Anda di halaman 1dari 21

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Masalah Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan bagian integral dari Pendidikan umum, bila pendidikan umum selalu diarahkan kepada penyediaan tenaga terdidik yang dapat mengikuti dan melibatkan dalam proses pembangunan, maka pendidikan sejarah juga tidak boleh ketinggalan dalam hal ini. Pendidikan IPS memberikan kontribusi yang cukup berarti dalam pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, karena tujuan pengajaran sejarah Nasional dan umum adalah menanamkan pemahaman tentang adanya perkembangan masyarakat masa lampau hingga masa kini, menumbuhkan rasa kebangsaan dan cinta tanah air serta bangga sebagai bangsa Indonesia dan memperluas wawasan hubungan masyarakat antar bangsa di dunia. Pelajaran IPS memiliki tiga aspek yaitu aspek pengetahuan, aspek sikap, dan aspek ketrampilan. Tentu saja masing-masing pelajaran dalam memberikan proporsi penekanan pada tiap-tiap ranah itu tidak tepat sama. Tetapi yang terpenting adalah menerapka asas keseimbangan dan keselarasan dalam memberikan proporsi tekanan pada ranah-ranah tersebut. Untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan itu tercapai maka dalam sebuah kurikulum tentu dilengkapi dengan sistem evaluasi. Para guru telah terbiasa mengadakan evaluasi hasil belajar siswa meliputi aspek kognitif dan ketrampilan (psikomotor) atau biasanya ditekankan hanya pada aspek pengetahuan (kognitif) saja, walaupun dalam kurikulum dituntut pula untuk menilai aspek sikap (afektif). Jadi dapat dikatakan bahwa segenap perhatian jauh lebih banyak tertumpah pada ranah kognitif dari pada ranah afektif. Hal ini terjadi karena mengukur sikap seseorang adalah bukan hal yang mudah, sebab obyeknya tidak nampak, tidak dapat langsung kita lihat, tidak dapat langsung kita pegang, atau dengan kata lain psyche (jiwa/hati tidak dapat langsung diamati. Yang dapat diamati adalah manifestasi kehidupan psyche. Belajar merupakan inti dari kegiatan sekolah. Hampir dalam setiap kegiatan pembelajaran, guru dihadapkan pada siswa yang mengalami kesulitan belajar. Kesulitan belajar disebabkan karena perbedaan individu, ada siswa yang cepat dalam menyerap suatu suatu pelajaran, ada siswa yang sedang 1

dalam menangkap penjelasan guru, bahkan ada yang rendah dalam menerima penjelasan guru. Karena perbedaan inilah siswa mengalami kesulitan dalam belajar. Untuk meningkatkan minat siswa terhadap pelajaran IPS guru diharapkan mampu menerapkan strategi, pendekatan proses belajar mengajar dan mampu mengambil inisiatif untuk memiliki metode yang paling sesuai dengan kondisi dan situasi. Dengan demikian sikap guru selama mendayagunakan strategi, pendekatan proses belajar mengajar dan pemilihan metode mengajar sangat menentukan keberhasilan belajar mengajar. Khusus mengenai pemilihan metode mengajar, sampai saat ini belum ada satu metode yang dapat dipergunakan untuk segala situasi dan tidak ada satupun metode paling baik dan meniadakan metode yang lain (Gunawan, 1988 : 14). Pembelajaran di dalam kelas, guru dihadapkan kepada beberapa siswa yang mengalami kesulitan belajar khususnya IPS, dengan ditandai selalu, mencapai nilai yang rendah. Mata pelajaran IPS berfungsi sebagai ilmu pengetahuan untuk mengembangkan kemampuan dan sikap rasional tentang gejala - gejala sosial serta kemampuan tentang perkembangan masyarakat Indonesia dan masyarakat dunia di masa lampau dan masa sekarang (kini). Setiap siswa pada dasarnya sebagai pembelajar aktif, yang senantiasa berusaha menemukan konsep - konsep pengertian-pengertian sehingga mereka akan mencapai suatu pengertian terhadap diri dan lingkungannya. Namun kenyataan di lapangan, karena perbedaan individu, latar belakang, lingkungan siswa, kondisi keluarga dan faktor lain penyebab siswa mengalami kesulitan dalam belajarnya. Salah satu indikator bahwa siswa mengalami kesulitan belajar adalah setiap kali diadakan ulangan nilainya selalu rendah. Dari hasil penelitian yang kami lakukan di kelas IV SDN 1 Gelanglor adalah hal ini dapat dilihat dari hasil tes yang saya lakukan dari 27 siswa kelas IV SD yang mendapat nilai ketuntasan ( >70 ) hanya 13 orang berarti pemahaman terhadap Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial tentang koperasi masih rendah. Setelah saya diskusikan dengan Supervisor ada masalah yang terjadi didalam pembelajaran antara lain: 1. Siswa tidak ada yang bertanya tentang materi yang diajarkan, selama proses pembelajaran berlangsung.

