Anda di halaman 1dari 5

TUKAR PASANGAN

" Atasan saya sebut saja Mas Agus, kira2 30 tahun sangat akrab dengan saya, mengingat ia sama-sama berasal dari satu SD yang sama, demikian juga istrinya, mbak Ani. Walaupun saya belum bertemu langsung dengan mbak Ani setelah ia menikah dengan mas Agus, dulu kami pernah akrab. Suatu hari saya memasang foto kami berdua di meja kerja saya, sejak saat itu pula saya mengamati kalau Mas Agus sering melirik ke foto itu. Suatu hari ia mengundang saya untuk makan malam di rumahnya, katanya untuk membahas suatu proyek, sekaligus untuk reuni katanya. " Dik, nanti malam datang ke rumah ya, ajak Rina juga, makan malam. " " Lho, ada acara apa mas ? " " Ada proyek yg harus diomongin, sekalian reuni gitu. " " Bolehlah...." Sampai saat itu aku belum bisa menduga apa yang ada di pikiran Mas Agus. Sesampainya di rumah undangan itu aku sampaikan ke Rina, dan ternyata ia sudah tahu. Katanya Mbak Ani yang meneleponnya. " Ada apa sih mas, kok mereka ngadain dinner ? " " Tau', katanya ada proyek sih..." " Oooo......." Kalo ngeliat Rina, selalu gairahku timbul..abis dia itu seksi banget. Rambutnya panjang, dia selalu senam so...punya tubuh ideal..dan ukurannya itu 36B yg mmmmm.. Pukul 1930 kami sudah berada di apartemen mereka. Aku mengenakan kemeja batik, sementara Rina memakai stelan rok dan kemeja sutera. Rambutnya dibiarkan tergerai tanpa hiasan apapun. "Masuk.. masuk... silakan duduk ya.." Melihat mbak Ani yang membukakan pintu aku terkejut. Ani yang sekarang hampir menyerupai istriku, tinggi, rambut panjang, dan lebih manis dibandingkan sewaktu aku mengenalnya dulu. " Mbak kenalin, ini Rina istriku. " Setelah Rina berkenalan dengan Mbak Ani, ia diajak untuk masuk ke dapur untuk menyiapkan makan malam, sementara Mas Agus mengajakku ke teras balkon apartemennya. "Gini lho dik... bulan depan akan ada proyek untuk mengerjakan iklan.. ini... ini... dsb. Berani nggak kamu ngerjakan iklan itu. " " Kenapa nggak, rasanya perlengkapan kita cukup lengkap, tim kantor semua ditempat, ngliat waktunya cukup. Berani ! " Aku excited banget, abis baru kali itu diserahi tugas untuk mengkoordinir pembuatan iklan skala besar. Senyum mas Agus segera mengembang, kemudian ia berdiri merapat ke sebelahku. "Eh dik..gimana menurut kamu mbak Ani ?" sambil bisik-bisik. "Ya...lebih cantik dari dulu mas. " " Seksi nggak...?"

