu proses, seperti abu dari letusan gunung berapi, gas karbon monoksida dari knalpot kendaraan bermotor atau sulfur dioksida dilepaskan dari pabrik. Polutan sekunder tidak dipancarkan secara langsung. Sebaliknya, mereka membentuk di udara ketika polutan primer bereaksi atau berinteraksi. Salah satu contoh penting dari polutan sekunder adalah tanah tingkat ozon salah satu dari banyak polutan sekunder yang membentuk asap fotokimia. Beberapa polutan mungkin baik primer dan sekunder: yaitu, keduanya dipancarkan langsung dan terbentuk dari polutan primer lainnya. Polutan primer utama yang dihasilkan oleh aktivitas manusia meliputi: Oksida sulfur (SOx) - khususnya sulfur dioksida, senyawa kimia dengan rumus SO2. SO2 diproduksi oleh gunung berapi dan dalam berbagai proses industri. Karena batu bara dan minyak bumi sering mengandung senyawa sulfur, pembakaran mereka menghasilkan sulfur dioksida. Oksidasi lebih lanjut dari SO2, biasanya dalam adanya katalis seperti NO2, membentuk H2SO4, sehingga hujan asam. [2] Ini adalah salah satu penyebab keprihatinan atas dampak lingkungan dari penggunaan bahan bakar ini sebagai sumber daya. Nitrogen oksida (NOx) - terutama nitrogen dioksida yang dipancarkan dari pembakaran suhu tinggi, dan juga diproduksi secara alami selama badai petir dengan mengalirkan listrik. Dapat dilihat sebagai kabut kubah cokelat di atas atau bulu-bulu di bawah angin kota. Nitrogen dioksida adalah senyawa kimia dengan rumus NO2. Ini adalah salah satu dari beberapa oksida nitrogen. Gas ini beracun coklat kemerahan memiliki karakteristik yang tajam, bau menggigit. NO2 merupakan salah satu polutan udara yang paling menonjol. Karbon monoksida (CO) - adalah, tidak berbau, gas non-iritasi, tapi sangat beracun tak berwarna. Ini adalah produk oleh pembakaran tidak sempurna bahan bakar seperti gas alam, batu bara atau kayu. Kendaraan knalpot merupakan sumber utama karbon monoksida. Senyawa organik volatil - VOC adalah pencemar udara luar yang penting. Dalam bidang ini mereka sering dibagi ke dalam kategori terpisah dari metana (CH4) dan non-metana (NMVOCs). Metana adalah gas rumah kaca yang sangat efisien yang berkontribusi terhadap pemanasan global ditingkatkan. VOC hidrokarbon lainnya juga gas rumah kaca yang signifikan melalui peran mereka dalam menciptakan ozon dan memperpanjang kehidupan metana di atmosfer, meskipun efeknya bervariasi tergantung pada kualitas udara setempat. Dalam NMVOCs, aromatik senyawa benzena, toluena dan xilena diduga karsinogen dan dapat menyebabkan leukemia melalui eksposur yang lama. 1,3-butadiena adalah senyawa lain yang berbahaya yang sering dikaitkan dengan kegunaan industri. Partikulat, alternatif disebut sebagai partikulat (PM), partikel atmosfer, atau partikel halus, adalah partikel kecil padat atau cair tersuspensi dalam gas. Sebaliknya, aerosol merujuk pada partikel dan gas bersama-sama. Sumber partikulat dapat buatan manusia atau alami. Beberapa partikulat terjadi secara alami, yang berasal dari gunung berapi, badai debu, hutan dan padang rumput kebakaran, vegetasi hidup, dan semprot laut. Kegiatan manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil pada kendaraan, pembangkit listrik dan berbagai proses industri juga menghasilkan sejumlah besar aerosol. Rata-rata di seluruh dunia, antropogenik aerosol-yang dibuat oleh akun kegiatan-kegiatan manusia saat ini sekitar 10 persen dari jumlah total aerosol di atmosfer kita. Peningkatan kadar partikel halus di udara terkait dengan bahaya kesehatan seperti penyakit jantung, [2] berubah fungsi paru-paru dan kanker paru-paru. Radikal bebas Persistent terhubung ke partikel halus di udara dapat menyebabkan penyakit

cardiopulmonary [3] [4]. Logam beracun, seperti timbal dan merkuri, terutama senyawa mereka. Chlorofluorocarbon (CFC) - berbahaya bagi lapisan ozon yang dipancarkan dari produk yang saat ini dilarang digunakan. Amonia (NH3) - dipancarkan dari proses pertanian. Amonia adalah senyawa dengan rumus NH3. Hal ini biasanya ditemui sebagai gas dengan bau yang menyengat khas. Amonia memberikan kontribusi signifikan terhadap kebutuhan gizi organisme darat dengan melayani sebagai pendahulu untuk bahan makanan dan pupuk. Amonia, baik secara langsung maupun tidak langsung, juga sebuah blok bangunan untuk sintesis banyak obat-obatan. Meskipun digunakan secara luas, amonia bersifat kaustik dan berbahaya. Bau - seperti dari sampah, limbah, dan proses industri