2. Guru hanya menggunakan metode belajar ceramah selama pembelajaran, tidak menggunakan media alat peraga sehingga siswa tidak senang. 3. Cara ceramag monoton terlalu cepat, sehingga banyak siswa yang kurang paham. 4. Bahasanya berbeli-belit, sulit di pahami siswa. Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas peneliti berupaya untuk memperbaiki pembelajaran yang telah dilaksanakan. Untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan, peneliti menekankan pada penggunaan metode diskusi. B. Rumusan masalah Berpijak dari latar belakang masalah tersebut diatas, dapat dikemukan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana penerapan metode diskusi untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang koperasi 2. Apakah metode diskusi dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang koperasi C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka tujuan penelitian yang dilaksanakan adalah: 1. Mendeskripsikan penggunaan metode diskusi dalam pembelajaran. 2. Mendeskripsikan atau menganalisis dampak penggunaan metode diskusi terhadap hasil belajar siswa. D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian tindakan kelas ini, antara lain : 1. Bagi Guru: a. Memperbaiki proses belajar mengajar yang dilakukan b. Meningkatkan kinerja guru dalam mengajar. c. Guru menjadi lebih aktif dan inovatif dalam pembelajaran. 2. Bagi Siswa: a. Meningkatkan prestasi atau hasil belajar siswa. b. Siswa dapat memahami konsep. c. Siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran. d. Menambah pengetahuan siswa. 3

3. Bagi Sekolah a. Meningkatkan prestasi atau hasil belajar sekolah (SDN 1 Gelanglor) dalam hal proses belajar mengajar khususnya pelajaran matematika. b. Memberi bahan masukan bagi pihak sekolah dalam meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan guna meningkatkan prestasi-belajar siswa.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Meningkatkan Pemahaman Belajar IPS Anak-anak pada umumnya, murid-murid pada khususnya, hidup di dalam dunia yang kian hari kian kompleks. Dunia sekarang sudah jauh berbeda dengan generasi yang lampau dan akan berlainan pula dengan dunia yang akan datang. Jumlah penduduk dunia bertambah dengan kecepatan yang mengkhawatirkan, karena sumber daya alam terbatas sedangkan keperluan manusia makin meningkat. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mengubah cara hidup manusia. Transportasi dan komunikasi bertambah cepat, sehingga dunia ini tampak bertambah kecil karena jarak yang jauh dapat ditempuh dalam waktu yang singkat. Di mana-mana di dunia ini terlihat gejala, bahwa manusia cenderung berpindah ke kota. Kehidupan di kota berbeda dengan kehidupan di desa adat yang lama banyak yang tidak lagi dilakukan di kota, karena hubungan antar manusia bertambah renggang. Karena kemajuan transportasi dan komunikasi, Indonesia bertambah hubungannya dengan setiap bagian di dunia, khususnya dengan Asia Tenggara. Kejadian-kejadian di bagian lain di dunia ini dapat mempengaruhi kehidupan kita. Karena itu, mau tidak mau anak-anak sekarang sudah harus lebih cepat diperkenalkan dengan berbagai kejadian di dunia luar, dan masalah internasional. Misalnya melalui film, televisi, radio, surat kabar, dan pariwisata. Kehidupan keluarga sekarang juga sudah berbeda dengan dahulu. Anak-anak sekarang sudah lebih bebas dan lebih banyak dipengaruhi oleh faktor dari luar. Dengan ini jelaslah, bahwa dunia yang dihadapi anak-anak sekarang sangat bermacam macam sifatnya. Anak-anak ini harus diberi bimbingan untuk mengenal dunia sekitarnya dalam arti yang luas. Mereka perlu mengetahui dan mengenal masalah-masalah yang dihadapi manusia di dunia yang cepat berkembang ini. Sudah wajar orang yang memegang peranan penting dalam membimbing anak menghadapi masalah-masalah itu adalah guru. Salah satu cara untuk, melaksanakan tugas ini ialah memberikan pelajaran yang membantu anak mengenal hubungan manusia dengan sekitarnya.

