Anda di halaman 1dari 12

Klasifikasi Fault Seal

Klasifikasi sesar yang digunakan dalam studi fault seal analysis diadaptasi dari Wiggins, dkk. (1995) berdasarkan properti sesar tersebut sebagai sealing atau leaking Cross-leak versus Cross-seal Fluida tidak lolos melewati sesar menuju reservoir yang saling sejajar. Situasi cross-leaking dapat diidentifikasi ketika fluida memiliki OWC dengan elevasi yang ekuivalen pada tiap sisi sesar. Dip-leak versus Dip-seal Dalam kasus dip-leak, fluida lolos melalui sesar yang konduit menuju permukaan. Sesar tipe ini dapat dicirikan dengan elevasi OWC yang sama seperti atau kira-kira mendekati elevasi cut off sesar. Sesar dip-sealing adalah suatu sesar yang mampu mendukung suatu kolom minyak karena material zona sesar memiliki tekanan masuk kapiler (capillary entry pressure) yang lebih tinggi dari gaya buoyancy yang dikeluarkan kolom hidrokarbon. Sesar yang cross-sealing dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : seal yang terbentuk akibat adanya shale yang impermeabel diseberang sesar (seal akibat kesejajaran/juxtaposition) danseal yang terbentuk akibat gouge dalam zona sesar. Cross-seal juga dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : cross-seal dinamis dan cross-seal statis. Cross-seal dinamis akan bocor selama produksi sehubungan dengan perbedaan tekanan pada zona sesar yang dihasilkan oleh produksi dari fluida. Cross-seal statis akan terus berada dalam kondisi tersegel meskipun setelah dilakukan produksi yang menyebakan penurunan (drawdown) kolom hidrokarbon yang signifikan.

Klasifikasi sesar dalam fault seal analysis (modifikasi dari Wiggins, dkk., 1995) Diposkan oleh Gozali Rahman di 15:15 Label: Interpretasi Seismik

ROUTINE CORE ANALYSIS


Core yang dianalisa meliputi conventional core dan sidewall core. Besaran-besaran yang diukur pada uji ini adalah : 1. Porositas. 2. Permeabilitas terhadap udara (air permeability - kair) dan permeabilitas yang ekivalen terhadap liquid (kL). 3. Permeabilitas horizontal terbesar (maksimum). 4. Permeabilitas horizontal tegak lurus terhadap permeabilitas horisontal maksimum. 5. Permeabilitas vertikal. 6. Berat jenis butiran (grain density). Diposkan oleh Gozali Rahman di 14:31 Label: Evaluasi Formasi

Konsep Dasar Interpretasi Seismik Refleksi


SEISMIK REFLEKSI Gelombang seismik merambat melalui batuan berbentuk gelombang elastis yang merubah energi sumber menjadi pergerakan partikel batuan.

Acoustic Impedance (AI)

AI = .V Refleksi terjadi pada saat terjadi perbedaan AI (pada bidang perlapisan atau unconformity)

Koefisien refleksi atau reflectivity dirumuskan sebagai RC=AI2-AI1/AI1+AI2 Besarnya energi gelombang yang dipantulkan ditentukan oleh besarnya koefisien refleksi (RC) Semakin tinggi koefisien refleksi (RC) maka akan semakin kuat refleksi. Resolusi
Jarak minimum 2 obyek yang dapat dipisahkan / dibedakan oleh gelombang seismik Resolusi vertikal : ketebalan minimum tubuh batuan untuk dapat memberikan refleksi tersendiri bervariasi dari 1/8 1/30 panjang gelombang, dengan demikian frekuensi dan kecepatan geolombang seismik sangat mempengeruhi resolusi vertikal Fase dan Polaritas Phase : Minimum Phase : batas AI berimpit dengan awal wavelet Zero Phase : batas AI berimpit dengan puncak wavelet Konvensi Polaritas SEG (Society of Exploration Geophysics): Pada bidang batas refleksi dimana AI2>AI1 akan berupa trough Pada bidang batas refleksi dimana AI2

Well Seismik Tie Dimaksudkan untuk mengikat horison seismik dengan data sumur sehingga horizon seismik dapat diletakkan pada kedalaman sebenarnya, agar data seismik dapat dikorelasikan dengan data geologi lainnya. Well seismik tie dapat dilakukan dengan menggunakan checkshot, vertical seismic profile dan synthetic seismogram.