Polutan radioaktif - yang dihasilkan oleh ledakan nuklir, kejadian nuklir, bahan peledak perang, dan proses alam seperti peluruhan radioaktif radon. Polusi di langit Athena, Yunani. Polutan sekunder meliputi: Partikel dibuat dari polutan primer gas dan senyawa dalam asap fotokimia. Asap adalah jenis polusi udara, kata "asap" adalah portmanteau dari asap dan kabut. Hasil asap klasik dari sejumlah besar pembakaran batubara di daerah disebabkan oleh campuran asap dan sulfur dioksida. Modern asap biasanya tidak datang dari batubara tetapi dari emisi kendaraan dan industri yang bertindak di dalam atmosfer oleh sinar ultraviolet dari matahari untuk membentuk polutan sekunder yang juga menggabungkan dengan emisi utama untuk membentuk asap fotokimia. Tanah tingkat ozon (O3) terbentuk dari NOx dan VOC. Ozon (O3) merupakan konstituen utama dari troposfer. Hal ini juga merupakan konstituen penting dari daerah tertentu dari stratosfer umumnya dikenal sebagai lapisan Ozon. Reaksi fotokimia dan kimia yang melibatkan itu mendorong banyak proses kimia yang terjadi di atmosfer siang dan malam. Pada konsentrasi tinggi yang tidak normal yang disebabkan oleh aktivitas manusia (sebagian besar pembakaran bahan bakar fosil), itu merupakan polutan, dan merupakan konstituen dari asap. Peroxyacetyl nitrat (PAN) - sama terbentuk dari NOx dan VOC. Polusi udara kecil meliputi: Sejumlah besar kecil polutan udara berbahaya. Beberapa diatur di Amerika Serikat di bawah Clean Air Act dan di Eropa dengan Air Framework Directive. Berbagai polutan organik yang persisten, yang dapat melampirkan partikulat. Polutan organik yang persisten (POPs) adalah senyawa organik yang tahan terhadap degradasi lingkungan melalui kimia, biologi, dan proses photolytic. Karena itu, mereka telah diamati untuk bertahan dalam lingkungan, harus mampu transportasi jarak jauh, bioakumulasi dalam jaringan manusia dan hewan, biomagnify dalam rantai makanan, dan memiliki dampak signifikan potensial pada kesehatan manusia dan lingkungan.
Emission factors Industrial air pollution emissions Air pollutant emission factors are representative values that people attempt to relate the quantity of a pollutant released to the ambient air with an activity associated with the release of that pollutant. These factors are usually expressed as the weight of pollutant divided by a unit weight, volume, distance, or duration of the activity emitting the pollutant (e.g., kilograms of particulate emitted per tonne of coal burned). Such factors facilitate estimation of

emissions from various sources of air pollution. In most cases, these factors are simply averages of all available data of acceptable quality, and are generally assumed to be representative of long-term averages. There are 12 compounds in the list of POPs. Dioxins and furans are two of them and are intentionally created by combustion of organics, like open burning of plastics. The POPs are also endocrine disruptor and can mutate the human genes. The United States Environmental Protection Agency has published a compilation of air pollutant emission factors for a multitude of industrial sources.[8] The United Kingdom, Australia, Canada and many other countries have published similar compilations, as well as the European Environment Agency.

faktor emisi Industriemisipolusi udara Faktor emisipolutanudaraadalah nilai-nilairepresentatif yangorang berusaha untukberhubunganjumlahpolutandilepaskan keudara ambiendenganaktivitas yang terkait denganpelepasanpolutanitu.Faktor-faktor inibiasanya dinyatakansebagai beratpolutandibagi dengansatuanberat, volume, jarak, atau durasikegiatanmemancarkanpolutan(misalnya, kilogrampartikelyang dipancarkanper ton batubaradibakar). Faktor-faktor tersebutmemfasilitasi estimasiemisi dariberbagai sumberpolusi udara. Dalam kebanyakan kasus, faktor-faktor inihanyarataratadarisemua data yang tersediadarikualitas yang dapat diterima, danumumnyadianggapmewakiliratarata jangkapanjang. Ada 12senyawadalam daftarPOPs. Dioksin dan furanadalah dua dari merekadansengajadiciptakan olehpembakaranorganik, sepertipembakaran terbukadari plastik. POPsjugadisruptorendokrin dandapat bermutasigen manusia. Amerika SerikatEnvironmental Protection Agencytelah menerbitkankompilasifaktor emisipolutan udarauntuk banyaksumber-sumber industri. [8] Inggris, Australia, Kanada danbanyak negara laintelah menerbitkankompilasiyang sama, sertaBadan Lingkungan Hidup Eropa.
