Anda di halaman 1dari 5

OTITIS MEDIA AKUT PADA ANAK-ANAK

Abstrak Otitis media pada anak-anak sering kali disertai dengan infeksi pada saluran pernapasan atas. Otitis media adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba eustachius, antrum mastoid, dan sel-sel mastoid. otitis media terbagi atas otitis media supuratif dan non-supuratif, dimana masing-masing memiliki bentuk akut dan kronis. Otitis media akut termasuk ke dalam jenis otitis media supuratif Kata kunci Kasus Seorang anak perempuan berusia 6 tahun dibawa oleh ibunya ke poli THT dengan keluhan keluar cairan putih pada telinga kirinya setelah beberapa hari batuk dan pilek. Pasien mengalami batuk & pilek sejak 2 minggu yang lalu. Kemudian 2 hari terakhir ini keluar cairan bening dari telinga kiri tidak bau. Awalnya pasien merasa telinganya sakit, kemudian mengalami demam nglemeng-nglemeng, tetapi semenjak keluar cairan putih, pasien sudah tidak demam lagi dan nyeri berkurang. : Otitis Media Akut

Pada pemeriksakan fisik didapatkan : Keadaan umum Status lokalis : baik : Telinga Telinga kanan Aurikula Preaurikula Edema (-), hiperemi (-), massa (-). Edema (-), hiperemi (-), massa (-), fistula (-), abses (-). Edema (-), hiperemi (-), massa (-), fistula (-), abses (-). Nyeri pergerakan aurikula (-), nyeri tekan tragus (-). Edema (-), hiperemi (-), serumen (+), furunkel (-). Intak, berwarna putih, reflek cahaya (+). Telinga kiri Edema (-), hiperemi (-), massa (-). Edema (-), hiperemi (-), massa (-), fistula (-), abses (-). Edema (-), hiperemi (-), massa (-), fistula (-), abses (-). Nyeri pergerakan aurikula (-), nyeri tekan tragus (-). Edema (+), hiperemi (-), serumen (+) kental, furunkel (-). Perforasi (+) sentral, aktif, reflek cahaya (-).

Retroaurikula

Palpasi MAE Membran timpani

Diagnosis Otitis media akut stadium perforasi aurikuler sunistra et causa ISPA. Terapi Terapi yang telah dilakukan antara lain : diberikan obat cuci telinga / perhidrol H2O2 3%, dan Biostatik 2 x 50 mg sebagai antibiotiknya. Diskusi Otitis media merupakan suatu peradangan pada telingah tengah. Otitis dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yang paling sering ialah sumbatan tuba eustachius akibat infeksi. Selain itu, otitis media dapat juga merupakan suatu komplikasi akibat penyakit lain misalnya rhinitis, sinusitis, faringitis, otitis eksterna, dan lain-lain. Gejala yang sering ditimbulkan pada otitis media anak biasanya ialah rasa nyeri di dalam telinga, suhu tubuh meningkat, ada riwayat batuk dan pilek sebelumnya.