Indikasi langsung hidrokarbon (direct HC Indicator) pada data seismik Bright Spots : anomali amplitudo tinggi, AI reservoar memiliki kontras yang tinggi dengan AI litologi non reservoar disekitarnya, biasa terjadi pada reservoar gas yang ketebalannya dan saturasi gasnya cukup tinggi. Polarity Reversals : perubahan polaritas Flat Spots : kenampakan lebih rata biasanya mengindikasikan kontak fluida (water-oil/gas contact) Chimney Effect : anomali karena kantung gas Interpretasi Struktur Geologi

Sesar Adanya ketidakmenerusan pada pola refleksi (offset pada horison) Penyebaran kemiringan yang tidak sesuai dengan atau tidak berhubungan dengan stratigrafi Adanya pola difraksi pada zona patahan Adanya perbedaan karakter refleksi pada kedua zona dekat sesar. Lipatan Adanya pelengkungan horison seismik yang membentuk suatu antiklin maupun sinklin Diapir (kubah garam) Adanya dragging effect yang kuat pada refleksi horison di kanan atau di kiri tubuh diapir sehingga membentuk flank di kedua sisi. Adanya penipisan lapisan batuan diatas tubuh diapir Dapat terjadi pergeseran sumbu lipatan akibat dragging effect Intrusi dragging effect tidak jelas / sangat kecil. batuan sedimen yang tererobos intrusi mengalami melting sehingga struktur perlapisannya menjadi tidak jelas / cenderung chaotic di kanan-kiri intrusi C. Interpretasi Stratigrafi Langkah interpretasi stratigrafi seismik- Analisis sekuen seismik Sekuen seismik dibatasi oleh terminasi horizon seismik (toplap, downlap, dll) yang membatasi sekuen pada bagian atas dan bawahnya. - Analisis fasies seismik Deskripsi dan interpretasi geologi berdasarkan parameter parameter konfigurasi pantulan, kontinuitas pantulan, amplitudo, frekuensi, kecepatan interval dan geometri. Analisa yang dapat secara langsung dilakukan pada sayatan seismik adalah konfigurasi pantulan. Satu sekuen seismik dapat terdiri dari beberapa fasies seismik - Analisis muka air laut Penafsiran perubahan muka air laut relatif berdasarkan analisa sekuen dan fasies seismik Analisis sekuen seismik Stratigrafi sekuen : pembagian sedimen berdasarkan kesamaan genetik yang dibatasi dari satuan genetik lain oleh suatu ketidakselarasan atau bidang non deposisi dan keselarasan padanannya Penampang seismik dibagi menjadi unit-unit sekuen pengendapan Unit-unit sekuen pengendapan dapat diketahui dengan melihat batas sikuen datau pola pengakhiran seismik. Erotional truncation : pengakhiran suatu seismik oleh lapisan erosi, merupakan batas sekuen yang paling reliable Toplap : pengakhiran updip lapisan pada permukaan yang menutupinya (karena non deposisi atau erosi minor) Downlap : lapisan miring yang berakhir secara downdip pada permukaan horisontal/miring (dominan karena non deposisi) Onlap : lapisan yang relatif horisontal berakhir pada permukaan miring atau pengakhiran updip lapisan

miring pada permukaan yang lebih miring (dominan karena non deposisi) downlap dan onlap yang kurang dapat dibedakan satusama lain sering dinamakan sebagai baselap

