Anda di halaman 1dari 11

DISAIN POROS

Poros adalah suatu komponen mesin yang berputar yang berfungsi meneruskan daya dari satu tempat ke tempat lainnya. Putaran poros disebabkan oleh gaya tangensial yang akan menghasilkan momen torsional. Dalam bab ini akan ditinjau disain poros karena pengaruh lenturan dan torsional. Klasifikasi Poros. Berdasarkan fungsiya, poros dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: a. Poros transmisi. Poros ini berfungsi untuk meneruskan daya antara poros mesin ke poros yang memerlukan daya, antara lain puli, roda gigi, sabuk, dan rantai. b. Poros mesin. Poros ini merupakan bagian dari mesin itu sendiri, seperti crankshaft. Material Poros. Poros merupakan komponen permesinan yang berfungsi meneruskan daya dan putaran mesin. Untuk itu perlu diperhatikan hal-hal berikut ini dalam menentukan material poros, yaitu: 1. Kekuatan poros. Suatu poros dapat mengalami beban bengkok, beban lentur, beban tarik, beban tekan, kelelahan, tumbukan dan alur pasak akan mempengaruhi tingkat kekuatan material poros. 2. Kekakuan poros. Lenturan dan puntiran yang terlalu besar akan mengakibatkan getaran dan kebisingan pada mesin. 3. Putaran kritis. Putaran kritis adalah putaran maksimal yang dimiliki oleh suatu poros yang menghasilkan getaran sangat besar dan berpotensi menimbulkan kerusakan poros. Putaran kerja poros sebaiknya di bawah putaran kritis. 4. Korosi. Korosi disebabkan adanya kontak material poros dengan zat-zat yang bersifat korosif. 5. Material poros. Bahan yang biasa digunakan sebagai poros adalah baja lunak. Namun bila menghendaki kekuatan yang tinggi dapat digunakan paduan baja seperti nikel, nikel chromium atau baja khrom vanadium.

Tegangan Pada Poros. Karena poros berfungsi untuk meneruskan daya dan putaran dan pendukung beban, maka poros akan mengalami lenturan dan puntiran. Dengan demikian poros akan mengalami tegangan: a. Tegangan geser, yang ditimbulkan oleh pemindahan torsi. b. Tegangan lentur (tarikan dan tekanan), karena gaya yang bekerja pada elemen mesin seperti: puli, gear dan berat poros. c. Kombinasi dari lenturan dan puntiran.

POROS DENGAN BEBAN PUNTIR MURNI

Bila suatu poros meneruskan daya mesin P (kW) pada putaran n (rpm), maka poros tersebut akan mengalami momen puntir (torsi). Jika daya output motor adalah P, maka diperlukan faktor keamanan ( ), sehingga diperoleh daya rencana ( ) yang ditentukan berdasarkan persamaan berikut ini:

Nilai faktor keamanan, untuk daya rata-rata (1.2 2.0), untuk daya maksimum (0.8 1.2) dan daya normal (1.0 1.5). Daya 1PS = 1HP = 1 TK = 0,735 kW Momen puntir (T kg.mm) yang terjadi dapat dinyatakan sebagai:

Bila momen tersebut bekerja pada suatu poros dengan diameter, d, maka akan terjadi tegangan geser ( kg.mm2) yang besarnya:

Tegangan geser yang diijinkan berdasarkan standar ASME adalah (kg/mm2) sebagai . Bila poros tersebut berpasak maka diperlukan yang nilainya 1.3 3.0. Dengan demikian nilai tegangan geser yang diijinkan adalah:

ASME juga menganjurkan untuk memperhatikan karakteristik pembebanan, : beban halus (1.0), beban kejutan kecil (1.0 1.5) dan beban kejutan besar (1.5 3.0). Dengan demikian besarnya diameter poros ( mm) dapat dihitung dengan teliti dan aman sebagai: [ ]

Nilai = 1 bila poros beban puntir saja. Bila poros mengalami beban kombinasi lentur dan puntir maka nilai

POROS DENGAN BEBAN LENTUR MURNI Suatu poros yang memiliki diameter, mengalami lenturan yang besarnya: menerima beban lentur, maka poros tersebut akan