B. Metode Diskusi 1. Pengertian Diskusi adalah aktivitas dan siswa, saling berbicara dan bertukar informasi maupun pendapat tentang sebuah topik atau masalah dimana setiap anak ingin mencari jawaban atau penyelesaian problem dad segala segi dan kemungkinan yang ada. Diskusi dapat dikelompokkan menjadi: diskusi kelas, diskusi kelompok kecil, diskusi terpimpin maupun tanpa dipimpin guru 2. Tujuan Pengggunaan metode diskusi Guru atau seorang murid sebagai pemimpin diskusi mempunyai sebagai berikut: a. Sebagai pengatur lalu lintas. Guru bertugas mengatur jalannya diskusi agar menjadi lancar: Dengan jalan mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada kelompok tertentu. Menjaga agar anggota berbicara menurut giliran (tidak serentak) Menjaga agar diskusi tidak dikuasai oleh orang-orang tertentu Mengatur pembicaraan agar didengar oleh semua anggota.

b. Sebagai Dinding Penangkis. Disini tugas pemimpin diskusi adalah penerima pertanyaan-pertanyaan dari anggota kemudian melamparkannya kembali kepada anggota. Tujuan adalah agar tidak terjadi tanya jawab antar kelompok kecil saja. Usahakan seluruh anggota kelompok aktif berpartisipasi. c. Sebagai penunjuk jalan. Tugas pemimpin diskusi djsini adalah memberikan pengarahan kepada anggota tentang masalah yang akan didiskusikan sehingga demikian tidak timbul pertanyaan-pertanyaan yang menyimpang. 3. Kebaikan dan kelemahan metode diskusi Penggunaan metode diskusi memiliki kebaikan-kebaikan sebagai berikut: a. Siswa merasa diberikan kesempatan yang luas bagi peran sertanya dalam proses belajar mengajar. b. Siswa dapat berlatih dalam menyampaikan pendapatnya secara lisan dalam suatu kelompok. c. Sebagai sarana pendekatan demokratis. 6

d. Mengembangkan kemampuan siswa dalam memecahkan suatu masalah tanpa bergantung pada orang lain. e. Melatih dan mengembangkan siswa dalam kepemimpinan. f. Siswa untuk selanjutnya semakin menyadari bahwa ilmu pengetahuan dan pengalaman amat perlu dalam kebidupan. Sedangkan kelemahan diskusi adalah: a. Jumlah siswa yang terlalu besar akan sulit jika diterapkan metode diskusi. b. Adanya kemungkinan pembicaraan yang menyimpang. c. Diperlukan waktu yang relatif agak lama. d. Menuntut kesiapan-kesiapan dan kemampuan yang memadai oleh setiap individu yang terlibat baik guru maupun siswa. e. Informasi yang diterima siswa terbatas. f. Ada kemungkina pembicaraan tidak menyebar, tetapi didominasi oleh individu-individu yang suka bicara. g. Dibutuhkan adanya pemimpin diskusi yang terampil dalam Meluruskan jalannya diskusi jika sudah mulai menyimpang. Mendistribusikan pertanyaan. Menjaga agar tidak saling berebut dalam bicara. Mendorong partisipasi siswa yang pendiam dan pemalu.

h. Sulit dalam memilih masalah, sebab diskusi pada umumnya hanya isa jalan jika: Masalah yang dibahas cukup menarik minat dan perhatian siswa. Masalah yang dibahas banyak mengandung kemungkinan dalam pemecahannya.