Seismic Stratigraphic Surfaces

Maximum Flooding Surface (MFS) : permukaan yang mencerminkan keadaan maximum transgression (kolom air tinggi maksimum). secara stratigrafi merupakan pengendapan dengan laju yang rendah berupa sedimen pelagic hemipelagic yang membentuk condensed section. Dari seismik dapat terlihat sebagai permukaan downlap, namun tidak semua permukaan downlap merupakan MFS. Sequence Boundary (SB) : Batas sekuen berupa ketidakselarasan atau keselarasan padanannya. Dari seismik ditandai oleh : erosional truncation dan permukaan onlap. Transgresive Surface (TS): merupakan awal dari transgresive system track yang memiliki bentuk stacking patern retrogradasi. TS sukar dikaitkan dengan terminasi horizon. System Tracts Lowstand System Tract (LST) : dibatasi SB dibagian bawah dan TS dibagian atas. Merupakan keadaan rising sea level dan high sedimentation sehingga memiliki stacking patern agradasi atau slightly prograde. Transgresive System Tract (TST) : berada diatas LST dan dibawah HST, dibatas TS dibagian bawah dan MFS dibagian atas. Menunjukkan keadaan rapid sea level rise dan low sedimentation sehingga menunjukkan stacking patern retrogradasi. Highstand System Tract (HST) : berada diatas TST, dibawah LST, dibatasi SB dibagian atas dan MFS dibagian bawah. Menunjukkan keadaan sealevel stand still dan low sedimentation, memiliki stacking patern progradasi Tidak semua system tract dapat dijumpai, misalkan LST tidak dijumpai dan diatas TST langsung didapati HST.

Analisis fasies seismik Analisis fasies seismik : deskripsi dan interpretasi geologi dari parameter-parameter pantulan seismik yang meliputi konfigurasi pantulan, kontinuitas pantulan, amplitudo, frekuensi, kecepatan internal, dan geometri eksternal. Setiap parameter pantulan seismik dapat memberikan informasi mengenai kondisi geologi terkait Parameter seismik yang dapat dianalisis secara visual/langsung di sayatan seismik terutama adalah konfigurasi pantulan seismik Konfigurasi pantulan seismik dalam analisis stratigrafi seismik a. PARAREL & SUBPARAREL - Relatif sejajar - Kecepatan pengendapan yang seragam pada paparan yang menurun secara seragam atau dalam cekungan sedimen yang stabil - Variasi : even dan wavy b. DIVERGEN - Berbentuk membaji dimana penebalan lateral dari seluruh unit disebabkan oleh penebalan dari pantulan itu sendiri - Variasi lateral kecepatan pengendapan atau pengangkatan/pemiringan secara progresif bidang pengendapan c. PROGRADASI - Akibat adanya pengembanagan sedimentasi secara lateral yang membentuk permukaan pengendapan dengan lereng landai (clinoform) - Pola konfigurasi progradasi dapat berupa sigmoid, oblique, complex sigmoid-oblique, shingled, dan hummockly. Perbedaan konfigurasi progradasi menunjukkan adanya variasi pasokan sedimen, kecepatan penurunan cekungan dan perubahan muka air laut. - Pola Sigmoid o Bagian atas dan bawah relative tipis dan hamper horizontal, bagian tengan relatif lebih tebal dengan kemiringan yang lebih besar. o Pasokan sediment yang rendah, penurunan cekungan cekungan yang cepat atau kenaikan muka laut yang cepat