" Lha....ya jelas dong." "Umpama..ini umpama..kalo nanti aku 'pinjem istrimu' dan aku 'pinjemin Ani untuk kamu gimana " Denger permintaan seperti itu terus terang aku bingung dan sebagainya. Rasanya kok aneh sekali gitu. " Nggak ada paksaan kok, aku jamin Rina dan Ani pasti suka, soalnya nanti..udah deh pokoknya aman...." "Ngomong2 Rina sukanya kalo ngeseks apa sih...." Tanpa aku sadari mulutku udah ngomong duluan.......... "Dia suka diatas, suka doggy style dan yang jelas suka ngulum punyaku." " Wow.....sku justru pengin sekali digituin. Ani itu payah nggak mau ngentot punyaku, tapi dianya justru suka kalo memeknya dijilatin.. iiihh. aku paling nggak suka.." "OOooo......... Kalau aku sih itu biasa mas. " " Oke deh... enjoy aja nanti, biar aku yg atur.Ngomong2 Ani udah tau rencana ini kok, dia itu orangnya selalu terbuka dalam soal seks..jadi setuju aja. Nanti minuman Rina aku kasih bubuk ini ya... Bukan obat bius atau ineks kok. Cuman pembangkit gairah aja. " " Mas..mbak Ani KB nggak ? " " Iya..ikut suntik..istrimu ? " Aku cuman nggeleng. " Oke, nanti kamu duduk di sebelah Ani ya, Rina di sampingku. " Acara makan malam berjalan lancar. Juga rencana Mas Agus. Setelah makan malam selesai kelihatannya bubuk itu mulai bereaksi. Rina kelihatan bergairah, soalnya kalau dia lagi nafsunya besar dia agak gelisah, dan keringatnya lebih banya keluar. " Dik Rina, mari duduk di depan Tv aja lebih dingin disana. " Mas Agus berdiri, menarik kursi Rina dan menggandengnya ke depan TV 29 inchi yang terletak di ruang sebelah. Aku ingin mengikuti mereka tapi mbak Ani memegang tanganku. "Dik diliat aja dulu dari sini, ntar kita juga nggabung.." Dari ruang makan kami dapat jelas menyaksikan tangan Mas Agus mulai bergerilya di pundak dan punggung Rina. Memikjit-pijit dan mengusap. Sementara Rina mendesah setiap pijitan lembut Agus yang berdiri di belakangnya menyentuh pundaknya. Mbak Ani kemudian menarikku ke ruang tengah, kemudian duduk di sofa di depan mereka. Mas Agus semakin berani, dari belakang tangannya mulai melepasi kancing kemeja batik Rina, dengan terampil hingga kancing terakhir. BH Rina segera menyembul, menyembunyikan dua bukit kebanggaanku dibalik balutannya. Perasaan cemburu dan gairah menerpaku, melihat Rina menyambut setiap belaian dan Usapan Mas Agus di kulitnya, di BHnya, dan ciuman nafsu Mas Agus-pun disambutnya dengan gairah. Tanganku pun segera menyelusup ke dalam rok mbak Ani,memeknya sudah basah ,mungkin juga telah muncul gairahnya. Dengan perlahan jemariku mulai membuka 'pintu masuk' ke lorong kewanitaanya, dengan lembut jari tengahku menekan clitorisnya. Desahan lembut keluar dari mulut mbak Ani.

"Ahhhh........." Tubuhnya mengejang, sementara tangannya meremas2 payudaranya sendiri. Dihadapanku, Rina telah polos, bediri dengan Agus tetap dibelakangnya, dengan tangan menjelajahi seluruh lekuk dan ngarai istriku itu. Aku sempat melihat Rina menikmati benar ketika jemari mas Agus berada di semak-semak wanitanya, semetara tangan lainnya meremas2 puting susunya. Tangan mbak Ani telah membuka zipper di celana panjangku, dan bagaikan orang kelaparan terus berusaha melepas celanaku tersebut. Untuk memudahkan aksinya aku berdiri dihadapannya, degan melepaskan bajuku sendiri. Setelah mbak Ani selesai dengan celanaku, gilirannya ku telanjangi. Wow....payudaranya padat dan kencang, dengan putingya yang dengan bangganya mengeras. Sebagai permulaan kutelusuri dada hingga memeknya dengan lidahku. Kududukkan mbak Ani kembali di sofa, dengan kedua kakinya masing-masing berada di pundakku. Sasaranku adalah memeknya yang telah basah. Lidahku segera menari-nari di permukaan dan di dalam lubang memeknya. Menjilati kelentitnya dan mempermainkannya sesekali. Kontan saja mbak Ani berteriak-teriak keenakan( dengan usara keras. Sementara tangannya menekan mukaku ke memeknya. Tanganku terus melakukan gerakan meremas- remas di sekitar payudaranya. Suara mas Agus jelas terdengar di telingaku saat ia mendesah desah..... " Rina..oohhh..terus kulumm...kulummm......" Diikuti dengan suara seperti orang berdecak-decak... Bisa kubayangkan aksi istriku mengentot burung mas Agus. Aku sendiri makin sibuk menjilati memek mbak Ani yang sangat vokal dan menggerinjal-grinjal keenakan. "Ahhhh....yaa...yaaa..jilatin ..Ummmmmhhh....." Desahan desahan nafsu yang semakin menegeangkan otot-otot kontolku dibawah. "Ahhhhhhduuhhh....dikk.....akuuu......" "OOOOohhhhh...........hh......" dengan sekali sentakan keras bagian bawah mbak Ani menekan ke mukaku dan tubuhnya menegang... Cairan yang merembes di dinding vaginanyapun semakin deras, saat ia mencapai organsme. Tubuhnya yang telah basa oleh keringa tergolek puas di sofa. Tangannya mengusap-usap dadaku yag juga penuh keringat, dengan tatapan yang mengundangku untuk bertindak lebih jauh. Ketika aku menegok ke arah istriku, rupanya telah berganti posisi. Ia kini ditindih oleh Mas Agus, aku sempat menyaksikan ia berteriak lirih ketika kontol mas Agus masuk..amblas ke lubang memeknya. Tangan mas Agus terus mempermainkan susu Rina, sementara tangan Rina memegangi pinggangnya. Ahhh....pemandangan yang sangat erotis sekali. " Andy..ayo aku mau kamu....." suara mbak Ani penuh gairah di telingaku. Ku letakkan kaki mbak Ani sama dengan posisi tadi, hanya saja kini senjataku yang akan masuk ke vaginanya. Duh... rasanya memek mbak Ani masih rapet saja, aku mengalami kesulitan saat rudalku hendak menerobos masuk.