BAB III PELAKSANAAN PERBAIKAN A. Subyek Penelitian Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan di kelas IV SDN 1 Gelanglor Kecamatan Sukorejo Kabupaten Ponorogo. Sekolah tersebut berada di Desa Gelanglor. Daerah sekitar sekolah adalah perkampungan penduduk yang agak padat dengan kondisi masyarakat yang heterogen. Subjek penelitian adalah Subjek penelitian adalah kelas IV SDN 1 Gelanglor Kecamatan Sukorejo Kabupaten Ponorogo dengan jumlah siswa adalah 27 anak 13 laki dan 14 perempuan. Kemampuan siswa heterogen dapat dilihat dari hasil evaluasi akhir. Penelitian ini dilaksakan pada bulan Maret sampai dengan April 2010. Peneliti adalah guru kelas IV dibantu oleh pengamat, teman sejawat yaitu guru kelas IV. Materi pokok yang dijadikan fokus penelitian adalah koperasi. Adapun jadwal pelaksanaan pembelajaran utnuk setiap materi pelajaran sebagai berikut: No Hari / tanggal 1 Rabu, 17 Maret 2010 2 Rabu, 24 Maret 2010 Mata Pelajaran IPS IPS Tabel 1 Jadwal Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran B. Deskripsi per siklus 1. Siklus I a. Perencanaan 1) Membuat rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) IPS dengan indikator tentang koperasi 2) Menyiapkan sarana dan alat-alat pembelajaran yaitu: a) Alat peraga bagan tentang lambang koperasi b) Buku sumber Ilmu Pengetahuan Sosial yang relevan c) Metode diskusi d) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD Kegiatan merancang dan melaksanakan perbaikan pembelajaran dengan menerapkan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dapat digambarkan dalam bentuk gambar 2 sebagai berikut: 8 Kelas IV IV Keterangan Siklus I Siklus II

R1

R2

R3 L.3

1L.1

L.2

M1

M2

M3

Keterangan: M = Merencanakan L = Melaksanakan R =Refleksi Kegiatan perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan dalam dua siklus, karena pada siklus dua hasil tes akhir siswa sudah menunjukkan peningkatan dan memenuhi kriteria yang diharapkan. Kegiatan perbaikan ini dilaksanakan pada siswa kelas IV SDN 1 Gelanglor Kecamatan Sukorejo Kabupaten Ponorogo dan dituangkan dalam bentuk rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) sebagai berikut : Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus I / RPP I (terlampir ) b. Pelaksanaan Kegiatan tindakan perbaikan dilaksankan pada hari rabu tanggal 17 Maret 2010. Kegiatan perbaikan sebagai berikut: Kegiatan Awal 1) Mengucap salam dan berdoa 2) Siswa membawa lambang koperasi yang telah diperintahkan guru 3) Tanya jawab tentang koperasi yang ada di lingkungan. Kegiatan Inti 1) Guru menyiapkan gambar lambang koperasi

2) Guru menjelaskan tentang pengertian koperasi 3) Siswa mendengarkan penjelasan guru dan mengamati gambar lambang koperasi 9

4) Dengan penjelasan guru, siswa berdiskusi mengidentifikasi arti lambang koperasi dan guru mengamati proses pembelajaran No 1 2 3 4 5 6 7 8 Lambang Arti

5) Setelah kelompok diskusi selesai dengan rentang waktu yang ditentukan maka diadakannya presentasi siswa 2-3 kelompok setelah itu pembahasan bersama dan penyimpulan dari materi 6) Masing-masing kelompok mengumpulkan hasilnya 7) Kesimpulan guru dan siswa Kegiatan Penutup 1) Pembahasan lembar kerja 2) Berdoa c. Pengumpulan data Kegiata pengumpulan data dilakukan oleh guru sebagai peneliti dan teman sejawat. Data-data pengamatan yang dikumpulkan sebagai berikut: 1) Daftar nilai 2) Lembar pengamatan 3) Lembar observasi

d. Refleksi Setelah data dianalisis secara sederhana yaitu mencari ketuntasan siswa. Kemudian didiskusikan dengan teman sejawat diteukan permasalahan yang masih terjadi pada siklus I yaitu: 1) Tingkat pemahaman siswa belum maksimal 2) Keaktifan siswa masih rendah 10