o Pada pengendapan laut dalam dengan energi rendah - Pola Oblique o Pengendapan yang terjadi di dekat dasar gelombang dengan lingkungan yang mempunyai energi tinggi o Pola oblique tangential merupakan pola progradasi yang ditandai dengan adanya kemiringan pada bagian bawah strata yang berkurang dan berbentuk cekung o Pola oblique pararel merupakan pola progradasi dengan pengendapan strata relatif sejajar o Pola complex sigmoid-oblique merupakan pola kombinasi antara pola sigmoid dan pola oblique dalam satu fasies seismik - Pola shingled Merupakan pola progradasi yang tipis dan umumnya sejajar dengan batas atas da bawah atau miring landai. Pola ini menunjukkan pengendapan pada air dangkal - Pola hummockly Merupakan pola konfigurasi yang tidak menerus. Pola ini menunjukkan progradasi yang clinoform ke dalam air dangkal dalam prodelta d. CHAOTIC - Pola yang tidak menerus, saling memotong dan menunjukkan susunan yang tidak teratur - Akibat energi pengendapan yang tinggi atau akibat deformasi yang kuat. Pola ini dapat menunjukkan slump structure e. REFLECTION FREE - Menunjukkan tidak adanya pantulan pada rekaman seismic - Terjadi pada batuan yang homogen dan tidak berlapis, seperti pada batuan beku, tubuh garam, batupasir atau serpih yang tebal

Studi Kasus Dibawah ini adalah contoh interpretasi sederhana yang Penulis lakukan pada salah satuline seismik di subprovince hidrokarbon Sumatra Tengah. Interpretasi menunjukkan adanya struktur geologi sesar dan lipatan. Interpretasi seismik berguna dalam mengidentifikasi closure (tutupan) hidrokarbon dan mengetahui sejarah dan potensi geologi dalam menentukan sistem hidrokarbon yang terjadi pada daerah penelitian. interpretasi ini dapat menjadi model awal bagi geophysicist untuk initial model inversi parameter geofisika dan digunakan untuk membangun model geologi untuk simulasi bagi reservoar engineer.

Diposkan oleh Gozali Rahman di 22:24 Label: Interpretasi Seismik

Petrofisika, Analisa Well Log


Secara singkat Log adalah rekaman suatu parameter versus jarak ataupun waktu, misal catatan perjalanan seseorang dari suatu tempat ke tempat lain, Ia merekam tempat - tempat yang disinggahi. Dalam sumur minyak log diartikan sebagai rekaman dari properti fisika atau kimia dari batuan dan fluida versus kedalaman yang ditembus pemboran.

Dalam analisa open hole log / wireline log, langkah - langkah sederhana yang biasa dilakukan adalah : 1. Evaluasi log yang tersedia 2. Quality control terhadap badhole, koreksi terhadap kondisi lubang bor dan koreksi tool 3. hitung volume shale (VSH) 4. hitung porositas total (PHIT) dan efektif (PHIE) 5. cari zona hidrokarbon 6. hitung saturasi fluida termasuk saturasi air dan saturasi hidrokarbon di zona terinvasi dan zona tidak terinvasi 7. perkirakan litologi dan fraksi mineral dalam formasi

8. hitung cut-off dan summary dari net-pay

Studi Kasus Berikut adalah contoh analisa log pada sumur eksplorasi yang Saya kerjakan dengan menggunakan software bantu geolog 6. (klik untuk memperbesar). Interpretasi menunjukkan adanya hidrokarbon pada litologi batugamping di interval sekitar 1785 - 1790 m MD. Berdasarkan interpretasi juga dapat disimpulkan bahwa perforasi sedikit melenceng dari target, bagian atas dari DST-1 (drill stem test) mengenai zona tight (low porosity) sedangkan di DST-2 sudah mencapai zona dengan saturasi air tinggi (sedikit hidrokarbon). Untuk informasi - informasi lebih lanjut mengenai petrofisika / log analisis dapat dilihat dalam artikel - artikel lain dalam blog ini.