"Mbak..kok masih rapet sih......" Maka dengan sidikit tenaga kuserudukkan saja rudalku itu menerobos liang memeknya. "Adduuuhhh.............."mata mbak Ani terpejam, sementara bibirnya digigit. Tapi ekspresi yang terpancar adalah ekspresi kepuasan buka sakit. Aku mulai mendorong-dorongkan kontolku dengan gerakan keluar masuk di liang memeknya. Diiringi erangan dan desahan mbak Ani setiap aku menyodokkan kontolku, makin kupercepat gerakan itu. Bisa kurasakan bahwa liang memeknya semakin licin oleh pelumas vaginanya. "Ahhhh....ahhhh......" Mbak Ani makin keras teriakannya.." Ayo dik..terus..." "Enakkk.......MMmmmm..m.mmmmmm" Tubuhnya sekali lagi mengejang, diiringi leguhan panjang..... "uuhhhhhhh................hhhhh....." "mbak...boleh di dalam...." aku perlu bertanya sama dia, mengingat aku bisa saja sewaktu- waktu keluar. "Mmmmmm......." Kaki mbak Ani kemudian menjepitku di pinggang dengan erat, sementara aku semakin mempercepat gerakan sodokan. Mbak Ani masih menikmati remasan tanganku di susunya.. "Nihh...mbakkkk...terima yaa....." Dengan satu sodokan keras, aku dorong pinggulku, kontolku masuk semakin dalam saat cairan maniku menyembeur keluar. Cairan hangat itu segera memenuhi rongga nonok mbak Ani. Jelas terlihat ekspresi puas mbak Ani saat aku keluar. Aku kemudian mencabut senjataku yang masih berlepotan dan mendekatkannya ke muka mbak Ani. Dengan isyarat agar ia menjilati senjataku hingga bersih. Ia pun menurut. Lidahnya yg hangat menjilati kontolku hingga bersih. "Ahhhhh......." Dengan kepuasan yg tiada tara aku merebahkan diri disamping mbak Ani. Kini kami menyakasikan bagaimana Mas Agus duduk memangku Rina yang berteriak-teriak naik turun di pangkuannya. Susunya yang indah berayun-ayun mengikuti gerakan tubuhnya naik-turun. "Ahhhh...ahhhhh......ahhhhhhhhh" Aku hafal benar saat Rina mencapai kepuasan, dengan semagat ia menekan penis mas Agus kedalam memeknya. Aku tidak bisa melihat ekspresi mas Agus karena terhalang olah tubuh Rina. Yang jelas darsela-sela selangkangan Rina mengalir cairan mani. Kemudian Rinapun seperti kebiasaan kami membersihkan penis mas Agus dengan mulutnya...itu membuat mas agus mengelinjang keenakan. Malam itu kami pulang menjelang subuh, dengan perasaan yg tidak terlupakan. Kami masih sempat bermain 2 ronde lagi dengan pasangan itu. TAMAT

Anda mungkin juga menyukai