Adapun pemecahan masalahnya sebagai berikut: 1) memperbaiki pengulangan kegiatan demonstrasi 2) memperbaiki persiapan mengajar dan gaya mengajar guru 2. Siklus II a. Perencanaan 1) Membuat rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) IPS dengan indikator tentang koperasi 2) Menyiapkan sarana dan alat-alat pembelajaran yaitu: a) Alat peraga bagan tentang lambang koperasi b) Buku sumber Ilmu Pengetahuan Sosial yang relevan c) Metode diskusi d) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD Kegiatan merancang dan melaksanakan perbaikan

pembelajaran dengan menerapkan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dapat digambarkan dalam bentuk gambar 2 sebagai berikut:

R1

R2

R3 L.3

1L.1

L.2

M1

M2

M3

Keterangan: M = Merencanakan L = Melaksanakan R =Refleksi Kegiatan perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan dalam dua siklus, karena pada siklus dua hasil tes akhir siswa sudah menunjukkan peningkatan dan memenuhi kriteria yang diharapkan.

11

Kegiatan perbaikan ini dilaksanakan pada siswa kelas IV SDN 1 Gelanglor Kecamatan Sukorejo Kabupaten Ponorogo dan dituangkan dalam bentuk rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) sebagai berikut : Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus II / RPP II (terlampir ) b. Pelaksanaan Tindakan perbaikan siklus II dilaksanakan pada hari rabu tanggal 24 Maret 2010. kegiatan perbaikan sebagai berikut: Kegiatan Awal 3) Mengucap salam dan berdoa 4) Siswa membawa lambang koperasi yang telah diperintahkan guru 5) Tanya jawab tentang koperasi yang ada di lingkungan. Kegiatan Inti 1) Guru menjelaskan pengertian dan lambang koperasi ILUSTRASI Guru menjelaskan koperasi

2) Guru membentuk kelompok diskusi

ILUSTRASI Siswa berdiskusi

12

3) Siswa mendengarkan penjelasan guru dan mengamati gambar lambang koperasi 4) Dengan penjelasan guru, siswa berdiskusi tentang tujuan dan manfaat koperasi dan guru mengamati proses pembelajaran ILUSTRASI Guru mengamati proses pembelajaran

5) Setelah kelompok diskusi selesai dengan rentang waktu yang ditentukan maka diadakannya presentasi siswa 2-3 kelompok setelah itu pembahasan bersama dan penyimpulan dari materi 6) Masing-masing kelompok mengumpulkan hasilnya

ILUSTRASI Perwakilan kelompok mengumpulkan hasilnya

13

7) Kesimpulan guru dan siswa Kegiatan Penutup 1) Pembahasan lembar kerja 2) Berdoa c. Pengumpulan data Kegiata pengumpulan data dilakukan oleh guru sebagai peneliti dan teman sejawat. Data-data pengamatan yang dikumpulkan sebagai berikut: 1) Daftar nilai 2) Lembar pengamatan 3) Lembar observasi d. Refleksi Data-data pengamatan yang telah terkumpul dianalisis secara sederhana. Setelah didiskusikan dnega teman sejawat dapat diinterpretasikan bahwa perbaikan sudah berhasil yaitu ketuntasan klasikal sudah tercapai. Keaktifan siswa lebih baik dan keterampilan mengajar guru sudah maksimal.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi per Siklus 14

1. Siklus I a. Data hasil penilaian tes akhir IPS siswa kelas IV SDN 1 Gelanglor Kecamatan Sukorejo Kabupaten Ponorogo yang dilaksanakan pada perbaikan pembelajaran siklus I, terdapat pada tabel 2. Tabel 2 Data Hasil Tes Akhir IPS Siklus I dari 27 siswa No 1 2 3 4 5 6 7 S 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 Nama Siswa Ajis Alkhohar Alvin Indra Anton Khoirudin Ari Bayu P Bella Merly F.U. Dessy Ari Saputri Dimas Eko S Eka Felantika Eko Saputra Eva Widya Okt. Hanifah Noor S Heldin Saiful H. Ikhsan Saifudin Ike Diyah NF. Martino Riyan H Meyla Nur Azizah Muh Nur E. Muh Zainul M. Nila Sari Putru Riski Budi S. Rizki Damayanti Sri Andar Wati Sri Kulsum E. Vivi Angraini Zulia Mariatul Q. Osa Tania Z.G. Dendi Jumlah Rata-rata Nilai 80 70 60 70 60 70 70 50 70 70 80 70 70 70 50 50 70 70 80 70 50 60 50 80 50 60 70 1770 65,55 Ketuntasan Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas

