Anda di halaman 1dari 12

Makalah AKUNTANSI BIAYA

Variable Costing dan Full Costing


Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Biaya

Disusun oleh:
Nama NPM Kelas : Ari Isnaeni F : 11302048 : AKP K31/11

POLITEKNIK DHARMA PATRIA KEBUMEN Jl. Letjend Suprapto No 73 Kebumen

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang selalu melimpahkan rahmat, nikmat, dan hidayat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini merupakan salah satu tugas kelompok dari Dosen Bapak Purwadi, S.H untuk mata kuliah HUKUM BISNIS. Dalam penulisan makalah ini penulis masih banyak kekurangannya, karena keterbatasan ilmu dan pengetahuan. Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat khususnya bagi kami dan umumnya bagi semua orang. Demikian yang dapat penulis sajikan, penulis mohon maaf sebesar besarnya apabila ada kata kata dan rangkaian makalah ini yang dianggap kurang benar. Penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun.

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .... i DAFTAR ISI.. ii BAB I PENDAHULUAN . 1

BAB II PEMBAHASAN .... 2 WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN . 5 WANPRESTASI MENURUT HUKUM

INDONESIA ......... 9 CONTOH WANPRESTASI............................................................................ 12 BAB III PENUTUP................... 15 DAFTAR PUSTAKA............ 16 GUGATAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laba usaha adalah salah satu ukuran penting yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja segmen maupun keseluruhan organisasi. Ada dua alternatif metode untuk pelaporan laba usaha dalam perusahaan produksi, yang tergantung pada perlakuan akuntansi terhadap biaya overhead pabrik tetap. Dua metode itu adalah variable costing dan absorption/full costing. Untuk pelaporan keuangan kepada pihak luar, biaya produk pabrikasi biasanya terdiri atas bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan overhead pabrik. Pelaporan semua biaya ini sebagai biaya produk yang disebut penentuan biaya pokok absorpsi dan diharuskan dalam prinsip akuntansi yang berlaku umum. Meskipun demikian, format pelaporan keuangan dengan penentuan biaya pokok variabel dapat pula dipakai untuk pengambilan keputusan manajerial. Variable costing lebih disukai oleh manajer untuk pembuatan keputusan internal dan harus digunakan apabila laporan laba rugi disusun dengan format kontribusi. Biasanya, absorption costing dan variable costing menghasilkan perhitungan laba bersih yang

berbeda dan perbedaan tersebut dapat sangat besar. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan membahas tentang variable costing dan absorption costing. 1.2 Identifikasi Masalah Perhitungan biaya variabel (variable costing) merupakan metode perhitungan biaya produk yang hanya membebankan harga pokok produksi variabel ke produksi. Termasuk didalamnya adalah bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik variabel. Biaya overhead pabrik tetap tidak diperlakukan sebagai biaya produk dalam metode ini. Sedangkan perhitungan biaya penyerapan/penuh (absorption costing/full costing) merupakan metode perhitungan biaya produk yang membebankan seluruh harga pokok produksi ke suatu produk. Bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, overhead pabrik variabel, dan overhead pabrik tetap adalah hal-hal yang menentukan biaya produk Dalam penyusunan penulisan ini dapat diidentifikasikan masalah tentang : 1. Apakah keunggulan dan kelemahan perhitungan biaya variabel ? 2. Apakah keunggulan dan kelemahan perhitungan biaya penyerapan ? 3. Bagaimana perhitungan biaya variabel dapat digunakan dalam perencanaan dan pengendalian ? 1.3 Pembatasan Masalah Ruang lingkup penulisan ini dibatasi pada perbedaan perhitungan biaya variabel dan biaya penyerapan dalam memperoleh laba usaha. 1.4 Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan perhitungan biaya variabel. 2. Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan perhitungan biaya penyerapan. 3. Untuk menjelaskan perhitungan biaya variabel yang digunakan dalam perencanaan dan pengendalian. 1.5 Manfaat atau Kegunaan Penulisan 1. Manfaat akademis, untuk lebih memahami perbedaan perhitungan biaya variabel dan biaya penyerapan dalam memperoleh laba usaha. 2. Manfaat praktis, penulisan ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi para manajer untuk lebih memahami perbedaan perhitungan biaya variabel dan biaya penyerapan dalam memperoleh laba usaha BAB II PEMBAHASAN 2.1 Perhitungan Biaya Variabel (Variable Costing) Perhitungan biaya variabel (variable costing) merupakan metode perhitungan biaya produk yang hanya membebankan harga pokok produksi variabel ke produksi. Termasuk didalamnya adalah bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik variabel. Biaya overhead pabrik tetap tidak diperlakukan sebagai biaya produk dalam metode ini. Sebaliknya, biaya overhead pabrik tetap diperlakukan