Health effects Air pollution is a significant risk factor for multiple health conditions including respiratory infections, heart disease, and lung cancer, according to the WHO. The health effects caused by air pollution may include difficulty in breathing, wheezing, coughing, asthma and aggravation of existing respiratory and cardiac conditions. These effects can result in increased medication use, increased doctor or emergency room visits, more hospital admissions and premature death. The human health effects of poor air quality are far reaching, but principally affect the body's respiratory system and the cardiovascular system. Individual reactions to air pollutants depend on the type of pollutant a person is exposed to, the degree of exposure, the individual's health status and genetics.[citation needed] The most common sources of air pollution include particulates, ozone, nitrogen dioxide, and sulfur dioxide. Both indoor and outdoor air pollution have caused approximately 3.3 million deaths worldwide. Children aged less than five years that live in developing countries are the most vulnerable population in terms of total deaths attributable to indoor and outdoor air pollution. The World Health Organization states that 2.4 million people die each year from causes directly attributable to air pollution, with 1.5 million of these deaths attributable to indoor air pollution.[15] "Epidemiological studies suggest that more than 500,000 Americans die each year from cardiopulmonary disease linked to breathing fine particle air pollution. . ."[16] A study by the University of Birmingham has shown a strong correlation between pneumonia related deaths and air pollution from motor vehicles.[17] Worldwide more deaths per year are linked to air pollution than to automobile accidents.[18] A 2005 study by the European Commission calculated that air pollution reduces life expectancy by an average of almost nine months across the European Union. Causes of deaths include aggravated asthma, emphysema, lung and heart diseases, and respiratory allergies.[20] The US EPA estimates that a proposed set of changes in diesel engine technology (Tier 2) could result in 12,000 fewer premature mortalities,

15,000 fewer heart attacks, 6,000 fewer emergency room visits by children with asthma, and 8,900 fewer respiratory-related hospital admissions each year in the United States.[citation needed] The US EPA estimates allowing a ground-level ozone concentration of 65 parts per billion, would avert 1,700 to 5,100 premature deaths nationwide in 2020 compared with the current 75-ppb standard. The agency projects the stricter standard would also prevent an additional 26,000 cases of aggravated asthma, and more than a million cases of missed work or school. The worst short term civilian pollution crisis in India was the 1984 Bhopal Disaster.[23] Leaked industrial vapours from the Union Carbide factory, belonging to Union Carbide, Inc., U.S.A., killed more than 25,000 people outright and injured anywhere from 150,000 to 600,000. The United Kingdom suffered its worst air pollution event when the December 4 Great Smog of 1952 formed over London. In six days more than 4,000 died, and 8,000 more died within the following months.[citation needed] An accidental leak of anthrax spores from a biological warfare laboratory in the former USSR in 1979 near Sverdlovsk is believed to have been the cause of hundreds of civilian deaths.[citation needed] The worst single incident of air pollution to occur in the US occurred in Donora, Pennsylvania in late October, 1948, when 20 people died and over 7,000 were injured. A new economic study of the health impacts and associated costs of air pollution in the Los Angeles Basin and San Joaquin Valley of Southern California shows that more than 3800 people die prematurely (approximately 14 years earlier than normal) each year because air pollution levels violate federal standards. The number of annual premature deaths is considerably higher than the fatalities related to auto collisions in the same area, which average fewer than 2,000 per year Diesel exhaust (DE) is a major contributor to combustion derived particulate matter air pollution. In several human experimental studies, using a well validated exposure chamber setup, DE has been linked to acute vascular dysfunction and increased thrombus formation. This serves as a plausible mechanistic link between the previously described association between particulates air pollution and increased cardiovascular morbidity and mortality. Efek kesehatan Polusi udara merupakan faktor risiko yang signifikan untuk beberapa kondisi kesehatan termasuk infeksi saluran pernapasan, penyakit jantung, dan kanker paru-paru, menurut WHO. Efek kesehatan yang disebabkan oleh polusi udara mungkin termasuk kesulitan bernapas, mengi, batuk, asma dan kejengkelan kondisi pernapasan dan jantung yang ada. Efek ini dapat mengakibatkan peningkatan penggunaan obat, peningkatan