Berdasarkan tabel diatas nilai rata-rata dari 27 siswa pada siklus I adalah 65,55 b. Data hasil pengamatan diskusi yang dilaksanakan saat perbaikan pembelajaran siklus 1 pada siswa kelas IV SDN 1 Gelanglor Kecamatan Sukorejo Kabupaten Ponorogo yang terdapat pada tabel 3 berikut ini: 15

Tabel 3 Hasil Pengamatan proses kerja kelompok siklus I No 1 2 3 4 Nama Kelompok Kelompok I Kelompok II Kelompok III Kelompok IV Aspek Yang Dinilai Keaktifan Kerja Sama Keberanian B S K B S K B S K v v v v v v v v v v v v

c. Data hasil observasi teman sejawat pada perbaikan pembelajaran siklus I. Tabel 4 Hasil Observasi Guru oleh teman sejawat siklus I No 1 Aspek yang diobservasi Menentukan bahan pembelajaran dan merumuskan 2 3 4 5 6 7 8 9 tujuan Mengembangkan materi, media dan sumber belajar Merencanakan skenario kegiatan pembelajaran Pengelolaan kelas Merencanakan prosedur, jenis dan alat penilaian Tampilan rencana pembelajaran Mengelola interaksi kelas Bersikap terbuka dan luwes Melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar Berdasarkan hasil observasi guru oleh teman sejawat tentang sembilan ketrampilan dasar mengajar yang harus dikuasai guru (praktikkan) semuanya muncul 100% pada saat pembelajaran IPS, meskipun ada sebagian belum maksimal. 2. Siklus II v v v v v v v v baik baik baik baik sekali baik sekali baik baik sekali baik Kemunculan Ada Tidak v Komentar baik

16

a. Data hasil penilaian tes akhir IPS, siswa kelas IV SDN 1 Gelanglor Kecamatan Sukorejo Kabupaten Ponorogo yang dilaksanakan pada perbaikan pembelajaran siklus II, terdapat pada tabel 5. Tabel 5 Data Hasil Tes Akhir IPS Siklus II dari 27 siswa No 1 2 3 4 5 6 7 S 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 Nama Siswa Ajis Alkhohar Alvin Indra Anton Khoirudin Ari Bayu P Bella Merly F.U. Dessy Ari Saputri Dimas Eko S Eka Felantika Eko Saputra Eva Widya Okt. Hanifah Noor S Heldin Saiful H. Ikhsan Saifudin Ike Diyah NF. Martino Riyan H Meyla Nur Azizah Muh Nur E. Muh Zainul M. Nila Sari Putru Riski Budi S. Rizki Damayanti Sri Andar Wati Sri Kulsum E. Vivi Angraini Zulia Mariatul Q. Osa Tania Z.G. Dendi Jumlah Rata-rata Nilai 80 90 80 80 80 70 70 80 70 80 80 70 70 80 80 80 80 80 70 70 80 80 90 80 70 80 70 2090 77,4 Ketuntasan Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas

Berdasarkan tabel diatas nilai rata-rata dari 27 siswa pada siklus II adalah 77,4 b. Data hasil pengamatan diskusi yang dilaksanakan saat perbaikan pembelajaran siklus II pada siswa kelas IV SDN 1 Gelanglor Kecamatan Sukorejo Kabupaten Ponorogo yang terdapat pada tabel 6 berikut ini: Tabel 6 17