Otitis media sering diawali dengan infeksi pada saluran napas seperti radang tenggorokan atau pilek yang menyebar ke telinga tengah lewat saluran Eustachius. Sebagai hasilnya terbentuklah nanah dalam telinga tengah. Jika lendir dan nanah bertambah banyak, pendengaran dapat terganggu. Kehilangan pendengaran yang dialami umumnya sekitar 24 desibel (bisikan halus). Namun cairan yang lebih banyak dapat menyebabkan gangguan pendengaran hingga 45 desibel (kisaran pembicaraan normal). Selain itu telinga juga akan terasa nyeri. Dan yang paling berat, cairan yang terlalu banyak tersebut akhirnya dapat merobek gendang telinga karena tekanannya. OMA dapat berkembang menjadi otitis media supuratif kronis apabila gejala berlangsung lebih dari 2 bulan, hal ini berkaitan dengan beberapa faktor antara lain higiene, terapi yang terlambat, pengobatan yang tidak adekuat, dan daya tahan tubuh yang kurang baik. OMA memiliki beberapa stadium klinis antara lain: 1. Stadium oklusi tuba eustachius a. Terdapat gambaran retraksi membran timpani. b. Membran timpani berwarna normal atau keruh pucat. c. Sukar dibedakan dengan otitis media serosa virus. 2. Stadium hiperemis a. Pembuluh darah tampak lebar dan edema pada membran timpani. b. Sekret yang telah terbentuk mungkin masih bersifat eksudat yang serosa sehingga sukar terlihat. 3. Stadium supurasi a. Membran timpani menonjol ke arah luar. b. Sel epitel superfisila hancur. c. Terbentuk eksudat purulen di kavum timpani. d. Pasien tampak sangat sakit, nadi dan suhu meningkat, serta nyeri di telinga tambah hebat. 4. Stadium perforasi a. Membran timpani ruptur. b. Keluar nanah dari telinga tengah. c. Pasien lebih tenang, suhu badan turun, dan dapat tidur nyenyak. 5. Stadium resolusi

a. Bila membran timpani tetap utuh, maka perlahan-lahan akan normal kembali. b. Bila terjadi perforasi, maka sekret akan berkurang dan mengering. c. Resolusi dapat terjadi tanpa pengobatan bila virulensi rendah dan daya tahan tubuh baik. Pada kasus di atas, pasien mengeluhkan adanya keluar cairan jernih dari telinga kirinya, yang disertai dengan batuk pilek sebelumnya. Untuk menegakkan diagnosis otitis media, perlu dilakukan pemeriksaan otoskopi. Ditemukan adanya perforasi sentral pada membran telinga kiri yang disertai adanya pengeluaran cairan. Kemungkinan stadium otitis medianya ialah stadium perforasi. Penyebab yang mungkin sebagai pencetus otitis media pada pasien di atas ialah ISPA. Penatalaksanaan Terapi OMA tergantung pada stadiumnya. Pada stadium oklusi, tujuan terapi dikhususkan untuk membuka kembali tuba eustachius. Diberikan obat tetes hidung HCl efedrin 0,5% dalam larutan fisiologik untuk anak <12 thn dan HCl efedrin 1% dalam larutan fisiologik untuk anak yang berumur >12 thn atau dewasa.. selain itu, sumber infeksi juga harus diobati dengan memberikan antibiotik. Pada stadium perforasi, diberikan obat cuci telinga H2O2 3% selama 3-5 hari serta antibiotik yang adekuat sampai 3 minggu Kesimpulan Otitis media merupakan suatu peradangan pada telingah tengah. Otitis dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yang paling sering ialah sumbatan tuba eustachius akibat infeksi. OMA memiliki beberapa stadium klinis yaitu, stadium oklusi tuba, hiperemis, supurasi, perforasi, dan resolusi. Terapi OMA tergantung dari stadiumnya.

Referensi 1. Anonim. 2008. Otitis Media Akut. Accessed: http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/imagepages/1092.htm. 2. Djaafar, ZA. 2006. Kelainan Telinga Tengah. Dalam: Telinga Hidung Tenggorokan, cetakan ke-5. Balai Penerbit FKUI. Jakarta. 3. Iskandar N, sopeardi EA, Buku Ajar Ilmu Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorok, edisi ketiga FKUI Jakarta 1997 4. Moses, Scott. 2008. Otitis Media. Accessed: www.fpnotebook.com. 5. Revai, Krystal et al. 2007. Incidence of Acute Otitis Media and Sinusitis Complicating Upper Respiratory Tract Infection: The Effect of Age . PEDIATRICS Vol. 119 No. 6 June 2007, pp. e1408-e1412.

Penulis Ervita Kumalasari, Bagian Ilmu THT, RSUD Panembahan Senopati Bantul.

Anda mungkin juga menyukai