Dengan dalam kg/mm2. Diameter yang diperlukan untuk menahan beban tersebut dinyatakan sebagai:

POROS DENGAN BEBAN KOMBINASI LENTUR DAN PUNTIR Poros yang meneruskan daya menggunakan puli, rantai dan roda gigi akan mengalami kombinasi beban lentur dan puntiran, sehingga: a. Beban lenturan:

b. Beban puntiran:

Dengan menggunakan lingkaran MOHR, besarnya tegangan geser maksimum diperoleh sebesar: ( )

Teori tegangan geser maksimum akan mengalami kegagalan statis pada dan dengan angka keamanan adalah n, maka: Dengan demikian besar diameter poros dapat ditentukan dengan formula: *( ) + =

Dan jika dinyatakan dengan teori energy distorsi, maka:

) ]

Karena beban yang bekerja pada poros adalah pembebanan berulang, maka poros tersebut akan mengalami kelelahan. Untuk itu ASME merekomendasikan untuk memperhitungkan faktor momen lentur dan factor momen puntir adalah: * Tipe Pembebanan Poros diam: Beban berubah teratur Beban kejutan Poros berputar: Beban berubah teratur Beban steady Beban kejut kecil Beban kejut besar 1.5 1.5 1.5 2.0 2.0 3.0 1.0 1.0 1.0 1.5 1.5 3.0 1.0 1.5 2.0 1.0 1.5 2.0 { } +

Di samping itu masih terdapat rumusan para ilmuwan untuk menentukan kekuatan poros ini, antara lain: a. Pendekatan George Sines. Suatu poros berputar dengan kombinasi tegangan akan mengalami lenturan bolak-balik karena putaran poros. - Tegangan berulang:

Tegangan rata-rata:

George Sines mengatakan bahwa kekuatan lelah lenturan tidak dipengaruhi oleh tegangan puntir rata-rata sampai kekuatan mengalah puntir mencapai 50%, maka:

Dengan demikian:

b. Pendekatan Soderberg. Untuk menentukan angka keamanan, Soderberg memberikan rumusan sebagai berikut: { [( ) ( ) ] } dan , maka:

Bila teori tegangan geser maksimum menyatakan

{ Teori energy distorsi menyatakan

[( )

( ) ] } dan , maka:

[( )

( ) ] }

Pada kasus yang umum, kombinasi tegangan mengandung komponen steady dan komponen variable, maka: { [( ) ( ) ] }

Teori tegangan geser bila dikaitkan dengan Westinghouse Code Formula adalah: { [( ) ( ) ] }

c. Pendekatan Garis Beban Kimmelmann. Apabila beban pada poros menyebabkan overloading, maka:

Tegangan geser puntir adalah tegangan rata-rata yang besarnya: Sedangkan tegangan berulangnya adalah:

Tegangan Von Mises adalah:

1. 2.

DAYA YANG DIPINDAHKAN Daya adalah rata-rata kerja yang dilakukan dan dinyatakan dengan rumus:

1 HP setara dengan 33,000 ft.lb/minut, maka:

Untuk system yang berputar, gaya F dalam persamaan ini dapat diganti dengan torsi (lb.inc) dibagi dengan radius r (inc):

Kecepatan linier V pada radius r adalah:

Bila

atau

Bila dinyatakan dengan satuan SI adalah:

KONSENTRASI TEGANGAN Untuk beban yang berubah, factor konsentrasi tegangan karena kelelahan dinyatakan sebagai berikut:

Table 3.2. fatigue stress concentration factors in bending for shaft with keyway based on section modulus or full area. Material Chrome-nickel (about SAE 3140): stress concentration factors for sledrunner keyway stress concentration factors for profile keyway

1.6

2.07

Medium carbon steel (about SAE 1045): 1.32 1.61

DEFLEKSI KARENA LENTURAN Untuk menentukan besarnya defleksi suatu batang dapat ditentukan melalui metode berikut ini: 1. Metode integrasi ganda. 2. Metode momen luas. 3. Metode superposisi.