kunjungan ruang dokter atau darurat, rawat inap lebih dan kematian dini. Efek kesehatan manusia kualitas udara miskin jauh mencapai, tetapi terutama mempengaruhi sistem pernapasan tubuh dan sistem kardiovaskular. Reaksi individu terhadap polutan udara tergantung pada jenis polutan seseorang terkena, tingkat paparan, status kesehatan individu dan genetika. Sumber yang paling umum dari polusi udara termasuk partikulat, ozon, nitrogen dioksida, dan sulfur dioksida. Polusi udara baik indoor dan outdoor telah menyebabkan sekitar 3,3 juta kematian di seluruh dunia. Anak-anak berusia kurang dari lima tahun yang hidup di negara-negara berkembang adalah penduduk yang paling rentan dalam hal total kematian disebabkan polusi udara dalam ruangan dan luar ruangan. [14] Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan bahwa 2,4 juta orang meninggal setiap tahun dari penyebab langsung terkait dengan polusi udara, dengan 1,5 juta kematian ini disebabkan polusi udara dalam ruangan. [15] "Studi epidemiologis menunjukkan bahwa lebih dari 500.000 orang Amerika meninggal setiap tahun dari penyakit cardiopulmonary terkait dengan bernapas polusi udara partikel halus ... "[16] Sebuah studi oleh University of Birmingham telah menunjukkan korelasi yang kuat antara kematian terkait pneumonia dan polusi udara dari kendaraan bermotor [17] Di seluruh dunia lebih banyak kematian per tahun terkait dengan polusi udara. daripada kecelakaan mobil [18] [19] Penyebab kematian. Sebuah studi oleh Komisi Eropa 2005 menghitung bahwa polusi udara mengurangi harapan hidup rata-rata hampir sembilan bulan di seluruh Uni Eropa. termasuk diperburuk asma, emfisema, paru-paru dan penyakit jantung , dan alergi pernapasan. [20] US EPA memperkirakan bahwa satu set

usulan perubahan teknologi mesin diesel (Tier 2) dapat mengakibatkan 12.000 kematian prematur lebih sedikit, 15.000 serangan jantung lebih sedikit, 6.000 kunjungan ruang gawat darurat sedikit oleh anak-anak dengan asma, dan 8.900 sedikit penerimaan pernapasan terkait rumah sakit setiap tahun di Amerika Serikat. [rujukan?] US EPA memperkirakan memungkinkan ground-level ozone konsentrasi 65 bagian per miliar, akan mencegah 1.700 hingga 5.100 kematian prematur nasional pada tahun 2020 dibandingkan dengan standar 75-ppb saat ini. Badan ini memproyeksikan standar ketat juga akan mencegah tambahan 26.000 kasus asma diperburuk, dan lebih dari satu juta kasus pekerjaan terjawab atau sekolah. [21] [22] Yang terburuk krisis pencemaran sipil jangka pendek di India adalah 1984 Bencana Bhopal. [23] Bocor uap industri dari pabrik Union Carbide, milik Union Carbide, Inc, Amerika Serikat, menewaskan lebih dari 25.000 orang langsung dan terluka di mana saja dari 150.000 menjadi 600.000 . Inggris menderita acara polusi udara terburuk ketika Desember 4 Great Smog tahun 1952 dibentuk atas London. Dalam enam hari lebih dari 4.000 meninggal, dan 8.000 lebih meninggal dalam bulan-bulan berikutnya. [Rujukan?] Sebuah kebocoran disengaja spora antraks dari laboratorium senjata biologis di bekas Uni Soviet pada tahun 1979 di dekat Sverdlovsk diyakini menjadi penyebab ratusan kematian warga sipil. [rujukan?] terburuk insiden polusi udara terjadi di AS terjadi di Donora, Pennsylvania pada akhir Oktober 1948, ketika 20 orang tewas dan lebih dari 7.000 terluka. Sebuah studi ekonomi baru dari dampak kesehatan dan biaya terkait polusi udara di Los Angeles Basin dan San Joaquin Valley of Southern California menunjukkan bahwa lebih dari 3800 orang meninggal prematur (sekitar 14 tahun lebih awal dari normal) setiap tahun karena tingkat polusi udara federal yang melanggar standar. Jumlah kematian prematur tahunan jauh lebih tinggi dari kematian akibat tabrakan mobil di daerah yang sama, yang ratarata kurang dari 2.000 per tahun. Knalpot diesel (DE) merupakan penyumbang utama untuk pembakaran diturunkan polusi udara partikulat. Dalam beberapa studi eksperimental manusia, menggunakan paparan pengaturan ruang baik divalidasi, DE telah dikaitkan dengan disfungsi vaskular akut dan meningkatkan pembentukan trombus. [28] [29] Ini berfungsi sebagai link mekanistik masuk akal antara asosiasi dijelaskan sebelumnya antara partikel polusi udara dan peningkatan morbiditas dan mortalitas kardiovaskular. Effects on cardiovascular health A 2007 review of evidence found ambient air pollution exposure is a risk factor correlating with increased total mortality from cardiovascular events (range: 12% to 14% per a 10 microg/m3 increase). PMID 19235364. Air pollution is also emerging as a risk factor for stroke, particularly in developing countries where pollutant levels are highest.[30] A 2007 study found that in women air pollution is associated not with hemorrhagic but with ischemic stroke.[31] Air pollution was also found to be associated with increased incidence and mortality from coronary stroke in a cohort study in 2011.