Hasil Pengamatan proses kerja kelompok siklus II Aspek Yang Dinilai No Nama Kelompok Keaktifan Kerja Sama Keberanian B S K B S K B S K 1 Kelompok I v v v 2 Kelompok II v v v 3 Kelompok III v v v 4 Kelompok IV v v v c. Data hasil observasi teman sejawat pada perbaikan pembelajaran siklus I. Tabel 7 Hasil Observasi Guru oleh teman sejawat siklus II No 1 Aspek yang diobservasi Menentukan bahan pembelajaran dan merumuskan 2 3 4 5 6 7 8 9 tujuan Mengembangkan materi, media dan sumber belajar Merencanakan skenario kegiatan pembelajaran Pengelolaan kelas Merencanakan prosedur, jenis dan alat penilaian Tampilan rencana pembelajaran Mengelola interaksi kelas Bersikap terbuka dan luwes Melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar Berdasarkan hasil observasi guru oleh teman sejawat tentang sembilan ketrampilan dasar mengajar yang harus dikuasai guru (praktikkan) semuanya muncul 100% pada saat pembelajaran IPS, sudah maksimal. B. Pembahasan dari setiap siklus Dilihat dari tes akhir siswa siklus I (65,55%) dan siklus II (77,4%) ternyata ada peningkatan yang signifikan tentang hasil belajar siswa. Hal ini ditunjang dari sembilan ketrampilan dasar mengajar, diantaranya mengadakan variasi mengajar yang baik. Penggunaan metode diskusi yang menarik, sehingga siswa aktif dalam mengikuti pelajaran. Disamping itu menggunakan alat peraga sebagai alat bantu. Alat peraga gambar sebagai media 18 v v v v v v v v baik sekali baik sekali baik sekali baik sekali baik sekali baik sekali baik sekali baik sekali Kemunculan Ada Tidak v Komentar baik sekali

pembelajaran untuk mengurangi verbalisme pembelajaran.. Winataputra, dkk (2005) menyatakan bahwa strategi tatap muka akan lebih baik menggunakan alat peraga; strategi pengajaran melalui media, guru tidak kontak langsung dengan siswa, akan tetapi guru "mewakilkan" kepada media, siswa berinteraksi dengan media. Pada siklus I aspek keaktifan, kerjasama, keberanian ternyata ada peningkatan yang signifikan. Winataputra, dkk (2005) menyatakan bahwa strategi tatap muka akan lebih baik menggunakan alat peraga; strategi pengajaran melalui media, guru tidak kontak langsung dengan siswa, akan tetapi guru "mewakilkan" kepada media, siswa berinteraksi dengan media. Selain itu, Winataputra, dkk (2005) menyatakan bahwa variasi dalam kegiatan pembelajaran antara lain bertujuan untuk menghilangkan kebosanan siswa dalam pembelajaran, meningkatkan kadar keaktifan/ keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Namun demikian karena keterbatasan waktu berpikir yang diberikan kepada siswa dalam mengerjakan tes akhir, maka masih ada siswa yang belum dapat menjawab pertanyaan. Hal ini disadari oleh guru, disamping kurangnya waktu berpikir yang diberikan juga disebabkan oleh tergesa-gesanya guru untuk mengakhiri pembelajaran karena adanya tugas yang lain, sehingga masih ada beberapa siswa yang tidak selesai dalam mengerjakan tes.

19

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan menggunakan metode diskusi, ditunjang dari sembilan ketrampilan dasar mengajar diantaranya merencanakan skenario kegiatan pembelajaran, dalam pembelajaran matematika tentang koperasi dapat menarik perhatian siswa dalam meningkatkan pemahaman siswa. B. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, ada beberapa saran sebagai berikut : 1. Untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan diantaranya adalah menggunakan metode yang sesuai 2. Untuk meningkatkan mutu, efektifitas, efisisen, dan profesional dalam pembelajaran sebaiknya memberdayakan teman satu lembaga, Kelompok Kerja Guru (KKG) untuk membuat media pembelajaran, mengadakan variasi pembelajaran dan menggunakan metode yang sesuai.

20

DAFTAR PUSTAKA

Roestiyah. 1998. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta. Sardiman A. M. 1987. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar ( Rajawali Pers Jakarta ). Wahyudi, 2001, Tingkatan Pemahaman Siswa Pada Materi Pelajaran, Editorial Pendidikan Dan Kebudayaan Edisi 36, Depdiknas, Jakarta Sardiman A. M. 1987. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Rajawali Pers. Zaini Ahmad Syais, Drs. H. Pandangan Islam Tentang Matematika. Surabaya ; PT. Bina Ilmu Offcet, Surabaya.

21

Anda mungkin juga menyukai