Dan

Perhatikan pula:

dengan substitusi persamaan yang ada, kita peroleh:

Terdapat pula hubungan sebagai berikut:

Dengan demikian kita peroleh:

DEFLEKSI KARENA PUNTIRAN Suatu poros tidak hanya kuat melayani perpindahan daya, tetapi juga harus tahan terhadap puntiran yang ditimbulkan oleh perputaran poros pada batas tertentu. Besar puntiran poros dapat dinyatakan sebagai:

Dimana, adalah defleksi puntiran (derajat), T momen puntir (kg.mm), (mm), dan G modulus geser (kg/mm2).

panjang poros

Bila puntiran yang terjadi pada poros dibatasi pada 0,25o/m dan material terbuat dari baja dengan G = 8300 kg/mm2, maka diameter poros dapat ditentukan menjadi: (mm) Ada juga referensi yang menyatakan defleksi maksimum yang diijinkan adalah 1 derajat untuk 20 .

KEKAKUAN POROS Untuk poros baja, defleksi linier maksimum yang baik adalah 0.30 0.35 per meternya, dengan demikian akan diperoleh jarak maksimum antara dua bearing yang ideal yaitu: untuk poros yang tidak ada gaya lentur, kecuali oleh bobot poros itu sendiri. untuk poros yang mendapat gaya lentur puli. Besar lenturan yang mungkin terjadi adalah: (mm) Untuk turbin yang memiliki masalah celah antara rotor dan rumah, maka .

KECEPATAN KRITIS Untuk disain yang baik, putaran kritis dibatasi maksimum 80% dari putaran kritisnya. Jika beban yang bekerja memiliki berat W kg, maka kecepatan kritisnya dapat dihitung: (rpm) Jika bantalan cukup panjang dan poros ditumpu kaku, maka: (rpm)

Bila suatu poros memiliki variasi kecepatan putaran, maka kecepatan kritis total adalah:

Kecepatan kritis pada sebuah poros yang ditumpu oleh dua bantalan dinyatakan sebagai: Contoh Soal: Tentukan kecepatan kritis suatu poros bila E = 30,000,000 psi. Lihat gambar di bawah ini! Jawab:

Defleksi di A karena beban 80 lb adalah:

{ { Defleksi di A karena beban 120 lb adalah: { { Defleksi total adalah y = 0.04074 + 0.03848 = 0.07922 inc. Defleksi di titik B karena beban 80 lb adalah: { Defleksi di titik B karena beban 120 lb adalah: { Defleksi total adalah y = 0.02565+ 0.03697 = 0.06262 inc. Dengan demikian frekuensi system adalah: [ ] }

} }

MATERIAL POROS Bahan-bahan yang sering digunakan sebagai poros antara lain: a. Plain-carbon steel 1045: power transmission. b. Low carbon steel: internal combustion engines, railroad car. Kandungan karbon sekitar 0,30% atau lebih. c. Alloy steel: chromium-molybdenum steel 4140, chromium-nickel-molybdenum 4340 dan A8640. d. Low carbon alloy steel: 4320, 4820, A8620. ASME Code B17c-1927 merekomendasikan, bahwa tegangan kerja sebesar 8,000 psi untuk commercial shafting, jika terdapat alur pasak maka kekuatan diambil sebesar 75%. dalam geseran

GENERAL CONSIDERATION Ada beberapa pertimbangan untuk mendisain sebuah poros antara lain: 1. Untuk mengurangi defleksi dan tegangan, maka poros dapat dibuat sependek mungkin. 2. Poros berlubang memiliki kekakuan dan memiliki frekuensi alamiah yang lebih tinggi. Hanya saja harganya mahal dan diameternya lebih besar. 3. Bila defleksi menjadi masalah utama, maka dapat dipilih bahan dari baja karbon rendah. 4. Defleksi akibat roda gigi tidak boleh melebihi 0,005 inch dan sudut relative anta gear tidak melebihi 0,03o. 5. Jika menggunakan sleeve bearing, defleksi poros sepanjang bearing tidak melebihi ketebalan lapisan film pada bearing.

KEGAGALAN POROS Ada beberapa hal yang dapat mengakibatkan kegagalan poros, antara lain: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Beban berlebih saat bekerja. Konsentrasi tegangan karena proses pengerjaannya. Kesalahan penyetelan bantalan. Scoring dan melting karena buruknya pelumasan. Tidak memiliki kekakuan lentur yang cukup. Getaran torsi.

Anda mungkin juga menyukai