[32] Effects on cystic fibrosis A study from around the years of 1999 to 2000, by the University of Washington, showed that patients near and around particulates air pollution had an increased risk of pulmonary exacerbations and decrease in lung function.[33] Patients were examined before the study for amounts of specific pollutants like Pseudomonas aeruginosa or Burkholderia cenocepacia as well as their socioeconomic standing. Participants involved in the study were located in the United States in close proximity to an Environmental Protection Agency.[clarification needed] During the time of the study 117 deaths were associated with air pollution. Many patients in the study lived in or near large metropolitan areas in order to be close to medical help. These same patients had higher level of pollutants found in their system because of more emissions in larger cities. As cystic fibrosis patients already suffer

from decreased lung function, everyday pollutants such as smoke, emissions from automobiles, tobacco smoke and improper use of indoor heating devices could further compromise lung function.[34] Effects on COPD and asthma Chronic obstructive pulmonary disease (COPD) includes diseases such as chronic bronchitis and emphysema.[35] Researches have demonstrated increased risk of developing asthma [36] and COPD[37] from increased exposure to traffic-related air pollution. Additionally, air pollution has been associated with increased hosptializations and mortality from asthma and COPD.[38][39] A study conducted in 1960-1961 in the wake of the Great Smog of 1952 compared 293 London residents with 477 residents of Gloucester, Peterborough, and Norwich, three towns with low reported death rates from chronic bronchitis. All subjects were male postal truck drivers aged 40 to 59. Compared to the subjects from the outlying towns, the London subjects exhibited more severe respiratory symptoms (including cough, phlegm, and dyspnea), reduced lung function (FEV1 and peak flow rate), and increased sputum production and purulence. The differences were more pronounced for subjects aged 50 to 59. The study controlled for age and smoking habits, so concluded that air pollution was the most likely cause of the observed differences.[40] It is believed that much like cystic fibrosis, by living in a more urban environment serious health hazards become more apparent. Studies have shown that in urban areas patients suffer mucus hypersecretion, lower levels of lung function, and more self diagnosis of chronic bronchitis and emphysema.[41] Links to cancer A review of evidence regarding whether ambient air pollution exposure is a risk factor for cancer in 2007 found solid data to conclude that long-term exposure to PM2.5 (fine particulates) increases the overall risk of nonaccidental mortality by 6% per a 10 microg/m3 increase.PMID 19235364 Exposure to PM2.5 was also associated with an increased risk of mortality from lung cancer (range: 15% to 21% per a 10 microg/m3 increase) and total cardiovascular mortality (range: 12% to 14% per a 10 microg/m3 increase). PMID 19235364 The review further noted that living close to busy traffic appears to be associated with elevated risks of these three outcomes (increase in lung cancer deaths, cardiovascular deaths, and overall nonaccidental deaths. PMID 19235364 The reviewers also found suggestive evidence that exposure to PM2.5 is positively associated with mortality from coronary heart diseases and exposure to SO2 increases mortality from lung cancer, but the data was insufficient to provide solid conclusions. In 2011, a large Danish epidemiological study found an increased risk of lung cancer for patients who lived in areas with high nitrogen oxide concentrations. In this study, the association was higher for non-smokers than smokers.[42] An additional Danish study, also in 2011, likewise noted evidence of possible associations between air pollution and other forms of cancer, including cervical cancer and brain cancer.[43] Effects on children Around the world, children living in cities with high exposure to air pollutants are at increased risk of developing asthma, pneumonia and other lower respiratory infections. Because children are outdoors more and have higher minute ventilation they are more susceptible to the dangers of air pollution. Risks of low initial birth weight are also heightened in such cities. The World Health Organization reports that the greatest concentrations of particulates are found in countries with low economic world power and high poverty and population growth rates. Examples of these countries include