Diposkan oleh Gozali Rahman di 20:03 Label: Evaluasi Formasi

Blog Petrolem Geoscience

Blog ini dibuat sebagai sarana kecil bagi kita semua untuk belajar atau mulai belajar mengenai petroleum geoscience. Sebagian besar bahan - bahan tulisan berasal dari literatur yang penulis baca termasuk literatur online dan sebagian kecil dari pekerjaan penulis sehari - hari dan juga diskusi - diskusi dengan orang - orang yang jauh lebih expert dibandingkan penulis. Blog ini masih dalam proses pengembangan dan bila ada masukan, usulan, kritik dan mungkin artikel yang ingin di share dalam blog ini, Penulis akan dengan senang hati menerima. Silahkan menghubungi Penulis di gozali.r@gmail.com.
Diposkan oleh Gozali Rahman di 19:03

Rabu, 12 Desember 2007

Volume Shale (VSH)


Rock model sederhana dalam perhitungan petrofisika menggunakan konsep bahwa batuan terdiri dari :

- matrix rock (Vrock) - pore space (porosity) diantar matrix rock (PHIE) - shale content dari batuan (VSH) dengan demikian Vrock + PHIe + Vsh = 1.00

kenampakan lempung yang ada diantara butir2 pasir pada sayatan tipis, terlihat juga adanya fracture (baca keterangan samping gambar) (Schole, 1979) Shale (serpih) atau Clay (lempung) dimaksudkan untuk memberi nama kumpulan endapan sedimenter yang terdiri dari mineral-mineral tipis lempengan alumunium-silikat yang terhidrasi. Keberadaan shale dalam formasi mempengaruhi pembacaan log - log porosity menjadi cenderung membaca porosity lebih tinggi dari semestinya. hal ini disebabkan adanya pori - pori non efektif yang dimiliki shale, dengan kata lain shale memiliki porositas yang tinggi namun tidak melalukan aliran fluida. Dengan demikian porositas total (PHIT) dari batuan harus dikoreksi terhadap VSH untuk mendapatkan porositas efektif (PHIE)

Beberapa definisi : Total porosity (PHIt) adalah jumlah dari: - clay bound water (CBW, clay bound water) - free water, termasuk irreducible water (BVW, bulk volume water) - dan hidrokarbon (BVH, bulk volume hidrokarbon)

Effective porosity (PHIe) adalah jumlah dari: - free water, termasuk irreducible water (BVW) - hidrokarbon (BVH) Effective porosity adalah porositas dalam reservoir rock, diluar clay bound water (CBW). sehingga : PHIe = PHIT CBW atau PHIE = PHIT VSH*BVWSH sering di sederhanakan menjadi PHIE = PHIT*(1-VSH) wireline dapat digunakan dalam menghitung kandungan lempung (VSH) adalah 1. Log Gamma Ray 2. Log SP. 3. Log Rt 4. Log Neutron 5. Log Density Neutron Log Gamma Ray (GR) adalah yang sering digunakan karena log ini mengukur tingkat radioaktifitas formasi, umumnya semakin tinggi GR semakin tinggi pula VSH karena dalam shale secara relatif lebih banyak dijumpai mineral - mineral radioaktif seperti potasium (K), Thorium (Th), Uranium (U). secara sederhana VSH berdasarkan GR (VSHgr), dirumuskan sebagai berikut, mengasumsikan model VSH linear : VSHgr = (GRlog GRmatrix) / (GRshale GRmatrix)

GRlog adalah pembacaan GR pada suatu titik GRmatrix adalah nilai GR pada sand/reservoir baseline, seringkali merupakan GRmin sedangkan GRshale adalah nilai GR pada shale baseline, seringkali diasumsikan sebagai GRmax. Selain model VSH linear, ada juga model- model nonlinear (clavier larinov dan stieber) yang dikembangkan untuk environment tertentu semisal Larinov 1 untuk highly consolidated rocks dan Larinov 2 untuk batuan klastik tersier. Pemahaman lokal sangat membantu setiap langkah dalam analisa log.
Diposkan oleh Gozali Rahman di 17:03 Label: Evaluasi Formasi

Anda mungkin juga menyukai