sebagai biaya periodik, seperti beban administrasi dan penjualan, beban tersebut dibebankan secara utuh kedalam pendapatan setiap periodenya. Konsekuensinya, biaya per unit produk dalam persediaan atau dalam harga pokok penjualan dalam metode perhitungan biaya variabel tidak mengandung elemen biaya overhead tetap. Perhitungan biaya variabel sering disebut sebagai perhitungan biaya langsung (direct costing) atau perhitungan biaya marginal (marginal costing). Laporan laba rugi yang dihasilkan oleh sistem variable costing memperlihatkan marjin kontribusi barang yang dihasilkan, informasi yang sangat bermanfaat dalam pengambilan keputusan. Pendekatan variable costing tidak diperkenakan untuk pelaporan keuangan kepada pihak luar. Meskipun demikian, banyak perusahaan yang memakai metode variable costing untuk tujuan internal (akuntansi manajemen) dan format full costing atau absorption costing untuk tujuan eksternal. Diperlukan tiga langkah dalam aplikasi penentuan variable costing : 1. Semua biaya-pabrikasi, penjualan dan administrasi dianalisis secara cermat guna menentukan mana yang berperilaku variabel dan mana yang berperilaku tetap. Biaya campuran dipisahkan ke dalam unsur variabel dan unsur tetap dengan menerapkan metode estimasi biaya. 2. Biaya pabrikasi variabel-bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik variabel-dibebankan (dilekatkan) sebagai biaya produk. Oleh karena itu, persediaan barang dalam proses, persediaan barang jadi, dan biaya pokok penjualan dibiayakan dengan berdasarkan pada biaya pabrikasi yang bervariasi sejalan dengan tingkat produksi. 3. Semua biaya overhead pabrik tetap serta beban penjualan dan administratif diperlakukan sebagai biaya periode dan dibebankan ke laporan laba rugi pada saat dikeluarkan. Kendatipun demikian, beban penjualan dan administratif variabel dipisahkan dari beban penjualan dan administratif tetap tatkala disajikan pada laporan laba rugi. Beban penjualan dan administratif variabel serta biaya pabrikasi variabel dikurangkan dari pendapatan penjualan guna menentukan marjin kontribusi pada periode berjalan. Sebaliknya, beban penjualan dan administratif tetap serta biaya overhead pabrik tetap dikurangkan dari marjin kontribusi guna menentukan laba bersih selam periode berjalan. 2.2 Perhitungan Biaya Penyerapan/Penuh (Absorption Costing atau Full Costing) Perhitungan biaya penyerapan/penuh (absorption costing/full costing) merupakan metode perhitungan biaya produk yang membebankan seluruh harga pokok produksi ke suatu produk. Bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, overhead pabrik variabel, dan overhead pabrik tetap adalah hal-hal yang menentukan biaya produk. Jadi, menurut perhitungan biaya absorpsi, overhead pabrik tetap dipandang sebagai biaya produk, bukan biaya periode. Karena absorption costing atau full costing meliputi semua biaya produksi sebagai biaya produk, metode ini sering kali disebut sebagai metode biaya penuh (full cost method).

VARIABLE COSTING

Metode full costing dan variabel costing merupakan penentuan harga pokok produk.

Perbedaan pokok diantara kedua metode terletak pada : a. Perhitungan harga pokok produk. Full Costing. Dalam penentuan harga pokok produk, membebankan seluruh biaya produksi baik yang berperilaku tetap aupun variabel kepada produk.

Biaya bahan baku Biaya Tenaga kerja Biaya Overhead Prabrik tetap Biaya Overhead Pabrik variabel Harga pokok produk

xxx xxx xxx xxx + xxx

Variable Costing. Dalam penentuan harga pokok produk hanya membebankan biaya biaya produksi variabel saja dalam harga pokok produk.

Biaya bahan baku Biaya Tenaga kerja langsung Biaya Overhead Pabrik variabel Harga pokok produk b. Penyajian laporan Rugi laba. Full costing.

xxx xxx xxx + xxx

Laporan Rugi laba menurut metode ini menitik beratkan pada penyjian elemen elemen biaya menurut hubungan biaya dengan fungsi fungsi pokok yang ada dalam perusahaan. Fungsi pokok perusahaan : fungsi produksi, pemasaran, administrasi dan umum.

Hasil penjualan Harga pokok penjualan ( termasuk BOP Tetap ) Laba bruto Biaya administrasi dan umum Biaya pemasaran xxx xxx +

xxx xxx _ xxx

xxx Laba bersih xxx

Variable Costing. Lebih menitikberatkan pada penyajian biaya sesuai dengan perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan. Biaya tetap disajikan dalam satu kelompok tersediri yang harus ditutup dari laba kontribusi yang diperoleh perusahaan sebelum timbul laba bersih.