Egypt, Sudan, Mongolia, and Indonesia. However even in the United States, despite the passage of the Clean Air Act in 1970, in 2002 at least 146 million Americans were living in non-attainment areasregions in which the concentration of certain air pollutants exceeded federal standards.[44] These dangerous pollutants are known as the criteria pollutants, and include ozone, particulates, sulfur dioxide, nitrogen dioxide, carbon monoxide, and lead. Protective measures to ensure children's health are being taken in cities such as New Delhi, India where buses now use compressed natural gas to help eliminate the "pea-soup" smog.[45] Health effects in relatively "clean" areas Even in the areas with relatively low levels of air pollution, public health effects can be significant and costly, since a large number of people breathe in such pollutants. A 2005 scientific study for the British Columbia Lung Association showed that a small improvement in air quality (1% reduction of ambient PM2.5 and ozone concentrations) would produce a $29 million in annual savings in the Metro Vancouver region in 2010.[46] This finding is based on health valuation of lethal (death) and sub-lethal (illness) effects. Efek pada kesehatan jantung Sebuah tinjauan 2007 menemukan bukti ambien paparan polusi udara adalah faktor risiko berhubungan dengan peningkatan mortalitas total dari kejadian kardiovaskular (kisaran: 12% sampai 14% per 10 microg/m3 kenaikan). PMID 19235364. Polusi udara juga muncul sebagai faktor risiko untuk stroke, terutama di negara-negara berkembang di mana tingkat polutan yang tertinggi. [30] Sebuah studi 2007 menemukan bahwa pada wanita polusi udara dikaitkan dengan tidak hemoragik tetapi dengan stroke iskemik [31] Polusi udara adalah. juga ditemukan terkait dengan peningkatan kejadian dan kematian dari stroke koroner dalam studi kohort pada tahun 2011. [32] Efek pada cystic fibrosis Artikel utama: Cystic fibrosis Sebuah studi dari sekitar tahun 1999 hingga 2000, oleh University of Washington, menunjukkan bahwa pasien dekat dan sekitar polusi udara partikulat memiliki peningkatan risiko eksaserbasi paru dan penurunan fungsi paru-paru. [33] Pasien diperiksa sebelum studi untuk jumlah polutan tertentu seperti Pseudomonas aeruginosa atau Burkholderia cenocepacia serta berdiri sosial ekonomi mereka. Peserta yang terlibat dalam penelitian itu terletak di Amerika Serikat di dekat Badan Perlindungan Lingkungan [klarifikasi diperlukan] Selama masa studi 117 kematian dikaitkan dengan polusi udara.. Banyak pasien dalam penelitian ini tinggal di atau dekat daerah metropolitan besar agar dekat dengan bantuan medis. Pasien-pasien yang sama memiliki tingkat yang lebih tinggi dari polutan yang ditemukan dalam sistem mereka karena lebih banyak emisi di kota-kota besar. Sebagai pasien cystic fibrosis sudah menderita penurunan fungsi paru-paru, polusi sehari-hari seperti asap, emisi dari mobil, asap tembakau dan penyalahgunaan alat pemanas ruangan bisa lebih kompromi fungsi paru-paru. [34] Efek pada PPOK dan asma Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) termasuk penyakit seperti bronkitis kronis dan emfisema Penelitian telah menunjukkan peningkatan risiko asma [36] dan PPOK [37] dari peningkatan paparan polusi udara yang terkait lalu lintas. Selain itu, polusi udara telah dikaitkan dengan peningkatan hosptializations dan kematian dari asma dan PPOK. [38] [39] Sebuah studi yang dilakukan di 1960-1961 di bangun dari Great Smog tahun 1952 dibandingkan 293 warga London dengan 477 penduduk Gloucester, Peterborough, dan Norwich, tiga kota dengan tingkat kematian rendah dilaporkan dari bronkitis kronis. Semua subjek adalah pengemudi truk pos laki-laki berusia 40 sampai 59. Dibandingkan dengan mata pelajaran dari kota-kota terpencil, subyek London menunjukkan gejala pernapasan lebih parah (termasuk batuk, dahak, dan dyspnea), penurunan fungsi paru-paru (FEV1 dan laju aliran puncak), dan peningkatan produksi sputum dan nanah. Perbedaan yang lebih jelas untuk subyek yang berusia 50 sampai 59. Penelitian dikendalikan untuk usia dan kebiasaan merokok, sehingga disimpulkan bahwa polusi udara adalah penyebab paling mungkin dari

perbedaan yang diamati. Hal ini diyakini bahwa banyak seperti cystic fibrosis, dengan hidup di lingkungan yang lebih urban bahaya kesehatan yang serius menjadi lebih jelas. Penelitian telah menunjukkan bahwa di daerah perkotaan pasien menderita lendir hipersekresi, tingkat yang lebih rendah fungsi paru-paru, dan diagnosis yang lebih mandiri bronkitis kronis dan emfisema. Link ke kanker Sebuah tinjauan bukti tentang apakah paparan polusi udara ambien merupakan faktor risiko untuk kanker pada tahun 2007 ditemukan data yang kuat untuk menyimpulkan bahwa paparan jangka panjang untuk PM2.5 (partikulat halus) meningkatkan risiko keseluruhan kematian nonaccidental sebesar 6% per 10 microg / m3 increase.PMID 19.235.364 Paparan PM2.5 juga dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian akibat kanker paru-paru (kisaran: 15% sampai 21% per 10 microg/m3 kenaikan) dan jumlah kematian kardiovaskular (kisaran: 12% sampai 14% per 10 microg / m3 kenaikan). PMID 19235364 Review lebih lanjut mencatat bahwa hidup dekat dengan lalu lintas yang ramai tampaknya terkait dengan risiko tinggi dari ketiga hasil (peningkatan kematian kanker paru-paru, kematian kardiovaskular, dan kematian nonaccidental keseluruhan. PMID 19235364 Para pengulas juga menemukan bukti sugestif bahwa paparan PM2.5 secara positif terkait dengan kematian akibat penyakit jantung koroner dan paparan SO2 meningkat kematian dari kanker paru-paru, namun data itu tidak cukup untuk memberikan kesimpulan yang solid. Pada tahun 2011, sebuah studi besar epidemiologi Denmark menemukan peningkatan risiko kanker paru-paru bagi pasien yang tinggal di daerah dengan konsentrasi oksida nitrogen tinggi. Dalam studi ini, asosiasi itu lebih tinggi untuk non-perokok dibandingkan perokok. [42] Sebuah studi Denmark tambahan, juga pada tahun 2011, juga mencatat bukti kemungkinan hubungan antara polusi udara dan bentuk lain dari kanker, termasuk kanker serviks dan kanker otak. [ 43] Efek pada anak Di seluruh dunia, anak-anak yang tinggal di kota-kota dengan paparan tinggi polusi udara berada pada peningkatan risiko terkena asma, pneumonia dan infeksi pernafasan lainnya. Karena anak-anak berada di luar ruangan lebih dan memiliki ventilasi menit tinggi mereka lebih rentan terhadap bahaya polusi udara. Risiko berat badan lahir awal yang rendah juga meningkat di kota-kota tersebut. Organisasi Kesehatan Dunia melaporkan bahwa konsentrasi terbesar dari partikel yang ditemukan di negara-negara dengan kekuatan ekonomi dunia yang rendah dan kemiskinan yang tinggi dan tingkat pertumbuhan penduduk. Contoh negara-negara termasuk Mesir, Sudan, Mongolia, dan Indonesia. Namun bahkan di Amerika Serikat, meskipun berlalunya Clean Air Act tahun 1970, pada tahun 2002 setidaknya 146 juta orang Amerika yang tinggal di non-pencapaian daerah-daerah di mana konsentrasi polutan udara tertentu melebihi standar federal [44] ini. polutan berbahaya yang dikenal sebagai kriteria polutan, dan termasuk ozon, partikulat, sulfur dioksida, nitrogen dioksida, karbon monoksida, dan timah. Perlindungan tindakan untuk menjamin kesehatan anak-anak yang diambil di kota-kota seperti New Delhi, India dimana bus sekarang menggunakan gas alam terkompresi untuk membantu menghilangkan "pea soup-" asap. [45] Efek kesehatan di daerah yang relatif "bersih" Bahkan di daerah-daerah dengan tingkat yang relatif rendah polusi udara, efek kesehatan masyarakat dapat signifikan dan mahal, karena sejumlah besar orang menghirup polutan tersebut. Sebuah studi ilmiah 2005 untuk British Columbia Lung Association menunjukkan bahwa peningkatan kecil dalam kualitas udara (pengurangan 1% dari ambien PM2.5 dan konsentrasi ozon) akan menghasilkan $ 29.000.000 penghematan tahunan di wilayah Metro Vancouver pada tahun 2010. [46] Temuan ini didasarkan pada penilaian kesehatan mematikan (kematian) dan subletal efek (penyakit). Reduction efforts

There are various air pollution control technologies and land use planning strategies available to reduce air pollution. At its most basic level land use planning is likely to involve zoning and transport infrastructure planning. In most developed countries, land use planning is an important part of social policy, ensuring that land is used efficiently for the benefit of the wider economy and population as well as to protect the environment. Efforts to reduce pollution from mobile sources includes primary regulation (many developing countries have permissive regulations),[citation needed] expanding regulation to new sources (such as cruise and transport ships, farm equipment, and small gas-powered equipment such as lawn trimmers, chainsaws, and snowmobiles), increased fuel efficiency (such as through the use of hybrid vehicles), conversion to cleaner fuels (such as bioethanol, biodiesel, or conversion to electric vehicles). Control devices The following items are commonly used as pollution control devices by industry or transportation devices. They can either destroy contaminants or remove them from an exhaust stream before it is emitted into the atmosphere. Particulate control Mechanical collectors (dust cyclones, multicyclones) Electrostatic precipitators An electrostatic precipitator (ESP), or electrostatic air cleaner is a particulate collection device that removes particles from a flowing gas (such as air) using the force of an induced electrostatic charge. Electrostatic precipitators are highly efficient filtration devices that minimally impede the flow of gases through the device, and can easily remove fine particulates such as dust and smoke from the air stream. Baghouses Designed to handle heavy dust loads, a dust collector consists of a blower, dust filter, a filter-cleaning system, and a dust receptacle or dust removal system (distinguished from air cleaners which utilize disposable filters to remove the dust). Particulate scrubbersWet scrubber is a form of pollution control technology. The term describes a variety of devices that use pollutants from a furnace flue gas or from other gas streams. In a wet scrubber, the polluted gas stream is brought into contact with the scrubbing liquid, by spraying it with the liquid, by forcing it through a pool of liquid, or by some other contact method, so as to remove the pollutants.