Hasil penjualan Dikurangi biaya biaya variabel : Biaya produksi variabel Biaya pemasaran variabel Biaya admnistrasi dan umum variabel xxx xxx xxx +

xxx

xxx _ Laba kontribusi Dikurangi biaya biaya tetap : Biaya produksi tetap Biaya pemasaran tetap Biaya admnistrasi dan umum tetap xxx xxx xxx + Xxx _ Laba bersih usaha Contoh : PT El sari memproduksi satu jenis produk. Data produksi dan biaya bulan Januari, Februari dan Maret 19X1 adalah : xxx xxx

Keterangan Persediaan Awal Produksi Penjualan Persediaan akhir

Januari 30 unit 200 190 40

Februari 40 Unit 165 190 15

Maret 15 unit 165 165 15

Total 30 530 545 15

Harga jual per unit Biaya bahan baku per unit Biaya tenaga kerja perunit BOP tetap sesungguhnya BOP varibael sesungguhnya

100 20 10 1.700 800

100 20 10 1.700 660

100 20 10 1.700 660

Tarif BOP per unit produk : Tarif variabel Tarif tetap 4 8 4 8 4 8

Biaya adm. Dan umum : Variabel per unit yang dijual Tetap per unit yang dijual 3 400 3 400 3 400

Biaya pemasaran : Variabel per unit yang dijual 10 Tetap per unit yang dijual 1.000 10 1.000 10 1.000

Biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk atas dasra unit produk yang dihasilkan. Tarif BOP dihitung atas dasar kapasitas normal per bulan sebanyak 200 kg dengan taksiran BOP variabel Rp. 800 dan BOP tetap Rp 1.600. Tarif BOP variabel : Rp. 800 : 200 = Rp. 4 kg. Tarif BOP tetap : Rp. 1.600 : 200 = Rp. 8 kg.

Biaya produksi perunit menurut metode full costing dan variable costing dihitung : Full costing Biaya bahan baku 20 Variable costing 20

Biaya tenaga kerja Biaya overhead variabel Biaya overhead pabrik tetap Biaya produksi per unit

10 4 8 Rp. 42

10 4 Rp.34

PT EL SARI Laporan Rugi Laba Bulan Januari, Februari, Maret 19X1 Full Costing Januari Februari Hasil penjualan Volume X Rp 100 19.000 19.000

Maret

16.500

Harga pokok penjualan : Persediaan awal Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja BOP Variabel BOP Tetap 1.260 4.000 2.000 800 1.600 1.680 3.300 1.650 660 1.320 630 3.300 1.650 660 1.320

Harga Pokok Produk siap dijual Persediaan akhir

9.660 1.680

8.610 630 7.980 380 8.360

7.560 630 6.930 380 7.310

Harga pokok Penjualan sebelum disesuaikan 7.980 BOP ( lebih ) kurang dibebankan Harga Pokok Penjualan setelah disesuaikan 100 8.080

Laba bruto

10.920

10.640

9.190

Biaya komersial : Biaya adm. Dan umum Variabel Tetap Biaya pemasaran Variabel Tetap Jumlah Biaya komersial Laba bersih 1.900 1.000 3.870 6.180 1.900 1.000 3.870 6.770 1.900 1.000 3.575 5.615 570 400 570 400 525 400

PT EL SARI Laporan Rugi Laba Bulan Januari, Februari, Maret 19X1 Full Costing Januari Februari

Maret

Hasil penjualan Volume X Rp 100 19.000 19.000 16.500

Harga pokok penjualan : Persediaan awal Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja BOP Variabel BOP Tetap 1.260 4.000 2.000 800 1.600 1.680 3.300 1.650 660 1.320 630 3.300 1.650 660 1.320

Harga Pokok Produk siap dijual Persediaan akhir

9.660 1.680

8.610 630 7.980 380 8.360

7.560 630 6.930 380 7.310

Harga pokok Penjualan sebelum disesuaikan 7.980 BOP ( lebih ) kurang dibebankan Harga Pokok Penjualan setelah disesuaikan 100 8.080

Laba bruto

10.920

10.640

9.190

Biaya komersial : Biaya adm. Dan umum Variabel Tetap Biaya pemasaran Variabel Tetap Jumlah Biaya komersial Laba bersih 1.900 1.000 3.870 6.180 1.900 1.000 3.870 6.770 1.900 1.000 3.575 5.615 570 400 570 400 525 400

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Keunggulan Absorption Costing adalah praktis dan memerlukan penggolongan biaya tetap dan variabel sedangkan kelemahan metode ini adalah tidak dapat menginformasikan bagi manajemen mengenai berapakah biaya produksi variabel untuk menghasilkan suatu produk sehingga pihak manajemen mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan untuk perencanaan jangka pendek. Keunggulan Varibel Costing adalah memberikan informasi yang cepat bagi pihak manjemen (interen) untuk perencanaan, pengendalian biaya dan pengambilan keputusan, misalnya dalam perencanaan laba (mengetahui besarnya laba kontribusi) dan dapat secara langsung mengetahui pengaruh biaya tetap terhadap laba. Kelemahan dari metode ini adalah kurang praktis karena menuntut adanya pengelompokkan biaya variabel dan tetap dan laporan yang dihasilkan hanya untuk pihak interen saja. DAFTAR PUSTAKA Garrison, Ray H dan Noreen Eric W, 2000. Akuntansi Manajerial. Salemba Empat, Jakarta. Hansen, Don R dan Mowen Maryanne M, 2005. Akuntansi Manajemen. Salemba Empat, Jakarta. Henry Simamora, 2002. Akuntansi Manajemen. UPP AMP YKPN, Yogyakarta. http://husni-sidik.blogspot.com/2010_03_01_archive.html http://nurazifah.blogspot.com/2010/03/variable-costing-metode-variable.html

Anda mungkin juga menyukai