=Upaya pengurangan Ada berbagai teknologi pengendalian pencemaran udara dan penggunaan strategi perencanaan lahan yang tersedia untuk mengurangi polusi udara. [47] [48] Pada tingkat perencanaan penggunaan lahan yang paling dasar mungkin melibatkan zonasi dan perencanaan infrastruktur transportasi. Di sebagian besar negara maju, perencanaan penggunaan lahan merupakan bagian penting dari kebijakan sosial, memastikan lahan yang digunakan secara efisien untuk kepentingan yang lebih luas ekonomi dan populasi serta melindungi lingkungan. Upaya untuk mengurangi polusi dari sumber bergerak meliputi peraturan primer (banyak negara berkembang memiliki peraturan permisif), [rujukan?] Memperluas regulasi untuk sumber-sumber baru (seperti kapal pesiar dan kapal transportasi, peralatan pertanian, dan peralatan bertenaga gas kecil seperti pemangkas rumput, gergaji, dan mobil salju), meningkatkan efisiensi bahan bakar (seperti melalui penggunaan kendaraan hybrid), konversi ke bahan bakar bersih (seperti bioetanol, biodiesel, atau konversi ke kendaraan listrik). Perangkat kontrol Item berikut umum digunakan sebagai perangkat pengendalian pencemaran oleh industri perangkat atau transportasi. Mereka bisa menghancurkan kontaminan atau menghapusnya dari aliran gas buang sebelum dipancarkan ke atmosfer.

Partikulat kontrol Kolektor mekanik (siklon debu, multicyclones) Electrostatic precipitators Sebuah electrostatic precipitator (ESP), atau pembersih udara elektrostatik adalah koleksi perangkat partikulat yang menghilangkan partikel dari gas yang mengalir (seperti udara) menggunakan kekuatan muatan elektrostatik diinduksi. Debu elektrostatis adalah perangkat filtrasi yang sangat efisien yang minimal menghambat aliran gas melalui perangkat, dan dapat dengan mudah menghapus partikel halus seperti debu dan asap dari aliran udara. Rumah kantong Dirancang untuk menangani beban berat debu, kolektor debu terdiri dari blower, debu filter, sistem filter pembersih, dan wadah debu atau penghapusan sistem debu (dibedakan dari pembersih udara yang memanfaatkan filter sekali pakai untuk menghilangkan debu). Partikulat scrubbersWet scrubber adalah bentuk teknologi pengendalian pencemaran. Istilah ini menggambarkan berbagai perangkat yang menggunakan polutan dari gas buang tungku atau dari aliran gas lainnya. Dalam wet scrubber, aliran gas tercemar dibawa ke dalam kontak dengan cairan scrubbing, dengan penyemprotan dengan cairan, dengan memaksa melalui genangan cairan, atau dengan beberapa metode kontak lainnya, sehingga untuk menghapus polutan.
Air pollutant concentrations Air pollutant concentrations, as measured or as calculated by air pollution dispersion modeling,[1] must often be converted or corrected to be expressed as required by the regulations issued by various governmental agencies. Regulations that define and limit the concentration of pollutants in the ambient air or in gaseous emissions to the ambient air are issued by various national and state (or provincial) environmental protection and occupational health and safety agencies. Such regulations involve a number of different expressions of concentration. Some express the concentrations as ppmv (parts per million by volume) and some express the concentrations as mg/m3 (milligrams per cubic meter), while others require adjusting or correcting the concentrations to reference conditions of moisture content, oxygen content or carbon dioxide content. This article presents methods for converting concentrations from ppmv to mg/m3 (and vice versa) and for correcting the concentrations to the required reference conditions. All of the concentrations and concentration corrections in this article apply only to air and other gases. =Konsentrasipolutan udara Konsentrasipolutan udara, yang diukurataudihitung denganmodel penyebaranpolusi udara, [1] harus seringdiubahataudiperbaikiuntukdinyatakan sebagaidiharuskan oleh peraturanyang dikeluarkan oleh berbagailembaga pemerintah. Peraturan yangmenentukan danmembatasikonsentrasipolutandi udaraambienatauemisigaske udarayang dikeluarkanoleh berbagainasional dan negara(atau provinsi) perlindungan lingkungandan lembagakesehatan dan keselamatan kerja. Peraturan tersebutmelibatkan sejumlahekspresi yang berbedakonsentrasi. Beberapamengungkapkankonsentrasisebagaippmv(parts per million byvolume)dan beberapamengungkapkankonsentrasisebagaimg/m3(miligram per meterkubik), sementara yang lainnya memerlukanpenyesuaianataumemperbaikikonsentrasidengan kondisireferensikadar air, kadaroksigen ataukontenkarbon dioksida.Artikel ini menyajikanmetode untuk mengubahkonsentrasidarippmv sampaimg/m3(dan sebaliknya) dan untuk memperbaikikonsentrasidengan kondisireferensiyang diperlukan. Semuakonsentrasidan koreksikonsentrasidalam artikel ini hanyaberlaku untukudara dangas-gas lainnya.